Tidak ada Ravenna yang berbaring di atas ranjang. Eldrion lupa bahwa hari ini Ravenna sudah memutuskan untuk pergi dari kediaman ini.
Eldrion hanya melewati ranjang, ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Usai mandi ia pergi ke ruang pakaian. Ia melihat pakaian Ravenna masih ada di sana, tapi ada beberapa yang kosong.
Ia melangkah menuju ke tempat perhiasan, tidak ada perhiasan yang dibawa oleh Ravenna.
Kening Eldrion berkerut. Apakah Ravenna sengaja meninggalkan semua barang-barang berharga ini? Tapi, kenapa? Apakah ia ingin menunjukan bahwa ia tidak rakus terhadap uang?
Bukankah hal seperti ini seharusnya tidak perlu dilakukan oleh Ravenna? Mereka sudah bercerai, Ravenna harusnya membawa apapun yang bisa ia bawa.
Sudahlah, Eldrion tidak ingin memikirkannya. Ia mengambil pakaian tidur dan pergi ke tempat tidur.
Saat ia membaringkan dirinya di ranjang, ia kembali merasa ada yang kurang. Ia tidak pernah tidur memeluk Ravenna, tapi aroma tubuh Ravenna selalu menusuk indera penciumannya. Membuatnya sangat hapal dengan aroma tubuh wanita itu. Dan sekarang, tidak ada lagi aroma tubuh Ravenna.
Sekali lagi Eldrion mengabaikan hal itu. Sangat wajar jika ia merasa ada hal yang hilang, ia telah bersama Ravenna selama tiga tahun. Meski tidak begitu peduli dengan kehadiran wanita itu, ia sudah terbiasa dengan kehadirannya di sekitarnya.
Setelah beberapa waktu, ia yakin akan kembali terbiasa dengan kesunyian di tempat ini. Eldrion memejamkan matanya, ia tidur dengan tenang.
Keesokan paginya, Eldrion bangun. Ia pergi mandi, tidak ada pakaian di atas ranjang. Biasanya Ravenna yang menyiapkan semua pakaiannya dari atas sampai bawah.
Sekarang ia harus menyiapkan keperluannya sendiri. Itu bukanlah masalah besar bagi Eldrion. Pria itu segera ke ruang pakaian, mengambil setelan hitam dan memakainya. Ia mengambil dasi, berdiri di depan kaca lalu memakai dasi sendiri.
Usai berpakaian ia pergi ke ruang makan untuk sarapan.
"Selamat pagi, Tuan." Kathie menyapa Eldrion.
"Selamat pagi, Bibi Kathie."
Sarapan telah tertata di atas meja. Kathie berdiri di sebelah Eldrion.
Eldrion menyesap kopi yang sudah disiapkan untuknya, tapi pria itu berhenti hanya dengan satu tegukan saja. "Kenapa rasanya berbeda?"
"Saya telah mengikuti catatan yang ditinggalkan oleh Nyonya Ravenna. Harusnya rasanya sama," balas Kathie.
Selama ini kopi dan sarapan Eldrion disiapkan oleh Ravenna. Jadi, lidah Eldrion telah terbiasa dengan semua itu.
"Nyonya meninggalkan catatan?"
"Benar, Tuan."
"Buat saja tanpa melihat catatan." Eldrion tidak ingin terus mengingat hal-hal tentang Ravenna.
"Baik, Tuan."
Eldrion kemudian memakan sarapan yang dibuat oleh koki kediamannya, tapi sekali lagi rasanya tidak pas di lidahnya.
Eldrion mengerutkan keningnya, sejak kapan lidahnya menjadi terlalu pemilih seperti ini.
Setelahnya Eldrion pergi tanpa menghabiskan sarapannya.
**
Eldrion dan Ravenna sama-sama menghadiri persidangan cerai mereka. Keduanya kemudian mendapatkan akta cerai dengan mudah.
"Kapan kau akan mengambil semua barang-barangmu?" tanya Eldrion.
"Aku sudah mengambil barang-barang yang aku perlukan."
"Bagaimana dengan barang-barang yang tersisa?"
"Barang-barang itu dibeli dengan uangmu, jadi terserah padamu mau diapakan semua barang itu."
"Bibi Kathie akan mengemasinya dan mengirimnya ke tempatmu. Di mana kau tinggal sekarang?"
