"Tentu saja, aku tahu itu." kataku sambil tersenyum.
Karyawan hotel itu langsung pergi dari kamar tidurku. Aku langsung memakan makanan itu.
"Hotel ini memiliki selera yang bagus. Makanan mereka membuat aku semakin tertarik. Lain kali aku akan datang ke hotel ini lagi." kataku sambil makan.
Saat melihat jendela, banyak bintang di langit. Aku pergi keluar dari hotel untuk melihat bintang dari bawah.
"Anda ingin pergi ke suatu tempat, ibu Alea?" tanya pemilik hotel.
"Benar, saya ingin keluar sebentar." Jawabku.
"Apa ingin saya temani?" tanya pemilik hotel.
"Tidak perlu, saya bisa sendiri." Jawabku.
Lalu, resepsionis memberikan bunga lagi kepada aku.
"Ini ada kiriman dari seorang pria untuk ibu Alea." kata resepsionis sambil memberikan bunga itu.
"Buang saja!" kataku.
"Tapi ini juga ada surat di dalam bunga." Kata resepsionis.
"Sudah buang saja! Tapi jika kamu menginginkan itu, kamu boleh membawa bunga itu." Kataku.
"Benarkah? Terima kasih, saya tidak pernah menerima bunga seindah ini." Kata resepsionis.
Aku langsung pergi keluar dari hotel itu.
"Kenapa ibu Alea tidak peduli dengan bunga pemberian seorang pria ini? Apa dia tidak menyukai bunga? Atau dia tidak menyukai pria yang memberikan bunga ini?" tanya resepsionis.
"Aku juga tidak tahu, mungkin saja dia tidak terlalu suka dengan bunga." Jawab pemilik hotel.
"Saya permisi, pak." kata resepsionis.
"Silahkan." kata pemilik hotel.
Aku melihat bintang di atas langit. Lalu, aku teringat akan pria yang menciumku sampai membuat aku merasa kesal.
"Kenapa aku mengingat dia? Menyebalkan sekali, berani dia melakukan itu terhadap aku. Jika aku bertemu dengan dia lagi, aku akan memberikan pelajaran. Dia harus mengenal siapa Alea." kataku sambil merasa kesal.
Lalu, seorang pria membawa minuman dan menabrak aku. Minuman itu langsung tumpah ke pakaian yang aku kenakan.
"Ah!" kataku.
"Maaf, saya tidak sengaja. Apa yang harus saya lakukan? Apa kamu ingin mengganti pakaian dan saya bisa membersihkan pakaian kamu itu." kata pria itu sambil merasa tidak enak.
"Tidak masalah, kamu tidak perlu merasa bersalah. Ini hanya tidak sengaja. Aku bisa mengganti pakaian nanti." Kataku.
"Apa kamu yakin? Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya pria itu.
"Kenapa kamu membawa banyak minuman?" tanyaku.
"Aku seorang pelayan di sebuah bar." Jawab pria itu.
"Aku ingin minum, apa kamu bisa memberikan minuman sebagai permintaan maaf?" tanyaku sambil tersenyum.
"Boleh, tentu saja. Ayo kita pergi!" kata pria itu.
Saat berada di bar, dia bertanya nama aku.
"Siapa nama kamu?" tanya pria itu.
"Aku Alea, CEO dari JH Group." Jawabku.
"JH Group, itu perusahaan besar. Aku tidak menyangka akan mengenal CEO yang hebat seperti ibu Alea ini. Aku sungguh menyesal atas kejadian tadi. Sekali lagi aku minta maaf. Nama saya adalah Erlan." Kata pria itu.
Aku langsung memikirkan pria yang berada di kereta tadi. Dia sangat berbeda dari Semua pria yang aku kenal.
"Menarik." kataku sambil tersenyum dan memikirkan pria menyebalkan tadi.
"Menarik? Apa yang menarik?" tanya Erlan.
"Tidak, minuman ini menarik." Jawabku.
