Share

Bab 2

Author: FDL22
last update Last Updated: 2023-03-29 02:53:08

Jovita POV

Pagi hari ini tidak ada yang berbeda dengan pagi sebelumnya. Aku bangun lebih dulu dari Mas Hendrick lalu segera mandi untuk menghilangkan rasa pegal-pegal di tubuhku setelah semalam bercinta dengan suamiku.

Seperti biasa aku pun menyiapkan pakaian kerja untuk Mas Hendrick lalu lekas menyiapkan sarapan setelah urusanku selesai.

Hari ini aku ingin ke supermarket karena bahan-bahan di dapur sudah mau habis. Sebenarnya aku bisa ke pasar dekat sini, tapi kasihan Rama jika harus panas-panas di sana. Dia tidak bisa jauh dariku, kalau dititipkan ke keluarga ku atau keluarga Mas Hendrick, pasti Rama menangis.

"Vita"

Aku menoleh, suamiku tercinta muncul di dapur. Dia terlihat rapi dengan kemeja yang aku siapkan dan tentu saja selalu tampan.

"Vita masak nasi goreng, Mas. Ini bahan-bahan udah mau abis, hari ini Vita bawa Rama ke supermarket ya mas?"

"Iya," jawabnya singkat. Aku lagi-lagi menelan kepahitan karena Mas Hendrick sangat irit sekali bicara.

"Oh iya, mas... vita boleh beli lingerie baru gak? vita liatin ada yang modelnya seksi loh. Mungkin aja mas Hendrick mau liat kalo Jovita pakek gituan," tanyaku sedikit menggodanya. Ya ya ya aku tahu, ini terdengar menjijikkan bagi sebagian perempuan tapi aku nekad melakukan ini demi mendapatkan perhatian suamiku.

"Terserah kamu, Vita." Sial, rupanya dia tidak peduli.

Cup!

Aku mencium pipi Mas Hendrick sebagai tanda terima kasih. Tidak apa-apa, yang penting dia tidak jahat kepadaku.

"Mas Hendrick sarapan ya, mas? vita mau nyuci di belakang dulu."

"Hmm."

Aku melangkahkan kaki ke kamar mandi belakang yang cukup luas. Memang Mas Hendrick menyiapkan tempat ini untuk mencuci pakaian kotor.

Untuk kemeja kerja Mas Hendrick, biasanya aku cuci dengan tangan karena takut rusak jika ku campur dengan pakaian rumah. Ini juga meminimalisir kemejanya luntur. Karena kebiasaan ku ini, terkadang telapak tanganku jadi kasar.

"Ehm, ini kemejanya ada noda tinta. Kebiasaan deh Mas Hendrick," gumam ku sambil terus memisahkan pakaian-pakaian kotor.

Grep!

Aku menahan napasku saat kurasakan sebuah pelukan dari belakang yang erat sekali. Jantungku berdetak sangat cepat, merasa aneh karena Mas Hendrick tiba-tiba mendekap ku seperti ini.

"M-mas? Kenapa?" tanyaku. Jujur saja, rasanya seperti ada kupu-kupu di perutku. Terasa geli sekali.

"Kenapa godain saya tadi? Kamu kira itu gak mempan?" tanya Mas Hendrick. Ya ampun, ternyata dia tergoda juga. Aku kira tadi gagal, rupanya suamiku ini tergoda!

"Hihi, mas Hendrick bikin gemes aja deh. Vita kan tadi cuma nanya doang, emangnya siapa yang godain mas?" balasku jenaka. Dia membalikkan tubuhku lalu dengan mudah dia mengangkat ku ke atas mesin cuci. Karena Mas Hendrick lebih tinggi dariku, jadi posisi kami jadi sepantaran.

Kakiku dilebarkannya, dia berdiri sangat dekat sampai bisa aku rasakan aroma maskulin dari tubuhnya. Begitu lekat sekali dalam ingatan ku.

Tangan Mas Hendrick merayap dari paha, masuk ke dalam daster yang ku kenakan lalu meremas payudara kanan ku yang masih ditutupi bra menyusui.

Aku menggigit bibir bawahku, mulai tergoda dengan sentuhan panasnya yang selalu tidak bisa aku cegah. Mana aku tahu jika dia tergoda atau tidak, dia saja nyaris tidak punya ekspresi. Aku tadi cuma iseng menggodanya, tapi rupanya di Buat lemah juga.

