Sudah tiga bulan sejak perceraian antara Eldrion dan Ravenna. Eldrion pikir ia akan terbiasa dengan ketidakhadiran Ravenna di sisinya, tapi ternyata ia malah merasakan hal yang sebaliknya. Ia mulai menyadari yang ia rasakan saat ini adalah perasaan kehilangan.
Ia pikir semuanya akan baik-baik saja, tapi ternyata ia salah. Jadwal makannya mulai berantakan karena selera makannya yang buruk. Ia juga terlalu sibuk bekerja, sampai akhirnya ia hanya tidur tiga sampai empat jam dalam sehari.
Setiap kali ia kembali ke kamarnya, ia hanya melihat kesunyian. Ia memiliki harapan akan ada barang-barang Revinna lagi di kamarnya.
Sudah tiga bulan, Eldrion pikir Ravenna akan kembali ke sisinya. Ia tidak mengerti kenapa Ravenna ingin bercerai, tapi ia pikir Ravenna mungkin ingin bermain-main dengannya.
Ravenna telah tinggal di bawah sayapnya selama tiga tahun, wanita itu juga hidup dalam segala kemewahan di mana semuanya telah tersedia untuknya. Jadi, ia pikir Ravenna tidak akan tahan tinggal di luar rumah lebih lama lagi.
Namun, sampai saat ini Ravenna masih tidak kunjung kembali ke sisinya.
Meski ia mulai dihantam oleh rasa kehilangan. Eldrion tidak pergi mencari.
Sementara Ravenna, ia telah memenangkan beberapa kompetisi merancang busana. Hal ini membuat namanya dikenal oleh para pengamat fashion.
Ada begitu banyak kabar baik yang datang pada Ravenna yang tengah menjalani hidup barunya, salah satunya adalah kabar kehamilan dirinya yang saat ini sudah menginjak usia empat bulan.
Ternyata Ravenna sudah hamil satu bulan sebelum ia memutuskan untuk bercerai dengan Eldrion.
Ravenna semakin semangat menjalani hidupnya. Ada bagian dari pria yang ia cintai yang sedang tumbuh dalam hidupnya.
Sekarang ia semakin fokus untuk meningkatkan keahliannya. Ia harus menjadi ibu yang hebat untuk anaknya.
Dalam tiga bulan ini, Theodore telah menghubungi Ravenna tiga kali. Dan Ravenna mengatakan pada Theodore bahwa ia sedang bepergian di luar negeri.
Ravenna tidak bisa memberitahu Theodore bahwa ia berada di Paris dan memutuskan untuk menetap di sana. Ia juga merahasiakan tentang kehamilannya dari Theodore.
Jika Theodore tahu bahwa ia sedang mengandung maka mungkin pria tua itu akan memaksa dirinya dan Eldrion kembali bersama. Dan jika hal itu terjadi, maka semua tekad yang telah ia kumpulkan akan sia-sia saja.
Ia tidak akan merahasiakan hal ini terlalu lama, tapi untuk saat ini ia memilih untuk menyimpannya dari Theodore dulu.
Sementara Eldrion, Ravenna berpikir bahwa mungkin pria itu tidak akan peduli tentang kandungannya. Jadi ia juga tidak memiliki niat untuk memberitahu Eldrion.
Mengenai anaknya, ia yakin ia bisa membesarkan anaknya dengan layak. Ia akan bekerja keras, ia pasti akan sukses di dunia fesyen.
Awal-awal kehamilannya berjalan dengan sangat baik. Ia rutin mengunjungi dokter kandungan. Ia telah mengetahui bahwa akan ada hal-hal yang membuatnya tidak nyaman di awal kehamilannya, tapi ia harus bersyukur karena malaikat kecilnya sangat pengertian dan tidak membuatnya kesulitan.
Ia tidak mengalami mual dan muntah yang parah. Ia masih bisa bekerja dan beraktifitas seperti biasanya.
**
Satu tahun berlalu...
Eldrion melihat ke luar jendela, di tangannya terdapat rokok. Pria itu menyelipkan sebatang rokok itu di bibirnya. Mengisap lalu kemudian menghembuskan asapnya.
Tatapannya kini tertuju pada sebuah bangunan, di depan bangunan itu terdapat mobil mewah yang ia berikan untuk Ravenna.
Hari ini Eldrion tidak bisa menahan dirinya, ia membawa mobilnya menuju ke villa yang ditinggali oleh Ravenna. Hanya saja ia tidak mendatangi Ravenna.