Aku merasa kesal karena memikirkan pria di kereta api itu.
"Tapi kamu belum meminum sesuatu." Kata Erlan.
"Bemar juga, aku tertarik karena banyak minuman sampai bingung ingin minum apa." kataku sambil tersenyum.
"Begitu." Kata Erlan.
"Aku harus pergi sekarang juga. Terima kasih atas minuman ini." Kataku.
"Tunggu!" kata Erlan.
Aku berlari dan masuk ke dalam hotel. Dengan perasaan kesal dan marah, aku mulai teringat kejadian saat berada di kereta api. Aku ingin menyelidiki tentang dia. Tapi aku tidak mengetahui semua tentang dia.
"Menyebalkan sekali, aku tidak tahu siapa dia. Bagaimana cara menyelidiki dia?" tanyaku sambil merasa kesal.
Pemilik hotel itu langsung menghampiri aku dan bertanya.
"Ibu Alea, ada apa? Apa ada masalah? Kenapa anda terlihat sangat kesal?" tanya pemilik hotel.
"Tidak, aku ingin istirahat saja." Jawabku.
Aku langsung masuk ke dalam kamar dan tidur. Sampai pagi hari, aku bersiap untuk pergi dari hotel ini. Aku akan kali ke rumah.
"Apa ini mobil yang akan aku pakai?" tanyaku.
"Benar, apa ada masalah?" tanya pak Joko.
"Tentu saja, saya akan menghubungi sekertaris saya." jawabku sambil merasa kesal.
Dita langsung membawa mobil untuk aku.
"Kita akan pergi sekarang." Kata supir.
"Tentu saja, aku harus cepat kembali." Kataku.
Saat dalam perjalanan, aku melihat ada banyak pohon yang tinggi dan besar.
"Kenapa banyak pohon?" tanyaku.
"Jalan ini dekat dengan hutan." Jawab supir.
"Begitu." Kataku.
Lalu, mendadak mobil berhenti.
"Ada apa ini? Kenapa kamu berhenti?" tanyaku.
"Saya juga tidak mengerti. Saya akan memeriksa mobil sebentar. Ibu Alea tunggu di dalam saja." Jawab supir.
"Baik." Kataku.
Saat menunggu, mobil masih belum bisa diperbaiki. Aku keluar dan mencari sinyal. Aku ingin menghubungi orang bengkel.
"Kenapa tidak ada sinyal sama sekali? Menyebalkan sekali ini. Apa yang harus aku lakukan?" tanyaku sambil merasa bingung.
Aku berjalan dan masuk ke dalam hutan. Aku berpikir mungkin saja akan bisa menemukan orang untuk memperbaiki mobil.
"Hutan ini sepi sekali, seharusnya aku tidak perlu datang kemari." kataku sambil melihat sekitar hutan.
Saat aku ingin pergi, seorang pria berlari melewati aku.
"Kenapa dia lari? Apa ada sesuatu di hutan ini?" tanyaku sambil merasa sedikit takut.
Lalu, banyak pria yang datang kepada aku dan bertanya.
"Permisi, apa kamu melihat seorang pria yang berlari?" tanya sekelompok pria.
"Dia ke arah sana." Jawabku.
Mereka langsung pergi dari hadapan aku.
"Untung saja tidak ada hal yang menakutkan." kataku sambil mencari jalan keluar.
Saat berjalan, aku mulai lupa dengan arah menuju keluar hutan.
"Bagaimana ini? Aku lupa arah kembali ke tempat itu." kataku sambil merasa bingung.
Saat aku mencoba untuk ingat, datang sekelompok pria itu lagi.
"Kenapa wanita secantik kamu diam di sini sendiri? Ikut dengan kami saja!" kata sekelompok pria itu sambil mendekati aku.
"Apa yang akan kalian lakukan? Jangan pernah mendekati aku. Aku ini bis melakukan apa saja untuk membuat kalian menderita. Aku memiliki banyak uang. Aku bisa menyelidiki dan menghancurkan kehidupan keluarga kalian jika kalian menyakiti aku." kataku sambil merasa kesal.
