Share

Jalan Keluar

Penulis: This is Stralin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-03 12:36:28

Mark merasa ditipu.

Ia seperti ditikam dari belakang saat menerima kenyataan itu.

Sejak awal, dia yang mengizinkan Wati untuk tinggal di sana dengan harapan hubungan mereka bisa membaik. Di luar dugaan, keadaan justru semakin memburuk.

Begitu tiba di depan perusahaan ayahnya, Mark bergegas masuk dengan langkah panjang dan cepat. Ia begitu terburu-buru hingga tak menyadari Ayana yang melihatnya.

“Mark—”

Ayana memanggil dan berniat menghampiri, tetapi ia mengurungkan niatnya saat melihat wajah serius Mark. Pria itu tak menoleh ke kanan dan kiri, terus menatap lurus hingga menghilang di balik pintu lift yang tertutup.

Tampaknya, hal yang benar-benar buruk baru saja terjadi.

“Ada apa, Mark?” Adimas bertanya begitu sang putra memasuki ruang kerjanya.

Belum pernah Adimas melihat putranya secemas ini. Air mukanya terlihat panik dan gelisah.

“Uangnya tidak ada, Pa,” ucap pria itu, “Ibu Ayana … dia membawa semua uang itu dan menghilang.”

Hening.

Kini giliran Adimas yang membungkam.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
puji amriani
ayo kk update lagi huhu penasaran
goodnovel comment avatar
puji amriani
huhuhu sedihnyaaa lanjut kak semoga ada crazy update lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta Seorang Pengasuh    Tanpa Jejak

    Mark membeku di tempatnya. Air mata sudah membasahi pipi pria itu, tetapi Mark tak terisak sedikit pun. Ia terhenyak. Bahkan untuk menelan saliva pun rasanya begitu sulit dan berat. Jantungnya seperti disayat besi panas saat menyadari ia baru saja kehilangan Ayana. Kehilangan hal paling berharga yang Mark miliki. Satu tembok pertahanan dalam dirinya seakan hancur berantakan, bersamaan dengan tangannya yang bergerak turun dengan lunglai. Kertas itu jatuh bersamaan dengan lembaran kertas merah yang kini berceceran di sekitarnya. Tanpa berkata-kata, pria itu mengusap air mata di wajahnya, kemudian bergegas keluar kamar. Ia menuruni tangga dengan langkah terburu-buru. “Ada apa, Tuan Muda?” Bik Dini bertanya dengan tertegun saat melihat mata Mark memerah. Namun, Mark tidak menjawabnya dan terus melenggang pergi. Tak sampai satu menit, Bik Dini sudah mendengar raungan mobil sport pria itu yang meluncur secepat kilat. Tangan dan rahang Mark terlihat kokoh saat ia melajukan mobil itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-03
  • Cinta Seorang Pengasuh    Hancur

    Terhitung sudah berlalu tiga hari semenjak Ayana menghilang. Selama tiga hari itu pula Mark hidup dengan berantakan. Bagaikan tidak memiliki rumah, ia terus berkendara ke sana kemari dan tidak pernah kembali. Ia sudah mengutus orang untuk mencari Ayana, tetapi Mark merasa tak bisa tenang jika belum melihatnya secara langsung hingga pria itu ikut terjun untuk mencari. Akan tetapi, nihil. Tak peduli seberapa jauh ia berkendara, berapa puluh jam ia berada di jalanan, ia tak kunjung menemukan Ayana. Gadis itu benar-benar lenyap. Jauh ke tempat yang tidak Mark ketahui. Hingga setelah berlalu tiga hari, Mark berhenti mencari. "Evelyn, apakah kau memakai sepatuku—" Ucapan Celine yang baru memasuki kediamannya langsung terhenti saat ia melihat sosok yang tidak asing. Matanya langsung membelalak dengan berbinar dan ia sudah siap untuk menyapa abangnya itu, tetapi dia terhenti saat melihat keadaan Mark. Kakak laki-lakinya yang selalu ketat dalam menjaga kerapian itu kini terlihat beran