"Kirim saja ke villa." Ravenna tidak akan berdebat dengan Eldrion. Ia tidak membutuhkan barang itu, tapi Eldrion pasti akan tetap memaksanya mengambil mereka semua. Jadi, tidak perlu melakukan penolakan apapun.
Eldrion melihat ke jam di tangannya. Ia akan memiliki pertemuan penting sebentar lagi. "Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, aku pergi."
"Ya, selamat tinggal."
Eldrion merasa hatinya tidak nyaman saat Ravenna mengatakan selamat tinggal. Namun, dirinya yang dingin tidak begitu memikirkan tentang hal itu. Ia melangkah dan masuk ke mobilnya lalu kemudian mobil itu segera melaju pergi.
Ravenna melihat akta cerai di tangannya. Semuanya sudah berakhir sekarang.
Setelahnya Ravenna segera pergi ke hotel untuk mengambil barang-barangnya. Ia telah memesan tiket pesawat untuk keberangkatan hari ini.
Kemarin ia telah meletakan mobil pemberian Eldrion di villa. Sementara barang-barang berharga lainnya telah ia simpan di bank.
"Sudah siap semua?" tanya Seraphim.
"Ya. Ayo berangkat."
Ravenna menyeret dua kopernya, ia kemudian pergi ke bandara bersama dengan Seraphim.
Setelah beberapa waktu, Ravenna masuk ke dalam pesawat. Ia melihat ke luar jendela.
Tempat ini memiliki begitu banyak kenangan untuknya, dan hari ini ia akan meninggalkannya bersama dengan sejuta kenangan itu.
Tiga tahun ini, ia telah berada dalam perlindungan Eldrion. Dan hari ini ia keluar dari sayap pria itu. Ia akan melebarkan sayapnya sendiri.
Menggapai hal-hal yang dahulu sempat ia tinggalkan untuk fokus mengurus Eldrion. Ia tidak tahu apa yang sedang menunggunya di depan sana, tapi ia yakin bahwa ia mampu melewati semuanya.
**
Hari-hari berlalu, semuanya berjalan lancar bagi Ravenna. Ia menyibukan dirinya dengan mendaftar di berbagai perlombaan merancang busana.
Ia juga menyibukan dirinya dengan mencari pekerjaan di rumah mode yang mungkin akan memberikan pengalaman baru untuknya.
Di Paris, ia bukan lagi seorang nyonya muda di mana semua kebutuhannya tersedia. Sekarang ia kembali hidup mandiri seperti ketika ia bersama dengan neneknya.
Dengan uang dari Eldrion, ia bisa membeli sebuah apartemen yang cukup untuk berdua dengan Seraphim.
Meski sudah membeli apartemen, uang di dalam kartu bank itu masih sangat banyak. Ravenna seharusnya tidak perlu bekerja jika hanya untuk bertahan hidup saja, dengan uang dari Eldrion itu sudah cukup.
Akan tetapi, Ravenna ingin membangun jati dirinya sendiri. Ia tidak akan memakai uang Eldrion untuk bertahan hidup secara terus menerus. Ia ingin mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, ia ingin membuktikan bahwa ia bisa hidup dengan layak tanpa uang dari Eldrion.
Di belahan benua lain, Eldrion menjalani hari-harinya setelah perceraian dengan Ravenna dengan membiasakan dirinya tanpa kehadiran Ravenna.
Ia beranggapan bahwa ia akan baik-baik saja tanpa Ravenna di sisinya. Ia bisa bekerja dengan baik, ia masih tidur nyenyak dan ia masih makan seperti biasanya.
Malam ini Eldrion berkumpul di sebuah tempat karaoke dengan teman-temannya. Ada beberapa wanita yang menemani mereka. Sementara Eldrion dibiarkan sendiri karena Eldrion tidak suka diganggu oleh wanita.
"Eldrion, apakah Ravenna tidak pernah mengeluh padamu karena kau selalu pulang larut malam?" tanya Mike. Di sisi kanan dan kiri pria itu terdapat wanita cantik yang berjuang untuk menyenangkannya.
"Aku sudah bercerai dengan Ravenna."
Keith segera mematikan layar di depannya sehingga ruangan itu menjadi hening. "Bercerai?"
"Kapan?" tanya Oliver.
"Satu bulan lalu," jawab Eldrion.
