Share

Bab 19

Penulis: Sri purwaningsih
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pertemuan kali ini bersama dengan Axel buat Lian terasa sangat berbeda. Ada rasa hangat menjalar yang tidak bisa terungkapkan. 

Tak Lian sangka Axel yang Lian kira laki-laki yang sok kenal dan sok akrab itu. Malah Lian rasa sikapnya itu seperti layaknya teman yang sudah kenal lama. Tidak hanya menghargai Lian sebagai wanita tapi juga memberi warna tersendiri di saat mereka bersama. Lian merasa tidak ada rasa canggung sama sekali saat kami bertemu. Lihat saja sekarang bagaimana sikap Axel padanya. Meskipun Axel sedang menyetir tapi sikapnya tidak tinggal diam dan dingin seperti Mahesa sewaktu kami bersama di dalam mobil. Axel berbeda, dia memberi pertanyaan garing atau sesekali dia berikan candaan agar Lian tidak cemberut atas pertanyaan-pertanyaan yang dia berikan.

Dan Lian akui itu adalah hal yang menarik yang ada dalam dirinya. 

"Jadi kita mau kemana sih? Daritadi aku tanya sama kamu tapi nggak di tanggapin sama kamu. Jawabannya selalu aja nggak jela

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Yang Salah   Bab 20

    Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Lian ketika Lian menawarkan Axel untuk masuk ke dalam kedai bubur ayam untuk sarapan pagi itu. Kali ini Lian yang akan mentraktir Axel sebagai tanda kekalahannya atas pertandingan yang mereka lakukan tadi.Lian menggerutu dalam hati. "Siapa sih yang kirim pesan di saat kayak gini?"Lian mengacuhkan bunyi pesan yang masuk dan lebih memilih untuk masuk ke dalam kedai daripada membuka siapa yang mengganggu aktifitasnya itu."Eh itu ada meja kosong. Kita makan di sana aja ya." tunjuk Lian pada sebuah meja kosong yang kebetulan ada di sudut dari kedai itu. Semua meja ternyata sudah terisi penuh. Untung saja kami bisa kedapatan tempat. Kalau tidak, kami harus menunggu dan itu entah kapan. Yang ada kami malah keburu kelaparan. Lian lihat, di sini tempat makan yang sudah buka hanya kedai bubur yang kami masuki ini, tempat makan yang lain masih pada tutup. Makanya kedai ini penuh dengan pengunjung yang mau memakan bubur pagi-pagi

  • Cinta Yang Salah   Bab 21

    Saat Lian sedang berjalan lurus di lorong sepi kampusnya, tiba-tiba Mahesa datang mengejutkannya dan berdiri mencegahnya untuk melanjutkan jalannya lagi. Saat itu Lian mau pergi ke perpus untuk mencari buku untuk tugas kampusnya namun ditengah jalan dia malah di hadang Mahesa sehingga dia tidak bisa lagi melanjutkan jalannya. Lian tau, pasti Mahesa mau membahas masalah yang terjadi kemarin."Mau apalagi kamu?" tanya Lian dengan nada ketus seperti biasa. Lian tau nada ketus yang seringkali di berikan pada Mahesa tidak akan bisa membuat laki-laki itu terdiam atau takut. Malah yang terjadi Mahesa menganggap remeh Lian yang bisanya hanya memberikan sindiran atau nada ketusnya."Aku mau melanjutkan pembicaraan kita yang kemarin sempat tertunda. Aku ingin tau apa jawab dari pertanyaanku itu. Kelihatannya kamu sudah tau jawaban apa yang akan di berikan sama aku. Kamu kelihatan baik-baik saja, tidak terlihat gelisah atau takut akan perkataanku yang kemarin itu. Apa kamu

  • Cinta Yang Salah   Bab 22

    Lorong itu masih saja sepi sejak mereka berdua masih ada di sana mempertanyakan sebuah kesepakatan yang sudah Mahesa berikan pada Lian, apakah kesepakatan itu akan terjadi kemudian atau tidak terjadi sama sekali.Mahesa masih berdiri menatap lekat wajah gadis yang tidak pernah berubah sedikit pun sejak pertemuan mereka dulu dimana kami bertemu saat awal pengenalan kampus waktu itu. Wajahnya selalu bersih tanpa ada sedikit pun jerawat yang menghiasi wajahnya itu dan tentunya Lian masih manis seperti dulu kala.Lian yang sedang diperhatikan tampak acuh saja karna pikirannya sedang mempertimbangkan masalah tentang hubungan yang terjadi nanti antara dirinya dan juga Mahesa.Di sela keterdiaman mereka, diam-diam dalam hati Mahesa berpikir kemudian. Jika Lian memutuskan untuk berhubungan diam-diam dengannya sudah pasti hatinya akan kembali berbunga-bunga, tidak akan pernah ada lagi dunianya yang keruh seperti sebelumnya karna keputusan sepihak keluarganya yang t

