Beranda / Romansa / Cinta Yang Sesungguhnya / 185. Ikut Kami, Nyonya!

Share

185. Ikut Kami, Nyonya!

Penulis: S.Rustandi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-14 09:48:41

Setelah membeli sebuah ponsel dan mengaktifkannya, Shella segera memanggil taksi untuk melanjutkan perjalanannya ke sebuah bar. Ia ingin menghibur dirinya sendiri dan memikirkan bagaimana membenahi hidupnya kembali. Misi utamanya adalah mendepak Tessa dari rumah Johan, lalu membuat Johan mengemis minta kembali padanya.

Di dalam perjalanan ke salah satu bar kelas atas, Shella merias wajahnya secantik mungkin di dalam taksi. Dan setelah sampai di sana, ia langsung melangkah dengan anggun, memasang senyum terbaiknya dan duduk di meja yang berada di depan bartender. Kemudian ia langsung memesan segelas cocktail kesukaannya.

Sambil menikmati minumannya, Shella mengedarkan pandangannya untuk mencari pria kaya yang datang sendirian. Shella mencoba untuk menebar jaring dengan pesonanya. Ia cukup percaya diri karena bentuk tubuhnya tetap seksi, tidak berubah setelah melahirkan.

Shella sudah muak pada Johan dan jalangnya. Dengan cara ia mendapatkan pria baru yang kaya, maka Shella bisa keluar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Yang Sesungguhnya   186. Pokoknya Kita Masih Harus Hati-hati

    Andre masih berada di Kantor Polisi bersama dengan Handoko mendengar penjelasan dari Petugas yang menanganni kasusnya.Beberapa menit yang lalu, Petugas menjelaskan Shella baru saja di bawa ke ruangan khusus untuk di interogasi dan ia terpaksa meninggalkan Andre dan Handoko untuk mengurus pekerjaan yang lain.“Kira-kira bagaimana?” Andre meminta pendapat pada Handoko tentang situasi saat ini.Mereka tidak akan dapat menemui Shella langsung karena ia masih di dalam ruangan penyidik dan harus menjawab banyak pertanyaan. Apalagi Johan--yang diduga adalah kekasih gelap Shella, yang juga sudah menjadi target polisi karena bisnis obat-obatan terlarang ikut tertangkap."Karena kekasih gelapnya itu juga ikut tertangkap, sudah bisa dipastikan akan banyak sekali pertanyaan yang akan diajukan oleh tim penyidik. Mereka pasti akan mengorek keterlibatan Nyonya Shella dalam jaringan perdagangan obat-obatan terlarang yang dikelola oleh Johan," jawab Handoko.“Jika sampai terbukti Nyonya Shella ikut s

  • Cinta Yang Sesungguhnya   187. Aku Gak Rugi Kok

    Andrew merebahkan tubuhnya di atas sofa yang ada di ruang tengah apartementnya setelah ia pulang. Rasanya sungguh melelahkan, tubuhnya terasa pegal di mana-mana. Seminggu ini pekerjaannya di kantor cukup padat. Beberapa kali ia harus menggantikan Elvan untuk meeting dengan klien atau suplier di luar kantor, di tambah lagi ia juga harus menghandle beberapa pekerjaan Elvan yang kini sedang menjadi suami siaga, yang selalu pulang on time.“Ck!! Bukan hanya itu, tapi adik iparnya juga merepotkanku!!” decak Andrew seraya memejamkan matanya dan mengusap wajahnya.Andrew kemudian membuka matanya saat ia ingat jika ia memiliki buku yang dicari oleh Metta, “Bentar… kayanya gue punya dehhh…” gumamnya kemudian beranjak dari duduknya dan mulai berjalan menuju rak bukunya yang tak jauh dari sana.Andrew mulai melihat satu per satu deretan buku-buku miliknya yang tertata begitu rapi di rak. Hingga akhirnya telunjuknya berhenti di sebuah buku berwarna kuning. “Ini dia!!” serunya kemudian mengambiln

