Share

Lamaran

Author: Suzy Ru
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Kamu ini bagaimana? Mereka pacaran sudah hampir 7 tahun. Bagaimana bisa kamu tak tau hal itu!"

Tujuh tahun? Bagaimana bisa mereka bilang sama kakek seperti itu? Bukankah tujuh tahun itu saka berpacaran dengan Aura? batin Devian bertanya.

Apa mereka ...?

Tepukan keras sang kakek membuyarkan lamunan Devian. 

"Apa yang kamu pikirkan? Apa kamu berniat tak mau menemani adik kamu setelah apa yang dilakukan adikmu begitu besar padamu selama ini?" Pertanyaan sang kakek membuat Devian tak bisa berkata-kata.

Memang, selama ini ia banyak berhutang budi pada saka. Tapi, ia malah selalu menyakiti hati adiknya berulang kali tanpa saka sadari.

"Jika besok kalian sudah bertemu dengan keluarga Arini. Pastikan tanggal pernikahan mereka tepat di hari ulang tahun kakek!'"

Devian mengernyit. Ia terkejut akan permintaan kakeknya yang terkesan sangat mendadak.

"Kek, ulang tahun kakek kan satu bulan lagi. Mana mungkin mereka mau melaksanakan per

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Cantik

    Apa iya mereka ke sini untuk melamar Arini? batin ayah bertanya seraya menatap ke arah baju batik yang ia kenakan. Jika itu benar, aku sangat bersyukur mendapatkan menantu setampan dan sebaik nak saka.Beberapa menit kemudian, sebuah mobil mewah mulai terlihat dari pertigaan yang menuju rumah Arini. Seketika, Ayah dan ibu berdiri. Senyum manis mulai tertoreh di diri mereka."Ayah, itu pasti saka dan keluarganya!" tunjuk ibu sumringah menyambut kedatangan sang calon menantu idaman."Iya, itu saka!" jawab ayah merapikan rambut dan kemeja yang terbilang sangat mahal bagi orang susah sepertinya.Sesaat, ayah dan ibu tak berhenti mengerjap ketika melihat saka dan keluarganya yang terlihat memang orang konglomerat. Setelan jas hitam yang melekat di diri dua kakak beradik itu, membuat ayah mengingat kembali momen di masa lalunya.Terlihat begitu jelas, cara membuka kacamata, cara berjalannya, mengingatkan ayah pada dua majikan kecilnya yang

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Rencana Aura

    "Ehm, dua-duanya!" jawab Alya yang membuat tawa mereka pecah melihat kelucuan Alya. Tapi tidak halnya dengan Aura.Hatinya seakan memanas terbakar rasa cemburu yang menyesak di dada.Apa iya dia cantik melebihi kecantikanku? Sampai-sampai Alya memujinya setinggi itu! kata batin Aura seraya mengambil minuman yang tersaji di depannya.Devian menoleh ke arah istrinya. Senyum manisnya sedikit memudar saat Aura menegak minuman itu dengan buru-buru. Ia sangat tau akan arti di balik perasaan istrinya itu."Om Saka, lihatlah!" pinta Alya menunjuk Arini yang berjalan menghampiri.Sejenak, Saka seakan tak mampu menegak salivanya sendiri. Kedua matanya mengerling menatap wanita yang terkenal akan tomboynya bisa tampil cantik dan anggun seperti wanita lainnya."Maaf, sudah membuat kalian menunggu!" kata Arini tersenyum tipis seraya membenarkan rambutnya yang terurai. Sesaat, senyum Arini memudar dan mengernyit heran ketika dua kakak beradik yang a

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Tunanganku

    "Apa perlu aku menghubungi boss kalian?" Pertanyaan saka yang membuat mereka serempak menolehnya."Apa kamu mengenal boss kami?" tanya mereka balik.Saka tersenyum tipis. Apa yang saka pikirkan memang benar. Mereka sama sekali tak ingat kepadanya yang telah menolong mereka dan boss mereka setahun yang lalu."Dokter, apa dokter mengenalnya?" bisik Arini yang juga terkejut mendengarnya.Saka tersenyum dan berkedip seakan mengisyaratkan bahwa dirinya memang mengenal boss mereka."Baiklah! Jika kalian tak mau menghubungkan aku dengan boss kalian, aku akan menghubunginya sendiri," gegas Saka mengambil ponsel dan menghubungi Pak Berto, selaku rentenir yang telah menjadi pasiennya saat berada di Papua.Kelima preman itu bingung dan terlihat raut wajah mereka yang gelisah dan cemas."Gimana ini, Bang? Kalo boss besar tau, bisa abis kita!" bisik salah satu mereka yang membuat Arini mengernyit melihat tingkah laku mereka.Ken

