Share

SERATUS TUJUH

Penulis: _arsanna_
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-10 13:04:07

21+

Amanda sedang mengatur dan membersihkan beberapa pajangan yang terpajang di apartemen. Tadinya dia berencana menemui mamanya, tapi karena tanpa sengaja dia memecahkan sebuah gelas jadilah dia berakhir dengan membersihkan seluruh ruangan di apartemen yang ditempatinya bersama Arvan.

Amanda sudah menyusun rencana akan langsung menyiapkan makan siang. Setelah itu, mungkin dia bisa beristirahat sembari menonton beberapa film sambil menunggu Arvan pulang kantor sore nanti.

Memang keputusan Arvan untuk menyuruhnya diam di rumah membuat Amanda tidak memiliki banyak kegiatan di luar. Kesehariannya hanya berkaitan dengan dapur dan kebersihan apartemen. Walaupun terlihat membosankan tetapi amanda menyukai tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Dia hanya keluar rumah bila Arvan mengajaknya ke suatu tempat atau saat menemui mamanya.

Kunci pintu apartemen terbuka membuat Amanda bingung. Dia melihat jam dinding. Hari bahkan belum jam dua belas siang. Apa Arvan melupakan sesuatu. Pikir Amanda samb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS DELAPAN

    Selepas kepergian Arvan, Amanda bangkit perlahan dan merapikan pakaiannya yang berantakan. Dia merapikan rambutnya yang berantakan dan menghapus sisa air mata yang masih menempel di pipinya. Dia tidak akan melupakan kejadian hari ini. hari dimana Arvan membuktikan kebencian yang dimilikinya pada dirinya. Hari dimana Amanda semakin yakin bahwa tidak ada sedikitpun cinta yang masih tersisa dari hubungan mereka sebelumnya. Arvan begitu membencinya hingga tidak peduli perasaan sakit dan terhina Amanda saat ini. Rasanya percuma selama ini dia berharap bila Arvan mungkin akan kembali seperti dulu.Perasaan terhina karena perlakuan Arvan membuatnya melupakan sakit di sekujur tubuhnya karena berusaha melawan kekuatan Arvan. Dengan sisa tenaga yang ada, Amanda bangkit dari sofa menuju kamarnya. Dia harus mandi. Berharap air bisa menggugurkan rasa sakit yang dirasakannya. air matanya tidak berhenti mengalir mengingat kejadian yang baru saja dialaminya.Bersamaan dengan air yang membasahi tubuh

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-13
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS SEMBILAN

    "Yah. Aku masih di kantor karena kamu yang memintanya," ucap Johan di telepon."Tidak ada masalah yang terjadikan?" Tanya Arvan di telpon."Tenang saja semua aman terkendali," ucap Johan.Johan duduk dengan santai di kursinya. Arvan belum memberitahukan kepadanya mengapa pria itu tiba-tiba berlari meninggalkan kantor namun melihat ekspresi Arvan saat itu, Johan yakin sesuatu penting telah terjadi. Dia akan menunggu sahabatnya saat dia siap memberitahukan masalahnya."Aku akan keluar seharian, aku sudah meminta Siska menjadwalkan ulang kegiatanku hari ini, tapi aku tetap membutuhkanmu di perusahaan, tidak masalahkan Johan," ucap Arvan."Tidak masalah. Aku bisa mengatasinya," ucap Johan meyakinkan. "Jadi kamu tidak akan kembali?" Tanya Johan lagi."Maafkan aku Johan, tapi ada hal mendesak yang harus aku kerjakan sekarang," suara Arvan terdengar dari ponsel Johan."Baiklah. Tidak masalah. Di kantor juga tidak ada masalah," ucap Johan lagi.Setelah membicarakan beberapa hal keduanya menga

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS SEPULUH

    Amanda memilih meringkuk di ranjang kamarnya. Dia bahkan mengunci rapat pintu kamarnya. Takut Arvan akan menerobos masuk dan menyakitinya lagi bila dia tidak bersiaga. Rasa sakitnya masih terasa. Ngilu di badannya masih terasa setiap kali dia mengingat kejadian tadi pagi.Amanda bahkan hampir seharian ini mengurung dirinya dikamar. Padahal di apartemen itu hanya dia sendiri. Amanda takut bila pintu apartemen tiba-tiba terbuka dan Arvan muncul lalu melampiaskan kemarahannya lagi. Sebenarnya Arvan belum kembali setelah kejadian itu dan Amanda juga tidak peduli. Mungkin lebih baik malam ini dia hanya sendiri disana agar dia merasa sedikit aman.Amanda hampir jatuh tertidur sambil duduk saat di dengarnya kunci pintu dan suara pintu yang terbuka. Rasa kantuknya menghilang seketika. Amanda menegakkan sandarannya sambil memeluk bantal dengan erat. Amanda mendengar dengan seksama langkah kaki yang diyakininya adalah langkah kaki Arvan berjalan mendekat ke arah kamarnya.Terdengar suara pintu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-21
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS SEBELAS

