Tuan Alexander menatap sinis seseorang yang bertanya kepadanya itu, kenapa bisa bertemu di tempatnya seperti ini, tuan Alexander berpikir bahwa ia telah di ikuti dalam perjalanan.
"Oh tuan Dani Wijaya, apakah putrimu sudah hamil sehingga kamu datang ke toko mainan sebagai hadiah untuk kelahiran cucumu?" Jawab tuan Alexander menyindir.
"Ah putriku itu memang payah, sampai detik ini dia belum juga hamil," Dani Wijaya menyimpan perasaan kesal.
Dani Wijaya melihat seorang bocah laki-laki yang asyik memilih mainan bersama tuan Alexander, dia melihat tuan besar itu begitu memanjangkan cucunya.
"Apakah itu adalah putra yang di lahirkan oleh Kirana, kalau memang benar aku bisa mendapatkan keuntungan darinya," ucap tuan Dani Wijaya dalam hatinya.
Timbul niat jahat dan licik untuk mengambil putra Kirana untuk di jadikan alat memeras harta keluarga Alexander dari pikiran Dani Wijaya.
Kirana memakai kembali kemeja kerjanya, ia teringat putra kesayangannya selama ini ia hanya bermain dengan pelayanan di villa Sandra, orang yang ia kenal juga terbatas apakah putranya bisa membaur dengan suasana baru saat ini."Jangan khawatir Kirana, aku tahu Bima akan cocok dengan ayah," Sabian merangkul Kirana yang khawatir."Sebagai seorang ibu aku tentu saja sangat peduli dengan putraku," Kirana menatap wajah sabian.Kecupan mesra mendarat di kening Kirana melihat wajah perempuan yang di cintainya menggambarkan kasih sayang kepada darha dagingnya membuat Sabian tidak ingin berpisah lama-lama dengan Kirana."Anakmu adalah putraku, yakinlah bahwa Bima tidak akan bosan bermain bersama kakeknya," Sabian meyakinkam Kirana."Terima kasih telah menyayangi Bima, dan tidak memisahkan Bima dari ibunya," Kirana memeluk Sabian.Kirana awalnyatakut bahwa sabian akan
Sabian penasaran tentang apa yang akan di sampaikan oleh tuan Alexander tentang menekan Dani Wijaya yang serakah itu, Sabian tidak akan rela jika Bima putra kandungnya akan di jadikan alat untuk kepentingan Dani Wijaya."Sementara kamu harus mengajari Kirana apa itu bisnis yang sesungguhnya, buat dia keluar dari perusahaan kakakmu dan beralih ke Alex Farm-corp," ucap tuan Alexander."Benar juga Kirana harus berada di sisiku setiap hari, bagaimanapun juga dia adalah calon nyonya besar di Alex Farm-Corp," Sabian menyeringi senang.Tuan Alexander tiba-tiba mengerti isi kepala anaknya dan memukulnya dengan tongkat jalan yang biasa di pakai olehnya.Bugh!Tuan Alexander memukul Sabian tepat di pundaknya."Aku mengutusmu untuk mengajari Kirana urusan bisnis dan merebut hotel Wijaya secara perlahan, buang pikiran mesummu itu," tuan Alexander merasa kesal."Ayah aku hanya m
Tania kecewa karena Han ternyata masih menyimpan rasa cinta untuk Kirana, ia akan menggunakan kesempatan ini untuk mencelakai Kirana."Ah aku baru berencana menemuinya tapi aku takut jika Kirana akan menolak, sebagai seorang yang pernah di cintai Kirana, bagaimana jika kamu yang menghubungi Kirana?" Tania mencoba menjebak suaminya sendiri."Tidak masalah tapi bagaimana aku bisa menghubungi Kirana?" Han bersemangat sekali.Untuk menghubungi Kirana juga tak tahu tapi, dia mengingat bahwa Kirana sangat dekat dengan putri kedua kelairga Manopo yaitu Lusi yang baru saja bertunangan dengan Sandra Alexander."Emm aku juga tak tahu pasti bagaimana menghubungi Kirana, bagaimana jika kita bertemu Lusi di perusahaan tunanangannya," Tania mencoba segala cara."Kalau begitu ayo kita kesana sekarang," Han mengambil mantelnya bersiap ke perusahaan Sandra.Tania semakin berkobar api cembu
Kirana membenarkan pertanyaan Han, bahwa anak laki-laki yang di lihatnya adalah darah dagingnya bersama Sabian."Seperti yang kamu lihat, aku berada di tengah-tengah keluarga Alexander lalu apa menurutmu aku sedang berbohong?" Kirana merangkul putranya."Bisa-bisanya kamu bangga melahirkan anak haram," Tania menyindir Kirana.Pernyataan Tania membuat petaka bagi dirinya sendiri, tentu saja Sabian marah mendengar Tania mengatakan bahwa Bima adalah seorang anak haram."Jaga mulutmu perempuan rendahan, memangnya siapa dulu yang mengirim Kirana ke kamarku, satu hal lagi jangan pernah menganggap keturunanku adalah anak haram," Sabian tidak terima."Atau Jangan-jangan kamu iri karena sudah lima tahun menikah tetapi belum juga di karunai buah hati?" Lusi menyindir Tania.Tania ketakutan saat Sabian marah, dia lebih sakit hati lagi saat di singgung mengenai buah hati oleh Lusi, ji