Setelah beberapa waktu mengamati villa itu, Eldrion akhirnya pergi.
Ravenna benar-benar memilih untuk pergi darinya, lalu untuk apa ia di sini mencari wanita itu.
Sudah satu tahun, anggapan Eldrion bahwa Ravenna hanya sedang bermain trik dengannya sudah lenyap. Ia sepenuhnya yakin bahwa Ravenna memang telah berniat meninggalkannya.
Namun, bukannya berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Ravenna. Eldrion memilih untuk mengikuti keinginan Ravenna.
Hari ini adalah hari terakhir ia mengunjungi kediaman Ravenna. Di masa depan, ia tidak akan pernah melakukannya lagi.
**
Tahun demi tahun berlalu, Eldrion benar-benar tidak perg mendatangi Ravenna lagi. Pria itu akhirnya sangat terbiasa dengan kesendiriannya.
Sejak bercerai dengan Ravenna, Eldrion menjadi lebih pendiam. Ia menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk bekerja.
Selama lima tahun terakhir ini, Eldrion tidak bersama wanita mana pun.
Sekarang rumor bahwa Eldrion menyukai sesama jenis mulai tersebar di lingkaran sosial mereka.
Teman-teman Eldrion sangat tidak tahan dengan rumor itu. Beberapa kali mereka mencoba memperkenalkan wanita pada Eldrion, tapi Eldrion tidak tertarik sama sekali. Hal ini sungguh membuat mereka putus asa.
Ketiga pria itu menyadari perubahan Eldrion, dan mereka sama-sama tahu bahwa perubahan ini terjadi karena Ravenna.
Selama lima tahun ini, Eldrion tidak pernah menyebutkan apapun tentang Ravenna, tapi ketiga sahabatnya tahu bahwa Eldrion berubah karena ditinggalkan oleh Ravenna. Yang artinya Ravenna memiliki arti yang cukup besar dalam hidup Eldrion.
Hanya saja, yang tidak mereka mengerti adalah jika Eldrion begitu tersiksa karena kehilangan Ravenna, bukankah seharusnya Eldrion mencari Ravenna dan memperbaiki hubungan mereka? Sayangnya, tidak ada yang bisa membaca pikiran Eldrion.
**
"Apa yang terjadi pada Kakek?" Eldrion bertanya pada kepala pelayan. Saat ini ia berada di rumah sakit setelah beberapa saat lalu mendapatkan kabar bahwa kakeknya dilarikan ke rumah sakit karena tidak sadarkan diri.
"Penyakit lama Tuan kembali lagi." Kepala pelayan memberitahu Eldrion.
Selama lima tahun ini kondisi kesehatan Theodore memang menurun, tapi ia tidak pernah sampai tidak sadarkan diri seperti hari ini.
Eldrion memandangi wajah pucat Theodore. Ia benar-benar takut kehilangan pria tua ini karena ia adalah satu-satunya anggota keluarga yang ia miliki saat ini.
Dokter datang dan menjelaskan keadaan Theodore. Perasaan Eldrion menjadi khawatir. Usia kakeknya memang sudah tidak muda lagi, ditambah dengan penyakit lamanya, itu sangat berbahaya bagi nyawanya.
Hari ini Eldrion memutuskan untuk menjaga kakeknya. Saat kakeknya siuman ia segera mendekati kakeknya.
"Kakek." Eldrion bersuara pelan.
"Kakek baik-baik saja, jangan khawatir." Theodore tidak ingin membuat cucunya dilanda rasa ketakutan. Ia tahu bahwa di dunia ini hanya dirinya yang disayangi oleh Eldrion.
"Ya, Kakek akan baik-baik saja dan selalu baik-baik saja." Eldrion meyakinkan dirinya sendiri. Kakeknya harus berumur panjang. Ia merasa bahwa ini sedikit egois, tapi ia ingin kakeknya terus menemaninya. "Apakah Kakek haus? Atau kakek merasa tidak nyaman?"
"Kakek haus."
Eldrion segera memberikan air minum untuk kakeknya. Ia kemudian membantu kakeknya berbaring lagi.
"Kakek baik-baik saja, kau bisa kembali bekerja."
"Tidak, hari ini aku akan menemani Kakek di sini." Eldrion mana mungkin bisa fokus bekerja saat kakeknya sakit seperti ini. "Kakek, istirahatlah lagi. Aku akan bekerja dari sini."