    Setelah menemui kepala rumah sakit jiwa dan mengutarakan maksud kedatangannya kemari lalu mendapatkan izin membesuk, Arvan diantar oleh seorang perawat untuk menemui Rosa, Ibu mertuanya. Perawat sudah mengatakan bahwa dia hanya mengizinkan Arvan untuk melihat dari jauh, meski Rosa sedang berada di taman bersama perawat yang mengurusnya namun, komunikasi dengan seseorang yang baru ditemuinya cukup dibatasi. hal itu untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan. Arvan tidak masalah dengan hal itu, setidaknya dirinya bisa melihat ibu mertuanya sebentar dan menyapanya meskipun dari jauh.Arvan berhenti tidak jauh dari tempat Rosa duduk hanya berjarak sekitar sepuluh meter. Perawat yang bersama Rosa juga sudah diberitahu bahwa Arvan berniat menemui Rosa sehingga perawat itu langsung tersenyum ramah ketika melihat Arvan berdiri disana. sedangkan perawat yang mengantar Arvan sudah pamit karena harus memeriksa pasien yang lain.Air mata Arvan rasanya ingin keluar namun coba ditahannya. Meli

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-23
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS DUA BELAS

    Dua minggu berlalu setelah kejadian pelecehan yang dilakukan Arvan pada Amanda. Namun komunikasi antara Amanda dan Arvan semakin renggang. Diakui Amanda dia masih memiliki rasa khawatir bila Arvan ada didekatnya. Namun bukan berarti dia merasa tenang bila Arvan tidak menghubunginya. Setidaknya sebagai seorang istri dia berhak mengetahui dimana posisi suaminya. Hanya saja sulit baginya untuk memulai komunikasi dan kembali membangun kedekatan dengan Arvan. Dia masih memiliki rasa trauma sendiri.Walaupun Amanda tahu Arvan tidak benar-benar meninggalkannya sendiri atau menghilang selama berhari-hari karena Amanda sadar Arvan hanya memilih untuk pulang lebih larut saat dirinya bisa saja sudah tertidur.Seperti malam ini, Amanda menatap jam sudah lewat pukul sepuluh malam dan Arvan belum juga pulang. memang awalnya Amanda merasa tenang saat Arvan tidak di rumah. Dia takut Arvan akan menyerangnya lagi ketika sedang emosi seperti waktu itu, Namun menyadari Arvan selalu pulang di atas jam seb

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-24
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS TIGA BELAS

    "Apa kita bisa melacak seseorang lewat nomor teleponnya?" Tanya Arvan ragu pada Johan yang sedang duduk dihadapannya.Johan sedang membantunya menganalisa beberapa dokumen sebelum dirinya membubuhkan tanda tangan. Johan mengalihkan pandangannya menatap Arvan."Kurasa beberapa hal memang bisa kita dapatkan dari nomor telepon seperti mengetahui lokasi dan pemilik nomor tersebut," ucap Johan tidak pasti. Dia belum pernah melakukannya. Melacak seseorang hanya dari nomor telepon.Arvan terlihat berpikir. Apa dia harus melakukan hal itu, tapi mengingat istrinya yang lebih suka memendam masalahnya sendiri membuat Arvan merasa harus mencari tahu sesuatu."Apa hal itu mungkin dilakukan?" Tanya Arvan lagi."Kenapa? Kamu ingin aku mencobanya?" Tanya Johan yang tidak mengerti mengapa sahabatnya tiba-tiba ingin melacak seseorang.Arvan kembali menatap Johan beberapa saat lalu kembali menatap layar notebooknya."Tidak. Aku rasa sebaiknya aku meminta bantuan Roy saja," ucap Arvan kemudian."Sepertin

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-27
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS EMPAT BELAS