"Ngghh, mass... Nanti telat ke kampusnya loh," ingatku tapi tidak berusaha melepaskan tangannya yang asyik meremas-remas payudaraku.

"Hmm, kita main sebentar."

Perutku terasa semakin geli. Aku senang sekali karena Mas Hendrick memerhatikan ku pagi ini meskipun itu cuma ajakan bercinta. Aku sungguh mencintainya, aku ingin suamiku selalu di sisiku.

Kami berciuman, masih dengan posisi ku di atas mesin cuci ini. Ku letakkan kedua tangan di leher Mas Hendrick, memberinya akses untuk mencium ku sesukanya.

Ini terasa seksi sekali, bercinta di atas mesin cuci dan terburu-buru. Aku merasa seperti gadis haus belaian lelaki, sangat seksi.

Dia tidak melepaskan kemejanya, hanya celana panjang yang dibuka dan diturunkan sehingga aku bisa melihat penisnya yang mengacung di depanku. Benda panjang itu selalu berhasil memuaskan ku.

Aku menyentuh penisnya lalu memberi pijatan kecil. Kurasakan Mas Hendrick sangat menegang, nafsunya sudah di ubun-ubun.

"Buka baju kamu, Vita."

"Ehmm, bukain... Kan Mas Hendrick yang mau," tolakku manja dan dia berdecak karena tidak sabar. Aku tersenyum geli, suamiku menarik daster dari tubuhku lalu melemparnya sembarang.

Kedua tanganku memegangi ujung mesin cuci agar tidak mudah jatuh begitu saja. Mata tajam itu kembali menatap liar ke arah tubuhku dan itu membuatku sangat merinding penuh damba.

Mas Hendrick melepaskan celana dalam dan juga bra yang kukenakan sehingga kini aku telanjang bulat di depannya. Mulutnya dengan sigap menancap di ujung payudaraku, menghisapnya rakus seperti bayi kelaparan tapi dalam cara yang lebih liar lagi.

Kepalaku mendongak ke atas, tidak tahan dengan kemampuan suamiku dalam memuaskan perempuan. Meski bermain cepat, dia tetap mengutamakan kepuasan ku.

Mas Hendrick mulai memasukkan kejantanannya dengan pelan. Aku menahan napas setiap kali benda itu masuk ke dalam tubuhku. Seperti biasa, perasaan geli dan nikmat selalu bercampur menjadi kesatuan yang pas. Dia menggerakkan penisnya keluar masuk, menyentuh titik terdalam ku di beberapa hentakannya.

"Ohhh, emhhh!" Aku tidak kuasa menahan desahan. Kulilitkan kaki di pinggang Mas Hendrick, memaksanya untuk semakin dalam memasuki ku. Tidak perlu waktu lama untuk membuatku mencapai puncak, dengan rangsangan yang dia berikan aku pun merasa begitu puas.

"Mas! Vitaahh... Ahhh... Keluarhh!"

"Ghhh, jovita! Ahhh!" Suara Mas Hendrick sangatlah seksi sekali. Aku suka tiap kali dia mencapai klimaks, wajahnya terlihat semakin tampan.

Kami terdiam beberapa saat untuk mengambil napas. Dia menciumi leherku, meninggalkan beberapa tanda yang pasti sulit hilang nanti. Penisnya mulai terasa lemas, itu artinya dia sudah puas memuntahkan seluruh isinya di dalam tubuhku. Aku harus ingat untuk minum pil setelah ini.

"Mas Hendrick harus ganti baju. Ini udah kotor dan kusut," ucapku sedikit lemas. Mas Hendrick mengangguk, dia kembali mencium bibirku. Mungkin tidak rela mengakhiri sesi quickie ini.

"Saya bersih-bersih dulu."

Dia mencabut penisnya lalu membuka celana dan juga baju sebelum menyerahkannya kepadaku.

"Mas gak bawa handuk ya?" tanyaku dan dia menggeleng. Karena kamar mandi ini terhubung dengan tempat mencuci baju, jadi dia santai saja menghidupkan shower dan mandi sekali lagi.

Aku menghela napas lelah, cepat-cepat berlari ke kamar dalam keadaan telanjang untuk mengambil handuk. Setelah memastikan diriku sendiri aman dengan handuk merah muda milikku, lantas aku pun kembali ke kamar mandi belakang untuk memberikan handuk milik Mas Hendrick.

Benar-benar tidak terduga sekali kalau Mas Hendrick mengajakku bercinta di atas mesin cuci.

...