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Cinta Seorang Pengasuh    Chika Ikut Bergerak

    Setelah meluapkan kejujurannya, Mark menyambar ponselnya di meja, kemudian beranjak pergi meninggalkan sang ayah. Dia sempat berpapasan dengan keempat anggota keluarganya yang lain dan mereka pun tercekat mendapati mata Mark memerah. “Abang ….” Karina bersuara pelan. Akan tetapi, Mark tidak menjawab dan terus berjalan cepat menuruni tangga. Ia hendak langsung memasuki mobilnya yang terparkir di garasi. Namun, langkah pria itu terhenti saat berhadapan dengan wanita yang baru saja tiba. Keduanya berhenti dan sama-sama terkejut. “Chika ….” Mark bergumam pelan. Awalnya, Mark enggan bicara dengan gadis itu. Ia enggan berbicara dengan siapa pun sekarang. Namun, gadis itu sudah jauh-jauh datang ke kediamannya. Hingga kurang dari sepuluh menit, keduanya sudah duduk di taman perumahan itu. Keduanya duduk bersisian dengan jarak yang cukup jauh. Tidak ada yang bersuara di antara keduanya, membuat suasana menjadi semakin hening. “Sudah lebih dari lima hari kamu tidak datang di kampus. D

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Cinta Seorang Pengasuh    Hidup Ayana

    Sambil membawa sebuah tas di bahunya, Ayana berjalan menyusuri area pemukiman yang cukup padat penduduk.Ia tidak mengenali daerah ini sedikit pun. Namun, Ayana telah cukup berani untuk menelusurinya seorang diri. Gadis itu baru saja turun setelah menaiki kapal selama beberapa hari. Kini, tempat pertama yang ia datangi adalah sebuah toko yang menyediakan jual beli ponsel. “Apakah ada yang bisa dibantu?” tanya seorang wanita yang berjaga. “Toko kami menyediakan ponsel paling lengkap di kota ini.” Ayana melihat-lihat etalase di depannya sejenak, kemudian menjawab, “Aku ingin menjual ponselku,” jawabnya. Dengan ragu, Ayana meletakkan ponselnya di atas etalase dan wanita itu seketika tertegun melihatnya, kemudian meraih ponsel Ayana dengan sorot tidak percaya. “Ini ….” Sebelumnya, ia memang mengatakan tokonya menyediakan ponsel terbaru dan paling lengkap. Namun, milik Ayana jauh lebih unggul dari yang terbaik di tokonya. Ia langsung memandang ke arah Ayana dan meniti penampilan gad

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Cinta Seorang Pengasuh    Direndahkan

    Di satu sisi, Ayana tidak bisa membiarkan kemampuannya disia-siakan untuk menjadi seorang cleaning service. Di sisi lain, hidup menuntut Ayana untuk mendapatkan pekerjaan secepatnya. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya gadis itu menjawab, “Maaf, Pak, coba saya pikir-pikir dahulu,” katanya. Dengan sopan, Ayana menganggukkan kepala dan pamit meninggalkan ruangan itu. Sambil berjalan, ia menimbang-nimbang. Jika memang tak ada pekerjaan lain yang bisa ia lakukan, maka Ayana terpaksa akan menerima pekerjaan itu. Gadis itu lanjut membawa kakinya pada lowongan lainnya. Subuh tadi, Ayana telah mengumpulkan setidaknya sembilan lowongan yang akan ia datangi. Namun, hingga lowongan ketujuh yang Ayana coba, semuanya memberikan jawaban yang sama. Mereka menolak karena kondisi Ayana yang hamil. Padahal, Ayana benar-benar membutuhkan pekerjaan itu pada situasi ini, tetapi takdir justru berkata lain. Kakinya sudah terasa pegal karena berpindah dari kantor satu ke kantor yang lain, tetapi ia m

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Cinta Seorang Pengasuh    AYANA