"Satu bulan, dan kau tidak memberitahu kami?" Mike menatap Eldrion tidak percaya. Saat Eldrion menikah, sahabatnya ini juga tidak memberitahu mereka. Baru setelah hampir satu tahun, Eldrion mengatakan bahwa ia telah menikah dengan Ravenna.
"Kenapa kalian bercerai? Apakah kau yang menceraikannya?" tanya Keith.
Oliver dan Mike menunggu jawaban dari Eldrion.
"Ravenna yang meminta bercerai, dan aku tidak tahu alasannya."
"Kau tidak bertanya padanya?" tanya Oliver.
"Aku tidak ingin tahu apa alasannya. Dia meminta bercerai, jadi aku hanya mengabulkannya saja." Eldrion menjawab seadanya.
"Ini benar-benar sesuatu yang mengejutkan. Aku kira Ravenna akan terus memegang pahamu sampai akhir hayatnya," ujar Mike.
Di mata Mike dan teman-temannya, Ravenna adalah seorang penggali uang. Dia telah memanfaatkan kebaikan kakek Eldrion agar bisa masuk ke lingkaran sosial kelas atas.
Sayangnya, Eldrion tidak pernah memperkenalkan Ravenna ke siapapun dari lingkaran mereka. Eldrion juga tidak pernah membawa Ravenna ke pesta mana pun. Begitu juga dengan pernikahan mereka yang dirahasiakan.
Ketika Eldrion dan keluarganya mengadakan acara, Ravenna hanya akan dikenalkan sebagai seorang yatim piatu yang dirawat oleh kakek Eldrion.
"Apakah mungkin Ravenna sudah memiliki laki-laki lain?" Oliver ikut bersuara.
"Tidak perlu membicarakan tentang dia lagi." Eldrion sudah bercerai dengan Ravenna, jadi ia rasa Ravenna sudah tidak ada hubungan dengannya lagi.
"Baiklah, kalau begitu malam ini kita akan merayakan perceraianmu dengan Ravenna." Oliver menyalakan kembali layar besar yang menempel di dinding.
Eldrion tidak tahu apakah perceraiannya dengan Ravenna harus dirayakan atau tidak, tapi malam itu ia lebih memilih untuk tetap bersama teman-temannya daripada pulang ke rumahnya sendiri.
tbc
Sudah tiga bulan sejak perceraian antara Eldrion dan Ravenna. Eldrion pikir ia akan terbiasa dengan ketidakhadiran Ravenna di sisinya, tapi ternyata ia malah merasakan hal yang sebaliknya. Ia mulai menyadari yang ia rasakan saat ini adalah perasaan kehilangan.Ia pikir semuanya akan baik-baik saja, tapi ternyata ia salah. Jadwal makannya mulai berantakan karena selera makannya yang buruk. Ia juga terlalu sibuk bekerja, sampai akhirnya ia hanya tidur tiga sampai empat jam dalam sehari.Setiap kali ia kembali ke kamarnya, ia hanya melihat kesunyian. Ia memiliki harapan akan ada barang-barang Revinna lagi di kamarnya.Sudah tiga bulan, Eldrion pikir Ravenna akan kembali ke sisinya. Ia tidak mengerti kenapa Ravenna ingin bercerai, tapi ia pikir Ravenna mungkin ingin bermain-main dengannya.Ravenna telah tinggal di bawah sayapnya selama tiga tahun, wanita itu juga hidup dalam segala kemewahan di mana semuanya telah tersedia untuknya. Jadi, ia pikir Ravenna tidak akan tahan tinggal di luar
Setelah lima tahun tidak menginjakan kakinya di benua Amerika, hari ini Ravenna kembali ke tempat ini lagi. Kemarin ia menghubungi Theodore dan ia mengetahui bahwa Theodore sakit.Awalnya Theodore hanya mengatakan bahwa ia sakit biasa saja, tapi kemudian pelayan utama Theodore mengatakan bahwa penyakit lama Theodore kambuh. Dan selama beberapa tahun belakangan ini kondisi kesehatan Theodore memang terus menurun.Ravenna merasa sangat khawatir dengan Theodore. Sampai detik ini ia masih tidak lupa bahwa ia memiliki begitu banyak utang pada pria tua itu.Lima tahun ini ia tidak pernah mengjungi Theodore, jadi ia memutuskan untuk kembali sementara waktu agar bisa merawat Theodore.Selain itu ia juga ingin mempertemukan Theodore dengan cicitnya. Ia tidak ingin datang terlambat dan tidak bisa memberitahu Theodore bahwa pria itu memiliki cicit.Saat ini Ravenna sedang berada di dalam taksi bersama dengan seorang anak laki-laki berusia empat tahun lebih dan juga Seraphim."Bu, apakah kita aka
