Nayla Az-zahra
Sosok perempuan berparas cantik, bertanggung jawab, dan bisa menyesuaikan diri dengan siapa saja.Nayla terlahir dari keluarga yang sederhana, ayah nya bekerja sebagai sopir angkot dan ibunya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu akibat serangan jantung.Nayla mempunyai seorang adik laki laki yaitu Ikbal Pratama. Saat ini, bekerja sambil kuliah.Nayla sendiri tidak bisa melanjut kan ke bangku kuliah karena keterbatasan biaya.Nayla bekerja disalah satu perusahaan, sebagai cleaning Service. Nayla tidak mengetahui bahwa perusahaan tempat dia bekerja adalah milik ayahnya Indra.Indra WibowoMerupakan pewaris tunggal, berkulit putih, dan lengan sedikit berotot ditambah mata indah legam. karakternya, jujur dan bertanggung jawab. Namun ia sedikit keras kepala.Indra baru beberapa hari kembali dari luar negeri, hari ini hari pertama Indra menggantikan posisi ayahnya sebagai pewaris tunggal.Kriiiiiing..Jam weker berbunyi waktunya sudah Shalat subuh."Huh.... cepat sekali alarm nya berbunyi aku terasa baru saja tidur." gumam Nayla dibalik selimut.Tidak lama Nayla beranjak dari tidurnya lalu mandi dan melakukan Shalat subuh, selesai Shalat Nayla memasak untuk mereka bertiga.Setelah hampir satu jam berkutik di dapur."Akhirnya selesai juga.” tutur Nayla sambil mencuci tangan nya."Pagi Kaka" sapa sang ayah."Pagi ayah" sahut Nayla."Bagaimana keadaan ayah sekarang,sudah sehat..?" tanya Nayla khawatir."Ayah sudah merasa baikkan nak, setelah minum obat.!!" sahut sang ayah
"Ayah mau sarapan sekarang..?" tanya Nayla sambil menuangkan teh hangat untuk ayahnya."Nanti saja kak ! ayah sarapan setelah pulang antar Kaka pergi kerja." sahut ayahnya Nayla"Nayla tidak usah diantar. Ayah istirahat saja dirumah, Kaka naik ojek Online saja. Ayah juga masih sakit, dan ayah jangan lupa minum obatnya" sahut NaylaNayla kembali ke kamar untuk bersiap siap bekerja, setelah selesai menyiapkan untuk ayahnya sarapan.Tidak lupa Nayla membangunkan adiknya, karena siang hari adiknya bekerja di salah satu Cafe temannya, dan malam kuliah."Kaka berangkat kerja dulu ya," pamit Nayla sambil mencium tangan ayahnya."Kaka enggak sarapan dulu..?" Tanya ayah"Kaka sudah bawa bekal ..,sarapannya di kerjaan saja.!" sahut Nayla."Assalamualaikum.""Waalaikumsalam, hati hati nak.." sahut sang ayah."Iya ayah, ayah juga hati hati dirumah." ucap Nayla. Kemudian Nayla bergegas keluar rumah, karena ojek yang dia pesan sudah tiba didepan rumah.Setelah sampai tidak lupa Nayla membayar ongkos ojek, dan ucapan terima kasih."Makasih banyak pak." ucap Nayla"Sama sama mba," sahut ojek.Lalu Nayla masuk menuju pintu lift karyawan."Nayla..." panggil seseorang.Setelah sampai depan pintu lift, tiba tiba ada seseorang memanggil Nayla."Nayla...." Nayla menoleh kearah suara"Iya pak....ada apa..? tanya Nayla" Kebetulan kamu cepat datang, tolong kamu langsung bersihin ruangan pak bos dulu ya! Beliau dalam perjalanan kemari, hari ini cepat datang karena pak bos mau perkenalkan anaknya yang akan menggantikan posisinya.."Dialah pak Doni atasan Nayla."Baik pak" sahut Nayla.Ketika hendak berbalik tiba tiba tangan Nayla di tahan."Nayla ! apakah kamu sakit ??" tanya pak Doni khawatir"Tidak pak..!! saya baik baik saja." sahut Nayla sambil mundur selangkah karena jarak mereka terlalu dekat."Tapi wajah mu terlihat pucat.. !! apakah kamu sudah sarapan..? Tanya pak Doni"Belum pak !! tadi buru buru tidak sempat sarapan." Sahut Nayla dengan senyum manis nya"Baiklah...jangan lupa sarapan ya..?" Ucap pak Doni
