Share

Anak Pembawa Keberuntungan

Bab 48

"Bagaimana, Zaki?" pinta Abah.

"Zaki hanya terserah Dek Marwiah saja, Abah. Zaki pikir, Putri Abah sudah cukup dewasa dan tahu apa yang harus dia lakukan," sahutnya.

Mendengar pernyataan dari Zaki, laki-laki tua itu menganggukkan kepala.

"Kamu dengar apa kata suamimu, Marwiah?"

"Dengar, Abah. Marwiah akan jemput anak-anak kemari."

"Jemputlah cucu Mama kemari, Nak. Mama sudah rindu dengan mereka."

Perempuan itu mengangguk. Dia meraih tangan sang ibu dan menciumnya.

"Marwiah pulang dulu, Ma. Nanti siang Marwiah akan kembali dengan anak-anak."

Perempuan itu menyambar tas dan melangkah keluar dari ruangan itu. Sementara Zaki berjalan mengekor di belakang.

Suara deru mobil yang perlahan menghilang dari pendengaran seolah mengingatkan Hafiz dengan tujuannya ke rumah ini.

"Ada apa, Nak?" tanya Abah. Beliau menangkap gurat kegalauan dari raut wajah putra kesayangannya

"Ini soal Naura, Bah."

"Ada apa lagi dengan Naura? Bukankah urusan rumah sudah selesai? Azizah tetap berlaku baik, kan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status