"Baiklah," seru Theodore. Pria tua itu kembali menutup matanya untuk beristirahat. Ia harus cepat pulih, cucunya tidak memiliki siapapun lagi di dunia ini. Jika hal buruk terjadi padanya, maka cucunya hanya akan menanggung rasa sakitnya sendirian.
Theodore merindukan Ravenna, akan sangat bagus jika ada Ravenna di sini. Sudah lima tahun, ia tidak pernah bertemu dengan Ravenna sekalipun. Saat ia ulang tahun, Ravenna hanya akan menghubunginya melalui panggilan video. Dia akan memberikan ucapan selamat dengan tulus.
Ia pada akhirnya juga mengetahui bahwa Ravenna berada di Paris, sedang mengejar karirnya. Theodore tidak berani meminta Ravenna untuk menemuinya, ia melihat Ravenna tampak sangat bahagia. Ravenna seperti menemukan arti hidup di sana setelah tiga tahun menjalani pernikahan yang tidak bahagia dengan Eldrion.
Theodore masih berharap bahwa Ravenna dan Eldrion akan kembali bersama, tapi melihat Ravenna jauh lebih bahagia ketika tidak bersama Eldrion, ia mengenyahkan harapan itu. Ia tidak ingin membuat Ravenna dan Eldrion kembali tidak bahagia karena keegoisannya.
Malam harinya, saat Theodore sudah tidur nyenyak. Eldrion bertanya pada kepala pelayan kakeknya.
"Apakah Ravenna tidak pernah menjenguk Kakek?"
"Tidak pernah, Tuan. Tuan besar dan Nyonya Ravenna hanya saling berhubungan melalui panggilan video. Selain itu, Nyonya Ravenna juga sudah pindah ke Paris dan memiliki kesibukan sendiri."
"Ravenna pindah ke Paris?"
"Benar, Tuan. Setelah bercerai dengan Tuan, Nyonya Ravenna pindah ke Paris untuk mengejar karirnya sebagai perancang busana."
Eldrion tertegun sejenak. Jadi ternyata Ravenna sudah pergi sangat jauh setelah memutuskan bercerai dengannya. Jika Ravenna sudah pergi sejak mereka bercerai, maka artinya Ravenna tidak pernah tinggal di villa yang ia berikan pada wanita itu.
Jadi, selama ini yang ia perhatikan dari kejauhan hanyalah bangunan kosong tanpa sosok Ravenna di sana. Ia memang tidak pernah mencari tahu tentang Ravenna setelah bercerai. Eldrion merasa dirinya begitu konyol.
tbc
Setelah lima tahun tidak menginjakan kakinya di benua Amerika, hari ini Ravenna kembali ke tempat ini lagi. Kemarin ia menghubungi Theodore dan ia mengetahui bahwa Theodore sakit.Awalnya Theodore hanya mengatakan bahwa ia sakit biasa saja, tapi kemudian pelayan utama Theodore mengatakan bahwa penyakit lama Theodore kambuh. Dan selama beberapa tahun belakangan ini kondisi kesehatan Theodore memang terus menurun.Ravenna merasa sangat khawatir dengan Theodore. Sampai detik ini ia masih tidak lupa bahwa ia memiliki begitu banyak utang pada pria tua itu.Lima tahun ini ia tidak pernah mengjungi Theodore, jadi ia memutuskan untuk kembali sementara waktu agar bisa merawat Theodore.Selain itu ia juga ingin mempertemukan Theodore dengan cicitnya. Ia tidak ingin datang terlambat dan tidak bisa memberitahu Theodore bahwa pria itu memiliki cicit.Saat ini Ravenna sedang berada di dalam taksi bersama dengan seorang anak laki-laki berusia empat tahun lebih dan juga Seraphim."Bu, apakah kita aka