"Iya pak ! Makasih ! pak Doni maubarengan ke atas..? " tanya Nayla karena tempat Nayla bekerja ada dilantai atas
"Duluan saja Nay..! Saya mau ke mobil dulu, ada berkas yang ketinggalan." Ucap pak Doni"mmm baik lah.. ! saya duluan kalau begitu pak..""Hati hati Nay.." Ucap pak DoniNayla mengangguk "Makasih pak “ sahut NaylaLalu Nayla menekan tombol lift dan begitu pun pak Doni kembali ke mobil.Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang memperhatikan mereka sejak tadi.Tidak lama pintu lift terbuka, Nayla langsung ke ruangan tempat karyawan beristirahat dan menyimpan tas nya di loker. Tidak lupa Nayla menyempatkan untuk mengisi perut nya dahulu, selesai makan kemudian mengambil peralatan bekerja, Nayla mau menuju ke ruangan yang ingin dibersihkan, baru saja mau melangkah keluar sahabat sekaligus rekan kerjanya datang."Pagi Mita...!!"sapa Nayla."Tumben terlambat datang, biasanya lu sampai duluan mit..?" tanya Nayla"Pagi Nayla manis ku.." jawab Mita sambil mengambil peralatan kerja."Motorku haus tadi....jadi nya mampir dulu deh pinggir jalan, minum hehehe..."ucap Mita sambil cengengesan"Hilih ! bilang saja kehabisan bensin, belaga haus lagi motornya” celetuk Nayla"Ya sudah kalau begitu gue duluan mau ke ruangan pak bos dulu" ucap Nayla."Oke Nay.." sahut Mita sambil mengacungkan satu jempol nya.Baru beberapa langkah menuju ruangan pak bos, tiba tiba Mita memanggil"Nayla, tunggu dulu !" Ucap Mita sedikit berteriak memanggil Nayla.Nayla berbalik menghadap Mita"Ada apa Mita ? nanti saja bicara nya nanti dilihat pak Doni loh bukan nya kerja malah mengobrol .."Ucap Nayla"Nay...mau sampai kapan lu menutup hatimu untuk orang lain, apakah kamu tidak melihat perhatian dan kebaikan pak Doni kepadamu....!” Ucap Mita menatap sahabat nya.Sampai kapan kamu menunggu seseorang yang tidak pernah kasih kabar dan tidak pernah tahu kapan kembali. Bisa saja sekarang dia sedang berbahagia bersama anak istrinya" ucap Mita. Ia merasa kasihan melihat sahabatnya."Sudah ! cukup mita ! kita sudah pernah membahas ini sebelumnya ! aku akan kembali bekerja." Ucap Nayla tegas. Lalu ia berbalik badan.Kemudian Nayla berbalik menuju ruangan yang ingin dibersihkan
