Memandang wajah tampan cucunya, Tuan Alexander menyebutkan bahwa Rose adalah nama yang selalu terkenang di hatinya sampai saat ini, nama yang tidak dapat terlupakan oleh hati dan pikirannya.
"Rose adalah nama nenekmu, selamanya akan selalu terkenang di hati kakek," jawab tuan Alexander.
"Rose, nama yang bagus, kakek besok apakah boleh ajak aku ke makam nenek? Bima ingin mendoakan nenek yang ada di surga," pinta Bima pada kakeknya.
Tuan Alexander menyetujui permintaan cucunya untuk membawa ke makam neneknya, banyak kenangan indah yang tak dapat di lupakan oleh tuan Alexander bersama istrinya, beliau selalu berandai-andai jika sang istri masih hidup dan menimang cucu bersama hal itu mungkin akan sangat menyenangkan.
"Bima, waktu sudah malam ayo tidur dulu, kakek juga harus istirahat," Kirana menghampiri Bima yang ada di ruang kerja mertuanya.
"Aku belum puas mengobrol sama kakek,"
Bima masih penasaran dengan bunga yang di pilih oleh sang kakek, biasanya bunga untuk menabur di makam adalah bunga warna warni, bukan bunga indah seperti itu."Apa bunga itu kesukanan nenek?" tanya Bima hanya menduga saja."Kau benar sekali Bima, cucu kakek memang cerdas," ucap tuan Alexander.Bima membantu kakeknya memilih bunga berwarna putih bagus itu, lalu di berikan kepada penjaga toko agar di rangkai, mereka juga membeli bunga untuk tabur, tak lupa juga minyak wangi."Berapa total semuanya kak?" tanya tuan Alexander sembari mengeluarkan dompetnya."Totalnya seratus ribu pak, saya kasih bonus karena anda berlangganan di toko ini," ucap penjaga toko.Usai mengucapkan terima kasih, tuan Alexander dan Bima meninggalkan toko dan menuju makam dimana nyonya Rose Alexander di makamkan, buku doa tak lupa di bawa oleh mereka."Bima kita suda
Bima menanti jawaban sambil memakan bakso sumsum yang ada di hadapannya, dia sangat penasaran dengan respon neneknya yang berbeda status dengan sang kakek waktu itu."Nenekmu mau makan di tempat ini, dan menjadi tempat favorit kami berkencan," jawab tuan Alexander dengan semangat."Waah bagaimana bisa nenek yang mempunyai status lebih tinggi mau makan di tempat sederhana seperti ini ya?" tanya Bima sekali lagi.Tuan Alexander tersenyum dengan apa yang di tanyakan Bima, dia begitu cerdas seperti ayahnya waktu itu, selalu bertanya dengan apa yang membuatnya penasaran, tuan Alexander meminta cucunya untuk menghabiskan makanannya dulu baru mengobrol kembali."Habiskan dulu makananmu baru mengobrol lagi, kau sungguh anak yang cerdas," tuan Alexander mengelus rambut cucunya."Baiklah, kakek pelit sekali, bercerita sedikit saja tidak mau," ucap Bima sambil menyendok makanannya.&
Sandra begitu panik ketika sampai rumah melihat ruangab kerja ayahnya sepi tidak ada orang, ia takut terjadi sesuatu, ponsel asisten tuan Alexander juga tidak bisa di hubungi."Kau kenapa panik Sandra? Ayah sedang terjebak macet," jawab tuan Alexander."Syukurlah, ayah darimana saja kenapa tidak memberitahu kami jika ingin jalan-jalan? Membuatku panik saja, baikpah aku tunggu ayah di rumah ya," ucap Sandra.Tuan Alexander mematikan telepon, beliau ikut tidur karena jalanan yang macet, Sandra meminta pelayan menyiapkan makan malam, berhubunh Sabian dan Kirana juga menginap, ia meminta untuk masak agak banyak."Aku rindu suasana makan bersama dengan formasi komplit," ucap Sandra."Baik tuan muda, akan kami siapkan sesuai pesanan anda," ucap pelayan.Pelayan memasak banyak masakan malam ini, salah satunya ayam goreng kesukaan tuan muda kecil, oseng daun pepaya,
"Kakak Perempuan yang lucu," Jawab Tuan Alexander dan Bima secara bersamaan, lalu mereka menatap satu sama lain dan tertawa bersama, tawa canda riang gembira di malam itu sungguh terasa, Sandra ingin segera menghalalkan Lusi dan mempunyai keturunan yang cantik dan lucu, dua anak tuan Alexander berjenis kelamin laki-laki bahkan cucunya juga sama, semoga keinginannya untuk mempunyai seorang cucu perempuan terkabul."Doakan saja setelah menikah nanti pamanmu ini segera di karuniai momongan yang imut dan lucu," ucap Sandra sambil tersenyum."Oh iya jadi kapan kalian menikah kak, aku juga harus menyiapkan kado pernikahan untukmu," tanya Kirana dengan seksama.Tuan Alexander yang menjawab pertanyaan Kirana, pernikahan Sandra dan Lusi jatuh di bulan depan tanggal 28, makanya sekarang sudah menyiapkan segalanya di rumah, beliau sudah pengalaman mengatur segala seuatu di pernikahan Sabian jadi agak santai dan tidak terkesan panik