Pagi ini Ravenna kembali mengunjungi Theodore, tidak seperti kemarin. Ia bersama Theodore lebih lama, ia menggunakan waktunya untuk merawat Theodore.Sesekali ia akan menjawab panggilan dari asistennya, lalu kemudian ia melihat ponselnya. Memeriksa kotak masuk di surelnya.Theodore tidak pernah melihat Ravenna dalam ekspresi serius seperti ini. Mantan cucu menantunya terlihat sangat berbeda ketika ia sedang serius bekerja.Sekali lagi Theodore menyadari bahwa perpisahan antara Ravenna dengan Eldrion memang yang terbaik untuk mereka. Ya, setidaknya terbaik untuk Ravenna.Lihatlah bagaimana kepompong kecilnya berubah menjadi kupu-kupu yang indah. Terbang dengan bebas, memamerkan daya pikatnya.Ravenna selesai, ia menyimpan kembali ponselnya. Ia tersenyum pada Theodore. "Kakek, apakah kau ingin minum?""Tidak, kakek belum haus.""Baiklah, apakah ada yang ingin Kakek makan?""Kakek merindukan masakanmu. Hanya saja saat ini kita sedang di rumah sakit.""Kalau begitu cepatlah sehat, aku aka
Waktu berlalu, Ravenna memutuskan untuk kembali. Ia akan mengunjungi Theodore lagi besok. Ia juga akan membawa Quillon bersamanya.Sekali lagi, ia bertemu dengan Eldrion. Kali ini di koridor rumah sakit.Ravenna sudah bersiap untuk bersikap seolah tidak melihat Eldrion, tapi yang tidak ia sangka adalah Eldrion malah menghentikannya."Apakah kau sudah selesai mengunjungi Kakek?""Ya.""Ke mana kau akan pergi sekarang?""Hotel.""Biar aku antar."Ravenna merasa ini tidak nyata. Sejak kapan Eldrion
Ravenna, Quillon, Theodore dan Eldrion berdiri saling berhadapan. Saat ini mereka sedang berada di parkiran rumah sakit.Eldrion memandangi Quillon yang tampak seperti dirinya dalam bentuk yang lebih kecil.“Quillon, sapa Kakek dan Ayahmu.” Ravenna bicara pada putra kesayangannya.Eldrion menatap Ravenna seksama. Ia jelas tidak salah dengar tadi. Ayahmu? Jadi, anak kecil yang mirip dengannya adalah anaknya. Jadi, selama ini Ravenna dan dirinya memiliki anak.“Kakek buyut, aku Quillon Lysander. Senang bertemu dengan Kakek buyut.” Quillon mengangkat sedikit wajahnya menatap Theodore dengan tatapan cerah dan senyuman di bibirnya.Air mata Theodore lagi-lagi jatuh. Pria itu segera menarik Quillon ke dalam dekapannya. “Cicit Kakek yang berharga.”“Kakek, jangan menangis. Kakek akan sakit lagi jika banyak menangis.” Quillon bersuara pelan.“Kakek tidak menangis, Kakek hanya terlalu
Villa untuk tempat tinggal Ravenna telah dibersihkan. Hari ini wanita itu pindah ke sana. Saat ia masuk ke dalam kamar utama, semua barangnya lima tahun lalu telah tertata rapi di ruang pakaian.Ia ingat setelah ia dan Edrion bercerai, pria itu memang mengatakan akan mengirim barang-barangnya ke villa.Karena semuanya sudah ada, Ravenna tidak akan membuang uangnya dengan membeli barang-barang baru, ia mungkin hanya akan menyingkirkan pakaian-pakaian lamanya.Dulu ia selalu berpakaian sederhana karena ia tidak ingin disebut sebagai penghambur uang, tapi sekarang ia sudah hidup sendirian jadi ia tidak akan memakai pakaian yang sederhana itu lagi. Ia akan memakai pakaian yang telah ia rancang sendiri untuk dirinya.Saat Ravenna melihat ke kotak perhiasan yang terbuat dari kaca, ia melihat ada cincin pernikahannya dengan Eldrion di sana. Saat meninggalkan kediaman Eldrion, ia telah melepaskan cincin yang sudah ia kenakan selama tiga tahun itu.Sekarang
"Ibuku tidak akan melakukan hal seperti itu jika kau tidak memulai duluan!" Quillon menyela dari belakang Theodore.Miranda mengalihkan pandangannya. Ia melihat Quillon yang tampak seperti Eldrion."Siapa kau?""Aku Quillon Lysander, putra Eldrion Lysander dan Ravenna Artanis.""Tidak mungkin!" Miranda menolak mempercayainya."Apa yang tidak mungkin?" tanya Theodore."Kakek, dia pasti bukan anak Eldrion. Ravenna dan Eldrion sudah bercerai, itu mungkin anak pria acak yang diakui oleh Ravenna sebagai putra Eldrion."Kemudian sebuah tamparan mendarat di wajah Miranda, kali ini bukan Ravenna yang menampar Miranda melainkan Theodore."Berani sekali kau menyebut cicitku seperti itu!" marah Theodore.Miranda yang mendapatkan dua tamparan merasa semakin tidak bahagia. Namun, ia tidak akan membuat Theodore semakin marah."Maafkan aku, Kakek." Miranda segera meminta maaf.Theodore sudah merasa tidak senang. "Apa yang
Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan Ravenna dan Eldrion yang ketiga tahun. Seperti tahun sebelumnya, Ravenna telah menyiapkan makan malam untuk merayakan pernikahan mereka. Ada juga kue yang indah yang ia buat sendiri dengan lilin di atasnya.Dan seperti biasanya juga, Eldrion kembali terlambat, tapi tetap saja Ravenna menunggu pria itu pulang. Ia telah melakukan hal ini berkali-kali, dan kali ini akan menjadi yang terakhir.Sekarang mereka berdua ada di meja makan, duduk saling berhadapan. Ada keheningan di antara keduanya selama beberapa saat sampai akhirnya Ravenna membuka mulutnya."Ayo bercerai." Ravenna mengangkat wajahnya, menatap sang suami yang telah menikah dengannya selama tiga tahun ini. Mereka belum makan, tapi Ravenna sudah membicarkan sesuatu yang membuat ia kehilangan selera makannya."Apakah kau tahu apa yang sedang kau katakan?" Eldrion membalas tatapan Ravenna dengan acuh tak acuh seperti biasanya."Ya, aku tahu apa yang aku katakan. Sudah tiga tahun, aku r
"Kakek, sudah tiga tahun. Aku tidak bisa memperjuangkan pernikahanku dengan Eldrion lagi." Ravenna saat ini bicara dengan Theodore, kakek Eldrion. Mereka sedang berada di taman kediaman Theodore.Theodore menatap wajah lembut Ravenna. Ia menghela napas panjang. Ia benar-benar tidak berharap bahwa hari ini akan tiba.Cucunya benar-benar bodoh. Bagaimana mungkin dia tidak bisa jatuh cinta pada wanita sebaik dan setulus Ravenna."Apakah kau yakin dengan keputusanmu, Ravenna?" Theodore tahu kepribadian Ravenna, jika Ravenna sudah datang ke sini maka artinya Ravenna telah membuat keputusan yang sudah ia pikirkan dengan matang."Ya, Kakek.""Apakah kau sudah bicara dengan Eldrion?""Aku sudah bicara dengannya, Kakek. Eldrion setuju untuk bercerai."Theodore sangat kasihan pada Ravenna. Ini semua adalah salahnya, andai saja ia tidak menikahkan Ravenna dengan Eldrion, maka Ravenna tidak akan membuang tiga tahunnya dengan sia-sia."Kau tidak mencintai Eldrion lagi?""Aku masih mencintainya, Ka
"Ibuku tidak akan melakukan hal seperti itu jika kau tidak memulai duluan!" Quillon menyela dari belakang Theodore.Miranda mengalihkan pandangannya. Ia melihat Quillon yang tampak seperti Eldrion."Siapa kau?""Aku Quillon Lysander, putra Eldrion Lysander dan Ravenna Artanis.""Tidak mungkin!" Miranda menolak mempercayainya."Apa yang tidak mungkin?" tanya Theodore."Kakek, dia pasti bukan anak Eldrion. Ravenna dan Eldrion sudah bercerai, itu mungkin anak pria acak yang diakui oleh Ravenna sebagai putra Eldrion."Kemudian sebuah tamparan mendarat di wajah Miranda, kali ini bukan Ravenna yang menampar Miranda melainkan Theodore."Berani sekali kau menyebut cicitku seperti itu!" marah Theodore.Miranda yang mendapatkan dua tamparan merasa semakin tidak bahagia. Namun, ia tidak akan membuat Theodore semakin marah."Maafkan aku, Kakek." Miranda segera meminta maaf.Theodore sudah merasa tidak senang. "Apa yang