"Gue prihatin sama lu Nayla, sampai kapan lu menunggu, bahkan dia tidak pernah sekali pun memberi kabar.bahkan pak Doni perhatian dan tulus kepada mu tidak bisa kamu melihat itu semua..." batin Mita.Ya Mita melihat semuanya selama ini, ketulusan pak Doni kepada Nayla, bahkan dulu pernah pak Doni meminta bantuan kepadanya untuk mendekat kan dirinya pada Nayla, namun hasilnya nihil Nayla masih teguh pada pendiriannya."Wooii ..." teriak Novita persis ditelinga Mita, hingga membuat Mita tersadar."Astaga....." Ucap Mita sambil mengelus dadanya."Bukan nya kerja, malah melamun." ketus Novita" Berisik lu ! bisa gak sih lu gak teriak teriak di kuping gue, kalau gue budek bagaimana ? lu mau ganti rugi !" Sahut Mita dengan nada kesal."Ya lagian lu ngapain berdiri ditengah jalan,pakai acara melamun lagi,hati hati entar kesambet loh.."ucap Novita"iya ke sambet tapi ...lu setannya hahaha......"ucap Mita tertawa puas"kam--..."omongan Novita terpotong"sudah sudah jangan bertengkar, cepat kembali kerja pak Doni sebentar datang entar kena surat peringatan semuanya..." ucap teman teman yang lainnyaNovita dan Mita hampir tidak pernah akur,tapi mereka selalu suportif dalam bekerja.Setelah masuk ruangan yang mau dibersihkan, Nayla bersandar di pintu sambil menghela nafas panjang, Kemudian melanjutkan pekerjaannya.Tiba lah waktu makan siang, Mita lebih dulu ke kantin dan memesan makanan untuk dirinya dan Nayla, sedangkan Nayla masih melakukan Shalat Zuhur terlebih dahulu."Boleh gabung duduk disini ?" tanya Doni pada Mita kebetulan Mita duduk sendiri."Boleh pak silahkan !" jawab Mita sambil mengunyah"Teman kamu dimana Mit ?" tanya Doni lagi"Siapa ? si Nayla ! bentar lagi nongol pak masih Shalat." Jawab Mita"Oh !" sahut Doni sambil mengangguk"Nah itu orangnya ! panjang umur!"ucap Mita sambil tersenyum."Siang pak Doni.” Sapa Nayla sambil menarik kursi untuk duduk"Siang juga ! kalau diluar kantor panggil nama saja Nay ! Tidak usah terlalu formal !" Ujar Doni"Iya deh ! panggil Kaka aja deh agar lebih enak" ucap Nayla sambil menarik piri
"Nayla.." panggil Indra"Nayla Az-Zahra ! aku sudah lama memendam perasaan ini terhadap mu ! apa kamu mau menunggu ku untuk kembali nanti dari luar negeri ? maukah kamu menjaga hati mu untuk ku Nayla ? Nayla maukah kamu berjanji ?" Ucap Indra berbicara tanpa ragu."Terserah kamu mau bilang aku egois ! Tapi ini lah kenyataannya Nay, aku sudah lama memendam perasaan ini ! aku suka sama kamu.!” Ucap Indra lagi sambil menggenggam tangan Nayla di meja.kebetulan warung tempat mereka makan sepi.Mendengar ungkapan Indra. Nayla bengong hingga tidak mendengar Indra memanggilnya, setelah panggilan ke tiga baru Nayla tersadar."Nay ! Nayla ! Nayla." Panggil Indra sambil menggoyangkan tangan Nayla.Nayla tersadar, langsung menarik tangannya dari genggaman Indra. Nayla menatap Indra sejenak, lalu mengambil tas nya ingin beranjak keluar."Nayla ! kamu mau ke mana ? makanan mu belum dihabiskan." Ujar Indra yang juga ik
"Ibu Nayla?" tanya driver ojek."Iya pak !" jawab Nayla.Dari tempat kerja ke rumah Nayla memakan waktu kurang lebih 20 menit.Setelah sampai depan rumah, tidak lupa Nayla membayar ongkos ojek. Kemudian masuk ke dalam rumah."Assalamualaikum.”"Waalaikumsalam.” Sahut dari dalam"Ayah sudah makan?" tanya Naylasetelah cium tangan ayah, dan langsung duduk di samping ayah nya."tumben Kaka pulang terlambat ?" Tanya ayah. Tapi tidak ada jawaban dari Nayla. Saat ayah menoleh ke samping ia melihat anak melamun."nak.." panggil ayah sambil menepuk pelan bahu anaknya. Seketika Nayla langsung tersadar."Hah ! eh iya ayah, ayah bicara apa tadi ?""Kamu memikirkan apa nak ? Kaka ada masalah ? dari tadi ayah perhatikan sedang memikirkan sesuatu." Tanya ayah."Maaf kan ayah nak ! ayah telah banyak membebankan kamu nak ! ayah merasa telah