  • Cinta Yang Sesungguhnya   188. Pokoknya Buat Cucu Kesayangan

    Menjelang pukul 9 pagi, Soraya sudah tampak bersiap. Semalam mereka membicarakan bahwa hari ini mereka akan keluar dan berjalan-jalan. Tujuan utamanya adalah untuk membeli perlengkapan bayi bagi calon cucunya. Kamar bayi sudah dipersiapkan sedemikian rupa, di lantai 2, tepat di samping kamar Elvan dan Aya. Bahkan Soraya dan Aya yang mempersiapkan segalanya. Kamar tersebut sudah di desaign sedemikian rupa, ranjang, lemari dan meja sudah terisi. Hanya tinggal mencari sisanya saja.“Duhhh Mamih udah gak sabar pengen pilih-pilih baju dan perlengkapan yang lainnya. Pokoknya Mamih mau milih yang lucu-lucu!” seru Soraya tak bisa menyimpan kebahagiaannya.Elvan dalam posisi mengemudikan mobil. Aya dan Soraya duduk di belakang, Elvan akan selalu menjadi sopir pribadi mereka sampai kapanpun.Aya mengangguk pelan, “Iya Mih…” Aya sambil mengelus-ngelus perut besarnya. Pergerakannya semakin sulit saja karena perutnya yang kian membesar.“Pokoknya buat cucu kesayangan Mamih, harus beli yang terbai

  • Cinta Yang Sesungguhnya   189. Entar Baru Tahu Rasa Lu

    Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Hingga tidak sampai dua minggu lagi akan tiba waktu Aya untuk melahirkan. Semuanya sudah di persiapkan dengan sebaik mungkin. Kamar bayipun sudah lengkap dengan perabotannya. Meski kondisi keadaan saat ini sudah semakin aman, Soraya dan Mahanta tetap meminta Elvan dan Aya tinggal di rumahnya paling tidak sampai bayi mereka lahir dan berumur setahun. Memang anak Elvan ini bukanlah cucu yang pertama bagi Mahanta dan Soraya, namun mereka tidak pernah ikut mengasuh cucu dalam waktu lama karena kedua kakak Elvan tinggal di luar negeri. Saat kedua kakak Elvan melahirkan, Mahanta dan Soraya hanya tinggal di sana kurang dari dua minggu. Demikian juga saat cucu mereka ulang tahun. Aya merasa tidak keberatan karena mertuanya sangat menyayangi dirinya seperti anak sendiri.Meski perutnya kian membesar dan menyulitkannya untuk bergerak, tapi Aya tetap melakukan senam kehamilan dan berusaha menjalani semua dengan tenang dan santai. Semua agar persalinanny

  • Cinta Yang Sesungguhnya   190. Tapi Sebenernya Dia Tuh Baik Kok

    Ketiganya melanjutkan pembicaraan, hingga tiba-tiba saja ponsel Andrew berbunyi.Seketika Andrew mendengus kesal saat ia melihat nama siapa yang menghubunginya, “Duhhhh… ganggu aja!!!”“Kenapa Lu??!” tanya Elvan yang melihat wajah Andrew begitu kesal.“Ya, ada apa? Salah satu cewek Lu lagi?” timpal Ryan.“Lebih mengerikan dari itu!!!” ujar Andrew dengan ponsel yang masih berdering.“Lantas?” tanya Elvan seraya mengerutkan keningnya.Andrew kemudian memperlihatkan layar ponsel di mana nama Metta tertera di sana ‘Metta Si Bocil Rese!’.“Ipar Lu tuh ganggu bangettt!!!” dengus Andrew.Mata Elvan seketika membelalak, “Metta??” tanyanya dengan tatapan tak percaya.“Ck!” decak Andrew, “Siapa lagi kalau bukan ipar Lu yang rese ituuu!!!”“Hahaha, akhirnya orang kaya Lu ada yang lawan juga, meski bocil tapi bikin Lu sampe kesel gitu!” ujar Ryan.“Apaan sih Lu??!” decak Andrew tak suka menatap Ryan. Tapi Ryan hanya terkekeh geli.“Udah, angkat aja. Kali aja dia butuh Lu karena ada tugas lagi,” u