  • Cinta Yang Salah   Bab 23

    Saat Lian dan keluarga sedang sarapan bersama di meja makan pagi itu. Tak lama kemudian seseorang telah mengetuk pintu rumahnya. Sontak kami yang ada di ruang makan itu pun langsung menoleh ke arah pintu dimana orang itu telah menganggu sarapannya."Siapa ya yang datang bertamu pagi-pagi begini?" tanya Mama pada kami semua."Apa mungkin itu Kak Mahesa ya? Kak Mahesa kan biasanya juga datang buat jemput Raisa Ma."Lian yang mendengar percakapan itu hanya bisa diam dan acuh saja. Lebih baik melanjutkan makannya ketimbang ikut berbincang mengenai hal tak jelas begitu.Begitu Mahesa mengucap salam sembari mengetuk pintu. Sontak saja hal itu membuat Raisa yang sedang mengunyah makanan jadi berhenti."Tuh kan bener apa yang Raisa bilang pasti itu Kak Mahesa yang datang buat jemput Raisa. Pasti Kak Mahesa kangen mau ketemu Raisa makanya datang pagi-pagi gini. Kalau gitu aku yang bukain pintunya deh ya."Raisa langsung berlari ke arah pi

  • Cinta Yang Salah   Bab 24

    Dengan berat hati Lian terpaksa menjalani hubungannya dengan Mahesa. Mau bagaimana lagi, Lian tidak suka Mahesa bertindak kasar sama Raisa. Jadi mau tidak mau Lian menjalani hubungan diam-diam sama Mahesa.Lian tidak mau menunggu Mahesa dekat dengan rumahnya. Lian takut nanti ada yang lihat kalau Lian jalan sama Mahesa dan itu akan menimbulkan perdebatan yang cukup panjang. Sudah cukup hatinya sakit karna telah mendapatkan kenyataan pahit mendengar percintaannya kandas.Jadi Lian memutuskan untuk menunggu Mahesa di dekat area kampusnya. Itu lebih baik daripada harus berdebat dengan hati yang tidak tenang nantinya.Tak lama mobil Mahesa datang dan Mahesa keluar dari mobilnya. Penampilan Mahesa masih sama seperti tadi pagi tidak ada yang berubah sedikit pun. Mahesa berjalan mendekat lalu berdiri di depan Lian yang sedang menunggu di halte kampus."Nunggu lama ya? Maaf ya tadi Raisa minta temenin sebentar pas sampai sekolah. Aku nggak boleh pulang dulu sampa

  • Cinta Yang Salah   Bab 25

    "Axel," teriak Lian.Lian langsung terkejut mendapati Axel ada di depan matany tapi tidak dengan Mahesa, dia malah tampak santai saja melihat Axel ada di tempat yang sama dengan kami."Kamu lagi ngapain di sini?" tanya Axel pada Lian, ada rasa curiga dalam hatinya begitu mengetahui Lian ada di daerah perkebunan bersama dengan Mahesa. Tidak mungkin tidak ada apa-apanya kalau mereka pergi ke tempat ini hanya berdua saja. Mana Raisa. Kenapa tidak ada di antara mereka."Aku lagi mau cari bahan buat kuliah sama Mahesa. Ya kan Mahesa?"Hanya itu yang terpikir di dalam kepala Lian. Lian tidak tau alasan apa lagi yang harus Lian katakan sama Axel. Lian tidak bisa berpikir tenang saat ini karna baru saja ketahuan oleh Axel. Lian tau pasti Axel berpikir Lian sudah berbohong. Mana mungkin tugas kampus sampai ke area perkebunan. Itu sangat mustahil. Siapa pun orangnya pasti akan berpikir tidak akan mungkin.Bagaimana pun Lian harus mencoba bekerjasama sama Mah