"Terima kasih bang." Ucap Nayla kepada ojol.Nayla tidak menyadari ada yang melihat nya tidak suka berbicara dengan ojol.Nayla melihat jam yang melingkar ditangan nya."Astaga ! ternyata aku sudah terlambat. Sebaiknya aku lewat lift yang ada di lantai dasar saja, agar lebih cepat." Gumam Nayla bergegas kearah lift.Biasanya ia lewat melalui lantai satu.berhubung terlambat jadi terpaksa Nayla melalui lift di lantai dasar.Akibat terlalu terburu buru Nayla tidak menyadari ada seseorang yang mengikutinya.Tinngg...suara pintu lift terbuka.Belum sempat melangkah masuk, ada yang menarik pergelangan tangan nya dan membawa nya menuju ke mobil."hei, siapa kamu ? lepaskan ! berani sekali kamu !" bentak Nayla, sambil berusaha melepaskan tangannya."lepaskan ! aku akan berteriak sekencang mungkin, agar satpam datang untuk menghajar mu." Ancam Nayla geram.Bukan nya takut dengan ancaman Nayla, ia malah mengeratkan cengkera
"hhmm.." deham Indra ia malas mendengar Nayla menyebut namanya."Astaga !” Nayla menepuk jidat nya sendiri."Jadi, dia bilang ke kamu kalau aku ini tunangannya ?” tanya Nayla serius menatap Indra. Indra mengangguk."Lalu kamu percaya ?" Indra menggelengkan kepalanya."Lalu ?” lontar Nayla "Aku hanya ingin mendengarnya langsung darimu." Ujar Indra."Kalau pun itu benar aku sudah bertunangan, kenapa memangnya ? kamu tidak berhak melarang ku ! kita juga tidak ada hubungan apa-apa." seru Nayla"Apa katamu ? tidak ada hubungan, aku tidak pernah kata-kata mu dulu, sampai sekarang masih aku pegang. Tega kamu Nayla bicara seperti itu." Ucap Indra prustasi mengacak rambutnya sendiri."Aku disana belajar siang dan malam. menyelesaikan kuliah ku, aku juga sekaligus bekerja bersama paman untuk mempelajari semuanya. Agar aku bisa cepat kembali bertemu dengan mu. Tapi, kamu bilang kita tidak punya hubunga
Hiks..hiks..hiks..!! "Maaf kan aku ! hiks hiks hiks.." disela sela tangisannya.Indra tidak tega melihat pujaan hatinya menangis. Indra bangkit dari duduk nya dan berjalan ke tempat duduk Nayla. Ia duduk di samping Nayla.Indra mengambil tangan Nayla kemudian menariknya ke dalam pelukannya ia sangat ingin memeluk nya sedari tadi, tapi egonya terlalu besar ditambah mendengar Nayla sudah bertunangan.Tapi sekarang ia lega setelah mendengar penjelasan Nayla. "Maaf kan aku ! aku sudah tidak percaya kepadamu ! ucap Indra. Nayla mengangguk, tanpa sadar ia mencium pucuk kepala Nayla. "Aku juga minta maaf." ucap Nayla ..Tapi ia baru menyadari sesuatu. Bahwa ia sekarang ada di pelukan Indra.Nayla langsung melepaskan pelukan nya dan menggeser kan tubuhnya. Indra bingung melihat tingkah Nayla, tadi Nayla nyaman diperlukannya sekarang tiba-tiba terlihat panik. "Ada apa Nay ? tanya Indra bingung. "Kenapa aku t