Pergi ke supermarket dengan Rama sudah menjadi kebiasaan ku sejak Rama memulai MPASI. Untungnya aku bisa mengendarai mobil sendiri, jadi tidak sulit untuk pergi ke manapun bersama Rama.

Seperti biasa, Rama aku gendong dengan gendongan yang aman dan nyaman, jadi aku mudah berjalan sambil mendorong troli belanjaan.

Sebenarnya tidak banyak yang aku beli, hanya beberapa bumbu dapur dan sayuran. Karena Mas Hendrick juga tidak pilih-pilih makanan, mudah untukku memasak apapun. Jadi aku bisa beli bahan makanan yang bisa ku masak.

Di tengah-tengah kesibukan belanja, aku menerima telepon dari saudara ipar ku. Untungnya adik Mas Hendrick tidak kaku seperti dia dan ibunya.

"Halo, mbak Rara? Kenapa mbak?" sapa ku di telepon.

"Hai, kamu di mana sih Vit? Aku lagi di Jakarta nih, mau jalan gak?"

"Duh, tapi vita lagi di supermarket sama Rama , mbak. Mungkin besok aja, lagian belum izin sama Mas Hendrick juga," jawabku sedikit tidak enak karena momennya tidak pas. Mbak Rara itu bekerja di Surabaya, dia seorang pengusaha makanan yang cukup terkenal. Jarang dia ke Jakarta, hanya jika ingin saja. Umurnya memang lebih tua sepuluh tahun dariku, tapi aku nyaman ngobrol dengannya.

"Gak apa-apa, Vita. Kita nyalon aja mau gak? Dah lama ih gak ketemu kamu sama Adam. Gak usah izin segala sama Bang Hendrick."

Lain dengan Mas Hendrick, Mbak Rara sangatlah bersahaja. Dia tidak suka diperintah dan mau melakukan apapun semaunya. Melihat sikapnya yang seperti itu, aku memaklumi saja.

"Ya udah deh, mbak. Tempat biasa ya? Mbak duluan aja ke situ, Vita mau selesaikan belanja dulu," putus ku. Dia menurut lalu sambungan pun berakhir.

Segera aku selesaikan urusan belanja. Mungkin bersantai di salon juga bukan pilihan yang buruk. Hitung-hitumg sebagai bentuk relaksasi diri dari kegiatan ibu rumah tangga yang tidak pernah habis.

Setelah menempuh perjalanan ke salon yang biasa aku dan Mbak Rara sambangi, akhirnya aku sampai. Aku hafal plat mobil Mbak Rara, dia sudah lebih dulu berada di sini sesuai janji.

Untungnya aku membawa kereta bayi milik Rama, jadi bisa lebih mudah memantaunya di kereta bayi.

"Ah, Jovita!" Mbak Rara berseri-seri melihatku. Kami berpelukan dan saling menanyakan kabar. Katanya aku sedikit gendutan, apa iya?

"Aduh aduh, ponakan tante udah gede banget ih! Makin montok aja nih pipinya Rama !" Aku tertawa kecil melihat interaksi Mbak Rara. Dia sudah menikah tapi belum punya anak, makanya selalu antusias jika bertemu Rama .

"Tuh ketawa dia liat tantenya yang cantik ini. Ih, dikasih makan apa sih Vit sampe montok nih bayi?" tanya Mbak Rara.

"Biasa mbak, makanan bayi sama susu. Syukurlah si Rama jarang nolak makan, jadi makin montok badannya."

Kami pun memulai treatment spesial di salon langganan kami. Seperti biasa, Mbak Rara selalu punya cerita yang dia bagi. Aku senang mendengar semua ceritanya yang menarik.

"Eh kamu sama Bang Hendrick gimana, Van? Masih gitu-gitu aja tuh bang Hendrick?"

"Gitu-gitu gimana, mbak?"

"Biasalah, dingin kayak beruang kutub gitu. Paling males banget deh kalo ketemu dia udah kayak ngobrol sama patung," celotehnya.

"Ah mbak Rara kok gitu. Mas Hendrick biasa aja kok. Jovita sama Mas Hendrick juga baik hubungannya. Gak ada yang buruk," jelasku dan itu benar sekali. Aku dan Mas Hendrick tidak pernah terlibat dalam permasalahan yang pelik.

"Bagus deh, takut aja gitu nanti bang Hendrick berulah. Dari dulu rasanya cemas sama kamu, takut dia ngapa-ngapain kamu gitu."