  • Cinta Yang Salah   Bab 26

    "Aku tidak tau kalau kamu itu adalah pemilik resto ini," ujar Lian dengan acuh sembari berjalan mengikuti Axel di depannya.Axel mengajak Lian ke resto yang waktu itu dibilang Zia. Lian tidak mengira kalau Axel itu ternyata adalah pemilik resto ini. Lian kira Axel akan mengajaknya ke kantin atau ke perpus kampus untuk membicarakan masalah serius tapi tak Lian sangka Axel malah membawanya ke restonya. Tak apa lah, dengan begini mereka bisa bicara serius tanpa ada gangguan sama sekali. Lian sangat yakin dan pasti kalau Axel membawanya untuk satu tujuan, apa lagi kalau bukan tentang pertemuan tak sengaja yang terjadi kemarin.Sesampainya di dalam resto, Lian pikir mereka akan duduk di salah satu meja kosong yang ada di dalam resto itu namun tebakan Lian ternyata salah, Axel malah mengajaknya ke dalam ruang kerja laki-laki itu yang tertulis di depan pintu ruang kerja Axel.Sebelum masuk ke dalam ruangan, Lian mengamati terlebih dahulu ruangan yang tidak

  • Cinta Yang Salah   Bab 27

    Kesepakatan lain di setujui oleh Lian saat bertemu dengan Axel di resto miliknya. Setelah Axel bertanya perihal masalah yang terjadi kemarin pas pertemuan mereka di perkebunan, Axel berlanjut meminta Lian untuk bekerja di resto miliknya sebagai pekerja part time yaitu sebagai pelayan di resto miliknya. Lian pikir itu adalah kegiatan yang bagus di saat kuliahnya tidak terlalu banyak. Axel bilang pekerjaan yang di ambil oleh Lian juga tidak akan menganggu jam kuliah Lian. Jadi Lian memutuskan untuk ikut bekerja di sana. Seperti biasa, setiap pagi Lian pergi lebih dulu sebelum Mahesa datang ke rumahnya. Sekarang alasannya tidak hanya ingin menghindari laki-laki itu tapi kepergiannya juga karna Lian bekerja shift pagi sampai jam 12 siang nanti.Dengan semangat dan senyum yang tidak pernah pudar, Lian melangkah mendekati cafe yang tidak jauh dari kampusnya berada. Di pintu tulisan buka sudah tersedia yang berarti cafe itiu sudah buka sebelum dirinya datang.&nbs

Bab terbaru

  • Cinta Yang Salah   Bab 109

    Pernikahan yang telah di tunggu-tunggu itu pun akhirnya terjadi dan terlaksana. Setelah sekian lama kami merajut suatu hubungan, kami memutuskan untuk melanjutkan kepada hubungan serius apalagi kalau bukan menikah.Tentu saja semua yang terjadi membuatku bahagia. Tidak ada rasa sedih sama sekali. Aku bahagia. Ku pikir yang tadinya aku merasa ragu dengan kenyataan. Nyatanya tidak begitu. Pertanyaan demi pertanyaan masuk ke dalam hati. Haruskah aku menikah dengan Alex. Apakah bisa aku menjalaninya bersama dia? Apakah hubungan kami akan baik-baik saja nantinya? Apakah kami akan bersama tanpa ada permasalahan yang timbul. Semua pertanyaan itu selalu saja ada selama waktu menunggu pernikahan itu terjadi.Tapi segera aku tepis ketika Alex dengan lantangnya mengucapkan janjinya pada penghulu. Memberikanku keyakinan kalau dia memang yang terbaik untukku.Dengan sorot mata tegas dia berikrar akan menjalani pernikahan bersamaku. Detik itu juga ada rasa lega da

  • Cinta Yang Salah   Bab 108

    Setelah taksi itu berhenti tepat di depan rumah Mahesa. Raisa dengan semangat turun dari taksi lalu melangkah masuk ke dalam rumah Mahesa. Pintu gerbang tak di kunci jadi dia langsung masuk dan mengentuk pintu depannya. Raisa menunggu dengan sabar sampai sepuluh menit kemudian Mahesa membuka pintu dengan penampilan yang sudah terlihat rapi. Pakaian yang biasa di pakai tidak seperti ini. Sekarang dia sudah menggunakan jaket yang menutupi tubuh atletisnya."Kak aku datang untuk menemuimu dan juga aku ingin kita pergi bersama. Aku sudah membuatkan bekal untuk kita berdua. Kita akan berpiknik dan mengunjungi satu tempat. Gimana? Kak Mahesa nggak sibuk kan? Ayolah kita pergi, lihat di luar sana. Hari ini terlihat begitu cerah jadi kita jangan membuang-buang waktu tanpa berpergian.""Hm ... aku tidak bisa. Aku harus melakukan sesuatu hari ini dan ... masuklah dulu, kita sebaiknya bicara di dalam. Aku akan memberitahu sesuatu untukmu."Raisa menelan salivanya karna uca