"Apa? Wanita ini mengancam kita. Apa kamu tidak mengetahui siapa kami? Kami ini seorang mafia." kata sekelompok pria itu.
Aku mulai merasa takut dan tidak tahu harus berbuat apa. Lalu, seorang pria datang dan menarik tangan aku. Dia membawa aku berlari.
"Alif! Kejar dia!" kata ketua kelompok pria itu.
Aku berlari di dalam hutan. Pria itu terus menarik tangan aku.
Genggaman dia terasa sangat kuat dan hangat. Saat aku melihat wajah dia, ternyata dia adalah pria yang sudah mencium aku di kereta api. Aku langsung melepaskan tangan dia."Ternyata kamu! Dasar kurang ajar, lepaskan tangan aku!" kataku sambil merasa kesal."Jangan banyak bicara dan tetap memegang tangan aku. Jangan pernah lepas jika kamu tidak ingin dalam bahaya." Kata Alif.Saat itu, aku langsung memegang tangan dia lagi dan berlari. Kami berhenti di sebuah pohon yang sangat besar dan bersembunyi."Lelah sekali." kataku sambil duduk."Jangan berisik! Nanti mereka dengar dan menangkap kita berdua." Kata Alif."Kenapa mereka ingin menangkap aku? Urusan mereka itu dengan kamu. Aku tidak ingin terlibat dengan kalian." Kataku."Apa kamu bodoh? Jika mereka melihat kamu sendiri, mereka akan memanfaatkan kamu. Mereka akan berbuat sesuatu yang buruk." Kata Alif.Saat itu, aku merasa semakin kes
Saat itu, Alif melihat ke arah jendela dan tidak menjawab pertanyaan aku. Aku melihat ke jendela juga. Ternyata kedua teman dia sedang melihat kami berdua. Aku mulai mengerti alasan dia melakukan ini kepada aku."Gila, mereka masih berada di sana. Buat suara!" kata Alif."Apa?" tanyaku sambil terkejut."Resahan." Jawab Alif.Aku mengikuti keinginan Alif dan mereka berdua pergi."Apa kamu tidak mendengar suara wanita itu? Ayo pergi!" kata Fauzi."Ternyata dia memang benar. Ayo kita pergi!" kata Roni.Alif berdiri dan langsung memakai bajunya kembali. Saat itu, perasaan kesal berubah menjadi kagum. Aku merasa tertarik kepada Alif. Meski aku tahu dia bukan pria yang baik. Dia sudah dikejar banyak mafia. Pasti dia melakukan pekerjaan yang berbahaya."Bagus juga kamu." Kata Alif."Aku Alea, kita belum melakukan perkenalan dengan baik." kataku sambil mengulurkan tangan.
"Selamat pagi, ibu Alea!" kata Dita."Pagi." Kataku."Kenapa kemarin ibu menghilang? Apa ada yang menculik ibu?" tanya Dita.Aku hanya tersenyum karena aku tidak tahu harus menjawab apa. Itu memang sebuah penculikan tapi anehnya aku suka."Kenapa ibu tersenyum?" tanya Dita."Tidak ada." Jawabku.Aku langsung masuk ke ruang kerja. Dita masuk ke dalam ruang kerjaku."Ada apa, Dita?" tanyaku."Saya ingin memberitahukan berita buruk untuk ibu Alea." Kata Dita."Berita buruk? Apa itu?" tanyaku sambil merasa terkejut."Perusahaan kehilangan banyak uang dan aset perusahaan." Jawab Dita."Apa? Bagaimana bisa?" tanyaku sambil merasa bingung."Kemarin ada seorang pria bernama Amar. Dia ingin menjadi investor baru kita. Ternyata saat dia pergi, aku memeriksa banyak berkas. Semua tidak akurat dan mendadak keuangan menurun drastis. Saya pergi untuk menyelidiki dia.