Pagi ini Ravenna kembali mengunjungi Theodore, tidak seperti kemarin. Ia bersama Theodore lebih lama, ia menggunakan waktunya untuk merawat Theodore.Sesekali ia akan menjawab panggilan dari asistennya, lalu kemudian ia melihat ponselnya. Memeriksa kotak masuk di surelnya.Theodore tidak pernah melihat Ravenna dalam ekspresi serius seperti ini. Mantan cucu menantunya terlihat sangat berbeda ketika ia sedang serius bekerja.Sekali lagi Theodore menyadari bahwa perpisahan antara Ravenna dengan Eldrion memang yang terbaik untuk mereka. Ya, setidaknya terbaik untuk Ravenna.Lihatlah bagaimana kepompong kecilnya berubah menjadi kupu-kupu yang indah. Terbang dengan bebas, memamerkan daya pikatnya.Ravenna selesai, ia menyimpan kembali ponselnya. Ia tersenyum pada Theodore. "Kakek, apakah kau ingin minum?""Tidak, kakek belum haus.""Baiklah, apakah ada yang ingin Kakek makan?""Kakek merindukan masakanmu. Hanya saja saat ini kita sedang di rumah sakit.""Kalau begitu cepatlah sehat, aku aka
Waktu berlalu, Ravenna memutuskan untuk kembali. Ia akan mengunjungi Theodore lagi besok. Ia juga akan membawa Quillon bersamanya.Sekali lagi, ia bertemu dengan Eldrion. Kali ini di koridor rumah sakit.Ravenna sudah bersiap untuk bersikap seolah tidak melihat Eldrion, tapi yang tidak ia sangka adalah Eldrion malah menghentikannya."Apakah kau sudah selesai mengunjungi Kakek?""Ya.""Ke mana kau akan pergi sekarang?""Hotel.""Biar aku antar."Ravenna merasa ini tidak nyata. Sejak kapan Eldrion
Ravenna, Quillon, Theodore dan Eldrion berdiri saling berhadapan. Saat ini mereka sedang berada di parkiran rumah sakit.Eldrion memandangi Quillon yang tampak seperti dirinya dalam bentuk yang lebih kecil.“Quillon, sapa Kakek dan Ayahmu.” Ravenna bicara pada putra kesayangannya.Eldrion menatap Ravenna seksama. Ia jelas tidak salah dengar tadi. Ayahmu? Jadi, anak kecil yang mirip dengannya adalah anaknya. Jadi, selama ini Ravenna dan dirinya memiliki anak.“Kakek buyut, aku Quillon Lysander. Senang bertemu dengan Kakek buyut.” Quillon mengangkat sedikit wajahnya menatap Theodore dengan tatapan cerah dan senyuman di bibirnya.Air mata Theodore lagi-lagi jatuh. Pria itu segera menarik Quillon ke dalam dekapannya. “Cicit Kakek yang berharga.”“Kakek, jangan menangis. Kakek akan sakit lagi jika banyak menangis.” Quillon bersuara pelan.“Kakek tidak menangis, Kakek hanya terlalu
Villa untuk tempat tinggal Ravenna telah dibersihkan. Hari ini wanita itu pindah ke sana. Saat ia masuk ke dalam kamar utama, semua barangnya lima tahun lalu telah tertata rapi di ruang pakaian.Ia ingat setelah ia dan Edrion bercerai, pria itu memang mengatakan akan mengirim barang-barangnya ke villa.Karena semuanya sudah ada, Ravenna tidak akan membuang uangnya dengan membeli barang-barang baru, ia mungkin hanya akan menyingkirkan pakaian-pakaian lamanya.Dulu ia selalu berpakaian sederhana karena ia tidak ingin disebut sebagai penghambur uang, tapi sekarang ia sudah hidup sendirian jadi ia tidak akan memakai pakaian yang sederhana itu lagi. Ia akan memakai pakaian yang telah ia rancang sendiri untuk dirinya.Saat Ravenna melihat ke kotak perhiasan yang terbuat dari kaca, ia melihat ada cincin pernikahannya dengan Eldrion di sana. Saat meninggalkan kediaman Eldrion, ia telah melepaskan cincin yang sudah ia kenakan selama tiga tahun itu.Sekarang