"Iya terima kasih Malika! perkenalkan ini putra tunggal saya, dia yang akan menggantikan saya mulai hari ini, jadi kalau kamu mau minta tanda tangan langsung kepada anak saya saja." Ujar papanya"Salam kenal pak, dan selamat bergabung pak! Ucap Malika sambil mengulurkan tangannya."Iya terima kasih Bu Malika!" Ucap Indra membalas jabat tangan asisten nya."Saya permisi pak! Kalau pak Indra butuh bantuan saya, bisa langsung panggil saya ! saya siap membantu." Pamit Malika setelah mengambil berkas yang sudah tanda tangani oleh pak Wibowo.Cukup lama Indra mempelajari berkas-berkas bersama ayahnya di ruangan, sampai mereka tidak menyadari jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, Beruntung ibunya mengirim bekal makanan siang untuk mereka.tok..tok..tok. Terdengar suara ketokan pintu dari luar ruangan."Masuk!" sahut Indra, Ternyata asisten nya yang mengetok."Maaf pak, mengganggu! saya ijin pulang cepat pak, saya baru saja mendapat kabar bahwa ana
Indra tersenyum melihat pemikiran Nayla begitu dewasa dan juga sabar. "Nayla, aku berjanji !! untuk ke depannya aku akan membahagiakanmu, ayah dan juga Ikbal. Tidak ada lagi kesedihan ! boleh menangis kecuali menangis untuk kebahagiaan.” Ucap Indra. sambil menggenggam erat tangan Nayla, lalu mengusap pipi Nayla yang sedikit berisi, Nayla tersenyum simpul mendengar ucapan Indra lalu mengangguk pelan. “Terima kasih !” Ucap Nayla lagi dengan senyum manisnya. Sehingga membuat Indra begitu terpesona melihat senyuman Nayla, ingin sekali dirinya mencium bibir ranum Nayla namun di urungkan nya. "Sebentar Nay!" Ucap Indra melepaskan tangan Nayla dari genggaman nya dan hendak beranjak dari tempat duduknya. "Mau ke mana?" Tanya Nayla melihat Indra melepaskan tangannya. "Mau ke kamar mandi! apa kamu mau ikut bersamaku?" Tanya Indra sambil mengedipkan sebelah matanya, ingin menggoda Nayla. Dengan cepat Nayla menggelengkan kepalany
Lain hal di tempat lain, Nayla berkutik di dapur membuatkan sang suami kue brownies. Sejak pagi sang suami minta di bikin kan oleh tangan sang istri dan tidak mau dari toko.“Kenapa badanku sangat lelah? Padahal aku sejak tadi tidur saja!” gumam nya duduk sambil menunggu kue nya matang.Ia bersandar di bahu sofa, memejamkan matanya sejenak. Sekitar 15 menit dirinya tertidur di kursi, langsung terbangun mengingat kue nya masih dalam oven.“Astaga kue ku!” panik Nayla. Lalu bergegas ke dapur.“Huft.., untung saja tidak gosong!” gumamnya.Nayla mengeluarkan dari oven, dan memindahkan nya ke piring besar.Dan ketika hendak berbalik menuju meja makan, kepala nya Terasa sangat pusing dan praang....! suara piring terjatuh.Pelayan berlari menuju arah suara, dan kebetulan Indra pulang cepat mendengar keributan di dapur.“Ada apa ini?” teriak Indra.“Tuan, nona pingsan!” Indra
