Share

Bab 37 : sakit mental

Author: sukanulisajaa
last update Last Updated: 2024-04-09 09:00:59

“Permisi Tuan, mobilnya..” Mang Een menghentikan ucapannya ketika di hadapannya ada pemandangan yang membuat ia malu sendiri.

“Maaf Tuan, Non, saya tidak tahu, eh maaf ya..” ujar Mang Een salah tingkah. Ia kemudian mundur dan menjauh dari Valerie dan Faris.

Valerie dan Faris terpaku. Mereka malu sekaligus geli melihat tingkah Mang Een. Valerie mendorong tubuh Faris. 

“Rese kamu ah, pasti dikira kita ngapa-ngapain deh,” ujar Valerie sewot.

“Ya biar enggak sia-sia perkiraannya, kita ngapa-ngapain aja,” ujar Faris enteng.

“Woeeee maunya kamu. Abis ini aku harus nyetir 5 jam, gila aja kalo kita ngapa-ngapain dulu. Bisa ketiduran aku di mobil, bahaya.”

“Siapa bilang kamu nyetir sendiri..” ucapan Faris mengambang, membuat Valerie mengerutkan dahi bingung. 

Faris menangkap ekspresi bingung yang ditampilkan Valerie.

“Mobil aku udah dibawa sama anak buahnya Mang Een
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Beb 38 : Perasaan tidak enak

    Valerie melempar tasnya begitu masuk ke dalam rumah. Faris sudah pulang 15 menit yang lalu. Setelah memarkirkan mobilnya di garasi rumah Valerie, Faris masih berusaha untuk meminta maaf atas tragedy yang mereka lalui di jalan tadi.“Val.. Plis maafin aku, aku lepas control. Aku janji enggak akan keulang lagi kejadian kayak tadi, aku janji,” ujar Faris sambil menggenggam tangan Valerie.“Iya aku maafin, udah ya Ris aku capek banget, aku mau istirahat,” ujar Valerie.“Yaudah aku pulang ya,” ujar Faris. Valerie hanya menjawab dengan anggukan kepala.Valerie masuk ke kamar mandi dan membasuh tubuhnya. Segar. Ia memang memaafkan Faris, namun ia benar-benar tidak ingin bertemu Faris lagi. Ia tidak bisa menerima jika Faris masih memiliki sifat seperti itu.Tiba-tiba Valerie ingat Risko. Risko sedang membutuhkan dirinya. Ia langsung cepat-cepat menyelesaikan mandinya dan menghubungi Risko. Dering sekali, ti

    Last Updated : 2024-04-10
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 39 : Tragedi

    “Sebuah kedai burger yang tekenal, KS Burger pagi ini mengalami kebakaran hebat, diduga akibat konslet arus listrik yang menyebabkan….”Risko sudah tidak lagi mendengar lanjutan beritanya, tanpa basa-basi, ia lari keruangannya, mengambil dompet, hp dan kunci mobil, lalu langsung melesat ke bawah, tempat parkiran mobilnya.Risko harus turun tangga 3 lantai, di saat seperti ini ia justru bersyukur tempatnya bekerja bukan di Gedung tinggi yang memiliki lift dan berada di lantai atas, bisa-bisa menghabiskan waktu setengah jam hanya untuk turun.Risko memasuki mobilnya dengan buru-buru, hp, dan dompetnya diletakkan begitu saja di kursi kosong di sampingnya, pikirannya kalut, ia panik. Ibu dan Ayahnya pasti ada di dalam. Apakah omongan mereka yang tadi pagi merupakan pesan terakhir?“Arghhh!” Risko mengusir pikiran-pikiran negative yang datang begitu saja. Tidak, orangtua nya harus selamat, orangtuanya harus panjang umur, pikirr Risko.