"Ibuku tidak akan melakukan hal seperti itu jika kau tidak memulai duluan!" Quillon menyela dari belakang Theodore.Miranda mengalihkan pandangannya. Ia melihat Quillon yang tampak seperti Eldrion."Siapa kau?""Aku Quillon Lysander, putra Eldrion Lysander dan Ravenna Artanis.""Tidak mungkin!" Miranda menolak mempercayainya."Apa yang tidak mungkin?" tanya Theodore."Kakek, dia pasti bukan anak Eldrion. Ravenna dan Eldrion sudah bercerai, itu mungkin anak pria acak yang diakui oleh Ravenna sebagai putra Eldrion."Kemudian sebuah tamparan mendarat di wajah Miranda, kali ini bukan Ravenna yang menampar Miranda melainkan Theodore."Berani sekali kau menyebut cicitku seperti itu!" marah Theodore.Miranda yang mendapatkan dua tamparan merasa semakin tidak bahagia. Namun, ia tidak akan membuat Theodore semakin marah."Maafkan aku, Kakek." Miranda segera meminta maaf.Theodore sudah merasa tidak senang. "Apa yang
Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan Ravenna dan Eldrion yang ketiga tahun. Seperti tahun sebelumnya, Ravenna telah menyiapkan makan malam untuk merayakan pernikahan mereka. Ada juga kue yang indah yang ia buat sendiri dengan lilin di atasnya.Dan seperti biasanya juga, Eldrion kembali terlambat, tapi tetap saja Ravenna menunggu pria itu pulang. Ia telah melakukan hal ini berkali-kali, dan kali ini akan menjadi yang terakhir.Sekarang mereka berdua ada di meja makan, duduk saling berhadapan. Ada keheningan di antara keduanya selama beberapa saat sampai akhirnya Ravenna membuka mulutnya."Ayo bercerai." Ravenna mengangkat wajahnya, menatap sang suami yang telah menikah dengannya selama tiga tahun ini. Mereka belum makan, tapi Ravenna sudah membicarkan sesuatu yang membuat ia kehilangan selera makannya."Apakah kau tahu apa yang sedang kau katakan?" Eldrion membalas tatapan Ravenna dengan acuh tak acuh seperti biasanya."Ya, aku tahu apa yang aku katakan. Sudah tiga tahun, aku r
"Ibuku tidak akan melakukan hal seperti itu jika kau tidak memulai duluan!" Quillon menyela dari belakang Theodore.Miranda mengalihkan pandangannya. Ia melihat Quillon yang tampak seperti Eldrion."Siapa kau?""Aku Quillon Lysander, putra Eldrion Lysander dan Ravenna Artanis.""Tidak mungkin!" Miranda menolak mempercayainya."Apa yang tidak mungkin?" tanya Theodore."Kakek, dia pasti bukan anak Eldrion. Ravenna dan Eldrion sudah bercerai, itu mungkin anak pria acak yang diakui oleh Ravenna sebagai putra Eldrion."Kemudian sebuah tamparan mendarat di wajah Miranda, kali ini bukan Ravenna yang menampar Miranda melainkan Theodore."Berani sekali kau menyebut cicitku seperti itu!" marah Theodore.Miranda yang mendapatkan dua tamparan merasa semakin tidak bahagia. Namun, ia tidak akan membuat Theodore semakin marah."Maafkan aku, Kakek." Miranda segera meminta maaf.Theodore sudah merasa tidak senang. "Apa yang