Mereka keluar kamar, terlihat wanita paruh baya yang duduk di kursi. Walaupun sudah terlihat berumur, wanita tersebut masih terlihat cantik.“Iya nyonya, anda mencari siapa?” tanya Mita ramah.Wanita tersebut, melihat Mita dari atas sampai bawah.“Kenapa perasaan ku tidak enak!” batin Mita.“Apa kamu yang bernama Mita?”“Iya dengan saya sendiri! Maaf nyonya siapa? Apa kita pernah bertemu sebelum nya?” tanya Mita dengan lembut.“Saya tinggal ke dapur sebentar!” pamit ibunya.“Iya mah,” sahut Mita. Begitupun dengan wanita itu, mengangguk sambil tersenyum.“Apa kita bisa bicara di teras saja?”Mita mengangguk, lalu wanita tersebut mendorong kursi roda Mita menuju ke teras.“Maaf nyonya merepotkan,” tolak halus Mita.“Kita langsung ke inti nya saja, tak perlu basa basi,” tegas. Hingga membua
Tiga Minggu sudah berlalu, hari ini paman nya akan kembali ke luar negeri. Selama itu juga Nayla memasak untuk paman dan bibi nya, karena mereka sangat menyukai masakan Nayla. Walaupun sudah menetap lama di luar negara, tetap makanan Indonesia yang paling mereka gemari.Begitupun dengan Mita, selama 3 hari dirinya tertidur pasca kecelakaan. Kini dirinya sudah mulai membaik, dan di perbolehkan pulang, walaupun masih duduk di kursi roda. Hampir setiap hari dirinya ke rumah Mita, untuk membantu nya belajar jalan. Orang tua Mita sudah mengetahui hubungan mereka dan melihat ketulusan Andrew mereka akhirnya menyetujui nya. Walaupun, sebelumnya ayahnya Mita sempat menolak.Akibat Kegigihan Andrew untuk mengambil hati calon mertuanya, akhirnya dirinya mendapatkan kepercayaan penuh dari sang calon mertua.Seperti nya saat ini, setelah pulang mengantar Mita kontrol. Sang calon ayah mertua mengajak nya bermain catur, terlihat Mita mengukir senyum dari ruang tamu melihat kedeka
Tanpa sadar mereka saling memandang satu sama lain. “Masya Allah, inikah yang nama nya bidadari?” batin Ikbal. Ia masih terpukau dengan kecantikan wajah wanita yang masih memakai seragam perawat tersebut. “Mas…,” panggilnya. “Hah? Oh maaf aku tidak sengaja menabrakmu,” ucap Ikbal tersadar. Namun, masih memegang tangan gadis itu. “I
Indra menatap sinis Bella yang berjalan melewatinya dengan tangan yang sudah terborgol. Begitupun Ikbal, menatap pria yang bertopeng tersebut, begitupun sebaliknya.“Pak, saya ingin melihat wajah pria ini? Apa boleh saya membuka penutup wajahnya?”“Biar kami yang membuka nya, ini terlalu bahaya untuk mu. Pria ini sudah lama jadi buronan.”Ikbal mengangguk kepalanya, polisi membuka penutup wajahnya. Alangkah terkejutnya Ikbal, bahwa pria tersebut memang benar pamannya.Sejak kedatangannya, pamannya sudah menatapnya, hingga polisi berkesempatan langsung melepaskan peluru tempat mengenai kakinya.“Paman,” lirih Ikbal. Namun saat ini pak Burhan tidak berani menatapnya.“Beliau adalah paman saya pak, adik dari almarhum ayah saya.” Pak Burhan sedikit terkejut mendengar Ikbal menyebut ayah nya yang sudah almarhum, namun dirinya berpura-pura tidak mempedulikan nya.“Terima kasih ba