Tuan Alexander kembali ke kediamannya bersama anak, menantu, serta cucunya kejadian hari ini adalah di luar batas kendalinya, yang jelas saat ini Bima terbukti sebagai cucu kandungnya."Kirana mulai malam ini tinggallah di rumah ini, barang-barang mu akan di pindahkan ke sini oleh orang-orang ku besok pagi," ucap tuan Alexander."Terima kasih tuan Alexander, aku sudah memikirkan dengan matang keselamatan Bima pasti orang dari kediaman Dani Wijaya tidak akan tinggal diam," jawab Kirana.Hari sudah malam tuan Alexander meminta anak-anak untuk istirahat, untuk Kirana karena belum resmi menjadi istri Sabian maka kamar mereka terpisa dulu dia akan tidur bersama Bima."Pelayan tolong tunjukkan kamar Kirana dan cucuku," tuan Alexander meminta pelayan melayani Kirana."Nona dan tuan muda kecil silahkan lewat sini," pelayan menunjukkan jalan menuju kamar Kirana.Kiran
"Jangan lakukan ini sabian, aku takut ada yang melihatnya," ucap Kirana mendorong tubuh Sabian.Sabian hanya tersenyum kecil dan meminta Kirana untuk menggandeng tangannya masuk ke dalam perusahaan.Semua mata memandang saat Sabian dan Kirana masuk ke dalam kantor banyak juga yang berbisik karena Sabian terkenal alergi terhadap perempuan."Apakah itu adalah nyonya kita dia cantik sekali?" Ucap salah satu karyawan yang melihat."Akhirnya kita akan memiliki nyonya di perusahaan ini," ucap satu karyawan lagi.Sabian berhenti di tengah-tengah ruangan perusahaan yang banyak orangnya, ia melirik kanan dan kiri memperhatikan karyawannya yang salah tingkah karena biasanya dia akan marah ketika melihat karyawannya asyik bercengkrama saat jam kerja."Mulai hari ini wanita di samping ku kedepannya akan menjadi nyonya kalian, berilah salam kepada nyonya," ucap Sabian tegas.&nb
Karyawan yang menghina Kirana bertekut lutut meminta maaf, ia menyadari kesalahannya tidak sepantasnya melawan seorang nyonya yang berkuasa."Tuan Presdir maafkan aku, aku tahu salah tolong jangan pecat saya," karyawan itu berlutut memohon ampunan."Kenapa kamu takut sementara tadi kamu begitu angkuh menghina istriku, pengawal bawa wanita rendahan ini berikan pesangon dan surat pemecatan," ucap Sabian memerintahkan pengawalnya.Karyawan itu berteriak meronta meminta belas kasihan karena masih ada tanggungan orang tua yang harus ia hidupi. Sabian tidak menghiraukan wanita rendahan itu karena telah membuatnya merasa tidak senang."Sabian, aku rasa dia seorang tulang punggung demi aku tolong jangan pecat perempuan itu, jangan kamu tambah beban hidupnya," ucap Kirana memohon."Kamu terlalu baik kepada orang yang menindasmu, tapi lebih baik kita ikuti dulu perempuan itu," ucap Sabian.
Mike mengerti dan segera ke ruang Hrd untuk bertanya tentang karyawan yang bernama Lani, seseorang yang baru saja di pecat tapi di jemput lagi oleh nyonya yang baik hati."Tuan Mike berikut adalah data dari dari karyawan bernama Lani, setahu saya dia seorang yang giat bekerja bahkan suka lembur, sakit juga masuk kerja pernah pingsan juga di perusahaan karena semangat bekerja," ucap kepala departemen HRD."Terima kasih banyak informasi yang kamu berikan, copyan data diri karyawan saya terima ya," ucap Mike sambil meninggalkan ruang HRD.Mike menyusuri lorong menuju departemen pemasaran tempat dimana Lani bekerja, Mike menggali informasi mengenai perilaku Lani dari teman-temannya."Tuan Mike Lani biasanya tidak seperti itu, mungkin saja dia sedang khilaf," ucap teman satu departemen."Benar tuan Mike dia pernah bercerita padaku kalau ayahnya tidak mengijinkan dia di rumah, setiap h