"Silahkan masuk!" Suruh Bu Siti kepada Arya masih tetap berdiri didepan pintu, langsung di suruh Bu Siti masuk, sambil menunggu.
"Terima kasih tante." Ucap Arya mengiyakan suruhan Bu Siti. Arya masuk dan duduk di kursi ruang tamu.
Sembari Arya menunggu Reyn di panggilkan oleh Bu Siti. Dia memainkan handpone nya bermain game.
"Reyn! Cepat bangun disini Arya datang," panggil Bu Siti kepada Reyn.
"Arya! Mau apa dia sepagi ini datang kemari?" Kata Reyn penuh keheranan dalam hati.
"Iya Mah, sebentar Reyn kesana!" Jawab Reyn dan beranjak tempat tidurnya untuk membersihkan wajah nya yang masih baru bangun.
Bu Siti langsung perhi kedapur setelah mendengar jawaban Reyn. Di dapur Bu Siti sibuk untuk menyiapkan serapan untuk mereka.
Reyn langsung menghampiri Arya ke ruang tamu setelah dia cuci muka.
"Ada urusan apa sehinngga sepagi ini datang kemari?" Tanya Reyn mengejutkan Arya yang sedari tadi main game menunggu kehadiran nya.
Handphone Arya hampir terjatuh karena keterkejutan nya.
"Akh..hampir saja" kata Arya melihat Reyn.
"Hampir apa? Aku bertanya sama mu! Ada urusan apa kamu datang kemari sepagi ini? Kata Rey lagi.
"Iya.. hampir saja handphone ku terjatuh kelantai." Jawab Arya.
Reyn menggaruk kepalanya dengan sedikit kesal karena tingkah Arya yang menyebalkan untuk nya.
"Ada urusan apa kamu sehingga sepagi ini datang kemari? Yang saya tanya kan itu. Sudah ketiga kali ini aku bertanya sama mu Arya!" Kata Reyn dengan nada yang sedikir keras, sehingga Mamah nya yang lagi sibuk didapur bisa mendengar jelas omongan Reyn.
Bu Siti yang mendengarnya dari dapur tersenyum, melihat tingkah kedua nya seperti kakak-beradik.
Arya sengaja tidak menjawab nya dan mengalihkan topik, sehingga Reyn makin jengkel. Kebiasaan ini sudah lama terjadi diantara mereka berdua.
"Kamu duduk dulu dong biar lebih sopan, baru bertanya! Kata Arya kepada Reyn."
Reyn menngaruk kepalanya nya kembali karena kejengkelan yang dilakukan Arya. Namun Reyn tidak marah dan langsung duduk di dekat Arya.
"Nih! Aku sudah duduk. Apa aku sekarang sudah boleh bertanya? Ucap Reyn kepada Arya."
"Mengapa kamu menanyakan aku lagi, padahal kami sudah bertanya sama ku? Kata Arya."
"Arkh.. lama-lama aku bisa gila berhadapan sama mu! Gerutu Reyn."
"Kok aku yang kamu salah kan? Seharusnya kamu menyalahkan dirimu sendiri dong! Kamu sudah bertanya malah menanyakan aku." Ucap Arya membaut teman nya itu makin jengkel.
Namun jengkel nya Reyn bukan karena marah. Karena hal seperti itu lah tingkah temannya itu.
"Oh ya! Tadi kamu bilang, lama-lama kamu bisa gila kalau berhadapan sama ku! Jadi kami biar tidak jadi gila, jangan berhadapan dong! Mendingan kamu membelakangi aku, biar kamu gak gila." Arya tersenyum melihat teman nya itu seperti orang frustrasi.
"Ikhhh" Reyn membentukkan jarinya mencakar, lalu mengarahkanny ke Arya.
Reyn semakin jengkel melihat teman nya itu selalu bermain-main, kepada nya pada aaat serius berbicara.