  • Cinta Yang Sesungguhnya   191. Tidur Rasanya Gak Enak Banget

    “Duhhhh gak kira-kira sih Kak pesennya!” keluh Metta saat melihat menu pesanan Andrew yang cukup banyak.“Loh kenapa? Aku salah apa? Kan kamu bilang bebas mau pilih apa aja…” ujar Andrew.“Bebas pilih apa aja, tapi cuma satu. Lah ini banyak menu lohhh, Kak! Aduhhh… uangku pasti gak cukup,” ujar Metta.“Derita Lu….” ujar Andrew tanpa merasa bersalah, kemudian mulai mencicipi makanan pesanannya.Metta hanya bisa menelan salivanya, ‘Duh nih orang kurang ajar banget, pasti abis banyak nih duitku…’ keluh Metta dalam hati.‘Ahh ntar harus balapan nih biar dapet duit lagi…’ ujar Metta dalam hati kemudian. Metta menekuk wajahnya.Karena Andrew memesan banyak makanan, dengan sangat terpaksa Metta hanya memesan minuman saja. Ia merasa sudah cukup kenyang hanya dengan melihat begitu banyak makanan di depan Andrew yang kini sedang menikmatinya.‘Aku mending makan di rumah aja deh, dari pada harus keluar uang lagi… duhhh tau gini tadi bawa aja makanan, jangan sok-sok an mau traktirin kaya gini. Ya

  • Cinta Yang Sesungguhnya   192. Anda Jangan Tegang

    Sekitar jam 19.30, Dokter datang memeriksa keadaan Aya dan pembukaan rahim ternyata masih tetap satu. Menurut hasil USG, bayi terlilit tali pusar dan Elvan segera memutuskan agar Aya melahirkan secara operasi saja. Keputusan Elvan ini didukung oleh Soraya dan Hilda karena sudah sekitar 6 jam Aya mulai kontraksi dan sudah 3 jam lebih lamanya kontraksi setiap 15 menit sekali tapi belum ada kemajuan pembukaan rahim.Dengan setia Elvan menemani Aya yang menunggu tenaga medis mempersiapkan ruangan operasi, yang di perkirakan akan siap kira-kira jam 20.30. Aya merasa sedikit panik mendengar bayinya terlilit tali pusar hingga dirinya akan di operasi tapi Hilda berusaha menenangkannya."Banyak kok bayi yang terlilit tali pusar. Kamu gak usah panik, Aya. Justru lebih aman jika melahirkan secara operasi kalau bayinya kelilit tali pusar gitu."Elvan juga merasa sangat khawatir namun ia berusaha menyembunyikan perasaan cemasnya di depan Aya. Perkataan Hilda dan sikap dokter yang terlihat tenan

  • Cinta Yang Sesungguhnya   193. Nanti Ikut Oma Arisan Ya...

    Aura kebahagiaan yang begitu kuat masih menyelimuti kediaman keluarga Dewangga. Pagi ini setelah sarapan, Mahanta harus segera berangkat ke kantor. Bisa dipastikan selama beberapa hari ke depan Elvan tidak akan masuk ke kantor. Mahanta harus ada di kantor untuk mengadakan rapat bersama Andrew dan seluruh manager terkait dengan order yang diberikan oleh kliennya dari Melbourne itu.Tak lama setelah Mahanta pergi, Soraya bersiap akan ke rumah sakit. Ia membawakan makanan dan pakaian ganti untuk Elvan. Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, wajah Soraya tampak begitu sumringah membalas puluhan ucapan selamat dari teman-teman sosialitanya di group maupun direct messege.'Kemarin aku cuma upload foto Arka dan video singkat saat Arka kebangun. Andai saja ada video saat Aya sedang di caesar kan lebih keren...' gumam Soraya dalam hati. Soraya berjalan dengan cepat menuju ruang perawatan tempat Aya dan Elvan berada.Setelah mengetuk dua kali, Soraya membuka pintunya."Selamat pagi," sapa Soray