Villa untuk tempat tinggal Ravenna telah dibersihkan. Hari ini wanita itu pindah ke sana. Saat ia masuk ke dalam kamar utama, semua barangnya lima tahun lalu telah tertata rapi di ruang pakaian.Ia ingat setelah ia dan Edrion bercerai, pria itu memang mengatakan akan mengirim barang-barangnya ke villa.Karena semuanya sudah ada, Ravenna tidak akan membuang uangnya dengan membeli barang-barang baru, ia mungkin hanya akan menyingkirkan pakaian-pakaian lamanya.Dulu ia selalu berpakaian sederhana karena ia tidak ingin disebut sebagai penghambur uang, tapi sekarang ia sudah hidup sendirian jadi ia tidak akan memakai pakaian yang sederhana itu lagi. Ia akan memakai pakaian yang telah ia rancang sendiri untuk dirinya.Saat Ravenna melihat ke kotak perhiasan yang terbuat dari kaca, ia melihat ada cincin pernikahannya dengan Eldrion di sana. Saat meninggalkan kediaman Eldrion, ia telah melepaskan cincin yang sudah ia kenakan selama tiga tahun itu.Sekarang
Ravenna, Quillon, Theodore dan Eldrion berdiri saling berhadapan. Saat ini mereka sedang berada di parkiran rumah sakit.Eldrion memandangi Quillon yang tampak seperti dirinya dalam bentuk yang lebih kecil.“Quillon, sapa Kakek dan Ayahmu.” Ravenna bicara pada putra kesayangannya.Eldrion menatap Ravenna seksama. Ia jelas tidak salah dengar tadi. Ayahmu? Jadi, anak kecil yang mirip dengannya adalah anaknya. Jadi, selama ini Ravenna dan dirinya memiliki anak.“Kakek buyut, aku Quillon Lysander. Senang bertemu dengan Kakek buyut.” Quillon mengangkat sedikit wajahnya menatap Theodore dengan tatapan cerah dan senyuman di bibirnya.Air mata Theodore lagi-lagi jatuh. Pria itu segera menarik Quillon ke dalam dekapannya. “Cicit Kakek yang berharga.”“Kakek, jangan menangis. Kakek akan sakit lagi jika banyak menangis.” Quillon bersuara pelan.“Kakek tidak menangis, Kakek hanya terlalu
Waktu berlalu, Ravenna memutuskan untuk kembali. Ia akan mengunjungi Theodore lagi besok. Ia juga akan membawa Quillon bersamanya.Sekali lagi, ia bertemu dengan Eldrion. Kali ini di koridor rumah sakit.Ravenna sudah bersiap untuk bersikap seolah tidak melihat Eldrion, tapi yang tidak ia sangka adalah Eldrion malah menghentikannya."Apakah kau sudah selesai mengunjungi Kakek?""Ya.""Ke mana kau akan pergi sekarang?""Hotel.""Biar aku antar."Ravenna merasa ini tidak nyata. Sejak kapan Eldrion
Pagi ini Ravenna kembali mengunjungi Theodore, tidak seperti kemarin. Ia bersama Theodore lebih lama, ia menggunakan waktunya untuk merawat Theodore.Sesekali ia akan menjawab panggilan dari asistennya, lalu kemudian ia melihat ponselnya. Memeriksa kotak masuk di surelnya.Theodore tidak pernah melihat Ravenna dalam ekspresi serius seperti ini. Mantan cucu menantunya terlihat sangat berbeda ketika ia sedang serius bekerja.Sekali lagi Theodore menyadari bahwa perpisahan antara Ravenna dengan Eldrion memang yang terbaik untuk mereka. Ya, setidaknya terbaik untuk Ravenna.Lihatlah bagaimana kepompong kecilnya berubah menjadi kupu-kupu yang indah. Terbang dengan bebas, memamerkan daya pikatnya.Ravenna selesai, ia menyimpan kembali ponselnya. Ia tersenyum pada Theodore. "Kakek, apakah kau ingin minum?""Tidak, kakek belum haus.""Baiklah, apakah ada yang ingin Kakek makan?""Kakek merindukan masakanmu. Hanya saja saat ini kita sedang di rumah sakit.""Kalau begitu cepatlah sehat, aku aka