    Last Updated : 2024-04-11
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 40 : Kekuatan Cinta orangtua dan anak

    “Baik Pak, kami akan usahakan semampu kami,” Risko hanya mengangguk. Ia minta diri untuk pergi kebawah, ke kantin. Risko ingin mengkonsumsi kopi untuk menghilangkan sedikit kesedihannya. Ia juga harus memberitahu sanak saudara, terutama kakaknya mengenai keadaan orangtua dan tokonya.Sampai di kantin, Risko mengambil tempat yang paling ujung dan memesan satu gelas es kopi. Ia mengambil hp dan menghubungi kakaknya.“Halo Kak,” ujar Risko.“Eh iya Ris, kenapa?”“Toko burger kebakaran Kak, sekarang Mama sama Papa kritis di ICU,” ujar Risko tanpa basa-basi memberi kabar kepada kakaknya.“Astgafirullah. Inalillahi. Yaudah gue cari dulu ya tiket paling cepet, walaupun pasti tetep lama, tapi gue cari dulu deh,” ujar Roni, ia juga sama paniknya dengan Risko ketika mendengar kabar.“Hem yaudah,” Risko sudah tidak punya tenaga untuk menyahuti ucapan kakanya.Risko menelpon sa

    Last Updated : 2024-04-12
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 41 : Kabar Mengejutkan

    Roni dan Risko menhampiri petugas rumah sakit dengan perasaan campur aduk. Antara takut dan deg-degan. Berharap kabar yang diberikan adalah kabar baik.“Dengan anak-anaknya Bu Rika dan Pak Ayub?” tanya petugas rumah sakit itu.“Iya betul,” jawab Risko dan Roni.“Detak jantung Bu Rika dan Pak Ayub semakin lemah. Kami sudah berusaha untuk memberi mereka pengobatan yang paling baik namun sepertinya keadaannya tidak terlalu baik. Kalian bisa masuk untuk melihat kondisi orangtua kalian,” ujar petugas rumah sakit.Hati Risko dan Roni mencelos. Mereka benar-benar sudah hampir hilang harapan atas kesembuhan orangtuanya.“Saya bawa temen saya ya. Dia juga sayang sama orangtua saya,” kata Risko.“Iya, tapi jangan berisik,” jawab petugas rumah sakit itu.Risko memanggil Valerie untuk ikut masuk kedalam ruangan ICU. Valerie mengikuti Risko dan Roni. Mereka bertiga masuk ke dalam bilik milik orangtua R

    Last Updated : 2024-04-13
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 42 : Hanya Meninggalkan Pesan

    Dengan sedikit terburu-buru, Risko berjalan di depan Valerie menuju ruang ICU. Valerie bersyukur ia mengenakan sepatu kets dan baju yang nyaman hari ini, jadi dia bisa bebas bergerak.Sampai di ruang ICU, Risko langsung menghampiri petugas rumah sakit.“Ada apa dengan orangtua saya mbak?” tanya Risko langsung.“Tenang Pak Risko, kabar yang akan Pak Risko dengar ini kabar bahagia. Ibu anda sudah sadar Pak,” ujar petugas rumah sakit sambil tersenyum lebar.“Serius? Puji Tuhan. Valerie, yuk kita masuk,” ujar Risko.“Tunggu ya Pak, Bu Rika sedang dalam proses pemindahan ke ruang perawatan, jadi belum bisa dilihat. Sekarang Bu Rika sudah bisa tanpa alat, tinggal Pak Ayub yang belum,” kata si petugas rumah sakit.Risko dan Valerie mengangguk. Mereka menunggu di depan administrasi. 20 menit berlalu.“Pak Risko, silahkan kalau malu melihat. Ibu Rika sudah mendapatkan tempat tidur di ruang perawatan. Bel

    Last Updated : 2024-04-14
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 43 : Dimakamkan

    Lutut Risko dan Valerie lemas. Mereka hampir tidak bisa berdiri saking lemasnya. Tidak menyangka hal ini bisa terjadi. Maut datang tanpa permisi, mempermainkan perasaan setiap insan manusia.“Enggak mungkin sus, barusan saya sama temen saya masih ngobrol sama Mama,” ujar Risko, lemas.“Maaf Pak Risko. Tapi memang ini yang terjadi. Jujur saya juga kaget dan tidak percaya, tapi kenyataannya memang seperti ini,” ujar suster yang menangani orangtua Risko.“Suster liat kan perkembangan Mama saya gimana? Bagus kan? Dia udah sadar, bahkan udah bisa ngobrol, tapi kenapa tau-tau pergi?” Risko yang tadinya berdiri sudah tidak kuat lagi berdiri. Ia jatuh terduduk di depan tempat tidur Ibunya.“Ikhlaskan Pak Risko. Atau mungkin ada pesan yang ingin beliau sampaikan? Mungkin Tuhan memberikan beliau hidup sedikit lebih lama untuk menyampaikan pesan tersebut?” tanya suster.Deg.Valerie tersentak. Pesan itu,