Bab terbaru

  • Cinta Yang Sesungguhnya   235. Duh Manisnya Mereka

    Beberapa hari berlalu, dan Elvan masih melihat Andrew yang sesekali masih termenung.“Lu masih belum hubungi Metta?” tanya Elvan.Andrew menggeleng, “Udah sih tapi seperti yang sudah-sudah, gak dibaca.”“Samperin dia udah?” tanya Elvan lagi.Andrew menggeleng, “Gue gak mau bikin dia makin kesel sama gue kalau tiba-tiba dateng gitu aja.”Elvan tampak berpikir, “Iya sih…”“Metta masih muda, pasti dia agak sedikit keras kepala. Dan Lu harusnya udah bisa berpikir dewasa, Ndrew.”“Maksud Lu?” tanya Andrew.“Gue tau emang Lu gak salah sepenuhnya karena niat Lu juga baik. Dan gue bisa liat kalau Lu emang nyesel… Tapi emang Lu harus samperin dia dan minta maaf lagi,” ujar Elvan.“Kalian emang harus ketemu, tapi usahain kaya yang gak sengaja gitu…” lanjur Elvan.“Nahhh itu yang susah, karena gue takutnya Metta mikirnya gue nguntit dia,” ujar Andrew.Elvan mengangguk. Kemudian ia tampak berpikir. Tak lama kemudian Elvan ingat dengan rencana Mamih Soraya tempo hari yang sempat Mamih bicarakan.“

  • Cinta Yang Sesungguhnya   234. Jangan Lu Potong Dan Simak Baik-baik

    “Jawabannya cuma satu kalau Lu masih ngerasa kaya ada yang hilang dan pengennya selalu ketemu dia...” ujar Elvan tak lama kemudian.Andrew yang sejak tadi menatap Elvan kemudian mengerutkan keningnya, “Apa?” tanyanya dengan suara yang masih lirih."Gue akan jawab panjang lebar dan jangan Lu potong dulu, tapi tolong Lu simak baik-baik, oke?!"Andrew mengangguk.“Tanyakan pada dirimu sendiri, coba masuki hatimu yang paling dalam. Gue yakin selama Lu deket dengan cewek-cewek Lu selama ini, Lu tuh gak pernah pake hati atau perasaan sama mereka. Lu selalu mengedepankan dan memanjakan pandangan mata Lu yang di hibur oleh kecantikan mereka, dan nafsu Lu yang besar,” ujar Elvan.“Mata Lu di hibur oleh visual mereka yang menarik, hingga akhirnya Lu tertarik dan di sambungkan sama nafsu Lu. Lu gak pernah menyukai mereka dengan hati dan pikiran Lu. Jadi saat mereka pergi dari hidup Lu gak akan ada rasa kehilangan yang bakal Lu rasain, beda dengan sekarang. Mungkin Lu gak pernah mencoba untuk pak

  • Cinta Yang Sesungguhnya   233. Aneh Dan Merasa Kehilangan

    “Astagaaaa!! Gila Lu yaaa!!” decak Elvan tak percaya.“Dengerin dulu! Kan gue udah bilang kalau gue ada alesan kenapa lakuin itu! Situasinya sangat memaksa. Tuh cowok gak percaya banget kalo Metta itu cewek normal meski gue udah rangkul pinggangnya. Dia dendam banget karena ditolak Metta dan gagal nglecehin. Jadi menurut gue, dia gak akan berhenti dan pasti akan bikin susah Metta di kemudian hari. Cowok itu ngomong sendiri, kalo dia gak bisa dapetin Metta, yang lainnya juga gak akan bisa. Jadi spontan gue nyium bibirnya di depan dua orang itu untuk mentahin prasangka buruknya," jelas Andrew.Elvan terdiam dan berusaha membayangkan situasi yang terjadi saat itu.Rasanya sangat sulit bagi Elvan, mengingat posisi Andrew saat itu sama saja dengan dirinya dan Aya di saat Aya sedang di sudutkan oleh Andre dan Shella dulu di pesta, hingga ia langsung mengatakan jika Aya adalah calon istrinya. Hanya saja yang menjadi perbedaan adalah saat itu Aya memang calon istrinya sungguhan. Sedangkan And

  • Cinta Yang Sesungguhnya   232. Jelasin, Ndew!