Kirana tersenyum llebar, ia bahkan lupa kalau suaminya itu alergi terhadap perempuan cantik, hanya dia yang dapat menyentuhnya hingga melahirkan eoorang putra, tapi kan kini Sabian sudah merasakan bagaimana hangatnya pelukan seorang perempuan, bagaimana jika Sabian sudah melepas semua penyakitnya itu."Sayangku aku hampir lupa kalau kau alergi wanita cantik, emm tapi kan bagaimana jika kau sudah sembuh dari penyakit itu?" tanya Kirana dengan hati was-was."Tidak akan pernah, kalau hal itu terjadi monster kecilku tidak akan tinggal diam," jawab Sabian yang sudah mengerti arti tatapan tajam putra sulungnya.Bima tersenyum lega karena sang ayah mengerti apa arti tatapan bengisnya, ia mengelus dadanya lega, semua orang tertawa melihat tingkah lucu anak kecil yang sudah seperti orang dewasa itu, membuat sebuah hiburan di tengah penatnya orang habis bekerja."Bima kau pelipur lara kami, doakan paman
Sabian mulai melakukan hubungan suami istri tanpa persetuan Kirana terlebih dahulu, ia tidak mau sang istri berpikir macam-macam tentang mimpi yang tidak berguna itu dia terus melakukan tindakan yang menyenangkan bersama sang istri."Kamu sungguh bisa membuatku mabuk kepayang setiap hari," ucap Kirana sambil merangkul suaminya."Tidurlah di pelukanku, sampai nanti jangan pernah hilang dari pandanganku karena aku sudah pasti tidak sanggup," ucap Sabian sambil menarik selimut ke seluruh badan mereka.Menjelang pagi hari seperti biasa Bima akan mengganggu ayah dan mamanya, tetapi karena sekarang berada di rumah sang kakek, Bima tidak melakukan rutinitas yang biasa dia lakukan melainkan langsung mencari sang kakek di ruang kerjanya."Kakek apa yang kakek baca di ruang sepmit ini?" tanya Bima dan duduk di kursi tepat di meja kerja kakeknya."Kakek sedang membaca koran berita hari ini
Sabian sangat kesal dengan perempuan itu bisa-bisanya bertanya hal yang ada sangkut pautnya dengan masa lalu, ia mendorong hingga hampir terjatuh wanita yang pernah singgah di kehidupan masalalunya."Tentu saja aku lebih membelanya, karena dia adalah istriku!" tegas Sabian."i-istri, tidak mungkin bagaimana bisa dia menjadi istrimu sedangkan kau punay alergi terhadap perempuan Sabian, jangan membohongiku?" tanya Joana.Sabian menjawab dengan tegas bahwa ia tidak berbohong bahkan ia menunjukkan akta nikah merea berdua, itu adalah asli yang di keluarkan kementerian agama, ia mereangkul Kirana dan membuka pintu mobil agar Kirana masuk mobil."Joana, aku harap tidak mempersulitku, yang aku antar hari ini adalah darah dagingku, dan wanita yang kau lihat adalah istriku yang sah, kau hanay orang di masa lalu, dan pernah meninggalkan aku demi pria yang lebih kaya dariku, aku sudah mengubur kenangan kita dala
Sabian menundukkan kepalanya sudah pasti istrinya sangat marah atas kejadian ini, ada seorang wanita yang menggodanya di depan umum semua istri sah pasti akan marah dan cemburu, Sabian tidak ingin rumah tangganya hancur begitu saja, ia ingin memperbaiki semuanya."Pasti kau marah sayangku, biasanya memang seperti itu 'kan?" tanya Sabian dengan wajah yang pucat."Aku tidak marah, beberapa hari yang lalu aku punya firasat sebuah mimpi yang mengatakan seseorang di masalalumu akan hadir kembali, dia mencoba merebutmu dari genggamanku, kau tidak usah khawatir Sabian, aku percaya padamu!" jawab Kirana.Sabian merasa lega atas jawaban dari Kirana jujur sedari tadi jantung Sabian berdetak lebih cepat dari biasanya ia tidak ingin sang istri merajuk atau marah saat ada Joana yang datang menghampirinya bisa gila dia jika hal itu benar-benar terjadi."Terima kasih Kirana sudah percaya padaku, aku sangat ketakuta