Villa untuk tempat tinggal Ravenna telah dibersihkan. Hari ini wanita itu pindah ke sana. Saat ia masuk ke dalam kamar utama, semua barangnya lima tahun lalu telah tertata rapi di ruang pakaian.Ia ingat setelah ia dan Edrion bercerai, pria itu memang mengatakan akan mengirim barang-barangnya ke villa.Karena semuanya sudah ada, Ravenna tidak akan membuang uangnya dengan membeli barang-barang baru, ia mungkin hanya akan menyingkirkan pakaian-pakaian lamanya.Dulu ia selalu berpakaian sederhana karena ia tidak ingin disebut sebagai penghambur uang, tapi sekarang ia sudah hidup sendirian jadi ia tidak akan memakai pakaian yang sederhana itu lagi. Ia akan memakai pakaian yang telah ia rancang sendiri untuk dirinya.Saat Ravenna melihat ke kotak perhiasan yang terbuat dari kaca, ia melihat ada cincin pernikahannya dengan Eldrion di sana. Saat meninggalkan kediaman Eldrion, ia telah melepaskan cincin yang sudah ia kenakan selama tiga tahun itu.Sekarang
Ravenna, Quillon, Theodore dan Eldrion berdiri saling berhadapan. Saat ini mereka sedang berada di parkiran rumah sakit.Eldrion memandangi Quillon yang tampak seperti dirinya dalam bentuk yang lebih kecil.“Quillon, sapa Kakek dan Ayahmu.” Ravenna bicara pada putra kesayangannya.Eldrion menatap Ravenna seksama. Ia jelas tidak salah dengar tadi. Ayahmu? Jadi, anak kecil yang mirip dengannya adalah anaknya. Jadi, selama ini Ravenna dan dirinya memiliki anak.“Kakek buyut, aku Quillon Lysander. Senang bertemu dengan Kakek buyut.” Quillon mengangkat sedikit wajahnya menatap Theodore dengan tatapan cerah dan senyuman di bibirnya.Air mata Theodore lagi-lagi jatuh. Pria itu segera menarik Quillon ke dalam dekapannya. “Cicit Kakek yang berharga.”“Kakek, jangan menangis. Kakek akan sakit lagi jika banyak menangis.” Quillon bersuara pelan.“Kakek tidak menangis, Kakek hanya terlalu
Waktu berlalu, Ravenna memutuskan untuk kembali. Ia akan mengunjungi Theodore lagi besok. Ia juga akan membawa Quillon bersamanya.Sekali lagi, ia bertemu dengan Eldrion. Kali ini di koridor rumah sakit.Ravenna sudah bersiap untuk bersikap seolah tidak melihat Eldrion, tapi yang tidak ia sangka adalah Eldrion malah menghentikannya."Apakah kau sudah selesai mengunjungi Kakek?""Ya.""Ke mana kau akan pergi sekarang?""Hotel.""Biar aku antar."Ravenna merasa ini tidak nyata. Sejak kapan Eldrion
Pagi ini Ravenna kembali mengunjungi Theodore, tidak seperti kemarin. Ia bersama Theodore lebih lama, ia menggunakan waktunya untuk merawat Theodore.Sesekali ia akan menjawab panggilan dari asistennya, lalu kemudian ia melihat ponselnya. Memeriksa kotak masuk di surelnya.Theodore tidak pernah melihat Ravenna dalam ekspresi serius seperti ini. Mantan cucu menantunya terlihat sangat berbeda ketika ia sedang serius bekerja.Sekali lagi Theodore menyadari bahwa perpisahan antara Ravenna dengan Eldrion memang yang terbaik untuk mereka. Ya, setidaknya terbaik untuk Ravenna.Lihatlah bagaimana kepompong kecilnya berubah menjadi kupu-kupu yang indah. Terbang dengan bebas, memamerkan daya pikatnya.Ravenna selesai, ia menyimpan kembali ponselnya. Ia tersenyum pada Theodore. "Kakek, apakah kau ingin minum?""Tidak, kakek belum haus.""Baiklah, apakah ada yang ingin Kakek makan?""Kakek merindukan masakanmu. Hanya saja saat ini kita sedang di rumah sakit.""Kalau begitu cepatlah sehat, aku aka
Setelah lima tahun tidak menginjakan kakinya di benua Amerika, hari ini Ravenna kembali ke tempat ini lagi. Kemarin ia menghubungi Theodore dan ia mengetahui bahwa Theodore sakit.Awalnya Theodore hanya mengatakan bahwa ia sakit biasa saja, tapi kemudian pelayan utama Theodore mengatakan bahwa penyakit lama Theodore kambuh. Dan selama beberapa tahun belakangan ini kondisi kesehatan Theodore memang terus menurun.Ravenna merasa sangat khawatir dengan Theodore. Sampai detik ini ia masih tidak lupa bahwa ia memiliki begitu banyak utang pada pria tua itu.Lima tahun ini ia tidak pernah mengjungi Theodore, jadi ia memutuskan untuk kembali sementara waktu agar bisa merawat Theodore.Selain itu ia juga ingin mempertemukan Theodore dengan cicitnya. Ia tidak ingin datang terlambat dan tidak bisa memberitahu Theodore bahwa pria itu memiliki cicit.Saat ini Ravenna sedang berada di dalam taksi bersama dengan seorang anak laki-laki berusia empat tahun lebih dan juga Seraphim."Bu, apakah kita aka
