Beranda / Romansa / Cinta Satu Malam / Bab 95. Tentang Angela Lawrence

Share

Bab 95. Tentang Angela Lawrence

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-22 01:48:12

Marco duduk di kursi kebesarannya dan menyandarkan punggungnya ke kursi seraya mengetuk pelan jemarinya ke atas meja. Pandangan Marco lurus ke depan seperti tengah memikirkan sesuatu hal. Tampak raut wajah pria itu begitu dingin. Hingga saat suara ketukan pintu terdengar—Marco langsung mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu dan menginstruksi untuk masuk.

“Tuan Marco.” Efrat, asisten Marco melangkah mendekat pada Marco. Dia menundukkan kepalanya kala tiba di depan Marco.

“Apa kau sudah tahu tentang Angela?” Suara Marco bertanya dengan nada dingin dan tatapan yang tak lepas pada asistennya yang berdiri di hadapannya itu.

Bisa dikatakan ini adalah hal yang gila. Setelah sekian lama Marco tidak bertemu dengan Angela, dia malah ingin tahu kehidupan Angela. Terlebih kala Angela telah memiliki seorang putra yang sudah besar. Marco menafsir, usia Xander sudah di atas 10 tahun. Hal itu yang membuat rasa penasaran Marco semakin bertambah.

“Sudah, Tuan. Saya sudah tahu tentang kehidupan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Satu Malam    Bab 96. Apa Dia Anakku?

    “Mom, kenapa kau melamun seperti itu?” Suara Xander menegur ibunya yang duduk di kursi kebesarannya dengan wajah yang melamun dan tampak memikirkan sesuatu.“Sayang? Kau di sini?” Angela terkejut kala melihat kedatangan putranya ada di kantornya. Dengan cepat Angela langsung membenarkan posisi duduknya dan memaksakan senyuman di wajahnya.“Aku hanya mampir sebentar.” Xander duduk di hadapan ibunya. Lalu dengan santai dia menyilangkan kaki kanan dan bertumpu pada kaki kirinya. “Apa yang tadi kau pikirkan, Mom?” tanyanya lagi dengan nada dingin dan tersirat meminta sang ibu menjelaskan padanya.“Tadi Mommy hanya memikirkan project kerja sama perusahaan kita dengan Russel Group, Sayang.” Angela terus mengulas senyuman di wajahnya. “Ah, ya. Menurutmu bagaimana Audrey Russel? Putri kecil Paman Athes yang persis seperti boneka itu. Dia cantik dan menggemaskan, ya?” ucapnya yang mengalihkan pembicaraan.Xander mengembuskan napas kasar. “Gadis kecil itu menyebalkan dan berisik. Aku tidak meny

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Cinta Satu Malam    Bab 97. Mabuk

    Suara dentuman musik memekak telinga. Aroma tembakau bercampur anggur mahal begitu menyeruak ke indra penciuman semua orang yang ada di klub malam itu. Terlihat semua orang yang ada di klub malam itu tampak bersenang-senang. Mereka tertawa bersama seolah tak memiliki masalah di kehidupan mereka. Lantai dansa pun penuh dengan pasangan yang menari bersama.Jika semua orang duduk dengan canda tawa kebahagiaan, lain halnya dengan Angela yang duduk di kursi depan bartender dengan raut wajah yang begitu frustrasi. Wanita itu sejak tadi tak henti-hentinya menenggak vodka. Lagi dan lagi, Angela meminta bartender untuk memberikan minuman untuknya. Meski kepalanya semakin memberat, akibat terlalu banyak minum alkohol, tapi dia sama sekali tidak peduli jika harus mabuk.“Nona, Anda sudah terlalu banyak minum. Nanti Anda kesulitan untuk pulang, Nona,” kata sang bartender mengingatkan Angela.Sudah tak lagi bisa dihitung berapa gelas vodka yang Angela minum. Dan ini sudah kesekian kali sang barten