    Sejak pagi Elvan mengamati Andrew, memang menurutnya Andrew sedikit berubah. Tapi ia belum tahu apakah perubahan dalam diri Andrew ini berhubungan dengan Metta atau tidak. Tapi melihat hubungannya dengan Metta sedikit aneh, serta tindakan sikap mereka berdua semakin menguatkan pada tebakannya.Siang ini Andrew masuk ke dalam ruangannya untuk memberikan berkas pada Elvan.“Mau makan di mana ntar?” tanya Andrew seraya menunggu berkas yang sedang di periksa dan akan ditanda tangani oleh Elvan. “Di sini aja lah, lagi males keluar. Kayanya panas banget,” ujar Elvan. “Emang Lu mau keluar?” tanya Elvan kemudian.“Tadinya sih, cuma kaya emang panas banget, jadi males lah…” balas Andrew.“Makan sini ajalah, Lu pesenin ya, biasa. Gue bayarin lah…” ujar Elvan.“Beneran nih?” tanya Andrew.Elvan mengangguk.“Awas ya, udah ini Lu malah mau balik cepet-cepet! Nggak kan?” desis Andrew seraya menatap tajam pada Elvan.“Gak lahh. Kerjaan banyak gini gue gak mungkin balik cepet-cepet!” seru Elvan.“Ya

  • Cinta Yang Sesungguhnya   231. Ada Yang Aneh Dengan Mereka

    “Wahhh… cantiknyaa….” puji Hilda pada putrinya--Metta. Metta tampak begitu cantik dengan dress potongan sederhana, namun menojolkan bentuk tubuhnya yang bagus. Riasan wajahnya punt tidak terlalu berlebihan, begitu juga dengan rambut pendek Metta yang dibiarkan tergerai, di tata dengan sangat simple namun terlihat rapi.“Ma, gak bisa pake celana aja gitu?” tanya Metta.“Duhh… gak bisa dong, ini kan acara resmi, kamu kan dampingi Papa gantiin Mama, kalau Mama sehat sih Mama yang pergi.” Hilda masih memperhatikan penampilan putrinya yang terlihat begitu cantik.Metta mendengus. “Kamu ini perempuan sayang, meski kamu emang tomboy, kamu juga harus bisa berpenampilan seperti ini sesekali. Gimana kalau kamu nanti dapat pasangan kaya Papa, kamu harus loh mendampinginya ke acara seperti ini,” ujar Hilda.“Iya sih, Ma. Tapi…”“Ah jangan ada tapi-tapinya deh, pokoknya kamu tuh cantik banget kok!” ujar Hilda.Metta hanya mengangguk, dengan terpaksa dan tanpa bisa menolak lagi, Metta harus mengga

  • Cinta Yang Sesungguhnya   230. Aku Memang Menghindari Kakak!

    Setelah Metta bisa meredam emosinya ia kembali berkata seraya menatap Andrew lagi. Jika tidak ingat siapa Andrew, dan sudah banyak pertolongannya padanya, sudah pasti Metta akan menghajar Andrew dengan tangannya saat ini juga. Tapi dia bukanlah orang yang tidak tahu terima kasih dan tidak tahu diri, jadi Metta berusaha menahan dirinya dan tetap berpikir dingin."Karena aku bukan bocil yang biasa dicium cowok gitu aja, Kak. Apalagi setelah tau, cowok yang menciumku adalah seorang player. Aku gak biasa banget kaya gitu dan gak mau di biasakan untuk hal yang seperti itu. Mencium itu seharusnya pakai hati pake perasaan, demikian juga yang terima ciumann dari kakak. Bukan sekedar rasa kepo pengen tau rasanya dicium kaya apa. Aku gak kaya Kakak. Mungkin buat Kakak itu hal yang biasa, Kakak bebas mencium siapa aja, tapi gak denganku!”Andrew terdiam mendengar perkataan Metta yang terdengar sangat serius itu.“Asal Kakak tahu, aku emang menghindari Kakak! Dan minggu lalu aku bohong soalnya da

