Sepertinya Kirana salah paham dengan apa yang akan dilakukan Sabian, dia sudah menahannya sejak kemarin, karena saran dokter dan juga petuah dari Mike, dia tidak akan menyentuh Kirana saat ini, ia takut akan terjadi sesuatu pada bayinya.
"Sabian kau harus inagt apa kata dokter padamu, di semester awal kau tidak boleh melakukan itu padaku," ucap Kirana.
"Diam saja dan patuhi aku Kirana," Sabian mencecap bibir Kirana dengan brutal.
Kirana meronta dalam gendongannya membuat dia terbakar hasrat yang tidak bisa dikendalikan. Sabian terus menciumi bibir kenyal istrinya itu sampai puas baru di lepaskan.
"Istirahatlah Kirana istriku tercinta, sepertinya kau hanya salah paham disini, aku tidak bermaksud menyentuhmu sekarang, aku hanya tidak ingin kau terkena angin dan sakit jika kau terus-terusan di depan jendela," ucap Sabian dengan lembut sambil membelai rambut Kirana.
"Maafkan aku, aku salah paham terhadapmu Sabian," ucap Kirana lirih.
Sabian ters
Bima mengelus perutnya apakah lima isang goreng dan segelas susu yang dia minum itu kurang banyak, sehingga perutnya masih belum kenyang. Bima malu menatap wajah ayahnya ia takut jika Sabian akan menindasnya karena ini."Katakan kau mau makan apa sayangku, kau masih dalam masa pertumbuhan wajar jika butuh banyak nutrisi," Sabian merangkul anaknya."Aku ingin makan ayam goreng bumbu bali ma," jawab Bima."Mama ke dapur dulu ya menyiapkan bumbu nanti biar para pelayan yang memasak," ucap Kirana sembari pergi ke dapur.Sabian mengingatkan istrinya agar tidak kecapekan mengingat di rahimnya ada seorang bayi lucu buah cinta mereka berdua. Bima juga mengingatkan sang mama bahwa ia tidak ingin adiknya nanti kenapa-napa jika sang mama kecapekan."Mama jangan membuat kami khawatir karena mama terlalu capek," ucap Bima mengingatkan."Baiklah anak mama yang tampan juga ayah dari anak-anak yang sangat perhatian pada mama, nanti akan mama berikan makanan
Sabian menggelengkan kepalanya kenapa bisa sang ayah bertindak seperti anak kecil. Beliau selalu merengek dan kembali lagi seperti anak kecil yang meminta sesuatu pada orang tuanya. Sabian menggelengkan kepalanya dan memuuskan untuk memanggil Dokter Jay."Sebelum aku mengijinkan ayah untuk membawa Bima ke acara olah raga pagi, aku harus memastikan kondisi badan ayah lebih dulu," ucap Sabian."Tidak kau tidak perlu memanggil dokter aku ini masih kuat, ijinkan dulu aku olah raga pagi baru panggil dokter," keluh tuan Alexander.Sabian harus meanhan amarah karena menghadapi orang tua yang kekah ingin olah raga tapi encoknya kumat, Kirana mengelus punggung suaminya karena bagaimanapun ayah yang merawatnya dari kecil sampai menjadi seorang ceo tampan nan kaya raya."Tunggu sampai Dokter Jay datang dan memeriksa kesehatan ayah ya," bujuk Kirana."Kakek, jika kakek sakit nanti tidak ada yang jagain Bima di keramaian kan, jadi lebih aman biarkan Dokter jomb
Dokter Jay menghentikan langkahnya, ia menoleh ke arah Sabian wajahnya masih manyun karena merasa Sabian ini meremehkannya."Jangan marah Jay, kau adalah sahabatku aku tidak mungkin dengan sengaja melukai hatimu," ucap Sabian merendah."Kamu mau apa sekarang?" tanya Dokter Jay ketus.Sabian mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayar uang pengobatan tuan Alexander."Aku tahu kau sudah banyak uang, tapi tolong terima biaya pengobatan ayahku," ucap Sabian."Ya ampun aku hampir melupakan upahku." Dokter Jay mengambil uang dari tangan Sabian.Dokter Jay dan sabian tertawa bersama mereka mengobrol lagi sepeti sedia kala, wajar ada sedikit perdebatan antara dia sahabat itu yah namanya manusia ada masanya bercanda dan serius."Jadi apa kau masih marah padaku Jay?" tanya Sabian seraya merangkul Jay."Tidak aku dan kau sudah seperti keluarga kadang akur kadang marahan itu sudah biasa," jawab Dokter Jay.Sabian mengucapkan te
Kirana merasa ada hal buruk terjadi entah apa itu, dia meminta Sabian untuk memeriksa ada dimana Bima atau tuan Alexander berada. Sabian langsung keluar kamar dan bertanya kepada para pelayan dimana kedua orang tersayang mereka."Tuan besar sudah bersepeda dari pagi bersama tuan muda kecil, di dampingi dengan para pengawal tuan muda," jawab seorang pelayan."Baik terima kasih infonya," ucap Sabian.Sabian segera menghubungi salah satu pengawal yang bertugas menjaga ayah dan anaknya hari ini. setelah satu panggilan tidak terjawab panggilan berikutnya barulah diangkat oleh pengawal yang dihubungi oleh Sabian."Maaf tuan muda kedua, kami baru saja menyelamatkan tuan muda kecil," ucap pengawal itu."Apa katamu, ada apa dengan Bima?" tanya Sabian terlihat kaget.Pengawal itu menjelaskan bahwa Bima terjatuh dari sepeda karena mengendarai sepedanya dengan kecepatan penuh. Bima jatuh masuk selokan karena kurang waspada tiba-tiba ada kucing peliharaa