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Cinta Satu Malam    Bab 98. Rahasia yang Terpendam

    “Kenapa kau harus berterima kasih padaku, Angela?”Suara Marco bertanya dengan tatapan yang terhunus begitu dingin pada Angela. Kata-kata Angela yang mengucapkan ‘Terima kasih telah memberikan Xander untukku.’ Membuat raut wajah Marco berubah. Sepasang iris mata Marco menajam. Nada bicaranya tegas dan tersirat memaksa Angela untuk menjelaskan padanya.Angela yang mabuk berat, memberikan tatapan sayu pada Marco. Tepat di saat tubuhnya nyaris ambruk, Marco segera menangkap tubuh Angela. Kini jarak mereka begitu dekat. Tubuh Angela menempel pada tubuh Marco. Aroma parfume Marco begitu menyeruak ke indra penciuman Angela.“Kau kenapa tidak mengganti parfume-mu, hm? Ini aroma yang sama seperti dulu.” Angela mengendus tubuh Marco. Pun Marco bergeming dan seolah membiarkan Angela menciumnya. “Ah, iya. Sepertinya memang kau tidak suka mengganti-ganti barang lamamu, ya? Nomor ponselmu yang lama saja masih aktif.” Angela tersenyum simpul dengan mata sayunya. “Kau hanya suka mengganti-ganti wani

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Cinta Satu Malam    Bab 99. Menuntut Penjelasan

    “Kau sudah bangun rupanya, Angela?”Suara bariton menegur membuat Angela terkesiap. Raut wajah wanita itu tampak begitu terkejut. Tampak sepasang iris matanya begitu panik. Angela tidak lagi bisa menutupi bahwa dirinya dilanda kepanikan bercampur dengan rasa takut kala melihat sosok pria yang ada di hadapnnya itu adalah Marco. Pria yang dia hindari malah ada di hadapannya.Sesaat, Angela menarik napas dalam-dalam. Mengatur dirinya agar mampu mengatasi dirinya kala berada di depan pria itu. Angela mulai mengangkat dagunya, dan menatap dingin Marco yang ada di hadapannya.“Kenapa kau ada di sini, Marco?” tanya Angela dengan nada dingin dan sorot mata tajam pada Marco.Marco tak langsung menjawab. Dia melangkah mendekat pada Angela. Seakan ingin mengikis jarak di antara mereka. Namun, sayangnya setiap kali Marco melangkah satu langkah maka Angela sudah melangkah dua kali. Angela seakan menjauh dan menghindar dari Marco. Sayangnya, sekeras apa pun Angela menghindar, Angela tak mampu bisa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Cinta Satu Malam    Bab 100. Ancaman Marco

    “Kau pikir aku mudah percaya dengan kebohonganmu itu, Angela? Tadi malam jelas kau mengatakan Xander adalah putraku! Hentikan sandiwaramu, Angela Lawrence! Aku sudah mengetahui semuanya!”Suara Marco berseru dengan lantang, keras, dan begitu tegas sontak membuat tubuh Angela menegang. Terlihat jelas wajah cantik wanita itu begitu pucat. Pancaran matanya menunjukkan ketakutan luar biasa yang menelusup ke dalam diri.Bahkan tubuhnya seperti diterpa badai hebat. Nyaris ambruk. Jika saja Angela tak menguatkan dirinya sendiri, sudah pasti wanita itu terjatuh. Jantung Angela seakan berhenti. Tenggorokannya tercekat. Lidahnya begitu kelu, dan tak tahu bagaimana harus menyusun sebuah kata-kata.“M-Marco—”“Jika kau masih beralasan lagi, aku bersumpah akan menarik paksa Xander dan melakukan test DNA sendiri!” seru Marco meninggikan suaranya. Pria itu langsung memotong ucapan Angela. Seakan Marco tak mau lagi mendengar alasan yang lolos dari Angela.Sudah cukup satu malam ini Marco bersabar sam

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Cinta Satu Malam    Bab 101. Syarat dari Marco