    Dengan terpaksa, Ayana mengeluarkan tisu kering dari tasnya dan mulai berlutut untuk mengusap sepatu pantofel pria itu yang kotor karena terkena cairan cokelat dari kopi itu. Perasaan Ayana tak enak saat melakukannya, tetapi ia tak memiliki pilihan lain hingga terpaksa melakukannya. Begitu selesai, pria itu tersenyum tipis seakan puas. “Bagus,” katanya, “Karyawan baru sepertimu harus menurut dan tunduk agar bisa mendapatkan posisi bagus di perusahaan ini.” Dia menyentuh dagu Ayana dengan nakal dan langsung beranjak pergi. Gadis itu mengepalkan tangan. Ingin sekali Ayana melayangkan pukulan padanya, tetapi apa daya hidupnya ke depan tergantung pada pekerjaannya sekarang. Mencoba melupakan kejadian itu, akhirnya Ayana lanjut berjalan menuju ruang HRD. Ia harus datang pagi, tetapi Ayana menunggu selama kurang lebih satu jam sampai pria itu datang. “Kamu sudah datang,” ucap Evan. Ayana langsung berdiri dari tempat duduknya dan mengangguk. “Selamat pagi, Pak. Saya datang pagi sepe

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • Cinta Seorang Pengasuh    Sebuah Petunjuk

    Beberapa hari sebelumnya …. Malam itu, Cakra terlihat berjalan keluar dari kediamannya yang megah. Pria itu mengenakan celana jeans dan jaket kulit hitam dan berjalan cepat menghampiri mobil sport hitam yang sudah terparkir di depan. Ia sudah menyentuh kenop pintu saat tahu-tahu muncul sinar lampu disusul raungan mobil dari arah lain. Sebuah mobil sport hitam lainnya melesat cepat ke arah Cakra. “He—hei ….” Cakra terlihat gugup saat mobil itu terus melaju hingga tiba-tiba mengerem mendadak hingga bannya berdecit tepat di dekat mobil Cakra. Terlambat sedetik saja sudah pasti mobil keduanya bertabrakan. Tak selang sedetik, pintu mobil terbuka dan Cakra terheran-heran melihat sosok pria itu. “Mark?” Alis Cakra mengerut dalam. “Mengapa kau tiba-tiba datang ke sini?” Air wajah Mark terlihat cemas dan penampilan pria itu jelas tampak berantakan seolah ia baru saja pergi dari perkelahian. “Ayana pergi,” sergah Mark tanpa berbasa-basi. “Dia tiba-tiba pergi dan aku tidak bisa

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • Cinta Seorang Pengasuh    Lolos Dari Genggaman

    Begitu turun dari landasan pacu, ketiganya langsung melajukan mobil menuju alamat yang diberikan Jordy. Pria itu sudah menunggu di depan lobby saat mobil ketiganya berhenti. Mark yang pertama keluar dari sana, disusul Cakra dan Andreas. “Di mana Ayana?” Mark langsung bertanya seraya menghampiri pria itu. Air muka Jordy terlihat ragu sebelum menjawab. “Sepertinya, dia melarikan diri, Tuan Muda,” jawabnya, “Kami belum melihatnya keluar sejak tadi, padahal hampir semua karyawan sudah pulang. Dan, saat salah satu anak buah kami memastikan beberapa saat lalu, dia … dia tidak ditemukan di mana pun.” Mendengar itu, Mark memejamkan mata dengan lekat sementara Cakra dan Andreas mengernyitkan kening dengan heran. “Bagaimana bisa?” Cakra bertanya, “Bukankah Paman sudah mengerahkan orang-orang lainnya?” Jordy mengangguk. “Saya sudah menaruh anak buah di tiap pintu keluar, Tuan Muda, tapi tidak ada satu pun dari kami yang melihatnya keluar, sementara kantor hampir kosong pada jam ini,” jaw