"ada apa dengan kalian berdua! Pagi-pagi seperti ini udah ribut saja! Ucap Bu Siti yang datang dari dapur membawah teh hangat."Gak tau nih tante! Aku datang kerumah dia marah-marah dia!" Arya menunjuk Reyn dengan perasaan jail.Reyn terkejut melihat Arya yang menunjuk dan menyalahkan nya. "Sudah jelas-jelas dia salah, malah memlemparkan kesalahan sama aku!" Pikir Reyn sebelum menjawab mamah nya."Ini mah""Sudah.. sudah.. kalian berdua dari dulu seperti ini. Apa kalau kalian tidak seperti, hidup kalian nggak berwarna? Tanya Bu Siti. Menghentikan pembicaraan Reyn yang belum sempat dikatakan sepenuh nya."Nih.. saya bawakan kalian teh! Kalian pasti haus dari tadi seperti itu! Makanya minum dulu, habis itu baru lanjut lagi! Ucap Bu Siti sambil tersenyum."Arya langsung mengambil teh itu dan menenguk nya. Rey pun demikian mengambil teh itu dan menenguk nya.Tidak habis akal, Arya terus menjahil Reyn di depan
"jadi apa sebenar nya tujuan mu datang kemari? Tanya Pak Haris kepada Arya setelah selesai serapan.""Kita berbicara didepan saja om! Jawab Arya."Mereka pun mengikuti arahan Arya untuk duduk di ruang tamu dan akan mendengarkan jawaban Arya. Mereka semua duduk di kursi yang berada di ruang tamu."Coba katakan alasan kehadiran mu datang kemari" tanya Pak Haris Kembali.""Kemarin, aku minta persetujuan kedua orang tua ku! Jadi mereka setuju dengan apa yang ku minta! Jawab Arya. Lalu dengan senyuman yang terlukis di bibir nya menatap Reyn.Reyn yang melihat temannya itu merasa aneh karena tingkah nya."Memang nya kamu meminta persetujuan apa dari orang tua mu? Hingga kamu datang kesini untuk memberitahukan nya?" Kali ini Bu Siti yang bertanya kepada Arya."Oh itu! Aku kemarin minta persetujuan orang tua ku agar mereka membantu Reyn untuk melanjut kan pendidikan nya bersama-sama dengan ku. Ternyata pers
"apa kamu serius?" Reyn bertanya sama Arya.Seluruh keluarga Pak Haris, masih tetap merasa tidak percaya dengan apa yang Arya katakan. Mereka berfikir semua yang dikatakan Arya hanyalah bualan semata."Iya.. aku serius dengan apa yang aku katakan!" Jawab Arya.Pak Haris menggelengkan kepala nya, namun dia tidak dapat berkata apa-apa. Apalagi tadi Arya mengatakan dia akan menelpon ayah nya untuk menyakinkan keluarga Pak Haris."Jika kamu memang serius? Untuk apa kamu melakukan hal semacam ini? Sebelum-sebelumnya pun aku sudah katakan bahwa aku tidak melanjut lagi!" Kata Reyn seakan masih tidak percaya."Memang aku serius! Dan untuk apa aku melakukannya padamu, itu bukan hal penting untuk kamu tahu." Ucap Arya sambil tersenyum kecil.Bu Siti yang dari tadi masih penasaran atas apa yang dikatakan oloeh Arya. Sekarang tersadar dan bertanya kepada Arya. "mengapa kamu harus melakukan sejauh ini?."T
Kejadian itu, membuat seisi rumah Pak Haris kaku dan seakan tidak berdaya. Itu semua dikarenkan perkataan Arya yang mngejutkan.Waktu pun berlalu, hari sudah semakin siang. Arya berpamitan kepada Pak Haris dan keluarga untuk pulang."Om.. aku balik dulu!" Suara pamitan Arya.Anggukan kepala yang di berikan oleh Pak Haris mengiyakan pamitan Arya."Kita akan mendaftar tiga hari lagi! Jangan kamu tidak datang ya!" Ucap Arya kepada Reyn sebelum melangkah keluar rumah.Reyn tersenyum tipis mengiyakan apa yang di katakan oleh Arya."Baiklah! Aku pergi!" Seru Arya menghidupkan sepeda motornya lalu beranjak pergi.Reyn menatap teman nya itu, hingga betul-betul tidak terlihat lagi dari pandangan mata mereka. Di dalam rumah kedua orang tua nya masih tetap berbincang tentang apa yang tadi mereka dengar dari Arya."Sudahlah Mah! Pah! Gak usah di bahas lagi." Ucap Reyn kepada orang tuanya.