    “Xander membutuhkan ayahnya! Selama ini dia sudah cukup tinggal dengan ibunya! Sekarang biarkan Xander tinggal bersamaku! Jika kau mencegah maka kita akan bertemu di pengadilan!”Suara Marco berseru begitu lantang, dan tegas. Sepasang iris matanya terhunus begitu tajam pada Angela. Rahang pria itu mengetat. Tangannya terkepal begitu kuat.“Tapi aku yang melahirkannya! Aku yang membesarkannya, Marco! Kau tidak berhak mengambil Xander dariku!” bentak Angela berapi-api. Ya, sampai mati pun Angela tidak akan memberikan Xander untuk Marco. Putranya adalah hidupnya. Sampai titik darah penghabisan, Angela akan terus berjuang demi mempertahankan Xander. Apa pun akan Angela lakukan agar putra tunggalnya selalu ada di sisinya.Senyuman sinis di wajah Marco terlukis mendengar ucapan Angela. Kini Marco mendekat pada Angela. Mengikis jarak di antara mereka. Tampak tatapan Marco begitu dingin.“Kau memang yang melahirkan Xander. Tapi untuk hal membesarkan, kau yang menyembunyikan dariku. Jika dulu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23
  • Cinta Satu Malam    Bab 102. Sebuah Rencana

    “Menikahlah denganku, Angela. Masalah ini akan selesai kalau kita menikah. Kau akan tetap tinggal dengan Xander dan aku juga bisa tinggal dengan Xander.”Sebuah kalimat yang lolos dari mulut Marco nyaris membuat Angela tertawa. Tentu Angela tahu itu hanyalah sebuah omong kosong belaka. Marco menikahinya? Sangat konyol! Setelah tiga belas tahun berpisah, pria di depannya ini mengajaknya menikah tanpa dosa.“Jangan bicara seperti orang tidak waras, Marco!” seru Angela menekankan.“Apa selama kamu mengenalku lama aku menyukai bicara main-main?” Marco melangkah mendekat pada Angela. Pria itu berdiri di depan Angela. Menatap lekat mata Angela dengan tatapan dingin, dan penuh ketegasan. “Tiga belas tahun kita tidak bertemu bukanlah waktu yang singkat. Dan meski sudah tiga belas tahun kita tidak lagi bertemu, sifatku masih tetap sama, Angela. Tidak berubah. Aku bukan pria yang menyukai bermain-main dengan ucapanku.”Angela terdiam mendengar apa yang diucapkan oleh Marco.Ya, mereka memang be

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23
  • Cinta Satu Malam    Bab 103. Aku Ingin Bertemu dengan, Kak Xander!

    “Aku tidak mau makan!” Audrey melipatkan tangannya di depan dada. Gadis kecil itu menolak kala pengasuhnya menyuapi dirinya.“Nona, tadi pagi Anda makan sedikit. Siang ini kalau Anda tidak makan, nanti Tuan Athes dan Nyonya Miranda akan marah,” ucap Meri—pengasuh Audrey. Sudah sejak tadi Meri bersabar meminta Audrey untuk makan, tapi Audrey tetap tidak mau. Jika dibujuk maka Audrey akan semakin keras kepala.“Aku ingin bertemu dengan Kak Xander. Kalau aku belum bertemu dengan Kak Xander maka aku tidak akan mau makan!” ucap Audrey dengan bibir tertekuk dalam. Nada bicaranya penuh perintah. Gadis kecil itu memang terkenal dengan sifatnya yang begitu keras kepala. Audrey selalu mendapatkan apa yang diinginkan. Jika tidak maka dia akan menangis dan merajuk seperti saat ini.“Ada apa ini?” Suara Miranda melangkah masuk ke dalam taman. Miranda baru saja pulang berbelanja dengan Helen, dia diberi tahu oleh pelayan kalau putri kecilnya berada di taman tengah disuapi oleh pengasuh.“Mama!” Aud