Aku menggeleng lucu. Ya dia memang sudah berbuat macam-macam kepadaku, saat di ranjang tentunya.

Tanpa sadar sepertinya pipiku merona, kulihat di pantulan kaca aku seperti perempuan mesum. Hah, apapun yang berhubungan dengan Mas Hendrick pasti membuatku merona.

"Kenapa muka kamu merah, Vit? Hemm, mikirin yang nggak-nggak ya kamu?" tanya Mbak Rara dan dia tersenyum lucu. Astaga! Ini sangat memalukan sekali. Ketahuan berpikiran mesum oleh saudari ipar sendiri.

"Bu-bukan gitu, mbak! Ehm..."

"Hehe, canda doang ah! Santai aja sama aku, Vita. Ya biasalah orang suami-istri pasti ngapa-ngapain kan hahaha."

Ah sungguh sial, mbak Rara berhasil membuat aku malu.

.

BERSAMBUNG

Related chapters

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 3

    Jovita POV"Ini baru pulang, Mas.""Kok lama banget? Rama kamu ajak?" tanya Mas Endrick di telepon. Bukan hal aneh mendengar pertanyaan itu. Mas Endrick memang selalu mengutamakan Rama . Aku senang dia menomorsatukan anak kami, tapi terkadang aku ingin juga diperhatikan. "Iya, mas. Gak enak sama mbak Rara, dia kan jarang ke Jakarta.""Lain kali kamu izin sama saya. Di salon kan banyak bakteri segala macam, kalo Rama sakit gimana?" tegur Mas Endrick. Memang sih, aku tidak izin kepadanya tapi kok rasanya sedikit sakit ya ketika Mas Endrick menegur ku seperti itu?"Maaf mas, lain kali Vita izin kalo mau pergi sama mbak Rara atau orang lain." Ya sudahlah, lebih baik mengalah daripada memperpanjang urusan. "Ya, saya pulang setelah seminar selesai. Telepon saya kalo Rama sakit," pamitnya. Ya ampun, dia takut sekali Rama sampai kenapa-kenapa. Pernah waktu itu Rama demam, wah Mas Endrick paniknya minta ampun. Malam itu juga langsung ke rumah sakit buat periksa si Rama padahal cuma demam b

    Last Updated : 2023-03-31
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 4

    Jovita POVRumah ibu mertuaku memang tidak terlalu jauh dari rumah kami dibandingkan dengan rumah keluarga angkat ku. Harusnya aku bisa lebih sering datang kemari, tapi karena Bunda Septiah sangatlah irit bicara seperti Mas Endrick, aku jadi sungkan kemari. Takut melakukan kesalahan dan berujung dia emosi. Mas Endrick sudah tidak punya ayah lagi, beliau meninggal sekitar lima tahun yang lalu makanya rumah ini terasa sepi ditinggali Bunda sendirian bersama asisten rumah tangga yang kebetulan sangat dekat dengan keluarga suamiku. Untungnya Mbak Rara datang, jadi sedikit ramai karena kehadirannya di rumah ini. Aku sedang mencuci piring bekas makan malam, ditemani Mbak Rara yang juga tengah mencuci piring. Seperti biasa kami bercerita banyak hal entah itu tentang pekerjaan mbak Rara ataupun cerita-cerita masa kecil suamiku yang lucu. "Kalo sama Bang Endrick itu, ngebosenin banget deh pokoknya. Aku paling males kalo ajak dia ngobrol, lebih-lebih dari patung.""Hehe, tapi Mas Endrick it

    Last Updated : 2023-04-02
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 5

    Vita POVPagi ini, aku masih murung seperti semalam. Mas Endrick tetap tidak memberijadi izin kepadaku terpaksa hari ini aku di rumah saja dan hanya bisa membayangkan betapa serunya berkumpul dengan teman-teman sekolah ku dulu. "Saya berangkat, kamu jangan coba-coba kumpul dengan teman-teman apalagi membawa Rama. Saya hanya membolehkan kamu pergi ke rumah keluarga, tidak lebih. Ngerti?"Aku hanya mengangguk malas, itu sempat diperhatikan Mas Endrlrick tapi dia tidak mengatakan apapun lalu masuk ke dalam mobil. Selama ini aku selalu menuruti semua kehendak Mas Endrick, tidak pernah sekalipun aku membantah walaupun untuk sesuai yang aku inginkan. Aku selalu mengesampingkan ego ku agar Mas Endrick tidak menegur ku. Tapi hari ini aku ingin sekali berbuat sebaliknya. Aku kesal, tiap kali meminta izin pasti tidak boleh dengan alasan Rama nanti sakit. Setelah itu, aku pun mengambil ponsel lalu menelepon Lena untuk memberitahunya kalau aku ingin ikut kegiatan. "Beneran mau ikut, Vit? Kalo