Bima masih melahap makanan yang tersaji dimeja. Dia menghiraukan sekelilingnya karena memang makanan hari ini membuatnya sangat napsu untuk makan. Ditambah pagi belum sarapan dan banyak aktivitas."Aku sangat lapar aku sibuk bersenang-senang dengan kakek hari ini sampai lupa waktu," jawab Bima sambil mengambil makanan lagi."Apa sebelum berangkat tidak makan dulu?" tanya Sabian.Tuan Alexander mengingat apakah tadi pagi sarapan dulu atau tidak, dan beliau tertawa sambil minta maaf pada Sabian kalau mereka tidak sarapan dulu saat berangkat berolah raga."Maafkan ayah Sabian, kami memang belum sarapan pagi tadi." jawab tuan Alexander sambil tersenyum"Tidak apa lain kali ayah juga harus sarapan ya," ucap Sabian sambil mengambilkan makanan.Tuan Alexander mengambil makanan yang diberikan oleh Sabian lalu memakannya dengan lahap. Hampir sama dengan Bima tuan besar memakan makanan yang terhidang sampai menambah porsi."Ayah untuk nas
Kirana duduk di samping sang anak, ia mengelus lembut rambut anaknya. Bima memang peka dengan situasi yang ada di sekitarnya. Kirana senang mempunyai anak yang cerdas seperti Bima."Pesan yang dapat kamu ambil adalah janagn terlalu makan sampai kenyang sekali," ucap Kirana."Lah kalau tidak kan kita itu tidak bisa berpikir ma," ucap Bima.Kirana mengatakan sekali lagi kalau pesan dari dokter adalah usahakan makan jangan terlalu kenyang. Tidak boleh juga sampai membiarkan perut terlalu lapar karena keduanya akan bisa menyakiti tubuh. Jadi lebih baik sedang saja, tidak kenyang dan tidak lapar."Bima terlalu kenyang akan mengakibatkan usus dan lambung susah mencernanya, jika terlalu lapar juga mengakibatkan asam lambung naik, jadi makanlah sesuai porsi," Kirana menjelaskan kepada sang anak."Bima mengerti ma, lain kali akan terus mengingat ini," ucap Bima.Bima menyakinkan kakeknya agar tidak terlalu rakus saat makan, yang pertama karena kakek
Lusi sangat menyayangi keponakannya ia tahu bahwa suaminya dari Bima bayi sudah merawatnya seperti anak sendiri, mertuanya menanyakan kabarnay itu sesuatu yang sangat menarik. Lusi sangat senang merasa di perhatikan oleh keluarga suami. "Kabarku baik-baik saja ayah, kalau Bima mau datang kesini bawa saja, mungkin dia merindukan pamannya," jawab Lusi dengan senyuman bahagia. "Baiklah kalau begitu biar Sandra membawanya menginap dalam semalam," ucap Tuan ALexander. Tuan Alexander membusungkan dadanya memberikan kabar bahwa lusi mau Sandra membawa Bima pulang ke rumahnya jika sedang ingin menginap malam ini mereka akan merawat Bima dengan penuh kasih sayang. "Sabian kakak iparmu sudah mengijinkan Bima untuk menginap malam ini kau tidak boleh egois biarkan anakmu menginap malam ini di rumah kakakmu," ucap tuan Alexander. "Bisa saja ayah membuat drama, ya sudah ingat semalam saja ya, paman juga butuh istirahat," jawab Sabian yang akhirnya memberi i
Kirana menyemangati suaminya dia harus bisa sabar mengajari anak dalam belajar. Setiap anak itu unik punya karakternya masing-masing, kita sebagai orang tua harus bisa membimbing dan sabar dalam mendidik anak-anak kita. Jangan memakai kekerasan dan juga jangan terlalu lembut, pakai cara tarik ulur atau peraturan yang bisa membuat anak itu nyaman dengan peraturan yang orang tua buat."Kau pasti bisa suamiku, kau harus mempunyai hati yang lembut dan sifat yang sabar demi anakmu yang mempunyai sifat baik, tunjukkan kamu adalah ayah panutan," ucap Kirana dengan semangat."Aku akan mencobanya, demi keluarga anak kita agar tumbuh menjadi pria yang bertanggung jawab bukan pria yang manja," jawab Sabian dengan santai.Tak lama kemudian Sandra, Lusi dan Bima sudah sampai di kediaman Alexander mereka menuju ruang makan untuk sarapan bersama sebelumnya Sandra sudah mengabari akan sarapan di rumah ayahnya makanya para pelayan memasak lebih untuk sarapan hari ini."Sa