"Untuk masalah cinta aku tidak akan khawatir." Kataku."Kenapa?" tanya Alif."Aku yakin kamu tidak akan memberikan cinta yang palsu. Aku ini pandai membuat pria mencintai aku. Aku akan menganggap kamu sebagai tantangan untuk aku." Jawabku.Alif merasa terkejut dengan apa yang aku katakan. Dia tidak menyangka bahwa aku akan mengatakan sesuatu seperti itu."Kamu cukup menarik, kamu beda dari wanita lain. Kamu tidak menyerah tapi sayang itu akan percuma." Kata Alif."Kenapa? Aku yakin itu tidak akan percuma. Aku bisa membuat kamu jatuh cinta kepada aku." kataku sambil tersenyum."Buktikan saja." Kata Alif."Baik, aku akan membuktikan itu." Kataku.Aku membawa dia ke rumah."Aku tidak menyangka akan berada di rumah wanita yang telah aku tipu. Bahkan dia menolong aku untuk bersembunyi." Kata Alif."Apa pak Amar tidak akan melepaskan penyamaran anda itu?" tanya
Aku mulai menyadari bahwa aku semakin mencintai Alif. Aku tidak ingin dia pergi dari sisi aku. Dia membuat aku tenang saat ketakutan. "Aku akan memeriksa listrik." Kata Alif. "Apa kamu bisa?" tanyaku. "Tentu saja, aku bisa melakukan semua hal." Jawab Alif. "Benar, semua bisa kamu lakukan termasuk merebut hati aku." Kataku sambil tersenyum. "Jika itu aku tidak menginginkan. Aku sangat tidak beruntung karena hal itu." Kata Alif. "Apa dicintai wanita seperti aku sangat merugikan?" tanyaku sambil merasa kesal. "Tentu saja, aku mengenal wanita seperti kamu. Kamu akan banyak menyusahkan aku jika kita bersama." Jawab Alif. "Tidak, aku ini mandiri." Kataku. "Apa buktinya? Seorang wanita tidak bisa memasak. Itu sangat tidak menyusahkan pria yang akan menikah dengan kamu." Kata Alif. "Jika kamu merasa kesusahan, aku akan belajar memasak. Kamu tenang saja." Kata
Aku merasa senang karena dia memakan itu. Padahal dia memasak lebih baik dari aku. Tapi dia tetap mengharapkan buatan aku."Kamu yang pertama." Kataku."Pertama apa? Mencoba makanan kamu ini. Itu pasti, aku yakin tidak ada yang ingin makan dari hasil masakan kamu." Kata Alif."Benar, kamu yang pertama memakan masakan yang aku buat meski tidak enak. Aku belum pernah memasak tapi kamu seperti menyukai masakan aku. Kamu sungguh bisa menghargai seseorang dengan cara yang baik." Kataku."Tidak juga, jangan berlebihan. Aku hanya makan ini karena aku bukan orang yang suka membuang makanan. Itu saja, jangan terlalu percaya diri." Kata Alif."Kenapa kamu sangat menyebalkan sekali? Tidak bisa mengatakan sesuatu yang manis untuk membuat aku senang. Ternyata seperti ini rasanya berbicara dengan seorang penipu." kataku sambil merasa kesal."Aku sudah mengatakan untuk jangan berharap. Kamu ini terlalu mengharapkan sesua
Alif melihat itu dan merasa kesal."Apa yang pria itu lakukan? Kenapa dia terlihat sangat dekat dengan Alea? Teman dekat tidak akan mengusap rambut teman dia sendiri. Apa pria itu memiliki rasa kepada Alea?" tanya Alif sambil merasa kesal.Alif merasa aneh dengan dirinya sendiri."Ada apa ini? Aku pasti sudah gila, aku tidak boleh merasa kesal. Biarkan saja Alea bersama pria lain. Untuk apa aku merasa tidak nyaman?" tanya Alif sambil bersikap tenang.Dita mengajak Fauzan makan di tempat yang sama. Tapi kami tidak saling memperhatikan dan duduk sangat jauh."Apa yang ingin kamu makan, Fauzi?" tanya Dita."Kenapa kamu mengajak aku makan di luar?" tanya Fauzi."Sebagai tanda terima kasih karena telah mengobati kaki aku." Jawab Dita."Begitu, aku akan memakan apa yang kamu pesan saja." Kata Fauzi."Baik, aku akan memesan untuk kamu." Kata Dita.Fauzi merasa seperti