    Last Updated : 2023-07-15
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 6

    Jovita POVPagi ini aku ingin menebus kesalahan yang aku lakukan dua hari lalu. Setelah berpikir dengan jernih, ini memang murni kesalahan ku. Aku tidak mendengarkan ucapan Mas Endrick dan lebih memilih untuk membuatnya khawatir karena membawa Adam ke tempat karokean yang berisik. Ku tatap kotak bekal makanan yang aku siapkan untuk Mas Endrick. Meskipun dia tidak pernah meminta dibuatkan bekal makan siang, ini kulakukan untuk menebus kesalahan. "Vita, saya berangkat dulu.""Eh tunggu mas!" Aku langsung meraih kotak makan itu lalu bergegas menghampiri suamiku yang sedang memakai sepatunya. "Ini, Vita udah siapin bekal makan. Nanti dimakan ya, mas?" lapor ku dengan senyum sumringah. Dia menatap ku sebentar lalu menyambut kotak makan yang kuberikan. "Ya, terima kasih Vit""Hmm, mas Endrick mau kalo Vita buatin bekal tiap hari? Kali aja kan Mas males makan di luar," tawar ku dan dijawab gelengan olehnya. "Gak usah, saya gak mau nambah kerjaan kamu pagi-pagi."Aku menekukkan bibir, ke

    Last Updated : 2023-07-16
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 7

    Jovita POVHari ini adalah hari penting. Rama berulangtahun untuk yang pertama kalinya. Semua rencana pesta ulang tahun Rama sudah aku siapkan sedari minggu lalu dan hari ini berlangsung meriah. Tenang saja, kali ini aku sudah meminta pendapat Mas Endrick dan syukurlah dia membolehkan ada pesta kecil-kecilan di rumah. Huft, Mas Endrick bukan seseorang yang suka pesta. Dia malas berada di keramaian yang ributnya minta ampun apalagi banyak anak kecil. Jadi setelah berdiskusi dengannya, kami sepakat hanya mengundang keluarga dan beberapa tetangga yang kami kenal. Walaupun aku sedikit merasa tidak puas, tapi tidak apa-apa. Yang penting ulang tahun Rama tetap dirayakan. Ini adalah momen yang patut untuk dikenang baik. Aku menyiapkan makanan dibantu oleh mama dan Bunda Septiah. Mbak Rara tidak bisa pulang ke Jakarta karena sibuk dengan pekerjaannya, tapi dia mengirim kado untuk Rama. Dia adalah contoh Tante yang baik. "Vit, kamu udah makan? Kalo belum, buru makan dulu. Tamu-tamu juga lagi

    Last Updated : 2023-07-17
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 8

    Jovita POVHari yang ku tunggu akhirnya tiba. Aku bersemangat sekali hari ini karena akan berbulan madu dengan Mas Endrick ke Lombok. Sudah lama aku ingin berduaan dengannya dan akhirnya aku mendapatkan momen yang tepat. Aku memang senang, tapi juga sedih karena harus berpisah dari Rama selama beberapa hari ke depan. Kami menitipkan Rama kepada orang tuaku dan juga orang tua Mas Endrick. Biarlah mereka bergantian merawat cucu, yang penting aku tahu Rama akan aman bersama Nenek, Kakek, dan Nana nya. "Uwaahh! Nghhhaaa!" Aku menoleh ke arah pintu kamar begitu suara tangisan Rama mendekat. Mas Endrick masuk dengan Rama di gendongannya. Putraku menangis kencang seolah tahu kalau dia akan ditinggalkan sejenak. " Rama jadi rewel ya, mas?""Iya, kasian dia sebenarnya. Saya gak tega liat Rama nangis-nangis gini."Aku paham sekali betapa protektif nya Mas Endrick terhadap Rama. Perlu ku ingatkan lagi kalau Mas Endrick tidak pernah sekalipun menomorduakan Rama. Dia selalu ingin yang terbaik b

    Last Updated : 2023-07-17
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 9