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Ke 99 kali

    "Aku berbicara indah dan panjang lebar seperti itu, kamu pikir aku hanya akting?" Pertanyaan saka yang membuat senyum arini memudar.Lentik indah bulu kedua matanya tak berhenti mengerjap saat Saka memarahi dirinya."Aku serius, Arini! Entah sejak kapan rasa itu muncul tapi yang jelas aku ingin hubungan kita benar-benar serius," kata Saka meraih tangan Arini yang mulus tanpa noda sedikitpun.GlekArini menegak salivanya dengan paksa. Ia tak menyangka jika dokter tampan yang sangat hobi menggodanya, diam-diam memiliki perasaan kepadanya.Tenang Arini tenang! Kamu harus waspada dengan ucapannya. Jangan sampai mempermalukan diri kamu hanya karena pernyataan cintanya yang terlihat sangat tulus. Ini yang ke 99 kali dia menyatakan perasaannya. Tapi, itu semua hanyalah sebuah candaan belaka baginya.Yach, meski sebenarnya aku mengharapkan cintanya! gumam batin Arini mengernyit menatap saka yang menunggu jawaban darinya."Bagaimana? Apa aku

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Pantag menyerah

    "Apa aku harus mempercayainya? Jujur, aku sangat malu dengan tingkah lakumu itu. Sangat mengecewakan!" ketus Devian pergi meninggalkan aura seorang diri.Aura mendesah sebal. Kepalan tangannya mulai menghantam meja yang ada di depannya."Lagi lagi, aku gagal menjatuhkannya!"Kedua matanya memicing dan dengan cepat mengambil ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja. Amarah aura semakin memuncak saat nomor telepon yang akan ia hubungi tidak dapat di hubungi."Kenapa mereka tak bisa di hubungi, sih?"Aura semakin kesal."Mereka hanya salah paham!" Perkataan Saka yang mulai melintas di benak aura."Apa ini hanya alasan saka saja untuk menutupi hutang mereka?" tanya Aura menebak."Tak mungkin juga jika keluarga Arini sanggup membayarnya."Di rumah, Arini terbangun dari tidurnya. Ia baru menyadari telah membiarkan saka menunggu."Bukankah kamu bilang akan menjenguk Bunda Elena? Hari ini, aku memiliki

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Tunangan yang sesungguhnya

    Bukankah aku sudah bilang, kalo pernikahan kita tetap harus berjalan?"Arini terkejut, lentik indah kedua bulu matanya tak berhenti mengerjap saat saka menatapnya dengan tajam."Dokter!" keluh arini seakan lelah dan tak mau mendengarkan candaan saka kepadanya."Aku harus bagaimana lagi supaya kamu percaya bahwa semua perkataanku ini serius?"Saka mendekat. Kedua bola matanya tak berhenti menatap wanita yang kini telah mengisi hatinya. Perlahan, jari jemari tangannya mulai memberanikan diri untuk menyentuh pipi mulus yang dimiliki arini."Aku ingin kita selalu bersama. Tidak hanya menjadi partner dalam bekerja tapi aku ingin kamu menjadi partner dalam hidupku!"GlekArini menegak salivanya dengan paksa. Mulutnya seakan terkunci dan tak mampu untuk berkata-kata. Lentik indah bulu matanya tak berhenti mengerjap saat saka mencium bibirnya dengan mesra.DegJantung arini berdetak begitu kencang. Hati

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Tidur bersama

    Sebuah foto yang membuat arini tak berhenti mengingatnya. Kapan dan di mana foto dirinya itu. Senyum indahnya terlihat natural dan sangat manis."Bunda dapat dari saka. Apa kamu tak punya foto kamu yang manis ini?" tanya bunda yang mengejutkan Arini.Arini menoleh menatap saka yang tersenyum seraya menaikkan alis tebalnya."Apa kamu menginginkan foto itu? Aku punya banyak koleksi foto kamu," lirih Saka mengejutkan wanita yang kini telah resmi menjadi tunangannya."Koleksi fotoku?" tanya arini penasaran. Dahinya mengernyit seraya berpikir. Bagaimana bisa saka mendapatkan foto darinya sedangkan dia tak merasa pernah berfoto berdua dengannya.Ia mendongak melihat ke arah ponsel saka yang memang penuh dengan foto dirinya.Kedua matanya mengerling dan seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat."Apa kamu ingat foto ini?" tunjuk saka ke arah foto arini yang terlihat sangat polos dan wajah cantiknya belum berpoles make-up sama sekali.

