Sabian sungguh sangat kesal dengan apa yang di katakan oleh Dokter Jay, dia sungguh tidak waras sama sekali, boleh saja dia sedang bersenang-senang dengan salah satu wanita koleksinya tetapi tidak berotak mesum terus-terusan seperti sekarang ini karena hari sudah siang waktunya untuk fokus bekerja.
"Jay jika kau terus bicara ngelantur aku akan menyuruh pengawalku untuk mempermalukanmu, misalnya menyeretmu keluar kamar tanpa busana saat bermesraan dengan wanita simpananmu itu," ucap Sabian sambil duduk di kursi kerjanya setengah mengancam Jay.
"Sahabatku yang baik hati aku mohon jangan lakukan itu padaku, reputasiku akan tercemar jika kamu nekat melakukan itu, jadi apa tujuanmu sebenarya mengajakku bertemu?" ucap Jay yang sudah tahu karakter Sabian tidak pernah basa-basi dengan ucapannya.
Jay menggoda Sabian yang dia pikir sudah melupakan sahabat Dokternya itu karena sudah menemukan cinta sejatinya, apalagi ada putra yang
Kirana melirik ke arah Sabian yang juga menatap mata Kirana, sepertinya ada kegundahan yang ada di hatinya untuk menceritakan cerita masa lalu yang begitu buruk."Kalau begitu agar Sabian leboh leluasa until menceritakan masa lalu, biar aku ajak Bima bermain berkeliling villa," Jay memberi waktu agar suami istri itu berbicara."Paman ayo kita berkeliling Vila, aku memang bosan duduk di sini terus," Bima mengajak Jay dengan senang hati.Kirana mengucapkan banyak terima kasih kepada Jay karena sudah menjelaskan banyak tentang penyakit Sabian, kini Sabian harus menceritakan masa lalu seperti apa yang mengakibatkan suami Kirana itu mengidap Gynophobia sampai ia bertemu Kirana."Sayang ceritalah pelan-pelan, jika tidak ingin sekarang bisa lain waktu," ucap Kirana sambil memegang pipi Sabian dengan kedua tangannya."Tidak aku harus jujur padamu tentang apa yang pernah aku lalui," Sabia
Sabian melingkarkan jari manisnya ke jari manis Kirana dia tersenyum menatap wajah cantik istrinya, ia berjanji akan selalu setia pada satu wanita yang telah melahirkan anak dari benih cintanya, Kirana Wijaya dan Bima Alexander yang dia cintai sepanjang usia."Kirana aku berjanji padamu, akan selalu setia pada pernikahan kita dan Bima, juga anak-anak yang akan lahir setelah Bima," Sabian mengucap janjinya pada Kirana istri yang di cintainya."Aku percaya padamu, jangan kau lupakan janjimu ini saat ada wanita yang mencoba merayumu untuk meninggalkan kami semua," Kirana memeluk Sabian,Sabian sangat lega malam ini bisa bercertia masa lalu yang sudah ia simpan rapat di reluk lubuk hatinya, akhirnya hatinya terasa kosong saat menceritakan pada Kirana ia sudah tidak lagi mempunyai beban di hidupnya, Kirana sangat mengubah hidupnya wanita yang sangat bisa mengerti Sabian."Ehemm, apakah sudah selesai berme
Jay bergidik ngeri jika apa yang di ucapkan Sabian benar terjadi, ia tak mungkin bisa hidup dengan sempurna tanpa adanya kehadiran sang buah hati."Kamu jangan menakutiku, itu tidak akan pernah terjadi," Jay masih saja gemeteran."Sabian kamu apa sedang mengancam Jay sehingga dia ketakutan seperti itu?" Kirana menjewer telinga Sabian.Sabian berteriak kesakitan, Bima dan Jay berteriak kegirangan secara bersamaan. Jay sangat puas dengan apa yang dilakukan Kirana, Sabian memang pantas mendapatkan hukuman ringan dari sang istri karena telah membuatnya sangat gelisah memandang masa depan."Aku hanya mengingatkan Jay untuk segera menikah sayang, aku tidak mengancamnya," Sabian memegang telinganya yang sakit."Dia membuatku mengkhawatirkan masa depanku Kirana, dia bilang apa kamu tidak takut jika benih dalam tubuhmu habis dan kau tidak punya keturunan karena banyak bermain dengan wanit
Sabian mengerti apa yang di khawatirkan oleh sang kakak, ia juga mengucakan terima kasih karena Sandra masih memikirkan adiknya walau sudah tua dan berumah tangga, ikatan saudara di antara keduanya terbilang cukup erat."Terima kasih telah mengingatkanku kak, aku berjanji akan selalu waspada dengan semua ini, terlebih dengan si pak tua dari keluarga Harjono yang sangat licik itu," Sabian terdengar masih bisa santai."Tetaplah hati-hati dan waspada adikku, aku tahu kamu saat ini sedang menyetir tak baik menyetir sambil menelepon, lebih baik aku matikan saja telepon, semoga kamu selamat sampai rumah," Sandra menutup teleponnya ia sungguh khawatir dengan keselamatan adik dan keluarganya walau dia tahu Sabian mempunyai banyak penjaga yang ketat tapi tidak ada salahnya untuk tetap waspada.Sandra menatap keluar jendela kamarnya dengan tatapan kosong namun pikiran terus berjalan, tuan Alexander menepuk bahu Sandra untuk menyad