    Author POVSepuluh hari berada di Lombok adalah waktu yang singkat menurut Vita. Dalam sepuluh hari ini, dia akan melewati masa-masa romantis dan pengalaman luar biasa bersama suaminya. Setelah dua tahun pernikahan, ini adalah momen pertama dia dan Endrick bisa bersama. Vita ingin kebersamaan ini terus terjadi. Di malam kedua mereka bukan madu, tidak ada banyak kegiatan yang dilakukan. Setelah puas berjalan-jalan di pantai untuk menikmati matahari terbenam, malamnya Vita dan Endrick lebih memilih untuk menghabiskan malam berdua-duaan di kamar mereka. Vita mengakui, sebenarnya bulan madu terasa lebih menyenangkan jika dihabiskan di atas ranjang saja daripada ke sana kemari tidak jelas karena inti dari bulan madu adalah bermesraan. "Tidur, Vit."Endrick menghela napas jengah melihat tingkah istrinya malam ini. Sekarang pukul satu pagi, sudah waktunya tidur setelah menghabiskan waktu yang panjang untuk bercinta. "Vita belum ngantuk ih, ceritain dulu alasan kenapa Mas Endrick kasih nam

    Last Updated : 2023-07-19
  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 10

    Author POVKriett! Kriett!Decitan ranjang tidak mampu terelakkan karena pergerakan brutal sepasang suami-istri yang tengah memadu kasih di atasnya.Hari sudah begitu malam, bulan telah menghiasi langit malam yang dipenuhi bintang. Namun, Endrick dan Vita masih asyik saling menghangatkan dan berbagi keringat.Wanita itu berada di atas, sibuk menaik turunkan tubuhnya demi mendapatkan kenikmatan dari milik suaminya yang menancap di dalam dirinya. Kedua matanya sesekali terpejam dan bibir bawahnya terlihat bengkak karena digigit terlalu lama. Vita berubah menjadi sangat binal malam ini.Setelah tadi sore dia dan Endrick bercinta di kolam renang, malamnya mereka kembali melanjutkan percintaan yang tidak kalah panasnya. Ingatkan Vita kalau Endrick sangat buas jika sudah masuk ke mode penuh nafsu. Apapun yang berhubungan dengan kegiatan intim, Endrick adalah yang paling brutal di balik wajah dinginnya itu."Ahhh! Ampunhh!" Vita sudah merasa lemas dan tidak bisa lagi bergerak sehingga Endric

    Last Updated : 2023-07-20

Latest chapter

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 26

    Penulis POV*Kok rumah sepi? Bik Sari dan Mang Sofyan mana?" tanya Endrick jadi dia masuk ke rumah setelah bekerja."Pulang lebih awal, mas. Katanya nanti malem ada hajatan di dekat rumahmereka jadi harus dateng," jawab Vania sembari membantu suaminyamembuka kancing kemeja, ini adalah kebiasaan Vita, dia selalu ingin ikut andil dalam setiap kesibukan Endrick termasuk melepas pakaian. "Hmm," balas Endrick. Dia menatap wajah Vita yang tampak tengah berpikir,tidak seperti biasanya Vita bermuka masam seperti ini."Ada apa?""Hmm? Kenapa mas?""Kamu kenapa?" balas Endrick Vita yang menyadarinya lantas menggeleng kecil. Dia cuma memikirkan soal wanita yang mencurigakan itu. Bagaimana jika selama ini Chika mencoba untuk dekat dengan Endrick tapi Vita tidak ada di sana untuk menghentikannya?"Jangan dipendam, Cepat bilang kalo ada yang mengganggu pikiran kamu," ucap Endrick lagi tapi Vita cuma diam saja. Dia meraih plastik berisi cemilan untuk Rama lalu menyimpannya di lemari dapur. Nanti

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 25

    Penulis POVSeperti rencana Vita kemarin, pagi ini dia dan suaminya menjemput kedua anak mereka yang dititipkan di rumah keluarga Vita. Sebenarnya Vita agak sedikit cemas meninggalkan kedua anaknya karena dia tahu seberapa rewelnya Shafira jika sudah malam dan Rama terkadang ikut gelisah jika adiknya rewel"Nah, itu mama papanya dateng.." Mamanya Vita sumringah menatap kedatangan anak dan menantunya di pagi hari yang cerah itu.Kedua tangan dan kaki Shafira bergerak lincah saat melihat orang tuanyadatang. Dia yang paling terlihat tidak sabar dipeluk oleh papanya lagi "Untung banget gak macet loh ma di jalan, biasanya kan daerah sini sukamacet kalo pagi," seru Vita setelah dia mencium punggung tanganmamanya. Endrick pun melakukan hal yang sama lalu segera pria itu meraihtubuh gembul Shafira yang semakin tidak sabar ingin dipeluk olehnya. "Hei, sayang..." Dikecupnya pipi Shafira, padahal baru berpisah tapi rasa rindunya sangat besar sekali. Rasanya seperti Endrick tidak melihat anak-