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Tak bisa move on

    "Jangankan vitamin, kalaupun aku minum obat tidur, aku juga tak akan bisa tidur," gumam arini lagi-lagi membuat saka berpikir untuk menjawab pertanyaannya."Kok bisa?""Karena ciumanmu itu membuatku sulit untuk memejamkan mata," jawab arini yang kini membuat wajah tampan tunangannya berseri-seri.Keesokan harinya, arini mulai terbangun dari tidurnya. Kedua matanya mengernyip dan berputar mencari keberadaan saka dan bunda elena."Kemana dia?" tanya batin arini merindukan sosok tunangannya itu. Belaian tangannya, dekapan hangatnya membuat arini tak mampu mengatur ritme detakan jantung yang berdetak begitu kencang. Hati kecil arini kian berbunga-bunga saat teringat kejadian semalamSesaat, Senyum arini tertoreh ketika sosok orang yang mengisi hatinya datang membawakan sekuntum bunga mawar merah untuknya."Selamat pagi, tunanganku yang manis!" kata saka menyodorkan bunga tersebut tepat di depan wajah cantik arini."Apaan, sih!

Latest chapter

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Akhirnya, Sah!

    "Iya," jawab Arini seraya melipat bibirnya."Apa mungkin kita bisa sampai rumah sebelum acara kita di mulai?" Pertanyaan Saka yang membuat rasa cemas Arini datang menghampiri."Jika kita datang terlambat, apa iya kita akan gagal menikah lagi?" tanya Arini seakan tak mampu menegak salivanya sendiri.Saka menoleh dan tersenyum menatap arini yang begitu takut kehilangan dirinya.Dengan belaian lembut dan perhatian, Saka membelai rambut Arini yang masih terurai rapi dengan hiasan cantik di kepalanya."Aku tak akan biarkan itu semua terjadi. Pernikahan kita akan terlaksana meskipun cobaan datang menghadangku!" ucap Saka membuat hati Arini sedikit lega. Senyumnya mengembang. Kegigihan Saka memang sudah tak bisa di ragukan lagi."Maaf, Dok. Pak Bondan ingin bicara dengan Anda," ucap sang sopir menyodorkan ponsel ke arah Saka.Ada apa lagi pak Bondan ini. Apa dia tidak bisa berbicara padaku saat aku tiba di sana! kata batin Saka menghela nafas panjang dan menatap nama pak Bondan yang tertera

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Ketakutan Arini

    "Kenapa? Dia sedang tidur. Dan tak masalah jika aku menciummu di depannya," tutur Saka yang mengejutkan Arini."Benarkah dia tertidur?" tanya Arini menoleh menatap sang buah hati ya memang tertidur pulas.Tak biasanya dia tertidur pulas seperti ini? Apalagi tidur tanpa susu sebelumnya? kata batin Arini berpikir.Lamunan Arini buyar saat saka mentoel dagu indahnya."Melamun apa?" tanya Saka mengernyit.Arini menyeringai."Tidak. Hanya saja, Andara tak seperti biasanya. Tertidur lelap seperti ini. Biasanya, kalo dia ingin tidur, dia tak jauh-jauh dari susu," tutur Arini mengernyit heran. "Benarkah? Tapi, sejak tadi malam dia tertidur pulas di gendonganku," kata Saka duduk dan merebahkan tubuh mungil andara tepat di pangkuannya."Coba kamu periksa dia! Aku takut terjadi sesuatu padanya," gumam Arini memegang kening dan pipi chubby yang di miliki putranya itu."Bagaimana? Panas?" tanya Saka memastikan."Tidak! Suhu tubuhnya normal," ucap Arini seraya melipat bibirnya.Saka menghela nafa

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Ikatan kuat antara ayah dan anak