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23

Bab terbaru

  • Cinta Satu Malam    Bab 130. Ending Scene (TAMAT)

    Para pelayan tengah sibuk mondar-mandir mengantarkan makanan dan minuman. Tak hanya pelayan saja yang sibuk, tapi juga tiga wanita cantik tengah sibuk menyiapkan tempat untuk suami dan anak-anak mereka agar nyaman.Kini Miranda, Angela, dan Helen tengah menyiapkan tempat, membantu para pelayan. Hari ini adalah hari di mana mereka berkumpul bersama. Tentu mereka sudah menunggu moment ini. Kebersamaan adalah hal manis yang menjadi memori indah untuk mereka.“Miranda, ke mana Athes, Marco, dan Darren? Kenapa mereka dan anak-anak belum juga muncul?” tanya Angela seraya mengedarkan pandangan ke sekitar taman belakang, melihat taman belakang megah itu masih kosong. Belum ada suami dan anak-anak mereka.Miranda mendesah panjang. “Kalau Athes, Marco, dan Kak Darren sudah berkumpul pasti mereka tengah membahas pekerjaan. Aku yakin mereka semua ada di ruang kerja Athes.”Miranda sudah tak lagi terkejut akan hal ini. Pasti kalau ada moment berkumpul, maka Athes bersama dengan Marco dan Darren ak

  • Cinta Satu Malam    Bab 129. Extra Part IX

    Athes dan Miranda melambaikan tangan mereka ke arah mobil yang membawa Audrey dan Zack. Pun bersamaan dengan Rainer yang ada di gendongan Athes turut melabaikan tangan mungilnya. Seperti biasa Audrey dan Zack berangkat ke sekolah mereka diantar dengan sopir. Sedangkan Rainer—si bungsu masih baru berusia 2 tahun. Itu kenapa Athes masih belum memasukkan Rainer ke sekolah. Namun meski belum masuk ke dalam sekolah, tapi Athes sudah mendatangkan guru terbaik ke rumah untuk mengajarkan Rainer.“Athes, kau benar akan bekerja di rumah?” tanya Miranda pada Athes. Sebelumnya, Athes mengatakan padanya kalau akan bekerja di rumah. Well, seperti sedang hujan di padang gurun. Belakangan ini Athes sangat jarang bekerja di rumah. Bahkan terbilang suaminya itu sangat sibuk. Tapi kenapa malah sekarang suaminya memilih bekerja di rumah?“Ya, aku akan bekerja di rumah. Nanti sebentar lagi Marco juga akan datang,” jawab Athes yang sontak membuat Miranda terkejut.“Marco akan datang? Apa dia datang bersama

  • Cinta Satu Malam    Bab 128. Extra Part VIII

    “Sayang, kau sudah pulang?” Angela sedikit terkejut melihat Marco sudah pulang. Padahal terakhir suaminya itu mengatakan kalau akan pulang terlambat.“Iya, tadi rekan bisnisku berhalangan hadir. Anaknya kecelakaan.” Marco melangkah mendekat pada Angela, dan memberikan pelukan serta ciuman lembut di bibir istrinya itu. Pun Angela membalas pelukan serta ciuman Marco. “Tadi Athes menghubungiku, dia bilang Audrey datang. Apa Audrey sudah pulang?” tanyanya seraya membelai pipi Angela.“Sudah, Audrey sudah pulang. Xander yang mengantar Audrey pulang menggunakan motor,” jawab Angela yang sontak membuat Marco terkejut.“Xander mengantar Audrey menggunakan motor? Kau tidak salah?” Alis Marco bertautan. Pasalnya Marco sangat tahu Audrey belum pernah satu kalipun naik motor. Angela menghela napas dalam. “Aku juga tadinya tidak setuju. Tapi Audrey memaksa meminta diantar menggunakan motor. Tenanglah, Sayang. Audrey pasti baik-baik saja. Putra kita sudah biasa mengendarai motor.”Alasan kuat Ange