    "Aku sudah mengatakan pada mama bila minggu ini aku sangat sibuk. Tapi beliau bersikeras meminta kita untuk datang," ucap Arvan sambil mengendarai mobilnya membelah jalanan ibukota menuju kediaman orangtuanya."Tidak masalah mas, lagipula kita memang sudah lama tidak berkunjung," ucap Amanda tetap menatap lurus kedepan.Ini pertama kalinya mereka kembali berada di ruangan sempit berdua. Kerenggangan yang terjadi karena keegoisan Arvan membuatnya merasa takut. Takut bila Amanda tidak nyaman berada di dekatnya. Beberapa kali Arvan mencuri pandang ke arah Amanda memastikan istrinya baik-baik saja berdua dengannya. Saat dilihatnya Amanda tetap tenang membuatnya dapat bernafas lega.Kebisuan rasanya membelenggu mereka. Arvan tidak tahu harus membahas apa. Banyak hal yang ingin ditanyakannya namun dia khawatir Amanda belum ingin membahasnya. Banyak pertanyaan berputar di kepalanya namun sangat sulit baginya mengutarakan setiap kata hingga hanya kebisuan yang tercipta."Mas Arvan, besok aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-30
  • Cinta Setengah Hati   SERATUS LIMA BELAS

    Arvan sedang duduk di meja makan sambil memperhatikan tablet ditangannya. Sesekali dia mencuri pandang melihat Amanda yang sedang sibuk menyiapkan makan malam mereka di dapur minimalis apartemen mereka. Arvan senang karena Amanda tidak lagi menghindarinya. Sejujurnya dia ingin mendekati Amanda, namun dia takut istrinya masih belum siap berada dalam jarak sangat dekat dengannya. Diakui Arvan, semua itu karena keegoisannya hingga dia tidak bisa berpikir jernih. Walaupun tetap saja dia enggan mengakuinya langsung di depan Amanda.Dia memperhatikan setiap gerakan Amanda sambil tersenyum. Ternyata sangat menyenangkan memiliki seseorang yang bisa memberikan perhatian kepada kita. Menyiapkan hidangan setiap hari. Menyenangkan mengetahui seseorang berada di rumah untuk menunggu dia pulang dan makan bersama setiap harinya.Melihat Amanda yang kelihatan kerepotan, Arvan beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati istrinya di dapur berniat membantu istrinya."Ada yang bisa aku bantu," ucap Arv

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-01

Bab terbaru

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS TUJUH PULUH DUA (EPILOG PART II)

    Keesokkan harinya,"Baiklah, ada dua tim yang akan mempresentasikan konsep 'taman impian" untuk kami, kami persilahkan kepada Bapak Arvan dan tim untuk melakukan presentasi," ucap Moderator mempersilahkan Arvan dan timnya maju.Arvan yang mengenakan jas berwarna biru gelap maju dengan penuh percaya diri. Dia sangat yakin akan memenangkan projek ini."Baiklah konsep taman impian kami adalah taman yang ramah bagi semua kalangan. Dengan harapan, taman ini akan menjadi tempat berkumpul keluarga baik anak, ibu, ayah bahkan kakek dan nenek mereka," arvan menjelaskan presentasinya dan audiensi mendengarkan."Karena itu kami berencana menciptakan sebuah lahan hijau yang cukup luas dan disekitarnya terdapat rute untuk pejalan kaki dan pesepeda. Setiap jarak tiga sampai empat meter akan disediakan kursi untuk beristirahat. Selain itu juga akan ada batu refleksi bagi pejalan kaki," arvan masih menjelaskan dan audiens masih memperhatikan."Lalu di sisi selatan akan dibangun sarana gym sederhana, b

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS TUJUH PULUH SATU (EPILOG PART I)

    Lima Tahun yang lalu“sabar,, sebentar lagi juga aku sampai, sayang,” ucap Amanda pada seseorang di seberang. dia sedang telponan dengan Arvan. Amanda sedikit berlari hingga tanpa sengaja dia menabrak seseorang yang baru keluar dari dalam taksi sambil membawa sebuah maket yang terbuat dari kertas. Mereka bertabrakan dan maket yang sudah disusun di atas sebuah benda bidang menyerupai miniatur sebuah tempat menjadi hancur berantakan."Yah.. Tuhan.. maafkan aku," ucap Amanda kaget.Amanda secara refleks memutus panggilannya dengan Arvan dan di layar handphonenya menampilkan gambar dirinya dan Arvan dalam pose konyol. Dengan segera Amanda membantu mengumpulkan maket yang berserakan di trotoar.Sedangkan pria yang membawa miniatur untuk bahan presentasinya itu hanya bisa menjambak rambutnya. Hancur sudah hasil lemburnya selama dua hari. Ternyata pria itu adalah Harris namun dengan tampilan yang sedikit berantakan."Aku sungguh minta maaf," ucap Amanda penuh penyesalan. "Yah.. tidak masal