Setelah Arya sampai di rumahnya, dia langsung menuju kekamar nya. Disana dia langsung membaringkan tubuh nya keatas kasur ranjang.Entah mengala Arya mengingat masa lalu nya dengan mantan nya Rani. Dimana dulu mereka berdua sangat romantis dan harmonis.Arya selalu memberikan apa yang diminta oleh Rani. Sampai dimana saat pertemenan Arya dan Reyn hampir diambang kehancuran.Dimana waktu itu Reyn mengingatkan Arya agar tidak terlalu royal dan memanjakan Rani. Namun waktu itu semua dibantah oleh Arya, dan pada saat itu Arya pun sempat mengatakan kata-kata yang kurang menyenangkan kepada Reyn. Itu lah dimana kedua teman itu tidak saling tegur sapa.Hampir satu bulan pertemanan mereka tidak ada komunikasian sama sekali waktu itu. Pertemanan merekan terjalin lagi pada saat Arya telah di putuskan oleh Rani.Waktu itu di sebuah butik, ada gaun yang indah, dan sangat cocok untuk Rani. Rani meminta Arya membelikannya. Tapi pada saat
Dengan senyum masam, Arya menghampiri pasangan itu."Ma..maaf telah membuat kalian menunggu!" Ucap Arya dengan canggung."Tidak apa-apa kok! Oh iya tadi kami nggak mesan menu untuk mu karena kami tidak tu seleramu! Oleh sebab itu pesankan saja." Ucap Arman!"Oke..oke!" Dengan perasaan nya yang bercampuk aduk, lalu dia memanggil pelayan warkop itu.Tak lama setelah Arya memanggil, seorang pelayan gadia yang berparas cantik datang menghampirinya dan berkata, "ada yang perlu saya bantu Mas!" suara pelayan itu dengan lembut.Bulu kudik Arya berdiri mendengar suara lembut itu menyapa diri nya. Lalu dia melihat kearah suara itu."Aku mau pesan mbak!" Jawab Arya dengan sedikit gugup ketika melihat gadis itu."Silahkan! Mau pesan apa? Tanya pelayan itu lagi."Mie goreng sama kopi" ucap Arya kepada pelaya itu."Baik! Pesanan anda segera datang!" Kata pelayan meninggal kan meja mereka.&nbs
Berawal dari dua orang lelaki yaitu Arya dan Reyn yang sudah berteman semenjak mereka masih remaja. Pertemanan yang mereka jalin pun berjalan hingga saat ini.Dikampus ternama di salah satu Kota S, mereka melanjutkan pendidikan nya.Arya yang saat itu tidak mau berpisah dengan teman dekat nya itu, selalu meminta agar mereka tetap berasama dalam menempuh pendidikan.Waktu itu Reyn berencana untuk tidak melanjutkan pendidikannya karena keekonomian keluarga mereka yang pas-pas an. Reyn berniat mencari pekerjaan agar bisa membantu keekonomian keluarga merekaTidak terima dengan keputusan yang dibuat oleh Reyn, Arya meminta pertolongan ayahnya yaitu Pak Wahyono,agar dia dan Reyn disekolahkan bersama.Dengan hati yang bertanya-tanta tentang apa yang dimintakan anak nya itu sungguh tidak masuk akal bagi mereka. Bukan mereka tidak memiliki harta kekayaan, namun ay
Mendengar jawaban dari Arya, membuat Pak Wahyono makin penasaran dengan omongan anak nya itu. Pak Wahyono pun melihat Arya dengan tatapan penuh harap anak nya tidak membohongi nya.Arya yang melihat tatapan ayahnya, merasa ragu dengan apa yang di katakan tadi. Dia semakin tidak percaya terhadap dirinya. Namun keraguan dalam hatinya tidak terlalu di tunjukkan, agar ayah tidak mengetahui keraguan yang di rasakan saat ini.Semakin ayah nya menatap Arya semakin kuat rasa keraguan dalam hati nya, namun dia tetap membuat diri nya tenang dihadapan ayah nya. Dia tetap berusaha agar ayah nya bisa membantua Reyn melanjutkan pendidikan nya.Tiba-tiba ayah nya menarik napas panjang, membuat Arya gemetar sejenak."Baik! Jika itu memang permintaan mu, agar ayah membantu Reyn melanjut kan pendidikan nya. Tetapi untuk saat ini belum bisa ayah memberi keputusan! Mamah juga harus tau tentang in