  • Cinta Satu Malam    Bab 127. Extra Part VII

    “Xander, terima kasih sudah mengantarku pulang ke rumah. Kau mau masuk atau tidak?” tanya Audrey dengan suara yang riang kala Xander menurunkan tubuhnya dari motor. Gadis kecil itu tampak begitu senang dan bahagia.Bisa dikatakan setiap moment yang Audrey lewati bersama dengan Xander selalu saja membuat gadis kecil itu senang. Walaupun Xander selalu bersikap dingin dan seakan mengabaikannya tetap saja Audrey tak pernah mau ambil pusing. Lihat saja jutaan kali Xander menolak, maka jutaan kali juga Audrey mengabaikan penolakan Xander. Skyla Audrey Russel memang gadis kecil yang tak pernah mengenal kata menyerah.“Tidak usah. Aku langsung pulang saja. Kau masuklah. Sampaikan salamku pada kedua orang tuamu,” jawab Xander dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi. Xander jengah berlama-lama dengan Audrey. Pemuda itu ingin segera pulang dan menyelesaikan hal-hal yang jauh lebih penting ketimbang masih bersama dengan gadis kecil yang kerap membuatnya sakit kepala.“Kau benar tidak mau masuk, X

  • Cinta Satu Malam    Bab 126. Extra Part VI

    “Xander tunggu aku!” Audrey berlari mengejar Xander yang berjalan cepat masuk ke dalam rumah. Gadis kecil itu tampak kehabisan energy mengerjar Xander. Pasalnya langkah kaki Xander tak mampu Audrey imbangi. Jelas saja Audrey pasti akan kalah dan tertinggal. Tetapi tampaknya gadis kecil itu tak mudah menyerah.Saat Audrey mengejar Xander, tiba-tiba langkah Audrey terhenti kala berpapasan dengan Angela—ibu Xander yang baru saja keluar dari salah satu ruangan yang ada di sudut kiri. Tampak raut wajah Angela sedikit terkejut melihat Audrey ada di hadapannya.“Audrey? Kau di sini, Sayang?” Angela melangkahkan kakinya mendekat pada Audrey.Audrey tersenyum manis. “Iya, Bibi. Aku ingin bertemu dengan Xander.”“Apa Xander sudah pulang?” Angela mengedarkan pandangannya, wanita itu tadi sibuk menata pajangan di ruangan kosong sampai tak tahu putranya sudah pulang atau belum.Audrey menganggukkan kepalanya. “Sudah, Bibi. Xander sudah pulang. Tadi aku bertemu dengan Xander di depan. Tapi sekarang

  • Cinta Satu Malam    Bab 125. Extra Part V

    “Athes, apa kau masih sibuk?” Miranda duduk di ranjang tepat di samping Athes yang sejak tadi sibuk pada iPad yang ada di tangannya. Entah pekerjaan apa yang sedang diurus sang suami. Belakangan ini memang kesibukan suaminya itu berkali-kali lipat.“Tinggal sedikit lagi. Kau tidurlah duluan, Sayang. Nanti aku akan menyusul,” jawab Athes tanpa mengalihkan pandangannya dari iPad-nya itu.Miranda mendesah pelan. “Ini sudah malam, Athes. Kau mau tidur jam berapa? Belakangan ini kenapa kau selalu saja bergadang. Kau bisa belanjutkan pekerjaanmu lagi besok.”Mendengar keluhan Miranda membuat Athes langsung meletakkan iPad-nya itu ke atas nakas. Athes tak ingin membuat istrinya itu marah padanya. Detik selanjutnya, Athes menarik tangan sang istri, berbaring di ranjang dalam posisi Athes memeluk Miranda.“Maaf. Ada beberapa project baru yang tidak bisa ditunda. Itu kenapa belakangan ini aku sangat sibuk.” Athes mengecupi pipi Miranda. Memeluk erat dan hangat istrinya itu. “Ya sudah, lebih bai