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-09

Bab terbaru

  • Cinta Seorang Pengasuh    Bersamamu Selamanya

    Empat bulan kemudian …. “Kamu yakin bisa pergi, Ayana?” Mark bertanya dengan cemas. Ia menatap pada istrinya yang duduk di depan meja rias. Ayana menjawab dengan anggukan. “Ini adalah wisuda kita, mana mungkin aku tidak datang?” tanya Ayana, kemudian lanjut merias dirinya. Mark menghela napas panjang dan berjalan mendekati sang istri. Dia menaruh tangannya di atas bahu Ayana. “Tapi, kandungan kamu sudah besar. Dokter bilang perkiraan lahirnya sebentar lagi, bukan?” tanya Mark, tidak dapat menyembunyikan kecemasannya. Mendengar itu, Ayana beranjak bangkit dari kursinya dan terlihat jelas perutnya yang sudah membungkit sempurna. Tampak siap untuk melahirkan. “Masih ada sisa waktu empat hari sampai hari perkiraan lahir,” ucap gadis itu, “Aku sudah menunggu-nunggu untuk wisuda ini. Biarkan aku ikut, ya? Ya?” tanyanya. Seharusnya mustahil bagi perempuan dewasa yang sudah hamil untuk terlihat seperti anak kucing, tetapi Ayana benar-benar menatap Mark dengan penuh harap hingga p

  • Cinta Seorang Pengasuh    Di Bawah Hujan, Bersama Pria Yang Sama

    Andreas tidak mengizinkan Cakra pergi bersama Mark dan Ayana. Pria itu menuntut penjelasan dari Cakra yang tidak pernah menceritakan apa pun kepadanya. Sebagai trio, Andreas selalu merasa dirinya terbelakang. Bahkan saat Mark mengakui Ayana sebagai istrinya, Cakra telah mencurigai hal itu terlebih dahulu. Akhirnya, hanya ada Ayana dan Mark di dalam mobil pria itu. Selama perjalanan pulang, Ayana tidak berhenti tersenyum. “Apa yang lucu?” Mark bertanya, tidak tahan melihat istrinya yang sejak tadi senyam-senyum seorang diri. Ayana menggeleng, tetapi senyumnya bertambah lebar. “Tidak apa-apa, hanya saja kisah mereka membuatku terharu,” ucap gadis itu, “Aku tidak menyangka Cakra bisa mengucapkan kata-kata romantis seperti itu.” Ayana memuji, kemudian tersenyum lebih lebar. Selama ini, Ayana mengenal Cakra sebagai satu-satunya pria yang normal di antara tiga sahabat itu. Andreas terkenal sering memainkan perasaan wanita, sementara Mark lebih banyak diam. Ditambah, fakta bahwa koneks

  • Cinta Seorang Pengasuh    Pria Sejati

    “... apa?” Cakra bertanya. Pria itu berkedip satu kali dan menatap tak percaya ke arah Chika. Perempuan itu tersenyum saat pandangannya jatuh ke bawah, terlihat malu sekaligus pahit. “Aku sudah memikirkannya. Aku benar-benar akan melanjutkan kuliah di luar negeri,” ucap Chika, “Aku tahu ini mungkin tidak penting untukmu, tapi aku merasa harus memberitahunya.” Setelah beberapa kali meminta, ayahnya akhirnya mengizinkan Chika untuk melanjutkan studinya di luar negeri. Ia dan Cakra tidak pernah dekat sebelumnya. Mereka hanya sering bicara saat Chika mulai mencari Sandi. Namun, entah mengapa, saat pertama Chika mendapat izin, satu-satunya yang terlintas dalam benak perempuan itu adalah memberitahu Cakra. Kini, ia merasa malu sekaligus menyesal. Chika tahu ia pasti terlihat aneh, tahu-tahu memberi kabar seperti itu seolah dirinya penting. Di luar dugaan, wajah Cakra terlihat tawar dan sedikit kecewa. “Mengapa? Bukankah Ayana sudah memaafkanmu berkat Sandi kemarin?” tanya pria itu.