Dengan senyum masam, Arya menghampiri pasangan itu."Ma..maaf telah membuat kalian menunggu!" Ucap Arya dengan canggung."Tidak apa-apa kok! Oh iya tadi kami nggak mesan menu untuk mu karena kami tidak tu seleramu! Oleh sebab itu pesankan saja." Ucap Arman!"Oke..oke!" Dengan perasaan nya yang bercampuk aduk, lalu dia memanggil pelayan warkop itu.Tak lama setelah Arya memanggil, seorang pelayan gadia yang berparas cantik datang menghampirinya dan berkata, "ada yang perlu saya bantu Mas!" suara pelayan itu dengan lembut.Bulu kudik Arya berdiri mendengar suara lembut itu menyapa diri nya. Lalu dia melihat kearah suara itu."Aku mau pesan mbak!" Jawab Arya dengan sedikit gugup ketika melihat gadis itu."Silahkan! Mau pesan apa? Tanya pelayan itu lagi."Mie goreng sama kopi" ucap Arya kepada pelaya itu."Baik! Pesanan anda segera datang!" Kata pelayan meninggal kan meja mereka.&nbs
Setelah Arya sampai di rumahnya, dia langsung menuju kekamar nya. Disana dia langsung membaringkan tubuh nya keatas kasur ranjang.Entah mengala Arya mengingat masa lalu nya dengan mantan nya Rani. Dimana dulu mereka berdua sangat romantis dan harmonis.Arya selalu memberikan apa yang diminta oleh Rani. Sampai dimana saat pertemenan Arya dan Reyn hampir diambang kehancuran.Dimana waktu itu Reyn mengingatkan Arya agar tidak terlalu royal dan memanjakan Rani. Namun waktu itu semua dibantah oleh Arya, dan pada saat itu Arya pun sempat mengatakan kata-kata yang kurang menyenangkan kepada Reyn. Itu lah dimana kedua teman itu tidak saling tegur sapa.Hampir satu bulan pertemanan mereka tidak ada komunikasian sama sekali waktu itu. Pertemanan merekan terjalin lagi pada saat Arya telah di putuskan oleh Rani.Waktu itu di sebuah butik, ada gaun yang indah, dan sangat cocok untuk Rani. Rani meminta Arya membelikannya. Tapi pada saat
Kejadian itu, membuat seisi rumah Pak Haris kaku dan seakan tidak berdaya. Itu semua dikarenkan perkataan Arya yang mngejutkan.Waktu pun berlalu, hari sudah semakin siang. Arya berpamitan kepada Pak Haris dan keluarga untuk pulang."Om.. aku balik dulu!" Suara pamitan Arya.Anggukan kepala yang di berikan oleh Pak Haris mengiyakan pamitan Arya."Kita akan mendaftar tiga hari lagi! Jangan kamu tidak datang ya!" Ucap Arya kepada Reyn sebelum melangkah keluar rumah.Reyn tersenyum tipis mengiyakan apa yang di katakan oleh Arya."Baiklah! Aku pergi!" Seru Arya menghidupkan sepeda motornya lalu beranjak pergi.Reyn menatap teman nya itu, hingga betul-betul tidak terlihat lagi dari pandangan mata mereka. Di dalam rumah kedua orang tua nya masih tetap berbincang tentang apa yang tadi mereka dengar dari Arya."Sudahlah Mah! Pah! Gak usah di bahas lagi." Ucap Reyn kepada orang tuanya.