  • Cinta Satu Malam    Bab 124. Extra Part IV

    “Mommy, aku ingin barbie baru. Yang kemarin aku sudah bosan, Mommy.” Suara gadis kecil berambut cokelat tebal panjang nan indah memprotes bosan pada koleksi barbie-barbie miliknya. Tampaknya gadis kecil itu tak mau lagi bermain dengan koleksi berbie-barbie miliknya. Padahal total barbie yang dimiliki gadis kecil itu sangat banyak.“Sayang, barbie milikmu kan sudah keluaran terbaru. Kenapa kau sudah bosan? Baru saja kemarin barbie-mu diantar. Tidak mungkin Mommy membelikan yang baru lagi, sedangkan koleksimu sangat banyak dan sangat bagus, Sayang,” ujar Angela dengan suara lembut pada putrinya.“No, Mommy. Aku sudah bosan dengan barbie lamaku. Aku ingin barbie baruku, Mommy,” ucap gadis kecil itu dengan bibir yang mencebik kesal. Nada bicaranya terdengar manja dan keras kepala. Seolah tersirat apa yang diinginkan adalah hal yang wajib dituruti.Angela menghela napas dalam meredakan rasa kesal yang terbendung dalam dirinya. Xena Marco Foster adalah putri bungsu Angela dan Marco. Usia Xe

  • Cinta Satu Malam    Bab 123. Extra Part III

    “Mom, I’m home!” Dakota—gadis kecil cantik melangkah masuk ke dalam rumah masih lengkap dengan seragam sekolahnya. Di belakang gadis itu ada dua pengasuh yang selalu menemaninya. Lantas Dakota melangkah menuju ruang makan. Gadis itu memiliki feeling kalau ibunya pasti ada di ruang makan. Karena di jam-jam seperti ini pasti ibunya selalu menyiapkan makanan.“Mom, aku sudah pulang.” Dakota kembali bersuara karena tadi ibunya tak mendengarnya. Dan benar saja, ketika Dakota tiba di ruang makan, ibunya itu tengah sibuk menata makanan. Jarak depan rumah ke ruang makan memang sangat jauh. Tak heran jika ibunya tak mendengar dirinya.“Oh, Sayang? Kau sudah pulang?” Helen langsung memeluk Dakota hangat dan memberikan kecupan lembut di kening putrinya itu.“Sudah, Mom. Aku sudah pulang. Mommy masak apa? Aku lapar sekali,” ujar Dakota seraya mengurai pelukannya.Helen tersenyum. “Mommy membuat pasta, salmon, steak, dan masih banyak lainnya. Ayo duduk. Sebentar lagi pasti Daddy dan adikmu turun.

  • Cinta Satu Malam    Bab 122. Extra Part II

    Brakkk!Suara benda yang dibanting keras sontak membuat Miranda yang baru saja melangkah keluar kamar langsung terkejut. Refleks, Miranda berjalan cepat menghampiri sumber suara itu berasal. Dan seketika kala Miranda tiba di ruang tamu—dia terkejut melihat Audrey—putri sulungnya menbanting tumpukan buku hingga berserakan ke lantai.“Astaga, Sayang, kau kenapa membanting buku-bukumu seperti ini?” Suara Miranda berseru menatap tegas putri sulungnya yang tampak tengah marah.“Mama! Aku ingin menikah sekarang saja dengan Xander! Ayo bilang Papa, segera nikahkan aku dengan Xander!” Audrey melipat tangan di depan dada. Bibirnya tertekuk manja seperti biasanya. Wajah gadis cantik itu memancarkan kemarahannya.Kening Miranda mengerut, menatap bingung Audrey. Lantas wanita itu melangkah mendekat pada putrinya itu. “Ada apa, Sayang? Kenapa kau tiba-tiba pulang malah meminta menikah dengan Xander? Kau dan Xander memang dijodohkan, tapi kalian berdua belum cukup umur untuk menikah, Nak.” Miranda

DMCA.com Protection Status