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS TUJUH PULUH

    Beberapa bulan kemudian,Arvan melajukan mobilnya melintasi padatnya jalanan ibu kota. Disebelahnya Amanda duduk dengan penuh senyuman sambil mengelus perutnya yang sudah mulai membesar. Perut dan tubuh Amanda terlihat semakin berisi semenjak hamil. Kandungan Amanda sudah menginjak usia delapan bulan dan sedang senang dengan pergerakan bayi di dalam perutnya. Amanda sempat mengeluh akan beratnya tapi Arvan malah memarahinya. Baginya Amanda semakin cantik dan seksi dengan tubuhnya sekarang.Arvan tersenyum sambil mengingat saat pertama kali Amanda merasakan gerakan di perutnya. Saat itu Arvan sedang tidur pulas. Amanda yang terbangun karena kaget langsung membangunkan Arvan dan mengatakan apa yang dirasakannya. Karena terlalu bahagia dan penasaran selama hampir dua jam Arvan menunggu pergerakan bayinya lagi dan menghalangi Amanda untuk tidur namun bayi didalam perut Amanda tidak mau bergerak. Amanda bahkan sedikit kesal karena tidak bisa tidur dengan nyenyak.Keesokkan harinya karena r

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH SEMBILAN

    "Arvan Sialan,, pria brengsek,," teriakan Siska membuat langkah Arvan terhenti. Arvan membalikkan badannya mendapati Siska yang sedang dikawal beberapa orang pria dengan tangannya mengarah ke depan dan ditutupi sebuah jaket. Arvan menduga tangan Siska tengah di borgol. Entah apa yang dia lakukan sehingga polisi memasangkan borgol padanya. Arvan tidak menyangka akan melihat Siska setelah dengan sengaja Arvan menjauhi Siska. Beberapa kali Siska sempat menghubunginya setelah kejadian itu, tapi Arvan yang saat itu sedang fokus pada kesembuhan Amanda tidak menggubrisnya sedikitpun. Lagipula keputusan Arvan sudah final untuk membuat Siska jera dengan melaporkannya ke polisi. "Arvan,, bajingan,, dia yang seharusnya ditangkap pak polisi.. bukan aku. aku ini korbannya," teriak Siska meminta agar polisi menahan Arvan bukan dirinya. Arvan berusaha tidak mengubris perkataan Siska. "Pak polisi, pria itu penjahat kelamin. Dia menjerat wanita untuk menjadi budak seksnya. Dia meniduri wanita yang

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH DELAPAN

    Arvan menepati perkataannya. Setelah Amanda dinyatakan sehat dan boleh pulang, Arvan segera menghubungi pengacaranya. Menjelaskan secara detail kronologi kejadian di rumah Siska. Dia juga membeberkan alasannya hingga dia pergi ke rumah Siska dengan penuh amarah. Arvan membeberkannya dengan sangat detail. Tidak lupa juga dia menanyakan pada pengacaranya mengenai kemungkinan pengajuan perkara ke pengadilan dan seberapa besar kemungkinan dirinya akan menang dalam sidang. Pengacaranya mengatakan bahwa perkara tersebut dapat terkategori penguntitan hingga pembunuhan berencana dengan masa hukuman yang tidak sebentar. Mendengar hal itu Arvan merasa sedikit lega. Arvan sebenarnya enggan berurusan dengan polisi dan persidangan. Karena dia menyadari, akan butuh waktu beberapa bulan menjalani berbagai sidang sebelum akhirnya status tersangka bisa diberikan kepada Siska. Bila bukan karena masalah yang terjadi sudah mengancam keselamatan keluarga kecilnya, Arvan mungkin akan melupakannya. Namun k