    Arini menoleh. Kedua bola matanya terbelalak kaget dan seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat. Lelaki yang akan menjadi suaminya terlihat baik-baik saja. Begitu gagah memakai seragam operasi yang di kenakan. Dia baik-baik saja! gumam batin Arini tersenyum saat Saka menoleh ke arahnya.Saka tersenyum dan berjalan menghampiri wanita dan putra kecilnya yang juga tersenyum ke arahnya."Dia menangani orang yang hampir saja menabrak mobilnya dan dia menyuruh kami untuk menunggunya di sini bersama jagoan kecil kalian ini," tutur Devian menjelaskan sembari mengusap rambut lembut yang dimiliki Andara."Iya. Andara sangat pintar. Dia sama sekali tak rewel saat Saka sibuk menolong orang kecelakaan," sahut Adelia mengusap punggung Alya yang berada dalam gendongannya."Iya. Terimakasih sudah menjaga Andara!" ucap Arini tersenyum senang mendengarnya."Iya. Sama-sama. Kalo begitu kami ke depan dulu, ya!" gegas Devian pergi bersama anak dan istrinya.Lentik indah bulu mata Arini tak berhenti me

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Kecelakaan

    Sesaat, dahi ibu mengernyit. Langkah kakinya mulai berjalan menghampiri Farel yang sibuk dengan benda layar pipih tersebut."Apa? Mereka kecelakaan!" kata Farel mengejutkan ibu dara.."Kecelakaan?" tanya ibu terkejut.Farel menoleh. Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa saat suara ibu mengagetkan dirinya. Dengan cepat, ia mematikan ponsel dan memasukkan ke dalam saku jas hitam miliknya."Siapa yang kecelakaan? Apa terjadi sesuatu dengan Saka dan keluarganya? Keponakan kamu bagaimana?" tanya Ibu memastikan.Farel tersenyum dan memegang bahu ibunya yang tertutup dengan kain batik yang di kenakan."Saka dan keluarganya baik-baik saja, Bu. Mereka sedang dalam perjalanan menuju ke sini," tutur Farel menjelaskan."Trus, siapa orang yang kamu maksud? Siapa yang kecelakaan?" tanya Ibu masih penasaran.Farel menghela nafas panjang. Beginilah jadinya jika ibu mendengar berita yang menghebohkan. Harus menjelaskan secara detail agar tak salah paham ke depannya."Yang kecelakaan adalah teman-te

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Rencana Pernikahan

    Terserah ka ...," kata Arini terbelalak kaget saat saka meraih tangannya dan mencium bibirnya dengan mesra. Rasanya memang sangat berbeda. Semoga, hari ini dan seterusnya aku merasakan hal yang indah seperti ini. Tidak canggung lagi, tidak ada pertengkaran batin lagi dan bisa mencintai dia lagi. Momen inilah yang sangat aku rindukan selama ini! gumam batin Arini membalas ciuman mesra tersebut.Kedua tangannya dengan erat memegang t-shirt hitam yang di kenakan oleh Saka. Saka mulai melepas ciuman itu secara perlahan. Senyum manisnya tertoreh menatap wajah cantik mempesona yang berada dalam dekapannya."Secepatnya! Secepatnya aku akan meresmikan hubungan ini," ucap Saka memegang kedua pipi chubby Arini.Arini tersenyum sembari menganggukkan kepala. Sebuah isyarat kalo iya sangat setuju dengan apa yang telah di putuskan oleh Saka.Sesampai di rumah, Arini terkejut saat melihat kamar miliknya terhias cantik layaknya seperti pengantin baru. Terhias bunga-bunga mawar, lampu yang bersina

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Momen Terindah

    "Arini, apa dia Andara?" tanya Farel yang mengejutkan semuanya. "Bagaimana kakak tau kalo dia adalah Andara?" tanya Arini penasaran. Farel mengangkat tubuh andara dan memangku tepat di atas pahanya. "Ya, saka yang memberitahu kakak," jawab Farel yang lagi dan lagi mengejutkan mereka. Perkataan Farel yang membuat rasa penasaran mereka bertambah. Seakan tau kehidupan Saka sehari-harinya. "Saka? Saka siapa yang kakak maksud?" tanya Arini memastikan dan berharap saka yang di maksud bukan ayahnya andara, tapi orang lain. "Siapa lagi kalo bukan saka tunanganmu itu," tegas Farel yang membuat arini seakan tak mampu menegak salivanya sendiri. Arini termenung, terdiam memikirkan semua ucapan dari kakaknya. Rasa bersalah yang selama ini ia lakukan pada Saka mulai menghampiri dirinya. "Waktu itu kakak berniat untuk bertobat sesuai kemauan ayah, tapi banyak sekali masalah yang menimpa kakak. Menahan lapar setiap harinya dan juga sempat menjadi gelandangan, kakakpun juga mengalaminya. Untu