  • Cinta Yang Salah   Bab 107

    Raisa menatap penampilannya yang sudah rapi itu pada sebuah kaca yang di letakkan tak jauh dari tempat tidurnya. Dia mengamati penampilannya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk keluar dari kamarnya.Sebelumnya dia merasa frustasi dengan gaun apa yang dirasa cocok untuk dia gunakan. Dia sudah berkali-kali memakai gaun yang dinilainya sempurna untuk bertemu seseorang tapi setelah dipakai kenyataannya tak terlihat cocok untuk dia pakai. Raisa menggerutu karna rasanya tak ada gaun yang menarik minatnya. Tapi saat melihat salah satu gaun tersisa yang belum dia coba, Raisa mencobanya dan sangat pas untuk tubuhnya. Akhirnya pilihan terakhir adalah gaun yang dia pakai ini. Bermotif bunga kecil berwarna kuning cerah.Merasa sudah baik semua, Raisa mengambil tas slempangnya dan keluar dari kamar. Langkahnya menuju ke dapur dimana dia sudah mempersiapkan sesuatu untuk Mahesa. Sesuatu yang akan membuatnya melupakan perasaannya pada Lian.Setelah Raisa tahu kalau Alex t

  • Cinta Yang Salah   Bab 106

    Lian membuka mata dan langsung menatap langit-langit kamar yang tak pernah berubah sedikit pun. Rasa pusing menyerang kepalanya. Namun dia abaikan. Semua itu penyebabnya adalah rasa lelah yang dia derita dan airmata yang ia tumpahkan sejak semalam. Pertemuannya dengan Mahesa menyisakan sebuah pertanyaan dan duka yang masih ada, dia tidak bisa menjawabnya tapi rasanya ia yakin kalau memang itu yang terbaik untuk mereka berdua.Tatapan terakhir dari sorot matanya itu mengisyaratkan betapa dia sangat mencintainya. Sungguh, hatiku berkata demikian. Tak mungkin kalau hanya sekedarnya saja dan bodohnya lagi, sentuhan yang diberi olehnya juga tak bisa membuat tubuhku menolak sedikit pun. Sangat memalukan. Jelas-jelas aku menerimanya dan tak berdusta ketika aku juga menginginkan hal yang sama.Tapi lagi-lagi aku berpikir, aku tak mau jatuh ke titik yang sama seperti dulu meskipun dengan satu alasan yang sama, Mahesa mencintaiku, aku tidak berbalik arah.Aku

  • Cinta Yang Salah   Bab 105

    Malam itu Raisa ingin memberi kejutan pada Mahesa. Dia sudah membuat sebuah coklat spesial untuknya. Mahesa pasti suka dengan coklat buatannya. Dulu dia bilang rasa coklat yang Raisa buat tergolong unik dan enak. Mahesa menyukainya dan sekarang Raisa akan memberinya lagi untuknya dengan tujuan supaya dia bisa lebih dekat dengan laki-laki itu.Raisa tak sabar ingin mengetahui bagaimana reaksinya saat Raisa membawakan coklat ini untuknya. Raisa tersenyum begitu mengingat wajah Mahesa yang tampak terkejut mengetahui Raisa yang begitu perhatian.Taksi pun berhenti di depan rumah Mahesa dan tanpa ragu kakinya melangkah mendekati rumah Mahesa membuka pintu gerbang yang tidak terkunci lalu mengetuk pelan pintu depan rumahnya.Tak lama kemudian pintu itu pun terbuka dengan penampilan Mahesa yang sedikit berantakan. Raisa mengernyit memandang laki-laki itu yang tidak rapi seperti biasanya. Namun berbeda dengan Mahesa. Dia malah tampak terkejut mendapati Raisa berdiri di