"apa kamu serius?" Reyn bertanya sama Arya.Seluruh keluarga Pak Haris, masih tetap merasa tidak percaya dengan apa yang Arya katakan. Mereka berfikir semua yang dikatakan Arya hanyalah bualan semata."Iya.. aku serius dengan apa yang aku katakan!" Jawab Arya.Pak Haris menggelengkan kepala nya, namun dia tidak dapat berkata apa-apa. Apalagi tadi Arya mengatakan dia akan menelpon ayah nya untuk menyakinkan keluarga Pak Haris."Jika kamu memang serius? Untuk apa kamu melakukan hal semacam ini? Sebelum-sebelumnya pun aku sudah katakan bahwa aku tidak melanjut lagi!" Kata Reyn seakan masih tidak percaya."Memang aku serius! Dan untuk apa aku melakukannya padamu, itu bukan hal penting untuk kamu tahu." Ucap Arya sambil tersenyum kecil.Bu Siti yang dari tadi masih penasaran atas apa yang dikatakan oloeh Arya. Sekarang tersadar dan bertanya kepada Arya. "mengapa kamu harus melakukan sejauh ini?."T
"jadi apa sebenar nya tujuan mu datang kemari? Tanya Pak Haris kepada Arya setelah selesai serapan.""Kita berbicara didepan saja om! Jawab Arya."Mereka pun mengikuti arahan Arya untuk duduk di ruang tamu dan akan mendengarkan jawaban Arya. Mereka semua duduk di kursi yang berada di ruang tamu."Coba katakan alasan kehadiran mu datang kemari" tanya Pak Haris Kembali.""Kemarin, aku minta persetujuan kedua orang tua ku! Jadi mereka setuju dengan apa yang ku minta! Jawab Arya. Lalu dengan senyuman yang terlukis di bibir nya menatap Reyn.Reyn yang melihat temannya itu merasa aneh karena tingkah nya."Memang nya kamu meminta persetujuan apa dari orang tua mu? Hingga kamu datang kesini untuk memberitahukan nya?" Kali ini Bu Siti yang bertanya kepada Arya."Oh itu! Aku kemarin minta persetujuan orang tua ku agar mereka membantu Reyn untuk melanjut kan pendidikan nya bersama-sama dengan ku. Ternyata pers
"ada apa dengan kalian berdua! Pagi-pagi seperti ini udah ribut saja! Ucap Bu Siti yang datang dari dapur membawah teh hangat."Gak tau nih tante! Aku datang kerumah dia marah-marah dia!" Arya menunjuk Reyn dengan perasaan jail.Reyn terkejut melihat Arya yang menunjuk dan menyalahkan nya. "Sudah jelas-jelas dia salah, malah memlemparkan kesalahan sama aku!" Pikir Reyn sebelum menjawab mamah nya."Ini mah""Sudah.. sudah.. kalian berdua dari dulu seperti ini. Apa kalau kalian tidak seperti, hidup kalian nggak berwarna? Tanya Bu Siti. Menghentikan pembicaraan Reyn yang belum sempat dikatakan sepenuh nya."Nih.. saya bawakan kalian teh! Kalian pasti haus dari tadi seperti itu! Makanya minum dulu, habis itu baru lanjut lagi! Ucap Bu Siti sambil tersenyum."Arya langsung mengambil teh itu dan menenguk nya. Rey pun demikian mengambil teh itu dan menenguk nya.Tidak habis akal, Arya terus menjahil Reyn di depan