  • Cinta Seorang Pengasuh    Keluarga Yang Utuh

    “Bapak lihat Mark?” Ayana bertanya kepada satpam yang berjaga di kediaman mereka. Sesuai kesepakatan, pagi itu mereka akan pergi ke pemakaman ayah Ayana. Namun, saat Ayana bangun pagi ini, ia justru tidak dapat menemukan suaminya itu di mana pun. “Tuan Mark pergi dengan mobilnya pagi-pagi sekali, Nyonya,” jawab satpam itu. Alis Ayana mengernyit dalam. Tak biasanya Mark pergi tanpa meninggalkan kabar apa pun. Gadis itu kembali berjalan ke dalam rumah sembari mengecek ponselnya, tetapi tidak ada pesan apa pun dari Mark. Ke mana perginya pria itu? “Ada apa, Kak?” Suara Sandi terdengar. Pria itu baru saja turun dari lantai dua. Tadi malam, Ayana memaksa Sandi untuk menginap sesuai rencana mereka. Kini, justru Mark yang tidak tahu keberadaannya. Ayana menggelengkan kepala. “Bukan apa-apa,” jawabnya, “Kita harus sarapan sebelum pergi,” ajak gadis itu. Keduanya berjalan menuju dapur dan Sandi kembali menyadari keanehan saat mereka hanya menyantap sarapan berdua. “Di mana kakak ipa

  • Cinta Seorang Pengasuh    Sandi Menyadari Kejanggalan

    Wajah Ayana menjadi kecut. Dengan gugup, Ayana melirik ke arah Mark, kemudian mengangguk membenarkan pertanyaan Sandi. Pemuda itu tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Ia memandang Ayana dan suaminya bergantian, masih tidak menyangka jika kakak perempuannya itu benar-benar sudah bersuami. “Ayana banyak bercerita tentangmu,” ucap Mark, menunjukkan senyum ramah, “Bagaimana kalau kita berbincang di rumah?” Sebelum pergi, Ayana kembali menghampiri Chika dan Cakra yang menghampiri mereka. Ia tersenyum ke arah perempuan itu. “Terima kasih,” ucapnya, “Aku bisa bertemu kembali dengan Adikku berkat bantuanmu,” lanjut Ayana. Chika sedikit tertegun. Ia tak menyangka jika Ayana akan berterima kasih secara langsung. Ia sendiri selalu merasa gengsi untuk mengatakannya. Akhirnya, Chika mengangguk. “Kuharap itu balasan yang sepadan untuk kesalahanku,” ucapnya. Mark mengajak Chika dan Cakra untuk turut bersama mereka ke kediamannya, tetapi keduanya menolak. Hingga Sandi menemukan keaneh

  • Cinta Seorang Pengasuh    Pertemuan Yang Dinantikan

    Sejak insiden itu, hubungan Chika dan Ayana menjadi kian renggang. Keduanya masih duduk bersisian, tetapi amat jarang bertukar sapa. Kini, tepat setelah mata kuliah selesai, tiba-tiba wanita itu menghampiri Ayana yang tengah bersama Mark. Melihat kedatangan Chika sukses membuat Mark menjadi waspada. Pria itu dengan sigap pasang badan di hadapan Ayana. “Apa yang ingin kau lakukan?” Mark bertanya, menatap lurus ke arah Chika. Perempuan itu tersenyum getir, sadar jika ia benar-benar telah bersikap buruk hingga dicap sebagai orang yang mampu membahayakan Ayana. Bahkan setelah lewat beberapa hari, kewaspadaan Mark terhadap dirinya sama sekali tidak berkurang. Chika menggelengkan kepala. “Aku ingin bicara dengan Ayana,” ucapnya, terdengar segan. Mark dan Ayana seketika bertukar tatapan dengan heran. Pria itu terlihat enggan untuk mengizinkan, tetapi Ayana memberi isyarat hingga akhirnya Mark sedikit menyingkir, membiarkan Ayana berhadapan langsung dengan wanita berambut pendek itu.