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 23

    Penulis POV"Bagus kan gaunnya, Vit? Mbak sengaja pilihkan yang itu buat kamu. Momennya pas kan buat nanti malem?"Vita tertawa kecil menanggapi ocehan saudari iparnya di panggilan video.Sepuluh menit yang lalu ada paket yang datang dan ditujukan untuk Vita.Dia lekas menelepon Rara dan mengucapkan terima kasih karena telah memberikan hadiah yang sangat indah, yaitu sebuah gaun pesta"Sekali lagi makasih ya mbak. Vita gak perlu bongkar lemari deh buatmilih gaun hehe," balas Vita.Malam ini dia memang ingin membuat sebuah pesta kecil-kecilan untuknya dan Endrick, hanya berdua saja. Vita berpikir itu bukan sesuatu yang berat mengingat cuma ada mereka berdua nanti malam.Sebentar lagi mamanya Vita datang menjemput Rana dan Shafira. Hanya untuk malam ini saja, Vita ingin menikmati keromantisan bersama suaminya. Ini adalah harijadi pernikahan mereka yang ketiga, Vita inginkenangan yang manis་ Ya udah deh, mbak tutup dulu ya teleponnya? Soalnya mau ke dokter kandungan, Vit. Biasalah, jad

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 23

    Penulis POVEndrick mengakui bahwa dirinya punya rasa cemburu yang terkadang sangat menakutkan dan juga menyebalkan. Dia bisa melakukan apapun untuk membuktikan kebenciannya bahkan sampai mengulik semua kejadian- kejadian mencurigakan demi mendukung praduga aneh di kepalanya.Seperti malam ini misalnya, Endrick tidak lepas memandangi Vita yang sibuk dengan ponselnya. Dia curiga, belum lagi Vita tersenyum-senyum sendiri Tadi siang Vita bertemu dengan seorang kenalan laki-laki dan bertukar nomor telepon. Ada kemungkinan malam ini mereka berbincang-bincang di telepon kan?"Berhenti main ponsel Ini udah malem, titah Endrick. Vita menoleh, dia menatap bingung ke arah suaminya. Wajah Endrick terlihat suram sekaliseperti kurang tidur."Masih jam setengah delapan malem, Mas Rama aja masih asyik nonton tv," balas Vita sambil melirik putra sulung mereka yang terbaring di kasur sambil menonton acara kartun yang dia lihat melalui saluran tv anak-anak"Makanya ajak anak tidur, bukannya sibuk bale

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 22

    Author POVSejak mendengar pengakuan cinta dari Endrick, Vita merasa hubungan antaramereka berdua makin erat dan berbeda dari sebelumnya. Pengakuan cintaitu telah menembus dinding kokoh yang selama ini berdiri transparan di antara mereka berdua. Vita merasakan hari-harinya kian bebas dan bahagia karena mengetahui perasaan yang sebenarnya di dalam hati Endrick.Ini sudah tepat tiga bulan sejak Shafira lahir dan ini adalah tiga bulan terbaik dalam pernikahannya. Vita tidak menginginkan hal lain di dunia ini selain cinta suaminya. Dia sudah cukup bersyukur kepada Tuhan karena telahmelembutkan hati sang suami yang sekeras batu.Grep!Vita mendekap Endrick dari belakang. Pria itu sedang sibuk memasang paku di dinding karena ada beberapa bingkai foto terbaru yang hendak dipajang.Tentu saja foto-foto itu merupakan foto anak-anak mereka. "Jangan di sini, Vita. Nanti kamu kena paku," titah Endrick. Vita menggeleng kecil, dia menempelkan pipinya di punggung Endrick yang menurut Vitasangat