Nayla bangun dari tidur nya, melihat dirinya hanya memakai pakaian dalam dan di tutupi oleh selimut tebal.“Mas,” panggil Nayla dengan suara has baru bangun tidur.“Jam berapa ini?” gumamnya lalu duduk bersandar.“Astaga, sudah jam segini! Mama pasti sibuk di dap....” seketika Nayla langsung terdiam.“Mama,” lirih Nayla. Ingin rasanya dirinya berteriak dan menangis, namun teringat akan ucapan suaminya waktu di mobil untuk tidak lagi menangis.Setelah merasa dirinya sudah baikkan, Nayla bergegas untuk mandi. Sekitar setengah jam di kamar mandi, Nayla keluar dengan handuk masih melilit di kepalanya.Saat hendak memakai pakaian, dirinya sekilas melihat wajah nya di cermin matanya sedikit membengkak akibat kebanyakan menangis.Selesai memakai pakaian, Nayla memoles sedikit wajahnya agar tidak terlalu pucat dan sedikit menutupi matanya yang membengkak.“Bi, kemana mas Indra
Indra langsung mengangkat telponnya.“Halo, Paman.”“Iya nak Indra, kami dalam perjalanan menuju bandara.”“Iya paman, hati-hati di jalan.”“Iya nak, maaf paman tidak bisa ikut serta dalam pemakaman kedua orang tuamu. Tapi, percayalah paman selalu mendoakan yang terbaik untuk mereka.”“Iya paman, makasih banyak. Kami semua disini menunggu kedatangan paman,” sahut Indra. Saat dalam perjalanan membawa jenazah kedua orang tuanya, Indra menghubungi pamannya kakak kandung dari ayahnya satu-satunya. Sedang kan ibu nya tidak memiliki keluarga karena ibunya merupakan anak tunggal, dan tidak memilik keluarga lagi.“Iya nak, kamu bersabar ya.”“Iya paman.”“Baik, paman tutup telponnya, karena kami sudah tiba di bandara dan akan siap terbang.”“Iya paman, berhati-hati lah! Salam untuk bibi.”“Iya nak.” Mere
“Pak, korban telah ditemukan!” teriak salah satu relawan.Mendengar teriakan itu, Indra hendak berlari ke arah suara. Namun di tahan oleh polisi karena sangat berbahaya jika mendekati jurang itu. “Sabar dulu pak, serahkan kepada semua kami.” Terlihat para relawan memangkat korban kecelakaan dari dalam jurang, Indra meneteskan air mata nya melihat mobil rinsek hampir tak berbentuk. Indra memikirkan Bagai mana nasib kedua orang tua nya saat ini, setelah melihat keadaan mobil tersebut. “Mama, papa,” lirih Indra. Tampak Nayla datang dan menegang bahunya. “Mas.” Indra menoleh ke arah Nayla dan segera menghapuskan air matanya. “Mas yang sabar ya, hiks.. hiks..” Nayla mulai menangis kembali, dirinya ingin menguatkan sang suami tapi malah dirinya tak kuasa menahan tangis nya.Terlihat ambulance sedang menunggu, korban langsung di masukan ke dalam mobil. Indra dan Nayla ikut dalam mobil tersebut menuju rumah sakit, ia berharap orang tuanya selamat walaup
Kini Indra dan Nayla sudah duduk di pesawat, namun ketika hendak mengambil ponselnya ia lebih dulu membaca pesan yang banyak masuk.“Banyak sekali pesan masuk,” gumam Indra.Seketika ponsel langsung terjatuh tanpa sadar, ia langsung berdiri dan menarik tangan istrinya keluar.Petugas pesawat berusaha memanggil mereka namun tak di hiraukan.“Mas, mas, ada apa? Kenapa kamu menarik ku seperti ini?” tanya Nayla sambil mengimbangi langkah cepat suaminya.“Mama dan papa mengalami kecelakaan,” jawab singkat Indra. Seketika Nayla menghentikan langkahnya, namun dengan segera Indra menarik kembali tangan istrinya.“Tidak ada waktu, kita harus cepat, mama dan papa semuanya akan baik-baik saja,” ujar indra. Mereka berlari menuju parkiran terlihat mobil sudah menunggu mereka.