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Kedatangan Farel

    "Meskipun kami saling mencintai, kami tetap tidak bisa bersama, Bu!" tukas Arini menjelaskan."Apa penolakanmu ini karena janji dengan almarhum kakek Rendra?" tanya ibu yang mengejutkan Arini."Almarhum?" tanya Arini mengernyit.Sepulang dari rumah sakit, Saka bergegas menuju ke rumah Arini. Rasa rindu tak tertahan pada sang putra membuatnya tak bisa jauh lagi."Andara, kamu benar-benar membuat daddy rindu!" gumam Saka seraya menatap ke arah baju yang sudah terbungkus rapi dalam totebag."Semoga ukurannya sesuai dengan tubuh kamu!" gumam Saka meletakkan totebag itu tepat di sampingnya." Kita langsung ke rumah tadi pagi, ya Pak!" perintah Saka ke arah sopir pribadinya."Baik, Pak!" jawab sopir itu menambah kecepatan laju kendaraannya.Arini menghela nafas panjang. Kedua matanya mengerling menatap ke arah jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sebuah jam yang menunjukkan pukul 8 malam. "Sayang, ini sudah malam, lho! Kenapa kamu masih sibuk main? Kamu nggak ngantuk?" tanya

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Jika bukan karena janji kakek

    Sesaat, ia terbangun. Kedua bola matanya seakan tak mampu mengerjap melihat sebuah foto Andara berada dalam dekapannya Saka. Apa kamu tak ingin ke sini? Ke pantai, bersamaku dan bersama putra kita! Sebuah pesan yang membuat Arini seakan tak mampu menegak salivanya sendiri."Putra kita? Kenapa dia bilang seperti itu? Apa dia sudah tau yang sebenarnya?" Arini seakan tak percaya. Berulang kali ia menatap ke arah layar pipih itu dan berharap penglihatannya salah. Tapi, harapannya sirna. Foto yang di kirim oleh Saka, memang benar-benar nyata. Sama sekali tak memakai sistem edit."Tidak! Dia tak boleh mengambil Andara dariku!" gegas Arini mengambil kunci dan pergi meninggalkan tempat usahanya. Semua karyawan yang baru datangpun terkejut melihatnya. Kedua mata mereka seakan tak berhenti menatap ke arah Arini yang pergi dengan buru-buru."Tumben si boss sudah tiba sebelum kita datang?" tanya Salsa seraya mengernyit menatap mobil atasannya itu mulai hilang dari hadapan mereka."Iya. Akhir-a

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Kenyataan yang sebenarnya

    Siapa lelaki yang mau menjadi suami pura-puranya arini? tanya Saka dalam hati dan melangkah menghampiri.Saka mencoba untuk tersenyum dan bersikap santai menyikapi akting yang akan di jalankan oleh mereka."Maaf, sudah membuat kalian menunggu!" kata Saka teekejut saat suami pura-pura arini menoleh ke arahnya."Saka?" kata Adrian spontan mengejutkan mereka. Terutama Arini.Arini seakan tak mampu menegak salivanya saat mendengar ucapan Adrian."Kak Adrian mengenalnya?" bisik Arini penasaran.Saka mengernyit menatap mereka yang sedang berdiskusi untuk berakting di depannya.Ia menghela nafas seraya menyeruput minuman yang sudah ia pesan lebih dulu."Arini, dia sahabat kakak. Dan tak mungkin juga, aku berakting sebagai suami kamu. Dia tak mungkin percaya! Dia terlalu jenius untuk di bohongi," jawab Adrian dengan nada pelan.Arini menghela nafas panjang. Ia tak menyangka jika rencananya akan gagal total seketika. Tak sesuai harapan.Ini sama saja aku mempermalukan diriku sendiri di depanny

DMCA.com Protection Status