"Silahkan masuk!" Suruh Bu Siti kepada Arya masih tetap berdiri didepan pintu, langsung di suruh Bu Siti masuk, sambil menunggu."Terima kasih tante." Ucap Arya mengiyakan suruhan Bu Siti. Arya masuk dan duduk di kursi ruang tamu.Sembari Arya menunggu Reyn di panggilkan oleh Bu Siti. Dia memainkan handpone nya bermain game."Reyn! Cepat bangun disini Arya datang," panggil Bu Siti kepada Reyn."Arya! Mau apa dia sepagi ini datang kemari?" Kata Reyn penuh keheranan dalam hati."Iya Mah, sebentar Reyn kesana!" Jawab Reyn dan beranjak tempat tidurnya untuk membersihkan wajah nya yang masih baru bangun.Bu Siti langsung perhi kedapur setelah mendengar jawaban Reyn. Di dapur Bu Siti sibuk untuk menyiapkan serapan untuk mereka.Reyn langsung menghampiri Arya ke ruang tamu setelah dia cuci muka."Ada urusan apa sehinngga sepagi ini datang kemari?" Tanya Reyn mengejutkan Arya yang sedari tadi m
Karena rasa kegembiraan dalam hati Arya, dia tidak sabar untuk memberitahukan berita bahagia ini. Sebab kedua orang tua nya setuju untuk membantu Reyn melanjutkan pendidikan nya."Kamu harus ingat! Bahwa keluarga kita membantu Reyn karena permintaanmu. Jika suatu saat ada masalah diantara kalian, jangan pernah menyesal! Kata mamah nya.""Iya Mah! Pasti akan Arya ingat kok dan aku percaya bahwa Reyn adalah orang yang baik." Jawab Arya!Mamah nya terus memperhatikan Arya yang begitu antusias kepada Reyn. Pikiran Mamah nya masih kurang percaya atas permintaan Arya. Namun karena Arya mengatakan tidak akan melanjutkan pendidikan nya kalau tidak membantu Reyn. Mau tidak mau mereka setuju membantu Reyn dan melihat perkembangan Arya setelah mereka membantu Reyn.Hari itu berlalu begitu saja bagi Arya,karena begitu bahagia dia tidak memperdulikan hari-harinya yang kurang menyenangkan.Pagi-pagi sekali Arya langsung keluar rumah menuju ke r
"Mamah akan bantu kamu, jika kamu memberikan alasan untuk Mamah." Mamah tersenyum mangatakannya kepada Arya.Wajah Arya yang tadi nya berseri-seri karena bahagia, kini menjadi masam kembali setelah mendengar perkataan Mamah nya."Tadi sudah Arya katakan sama papah!" Kata Arua dengan sedikit kesal. Dia tidak menyangka mamah nya juga akan menanyakan itu, padahal sudah membicarankan hal itu dengan papahnya."Itu kan alasan yang kamu berikan sama papah kamu! Dan mamah sekarang mau dengar alasan dari kamu bukan dari Papah mu!" Kata mamah nya lagi.Arya makin penasaran dengan mamah nya yang menginginkan alasan dari nya. "Apa beda nya sih?" Gumamnya dalam hati."Iya, Arya akan berikan alasanny sama mamah!"""Lalu apa alasan mu, meminta keluarga kita membantu Reyn melanjutkan pendidikannya? Dengan penasaran jawaban apa yang akan diberikan anak nya untuk menyakinkan mereka membantu Reyn.""Reyn adalah teman