"Untuk hal ini aku harus ikut campur. Aku tidak akan membiarkan kamu menyakiti Dita." Kata Fauzi.Dita hanya melihat mereka berdua. Zidan langsung memukul wajah Fauzi. Dita terkejut dan marah kepada Zidan."Apa yang kamu lakukan, Zidan?" tanya Dita dengan sangat marah."Sekarang kamu membela pria ini. Ternyata kamu memang memiliki hubungan dengan dia. Bagus sekali, aku pergi sekarang." Jawab Zidan.Zidan langsung pergi dari rumah Dita. Dita langsung membawa Fauzi ke dalam rumah. Dita langsung membawa kotak P3K."Tidak perlu, aku tidak terluka parah. Ini hanya sedikit sakit saja." Kata Fauzi."Sudah diam saja." Kata Dita.Dita langsung mengobati luka di wajah Fauzi."Aduh! Bisa lebih lembut." Kata Fauzi."Aku sudah pelan, kami saja yang berlebihan." kata Dita sambil mengoles obat merah."Ternyata kamu peduli terhadap aku." Kata Fauzi."Tidak j
Para mafia itu tertawa dengan sangat bahagia. Mereka bertiga sudah mulai merasa khawatir dan gelisah. Aku merasa tidak tenang dan ingin pergi ke tempat Besar milik mafia itu. Zidan langsung melarang aku untuk pergi."Jangan! Itu terlalu berbahaya." kata Zidan sambil memegang tanganku."Tidak, aku harus pergi. Aku khawatir dengan keadaan mereka. Alif tidak memberikan kabar kepadaku." kataku sambil merasa resah."Bagaimana jika kita menghubungi polisi saja? Saya khawatir jika mafia itu tidak hanya sedikit. Saya khawatir jika mafia itu banyak dan kita akan dalam bahaya jika tanpa pengawasan dari polisi." kata Zidan sambil merasa khawatir.Aku memikirkan perkataan Zidan. Dia memang benar tapi itu artinya mereka juga akan tertangkap oleh polisi. Aku tidak siap jika harus melihat Alif masuk ke dalam penjara."Ibu Alea, kenapa anda diam saja? Apa anda setuju dengan pendapat saya?" tanya Zidan sambil merasa bingung."Saya tid
Rara pergi ke toilet dan Zidan mengikuti dia dari belakang. Zidan mengetahui maksud dari pertanyaan aku tadi. Zidan langsung pergi menemui Dita."Aku harus pergi sebentar saja. Kamu harus mengunci pintu. Apa kamu mengerti?" tanya Zidan sambil merasa khawatir."Baik, aku mengerti." jawab Dita sambil tersenyum.Zidan langsung pergi ke rumahku. Aku terkejut saat melihat Zidan."Kenapa kamu datang kemari?" tanyaku sambil merasa bingung."Aku baru menyadari siapa Rara sebenarnya." jawab Zidan sambil merasa terkejut.Rara langsung pergi menghampiri kami berdua."Ternyata kalian sudah mengetahui tentang aku. Di mana mereka bertiga?" tanya Rara sambil merasa kesal."Diam kamu anak kecil. Pergi sana!" kata Zidan sambil merasa kesal.Rara langsung menghubungi seseorang dan seseorang membawa mobil untuk menjemput dia. Aku merasa terkejut bahwa anak kecil yang sudah aku tolong adalah seorang pengintai y