  • Cinta Yang Salah   Bab 104

    Merasa istirahatku sudah cukup, aku pun membuka mata dan merenggangkan tanganku. Setelah tidur panjang dan meminum obat yang di beri Lian, pusingku sudah menghilang. Aku melihat ke sekeliling dan sempat merasa tak sadar aku dimana. Kini aku mendapati aku berada di dalam kosong dan tak berpenghuni.Aku beranjak ke kamar mandi untuk membasuh mukaku lalu keluar untuk mengganti pakaianku yang terasa lembab dan sudah berbau keringat. Pendingin ruangan yang menyala tidak membuat suhu tubuhku menjadi dingin malah membuatku berkeringat. Mungkin efek dari aku meminum obat itu yang membuat aku merasakan sedikit lebih berkeringat.Kakiku melangkah keluar dan mencari dimana keberadaan Lian. Dia berjanji menungguku dan ku pastikan dia masih berada di rumah ini.Ternyata Lian sedang memasak sesuatu di dapur. Baunya harum dan sepertinya dia lumayan jago memasak. Mahesa berdeham dan Lian pun menoleh untuk melihat. Mahesa berdiri di depan pintu su

  • Cinta Yang Salah   Bab 103

    "Aku tahu kamu semalam sama siapa Mahesa."Lian pagi itu datang ke rumah Mahesa dengan sengaja karna dia tahu harus melakukan sesuatu. Lian butuh penjelasan dan Mahesa harus memberitahunya kalau tidak dia harus melakukan sesuatu menekannya agar menjauh dari hidup mereka."Masuk!" Mahesa berucap tegas dan memerintah. Mahesa menyingkir memberi jalan untuk Lian masuk ke dalamnya."Aku tidak mau berlama-lama di sini Mahesa. Aku harus kerja dan aku butuh penjelasanmu sekarang. Aku tidak mau berbohong jawablah jujur dan aku segera pergi.""Aku salah apalagi?""Kamu yang mengantar Raisa tadi malam? Mama khawatir saat tahu Raisa tidak ada di rumah tadi malam. Dia meneleponku dan menanyakan apakah Raisa ada di tempatku atau tidak dan jawabannya siapa lagi kalau bukan ada di rumahmu. Kamu menyuruhnya untuk ke rumahmu? Malam-malam begitu?""Duduk lah aku sedang pusing terlalu banyak alkohol yang ku minum semalam."Lian tetap berdiri di san

  • Cinta Yang Salah   Bab 102

    Aku merasa sedang bermimpi saat ini. Sesuatu yang mustahil aku lakukan dan itu demi satu nama Mahesa. Ya karna dia aku berada di sini. Di suatu club yang tidak pernah aku injak dimana pun itu.Suara alunan musik terdengar begitu keras dari luar dan itu membuat telinga yang tidak terbiasa mendengar suara musik ini ingin menutup telinga namun rasanya sangat bodoh, orang lain terbiasa lalu mengapa aku harus menutup telinga demi semua itu. Aku biarkan semua itu dan bersikap sewajarnya.Seperti dugaanku tidak hanya musik yang mengalun begitu keras aroma pekat dari alkohol bercampur dengan nikotin tercium ke dalam indera penciumanku."Oh yang benar saja, aku tak menyukai bau ini, mengapa dia membiarkanku masuk dan mencium aroma ini," gerutuku dalam hati.Mahesa meneleponku dan aku terpaksa menemuinya karna ku tahu dari suaranya dia terdengar sangat membutuhkanku. Nekat aku pun datang ke sini untuk mencarinya.Begitu berada di dalam aku

  • Cinta Yang Salah   Bab 101

    Bugg ...Satu pukulan mengenai mata Mahesa, Alex ingin memukulnya kembali namun langsung di tangkis oleh Mahesa. Mahesa waspada dan tak lupa menahan diri agar tak tersulut emosi. Tadinya dia tidak tahu kalau Alex akan memukulnya. Setelah pukulan menyentuh wajahnya baru dia sadar kalau dia dalam bahaya.Mahesa menyeringai, memandang satu arah dimana lawannya saat ini sedang berdiri tegak memandang sengit ke arahnya.Mahesa memang tak belajar beladiri tapi dia tahu harus bertindak bagaimana saat ini. Mengalah tak akan pernah membuat lawannya tahu kalau yang sebenarnya dari satu pukulan itu tidak akan baik untuk ke depannya. Memukul memang tidak sulit tapi tak kan bisa menyelesaikan masalah. Itu yang sebenarnya dia inginkan untuk Alex sendiri. Kalau dia suka memukul pasti ke depannya juga sikapnya tak jauh berbeda. Bagaimana dengan Lian nantinya kalau mereka bersama?Mahesa mengusap hidungnya dengan cepat lalu memasang kuda-kuda dan segera

DMCA.com Protection Status