Setelah lima tahun tidak menginjakan kakinya di benua Amerika, hari ini Ravenna kembali ke tempat ini lagi. Kemarin ia menghubungi Theodore dan ia mengetahui bahwa Theodore sakit.Awalnya Theodore hanya mengatakan bahwa ia sakit biasa saja, tapi kemudian pelayan utama Theodore mengatakan bahwa penyakit lama Theodore kambuh. Dan selama beberapa tahun belakangan ini kondisi kesehatan Theodore memang terus menurun.Ravenna merasa sangat khawatir dengan Theodore. Sampai detik ini ia masih tidak lupa bahwa ia memiliki begitu banyak utang pada pria tua itu.Lima tahun ini ia tidak pernah mengjungi Theodore, jadi ia memutuskan untuk kembali sementara waktu agar bisa merawat Theodore.Selain itu ia juga ingin mempertemukan Theodore dengan cicitnya. Ia tidak ingin datang terlambat dan tidak bisa memberitahu Theodore bahwa pria itu memiliki cicit.Saat ini Ravenna sedang berada di dalam taksi bersama dengan seorang anak laki-laki berusia empat tahun lebih dan juga Seraphim."Bu, apakah kita aka
Sudah tiga bulan sejak perceraian antara Eldrion dan Ravenna. Eldrion pikir ia akan terbiasa dengan ketidakhadiran Ravenna di sisinya, tapi ternyata ia malah merasakan hal yang sebaliknya. Ia mulai menyadari yang ia rasakan saat ini adalah perasaan kehilangan.Ia pikir semuanya akan baik-baik saja, tapi ternyata ia salah. Jadwal makannya mulai berantakan karena selera makannya yang buruk. Ia juga terlalu sibuk bekerja, sampai akhirnya ia hanya tidur tiga sampai empat jam dalam sehari.Setiap kali ia kembali ke kamarnya, ia hanya melihat kesunyian. Ia memiliki harapan akan ada barang-barang Revinna lagi di kamarnya.Sudah tiga bulan, Eldrion pikir Ravenna akan kembali ke sisinya. Ia tidak mengerti kenapa Ravenna ingin bercerai, tapi ia pikir Ravenna mungkin ingin bermain-main dengannya.Ravenna telah tinggal di bawah sayapnya selama tiga tahun, wanita itu juga hidup dalam segala kemewahan di mana semuanya telah tersedia untuknya. Jadi, ia pikir Ravenna tidak akan tahan tinggal di luar
Larut malam, Eldrion kembali ke kediamannya. Pria ini langsung menuju ke kamarnya. Ia menemukan hal yang berbeda di sana.Tidak ada Ravenna yang berbaring di atas ranjang. Eldrion lupa bahwa hari ini Ravenna sudah memutuskan untuk pergi dari kediaman ini.Eldrion hanya melewati ranjang, ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Usai mandi ia pergi ke ruang pakaian. Ia melihat pakaian Ravenna masih ada di sana, tapi ada beberapa yang kosong.Ia melangkah menuju ke tempat perhiasan, tidak ada perhiasan yang dibawa oleh Ravenna.Kening Eldrion berkerut. Apakah Ravenna sengaja meninggalkan semua barang-barang berharga ini? Tapi, kenapa? Apakah ia ingin menunjukan bahwa ia tidak rakus terhadap uang?Bukankah hal seperti ini seharusnya tidak perlu dilakukan oleh Ravenna? Mereka sudah bercerai, Ravenna harusnya membawa apapun yang bisa ia bawa.Sudahlah, Eldrion tidak ingin memikirkannya. Ia mengambil pakaian tidur dan pergi ke tempat tidur.Saat ia membaringkan dirinya di ranjan
Di tangan Ravenna ada sebuah kartu bank dan juga beberapa surat berharga, di antaranya adalah surat kepemilikan sebuah villa dan mobil mewah.Ravenna tidak menyangka bahwa Eldrion akan semurah hati ini. Ia mendapatkan begitu banyak harta dari perceraian mereka.Ia sudah berjanji pada Theodore untuk menerima hadiah perceraian itu, jadi ia menerimanya.Setelah menerima semua itu, Ravenna kembali ke kediamannya dengan Eldrion.Hatinya terasa begitu berat, ia ingat pertama kali ia datang ke tempat ini dengan status sebagai istri Eldrion. Ia berharap bahwa ia akan selamanya tinggal di tempat mewah ini, tapi hari ini ia harus meninggalkannya.Tidak ada gunanya jika tempat ini mewah, tapi tidak ada kehangatan di dalamnya. Ravenna mengerti betul, bahwa yang ia cari jelas bukan kemewahan, tapi kehangatan dan kenyamanan. Di mana dua hal itu tidak ia dapatkan dari tempat ini ataupun pemiliknya.Ravenna melangkah menuju ke kamar utama yang terletak di lantai dua. Ia mulai mengambil koper dan men