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH TUJUH

    "Permisi.. ibu Amanda?" Seorang perawat masuk membuat Amanda menghapus air matanya."Iya benar," ucap Arvan"Dokter akan melakukan pemeriksaan Bu," ucap perawat itu diikuti seorang dokter wanita yang menggunakan snelli dan stetoskop di lehernya ikut masuk bersamanya.Arvan melepas pelukannya dan duduk disamping istrinya.Pemeriksaan segera dilakukan. Perawat membantu memeriksa tekanan darah sedangkan dokter memberikan beberapa pertanyaan sambil memperhatikan lembaran berisi anamnesa. Tidak beberapa lama, perawat mengeluarkan sebuah alat dengan layar kecil dan benda pipih yang terhubung dengan kabel.Arvan memperhatikan dengan seksama saat perawat meletakkan gel pada benda pipih tersebut dan memberikannya kepada dokter wanita itu.“Bisa diangkat sedikit pakaiannya bu, kita akan melakukan pemeriksaan sebentar,” ucap dokter itu ramah.Dengan patuh Amanda mengangkat pakaiannya dan menampilkan kulit putih dari perut Amanda yang sedikit membuncit. Dokter meletakkan benda pipih itu dan mulai

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH ENAM

    Arvan sedang duduk termenung dengan kondisi yang sangat kacau. Rambutnya terlihat berantakan. Lengan bajunya dilumuri darah. Dia berada di sebuah tempat yang ramai dengan orang berlalu lalang. beberapa mengenakan baju putih khas rumah sakit. Dia memang sedang berada di unit Gawat Darurat sebuah rumah sakit. Arvan hanya bisa menerawang seakan pikirannya tersedot mundur beberapa jam yang lalu. Pikirannya seolah memutar dengan cepat kejadian yang terjadi di apartemen Siska beberapa jam yang lalu. Arvan dihinggapi perasaan bersalah. Dia tidak akan bisa memaafkan dirinya bila sesuatu hal buruk terjadi. Arvan hanya menatap kosong pada sebuah pintu. Teriakan dan isak tangis dari beberapa orang yang melewatinya sama sekali tidak menyadarkannya. Arvan seolah terhisap dalam pikirannya sendiri."Kerabat ibu Amanda," ucap seseorang menyebut nama Amanda.Saat itu juga Arvan seolah tersadar dan segera menghampiri sumber suara.“Bagaimana kondisi istri saya?” Tanya Arvan cepat."Bapak bisa ke loket

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH LIMA

    Siska sedang melakukan perawatan pada kuku kukunya. Hanya perawatan sederhana sebelum dia mengatur jadwal untuk melakukan treatment di salon kecantikan favoritnya. Dia hanya diam di apartemennya dengan menggunakan hot pants dan baju kaos longgar yang membuat salah satu pundaknya terlihat. Setelah hubungannya dengan Arvan berakhir, weekendnya menjadi membosankan. Dia benar-benar memanfaatkan weekend untuk beristirahat dan memanjakan tubuhnya karena selama weekday dia sungguh sangat sibuk.Bos barunya adalah seorang pria tua yang menyebalkan. Semua pekerjaan dilimpahkan pada dirinya. Dia hanya duduk santai. Sesekali memberikan tanda tangan bila diperlukan tapi pengecekan dan evaluasi laporan semua diserahkan pada Siska. Dia sampai seringkali telat makan siang karena pekerjaan yang menumpuk. Sangat bertolak belakang dengan Arvan yang tampan dan berotot juga berotak. Siska merindukan tangan kekar Arvan ketika memeluknya.Siska merasa hidupnya sungguh menyebalkan karena bila bersama Arvan

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH EMPAT

    “Hari ini kita akan pulang, Berjanjilah untuk lebih berhati-hati mulai sekarang,” ucap Arvan saat mengemasi barang-barang Amanda di rumah sakit. Amanda memonyongkan bibirnya tidak terima disalahkan Arvan. Kemarin dia berkali-kali mengatakan tidak ingin dirawat, tapi Arvan bersikeras. Ternyata dia benar, Dokter mengatakan tidak ada masalah. Dirinya dan kandungannya baik-baik saja.“Aku sudah bilang baik-baik saja, Mas Arvan saja yang tidak percaya,” bela Amanda. Karena sejujurnya berada dirumah sakit juga membuatnya merasa sangat suntuk.“Kamu kemarin jatuh, dan itu berbahaya. tentu aku harus memastikannya dengan pemeriksaan dokter,” ucap Arvan tidak mau kalah.“Iya baiklah.. Aku akan berhati-hati mulai sekarang,” jawab Amanda akhirnya. tidak ingin memulai perkelahian di antara mereka hanya karena masalah kecil.Mereka lalu keluar dari kamar rawat inap setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal. Dua kali berada dalam klinik perawatan dalam satu minggu membuat Amanda berdoa da

DMCA.com Protection Status