Mereka bertiga langsung mencari informasi lebih banyak mengenai Rara. Aku kedatangan pak Haris ke dalam ruangan kerjaku."Selamat pagi, ibu Alea!" kata pak Haris sambil tersenyum."Selamat pagi, pak Haris!" kataku sambil tersenyum.Rara langsung mendekat dan mengatakan kepada aku bahwa dia ingin pergi ke toilet."Kakak, aku ingin pergi ke toilet sebentar saja." kata Rara sambil tersenyum."Apa kamu ingin aku temani?" tanyaku sambil tersenyum."Tidak, jangan. Aku bisa pergi sendiri. Aku bisa bertanya kepada pegawai kakak tentang toilet." jawab Rara sambil tersenyum."Baik, aku akan menunggu kamu di sini." kataku sambil tersenyum.Rara keluar dari ruangan kerjaku. Aku ingin memastikan bahwa Rara sampai di toilet. Rara bertanya kepada Zidan."Di mana arah toilet?" tanya Rara sambil merasa bingung."Di sebelah kanan, aku bisa mengantarkan kamu ke sana." jawab Zidan sambil tersen
"Tidak masalah." kata Andre sambil tersenyum.Dita langsung mencari keberadaan Fauzi."Di mana Fauzi berada?" tanya Dita sambil merasa bingung."Fauzi pasti berada di luar. Apa kamu ingin bicara dengannya?" tanyaku sambil tersenyum."Benar." Jawab Dita.Fauzi masuk dan kami semua keluar dari ruangan Dita."Ada apa, Dita?" tanya Fauzi sambil merasa bingung."Kenapa kamu tidak berada di samping aku? Kenapa kamu tidak menunggu aku?" tanya Dita sambil merasa kesal."Aku menunggu kamu di luar. Aku tahu kamu sedang ingin bicara dengan Zidan. Aku memberikan kalian berdua waktu untuk bicara. Kalian adalah orang tua dari anak itu." jawab Fauzi sambil tersenyum."Apa kamu tidak ingin mengatakan sesuatu yang lain? Kenapa hanya membicarakan mengenai Zidan saja?" tanya Dita sambil merasa bingung."Sesuatu? Seperti apa?" tanya Fauzi sambil merasa bingung."Tidak ada." jawab Dita sambil mer
Fauzi kembali dan membawa es krim untuk Dita."Ini untuk kamu." kata Fauzi sambil memberikan es krim itu."Terima kasih." kata Dita sambil tersenyum.Saat Fauzi ingin memakan es krim, Dita langsung mengambil es krim milik Fauzi."Kenapa kamu mengambil es krim aku?" tanya Fauzi sambil merasa bingung."Aku ingin mencoba milik kamu. Apa tidak boleh?" tanya Dita sambil tersenyum."Baik, coba saja." jawab Fauzi sambil tersenyum.Dita langsung mencoba es krim Fauzi."Enak, ini es krim kamu." kata Dita sambil memberikan es krim milik Fauzi."Benarkah?" tanya Fauzi sambil tersenyum.Dita menghabiskan es krim dia. Mulut Dita dipenuhi dengan es krim. Fauzi melihat itu dan tersenyum. Fauzi langsung mencium bibir Dita dan menjilat es krim di atas bibirnya."Manis." kata Fauzi sambil tersenyum.Dita merasa gugup dan hanya diam saja."Kenapa kamu diam saja? Apa
"Kenapa wajar?" tanya Alif sambil merasa kesal."Wajar karena kita berhenti di tempat yang tidak seharusnya." Jawabku.Kami sampai di rumahku. Dita langsung diperiksa oleh dokter kandungan. Zidan menunggu Dita. Dokter langsung berbicara kepada Zidan."Kesehatan ibu dan bayi sangat baik. Tapi saya sarankan untuk jangan terlalu lelah." Kata dokter."Syukurlah." kata Zidan sambil menarik napas."Apa kalian ingin mengetahui jenis kelamin anak kalian?" tanya dokter itu sambil tersenyum."Apa kita sudah bisa mengetahui jenis kelamin bayi?" tanya Zidan sambil merasa bingung."Tentu saja, kehamilan ibu Dita sudah 8 bulan." jawab dokter itu sambil tersenyum.Dokter memeriksa jenis kelamin dari bayi yang ada dalam kandungan Dita."Bagaimana dokter?" tanya Zidan sambil merasa penasaran."Bayi anda perempuan." jawab dokter itu sambil tersenyum.Zidan merasa senang dan langsung meme