Sudah tiga bulan sejak perceraian antara Eldrion dan Ravenna. Eldrion pikir ia akan terbiasa dengan ketidakhadiran Ravenna di sisinya, tapi ternyata ia malah merasakan hal yang sebaliknya. Ia mulai menyadari yang ia rasakan saat ini adalah perasaan kehilangan.Ia pikir semuanya akan baik-baik saja, tapi ternyata ia salah. Jadwal makannya mulai berantakan karena selera makannya yang buruk. Ia juga terlalu sibuk bekerja, sampai akhirnya ia hanya tidur tiga sampai empat jam dalam sehari.Setiap kali ia kembali ke kamarnya, ia hanya melihat kesunyian. Ia memiliki harapan akan ada barang-barang Revinna lagi di kamarnya.Sudah tiga bulan, Eldrion pikir Ravenna akan kembali ke sisinya. Ia tidak mengerti kenapa Ravenna ingin bercerai, tapi ia pikir Ravenna mungkin ingin bermain-main dengannya.Ravenna telah tinggal di bawah sayapnya selama tiga tahun, wanita itu juga hidup dalam segala kemewahan di mana semuanya telah tersedia untuknya. Jadi, ia pikir Ravenna tidak akan tahan tinggal di luar
Larut malam, Eldrion kembali ke kediamannya. Pria ini langsung menuju ke kamarnya. Ia menemukan hal yang berbeda di sana.Tidak ada Ravenna yang berbaring di atas ranjang. Eldrion lupa bahwa hari ini Ravenna sudah memutuskan untuk pergi dari kediaman ini.Eldrion hanya melewati ranjang, ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Usai mandi ia pergi ke ruang pakaian. Ia melihat pakaian Ravenna masih ada di sana, tapi ada beberapa yang kosong.Ia melangkah menuju ke tempat perhiasan, tidak ada perhiasan yang dibawa oleh Ravenna.Kening Eldrion berkerut. Apakah Ravenna sengaja meninggalkan semua barang-barang berharga ini? Tapi, kenapa? Apakah ia ingin menunjukan bahwa ia tidak rakus terhadap uang?Bukankah hal seperti ini seharusnya tidak perlu dilakukan oleh Ravenna? Mereka sudah bercerai, Ravenna harusnya membawa apapun yang bisa ia bawa.Sudahlah, Eldrion tidak ingin memikirkannya. Ia mengambil pakaian tidur dan pergi ke tempat tidur.Saat ia membaringkan dirinya di ranjan
Di tangan Ravenna ada sebuah kartu bank dan juga beberapa surat berharga, di antaranya adalah surat kepemilikan sebuah villa dan mobil mewah.Ravenna tidak menyangka bahwa Eldrion akan semurah hati ini. Ia mendapatkan begitu banyak harta dari perceraian mereka.Ia sudah berjanji pada Theodore untuk menerima hadiah perceraian itu, jadi ia menerimanya.Setelah menerima semua itu, Ravenna kembali ke kediamannya dengan Eldrion.Hatinya terasa begitu berat, ia ingat pertama kali ia datang ke tempat ini dengan status sebagai istri Eldrion. Ia berharap bahwa ia akan selamanya tinggal di tempat mewah ini, tapi hari ini ia harus meninggalkannya.Tidak ada gunanya jika tempat ini mewah, tapi tidak ada kehangatan di dalamnya. Ravenna mengerti betul, bahwa yang ia cari jelas bukan kemewahan, tapi kehangatan dan kenyamanan. Di mana dua hal itu tidak ia dapatkan dari tempat ini ataupun pemiliknya.Ravenna melangkah menuju ke kamar utama yang terletak di lantai dua. Ia mulai mengambil koper dan men