  • Cinta Seorang Pengasuh    SANDI

    Tak jauh dari pusat kota, terlihat sebuah proyek yang tengah dibangun. Para pria yang mengenakan rompi keselamatan kerja berlalu-lalang, terus tekun bekerja di bawah terik matahari. Pasir, debu, dan semen beterbangan di udara, tetapi semua orang seakan terbiasa dengan itu. “Sandi! Bawakan lima sak semen ke sini!” titah seorang pria paruh baya yang menjadi mandor di proyek tersebut. Sandi, yang semula tampak sibuk menata besi-besi itu lantas berdiri tegak.“Baik, Pak!” jawabnya.Dia pekerja paling muda di sana. Kulit pemuda itu kecokelatan karena terus terpapar sinar matahari. Keringat yang mengalir di pelipisnya tampak kotor oleh pasir dan debu, tetapi ia tidak menghiraukannya. Sandi menyusun lima sak semen dan mengangkat semuanya langsung di punggung, kemudian berjalan menuju tempat yang diminta. Ia hampir sampai saat tanpa sengaja kakinya menginjak batu. Batu itu tergulir dan membuat Sandi kehilangan keseimbangan hingga jatuh bersama lima sak semen di punggungnya. BUK Suara it

  • Cinta Seorang Pengasuh    Langkah Selanjutnya

    “Sepertinya dia kecewa kepada Ibu dan memutuskan untuk pergi. Sejak itu, Ibu tidak pernah berhasil menemukan Sandi,” tutur Wati, mengakhiri ceritanya. Air mata sudah mengering di pipinya, tetapi matanya masih memerah bekas menangis dan napasnya sesenggukan. Beberapa saat lalu, Ayana berhasil mendesak Wati untuk menceritakan awal mula hilangnya Sandi. Meski terasa berat, Wati berhasil menceritakannya dan kini ketiganya membungkam. “Ini foto terakhir yang Ibu ambil sewaktu dia kelulusan,” tutur Wati, menyerahkan sebuah foto ke arah Ayana. Gadis itu menerimanya dan napasnya tercekat melihat Sandi. Saat mereka berpisah dahulu, adiknya itu masih kecil, bahkan jauh lebih pendek daripada Ayana. Namun, sosok Sandi di foto itu telah bertumbuh pesat. Kini dia tinggi, terlihat tampan dan sangat mirip dengan ayahnya. Wajah Ayana diliputi kecemasan membayangkan adiknya mengadu nasib di dunia luar. Seorang diri. “Bagaimana dengan informasi yang diberikan Chika? Apakah dia berbohong?” Mark be

  • Cinta Seorang Pengasuh    Menanggung Dosa

    Chika menyeret langkahnya keluar kelas. Pada akhirnya, ia berhasil bertahan selama kelas hari itu. Bahkan, Ayana duduk tepat di sisinya. Gadis itu tidak menunjukkan aura permusuhan, tetapi juga tidak mengucapkan sepatah kata pun. Sekarang, air mata Chika sudah sepenuhnya mengering, tetapi ingatan itu masih membekas dalam ingatannya. Sepanjang berjalan, pandangan Chika terus tertuju ke arah bawah. Ia berusaha mengabaikan komentar dan pembicaraan yang terang-terangan membahas dirinya.Hingga langkah perempuan itu berhenti saat melihat sepasang sepatu yang berdiri tepat di hadapannya. Perlahan, Chika mendongak. Ia sudah cemas akan menerima bullyan lagi, tetapi alisnya mengernyit saat ia justru menemukan wajah Cakra. Pria itu menatap lurus ke arahnya. Dia membuka bibirnya dan siap untuk mengatakan sesuatu, tetapi Chika lebih dahulu menyela. “Aku tahu,” ucapnya, “Aku tahu apa yang akan kamu ucapkan. Kamu akan memberiku peringatan akan pembalasan Mark dan memintaku untuk tidak menyaki

DMCA.com Protection Status