"Andre sudah menerima tawaran kerja sama dari aku. Aku senang sekali dan tidak merasa bimbang saat menerima tawaran dari pak Beni." jawabku sambil tersenyum."Benarkah? Bagaimana bisa itu terjadi? Bukankah dia sangat menolak tawaran dari kamu itu?" tanya Alif sambil merasa terkejut."Memang benar tapi dia sudah menerima tawaran dari aku." jawabku sambil tersenyum."Bagaimana bisa dia berubah dengan sangat cepat?" tanya Alif sambil merasa penasaran."Aku meminta bantuan dari Tamara untuk membujuk Andre supaya menerima tawaran dariku. Ternyata Tamara berhasil mengubah pemikiran Andre. Aku senang sekali saat mendengar kabar dari Andre tadi." jawabku sambil tersenyum."Ternyata begitu, aku tidak menyangka dia akan menerima tawaran dari kamu. Aku pikir dia itu orang yang kerasa kepala." kata Alif sambil tersenyum."Aku juga, Tamara memang hebat. Mereka memang saling mencintai satu sama lain. Sekarang mereka sudah menjalin hubungan. Ak
Mereka bertugas bermain dan Alif mencari informasi mengenai ibunya. Tapi Alif tetap tidak berhasil."Sebenarnya dia membawa ibu ke tempat apa. Kenapa sangat sulit untuk aku temukan?" tanya Alif sambil merasa kesal.Roni melihat Alif sedih. Roni langsung berhenti bermain."Sebentar, kakak harus berhenti dahulu." kata Roni sambil melihat Alif."Biarkan saja, kamu bermain dengan kakak saja. Kak Roni itu sudah tua, dia pasti mudah lelah." kata Fauzi sambil tersenyum."Baik, kakak. Kak Roni istirahat saja." kata Rara sambil tersenyum."Kurang ajar, Fauzi. Kakak akan kembali nanti." kata Roni sambil merasa kesal.Roni langsung menghampiri Alif."Ada apa, Alif?" tanya Roni sambil merasa bingung."Aku masih belum bisa menemukan keberadaan ibuku." Jawab Alif."Ternyata begitu, sabar saja. Aku yakin sebentar lagi kita akan menemukan ibu kamu. Kita sudah mendapatkan kotak musik dan kita hany
Andre merasa tidak percaya bahwa Tamara langsung menerima dia."Kamu serius? Aku senang sekali." kata Andre sambil mencium tangan Tamara.Andre langsung menarik wajah dan mencium bibir Tamara dengan sangat bergairah."Terima kasih, Tamara!" kata Andre sambil tersenyum."Aku akan memberikan cinta terbaik untuk kamu. Supaya kamu tidak terluka lagi." kata Tamara sambil tersenyum."Aku akan memberikan seluruh cinta dan hati aku untuk kamu. Kamu selalu ada untuk aku." kata Andre sambil tersenyum."Kamu memang pandai dalam merayu aku." kata Tamara sambil tersenyum.Andre langsung mencium bibir Tamara dengan sangat bergairah. Mereka menikmati itu. Mereka berdua pulang ke rumah. Andre mengantar Tamara sampai masuk ke dalam rumahnya."Sampai jumpa di kantor, wanitaku." kata Andre sambil tersenyum."Sampai jumpa, Andre!" kata Tamara sambil tersenyum."Andre?" tanya Andre sambil merasa kesal