Henri sungguh kesal dengan apa yang di katakan kakaknya, dia sungguh bebal di berikan peringatan dan lagi mamanya juga terlalu tidak suka dengan Tania bukankah waktu beliau sangat mendukung mereka yang akan menikah."Mama jangan menjilat ludab sendiri bukankah waktu itu mama sangat mendukung Tania menikah dengan kakak? Dan kamu laki-laki tidak pendirian cobalah renungkan kenapa kamu bisa masuk penjara?" Henri memberikan kalimat yang sangat kejam terhadap mama dan kakaknya."Adik kecilku sekarang sudah besar, jadi apa yang harus aku lakukan pertama kali?" Tanya Han pada sang adik.Henri menasehati Han agar secepatnya menyelesaikan urusan dengan sang istri mau rujuk atau tetap bercerai di pengadilan, kedua minta maaf kepada orang tua karena telah memberikan dampak negative seperti kepikiran ulah anaknya dan menjadi sakit, serta minta maaf secara jentel kepada Sabian. Nyonya Subroto hanya diam seribu bahasa mendengar pernyataan dari putra keduanya kar
Kirana duduk di samping Bima yang masih melihat ke sekeliling rumah makan dalam pikirannya sang mama pergi bermain dengan seseorang di belakang ayahnya. Kirana menopang dagu menggunakan tangan sambil menatap lucu anak semata wayang yang dia miliki."Sayang kamu mencari siapa?" Sabian datang mengagetkan Bima."Ayah ternyata ayah juga datang, aku pikir mama pergi dengan seseorang tanpa sepengetahuan ayah," ucap Bima dengan girang.Sabian tersenyum dan memeluka ankanya, mana mungkin Kirana pergi dengan orang lain sementara dia mempunyai suami yang sangat tampan seperti Sabian ini, Sabian dan Kirana memesan makanan sebelum ikut makan siang bersama dengan keluarganya."Mama memang sengaja datang bersama ayah, tadi ayahmu yang menghubungi paman Sandta akan makan siang dimana hati ini," Kirana mengelus lembut kepala putranya."Oh jadi seperti itu, maafkan Bima yang suudzon sama mama," B
Ibunda Tania mondar mandir di depan pintu rumah, ia khawatir saat mendapati Tania tidak ada di rumah sejak tadi malam.Krieett! Pintu rumah terbuka dan ibunda Tania sesaat merasa terkejut saat melihat putrinya datang dengan gaun yang bagus dan banyak belanjaan di tangannya."Dari mana kamu anak nakal, apa kamu melacur semalaman?" nenek Tania marah sambil membawa sapu di tangannya."Tunggu jangan pukul sembarangan putriku, biarkan dia menjelaskan apa yang terjadi." Nyonya Wijaya menepis sapu yang sudah siap memukul Tania itu.Tania meletakkan bungkusan belanjaan dari tuan Harjono di meja, dia duduk di kursi yang ada di asrama kecil itu, dia menceritakan apa yang terjadi hari ini Tania akan kembali ke ibu kota menjadi selir tuan Harjono pengusaha farmasi besar saingan Alex Farm Corp."Tania kamu memang hebat memaanfaatkan kecantikan untuk merayu pengusaha kaya," ucap nenek Tania dalam hatinya se
Sandra segera menghubungi orang-orang kepercayaannya yang ada di perkebunan untuk menyelidiki kasus tentang perginya Tania dari perkebunan, siapa saja yang terlibat akan di berikan hukuman, karena telah menodai kepercayaan yang Sandra berikan."Aku sudah menghubungi anak buahku ayah, semoga mereka bisa menemukan informasi secepatnya," ucap Sandra penuh harap."Sekarang sudah malam, kalian istirahatlah, besok pasti ada kabar yang lebih mengejutkan lagi entah datangnya darimana," Tuan Alexander mengingatkan anak-anaknya.Sandra kembali ke kamarnya, Sabian pamit pulang karena sudah pisah rumah dengan ayahnya, sesekali dia akan berkunjung untuk memastikan kesehatan ayahnya, Sampai rumah Sabian melihat ke kamar Bima yang sudah terlelap, barulah dia kembali ke kamarnya sendiri."Kau sudah pulang sayang, bagaimana kabar ayah?" Tanya Kirana menghampiri Sabian."Ayah baik-baik saja sayang