  • Cinta Yang Sesungguhnya   229. Oh... Tenyata Kamu Marah Karena Itu

    Sudah tiga hari ini Andrew mencoba menghubungi Metta dengan mengiriminya chat, tapi Metta tak pernah membalasnya, hanya membacanya saja. Bahkan Andrew juga sempat menghubunginya melalui panggilan suara bahkan panggilan video, tapi Metta tak mengangkatnya sama sekali.“Bocil ini aneh banget sihh… Apa datang bulannya belum selesai?” gumam Andrew di dalam ruangannya.Tadinya ia ada rencana untuk makan siang di luar, karena setelah makan siang ia ada janji dengan klien dan tempatnya berdekatan dengan kampus Metta. Jadi dia mau mengajak Metta makan siang bersama jika dia ada di kampus, tapi selama tiga hari ini dan yang barusan terakhir Metta tetap tak menggubrisnya.“Ini bener-bener aneh…” gumam Andrew lagi.Ia belum bisa menemui Metta kecuali siang ini, karena besok sampai akhir pekan ini Andrew sangat sibuk. Tapi ia penasaran pada Metta yang tiba-tiba saja berubah drastis padanya.“Kalau ada waktu nanti aku temui dia deh…” ujar Andrew lagi.Andrew masih sangat penasaran mengapa Metta ja

  • Cinta Yang Sesungguhnya   228. Apa Aku Bikin Salah Sama Kamu?

    “Ck!” Andrew tampak kesal saat ia membuka pintu mobilnya, bersamaan dengan itu, wanita yang tadi berbicara dengan Andrew pergi begitu saja meninggalkan tempat ini.“Sorry, agak lama nunggunya,” ujar Andrew begitu ia sudah kembali masuk ke dalam mobil, dan langsung memasang sabuk pengaman ke tubuhnya. Andrew juga langsung menyalakan mesin mobilnya. "Kita pergi sekarang!”“Hmm…” sahut Metta. Masih ada perasaan tak percaya dalam dirinya atas apa yang sudah di lihatnya beberapa saat yang lalu dan pengakuan dari mulut Andrew sendiri bahwa ia memiliki banyak mantan kekasih bahkan kini tangannya terasa gemetar. Metta mencoba mengeratkan genggamannya agar Andrew tidak mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya.Mobil yang Andrew kendarai mulai memasuki jalanan besar. “Kita pulang aja, Kak.” Metta tiba-tiba saja berkata.“Loh, kan kamu mau nemenin aku ke sana!” sahut Andrew.“Gak enak badan, Kak. Tiba-tiba lemes!” ujar Metta.Andrew menolehkan pandangannya pada Metta sejenak, “Mau ke rumah s

  • Cinta Yang Sesungguhnya   227. Jadi Gak Ambil Pusing

    “Makanan di sini emang enak ternyata,” ujar Andrew setelah ia mencoba makanannya yang beberapa saat lalu sudah datang dan di sajikan di hadapan mereka.Metta yang duduk di hadapan Andrew mengangguk menyetujuinya. Memang makanan yang sedang di makannya pun juga terasa enak. Meski pun ia sebenarnya bukan tipe orang yang pilih-pilih makanan.“Iya, Kak. Enak…” sahut Metta.Andrew tersenyum, “Eh masih sakit?” tanyanya.Metta menggeleng, “Gak kok, Kak. Udah mendingan,” bohong Metta. Karena sudah terlanjur berbohong jadi Metta harus terus melanjutkan kebohongan yang sudah terlanjur ia buat sendiri.Duduk di hadapan Andrew seperti ini sangatlah tersiksa, tapi Metta mencoba untuk mengontrol dirinya. Jadi saat menatap Andrew di usahakan dirinya tidak melihat bibir Andrew atau matanya tapi melihat ke arah keningnya saja untuk menghindari kontak mata.“Abis dari sini enaknya ke mana ya?” tanya Andrew.“Aku gak tau, Kak.”“Lumayan, tumben-tumenan aku pengen jalan-jalan kaya gini, udah lama juga ka

DMCA.com Protection Status