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 21

    Author POVDi pertengahan bulan Mei, Vita akhirnya siap untuk melahirkan anak keduanya bersama Endrick. Sesuai dengan tanggal perkiraan yang ditentukan di masa awal kehamilan, Minggu ini Vita akan melahirkanSejak satu Minggu sebelumnya, Endrick sudah mempersiapkan semuakebutuhan untuk sang istri. Dia sudah menyiapkan kamar perawatan yangnyaman di rumah sakit, beberapa perlengkapan ibu yang baru melahirkandan juga perlengkapan bayi. Semuanya sudah terorganisir dengan baik danVita sangat berterima kasih sekali kepada suaminya. Tengah malam di hari Jum'at Vita masih meringis kesakitan di bagian bawah tubuhnya yang terasa seperti ingin robek saja. Dia menangis dan mengadu betapa rasa sakitnya yang luar biasa sekali. Endrick bahkan tidak sempat makan dan minum lagi demi menemani istrinya berjuangmelahirkan bayi mereka.Endrick memanjatkan doa di dalam hati, dia mengusap perut besar Vita berharap melalui itu rasa sakit yang dialami istrinya perlahan berkurang Vita pun tidak berhenti m

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 20

    Author POVHari ini Jovita mendapatkan telepon dari saudari iparnya yang katanya sedang berkunjung ke Jakarta bersama suaminya karena ada berita bahagia yang ingin dibagi. Vita sudah bisa menduga, tapi dia enggan menceritakan itu lebih dulu.Oleh karena itu, di Sabtu sore dia menyiapkan perlengkapan Adam dan jugabaju ganti. Endrick berjanji akan mengajak mereka ke rumah Bunda Septiah, disana Rara dan suaminya berada."Ma... Ma... Tawat, ini..." "Kenapa, nak? Mainan pesawat nya mau dibawa juga?"Vita meraih tubuh Rama lalu mendudukkannya ke atas tempat tidur. Perut Vita yang semakin besar membuat dia agak kesulitan bergerak-gerak."Unyaa dam, tawatt.." celoteh Rama sembari menunjuk dirinya sendiri. Vita tertawa kecil, dia menganggukkan kepalanya menanggapi celotehanRama. Semakin hari Rama semakin pintar saja."Iya, sayang Mainan pesawatnya punya Rama," balas Vita.Mata bulat Rama memandang perut Vi5a dengan tatapan bingung. Diameletakkan telapak tangan kecilnya ke atas perut Vita l

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 19

    Penulis POVVita sebenarnya tidak diberikan izn untuk bepergian apalagi jika harus pergi sendiri tanpa ditemani oleh suaminya. Namun, hari ini Endrick memberinya izin karena tidak tahan dengan rengekan Vita yang diperpanjang hanya dia hanya diberi waktu dua jam untuk pergi dan harus diantar oleh Mang Sofyan. Endrick pun akhirnya mempekerjakan suami Bik Sari itu sebagai supir pribadi karena dia takut melakukan sesuatu saat Endrick tidak ada di rumah."Udah matiin dulu teleponnya, mas Ini Vita bentar lagi sampe"*Cuma dua jam, kalo kamu membangkang maka gak bisa lagi pergi-pergi.""Hmm iya tau. Nanti Vita kabarin kalo mau pulang," balas Vitamengiringi helaan napas bosan.Vita menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas, hari ini Lena dan Zahra mengajaknya makan siang bersama di salah satu restoran. Tadinya mereka ingin mampir ke tempat Vita, tapi tidak sempat sehingga mereka pun memutuskan untuk bertemu di sini."Non, saya parkir di sini ya. Nanti kalo udah selesai, non Vita gak perlu rep

  • Cinta Suami yang Dingin    Bab 18

    Author POVSejak kejadian dua hari yang lalu, Endrick semakin protektif terhadap Vita. Dia memasang kamera cctv di kamar dan ruang tamu untuk memastikan keadaan Vania baik-baik saja. Vita sendiri tidak masalah dengan itu, diajustru senang karena suaminya memberikan perhatian yang berlebihan. Endrick juga berjanji menjadi lebih baik kepadanya. Dia mau menuruti keinginan Vita untuk bersikap romantis dan lebih sering memanjakannya, Selama dua hari ini semuanya berjalan sangat baik. Ini adalah hari-haripaling baik bagi Vitaa "Mas, lusa kita ada jadwal ke dokter. Jangan lupa ya?"Endrick yang sore hari ini sedang mencuci mobil, melirik Vita yang berdiri tidak jauh di dekatnya. Endrick memang sering mencuci kendaraan sendiri, biasanya dia lakukan di sore hari saat pekerjaannya selesai atau hari Minggu ketika tidak ada jadwal mengajar."Iya, saya ingat. Kamu jangan di sini, banyak busa dan sabun.""th, gak apa-apa. Kan Vita cuma liatin mas nyuci mobil. Masih lama ya, mas?" tanya Vita. Dia

DMCA.com Protection Status