    Last Updated : 2024-04-15
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 44 : Proses Pemakaman

    Tidak sedikit juga yang menanyakan kabar dari Pak Ayub, Papa Risko. Risko dan Roni menjawab dengan sabar bahwa Pak Ayub juga sedang menjalani masa kritis di rumah sakit. Belum ada yang bisa menjenguk kecuali Risko, Roni dan Valerie.Risko dan Roni juga menjelaskan bahwa kondisi Papa mereka sudah lumayan membaik. Mereka minta doa untuk Pak Ayub agar diberikan kesembuhan seperti sedia kala.Pemakaman dilakukan hari itu juga pada sore hari menjelang malam. Jenazah Bu Rika dibawa dengan menggunakan ambulance ke makam keluarganya, tidak terlalu jauh. Risko kembali naik mobil Valerie, dan Roni naik mobil Risko.“Val, kalo kamu capek, aku aja gentian nyetir,” kata Risko.“Iyaudah, nanti pulangnya baru gantian ya, aku yang nyetir,” kata Valerie.Risko mengangguk. Risko membawa mobil persis dibelakang ambulance, yang lain mengikuti di belakang Risko.“Ris, Bu Rika tuh beneran baik ya ternyata. Banyak banget tadi orang yang cerita te

    Last Updated : 2024-04-16
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 45 : Sebuah Pelampiasan

    Tidak ada perlawanan dari Valerie. Ia membiarkan Risko menciumnya. Melepaskan segala rasa Lelah, segala rasa sedih. Valerie sangat tahu, bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah sebuah ‘pelampiasan’. Dan ia menyadari bahwa ciuman ini salah satu cara Risko untuk melepaskan semua beban dan penat yang ia alami beberapa hari ini.Ciuman itu terasa begitu berbeda dengan semua laki-laki yang pernah memiliki hubungan dengan Valerie. Ciuman itu terasa begitu tulus, terasa begitu membutuhkan. Risko seperti menceritakan semua perasaan terdalamnya pada Valerie.Seolah semua rasa yang tidak pernah ia utarakan di depan orang lain, tumpah ruah dalam ciuman kali ini. Valerie bisa ikut merasakan betapa perihnya hati Risko saat ini.“Sorry,” ujar Risko melepaskan ciumannya.Valerie tersenyum.“It’s oke. Inget Risko, you really did your best. Jangan pernah nyalahin diri sendiri.”Risko memeluk Valerie. Erat. Air matanya tak lagi bis

    Last Updated : 2024-04-17

Latest chapter

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 115 Valerie Sakit

    “Jadi gini Bu Valerie..”Faris mendengarkan di depan pintu dengan Valerie yang ada di tempat tidur.“Ibu pernah punya histori radang tenggorokan ya?” tanya Dokter Ali.“Iya dok,” jawab Valerie.“Nah radang tenggorokannya itu kumat bu, jadi demam, enggak enak badan. Lidah juga pahit. Ini enggak apa-apa kok. Cuma butuh istirahat aja, makan juga jangan sembarangan dulu ya bu. Trus banyakin minum air putih.”Valerie mengangguk-angguk. Sudah bukan hal baru dirinya terkena radang tenggorokan. Biasanya jika ia banyak pikiran, atau tubuhnya sedang lelah, radangnya bisa memerah dan membuatnya tidak enak badan.Namun kali ini, sakitnya luar biasa. Mungkin karena ia benar-benar tidak memperhatikan makanan atau minuman apa yang ia konsumsi belakangan, ditambah lagi dengan aktifitasnya yang tidak ada behentinya.“Ini saya buat resep untuk radang tenggorokannya ya, nanti bisa ditebus di apotik. Kalo 3 hari be

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 114 Valerie Sakit

    Pukul 4 pagi, Valerie dan Faris baru sampai di rumah. Tubuh mereka sudah lelah dan mengantuk.“Kamu apa aku yang mandi duluan?” tanya Valerie.“Kamu aja dulu, abis itu baru aku,” jawab Faris.Setelah Valerie dan Faris mandi, keduanya langsung tertidur. Namun, kali ini Valerie merasa dingin yang dirasakan berbeda dari dingin yang biasanya.“Pasti gara-gara mandi abis begadang nih,” pikirnya.Valerie merapatkan selimutnya dan menaikkan suhu AC nya agar tidak terlalu dingin. Tapi ternyata tidak membantu sama sekali, tubuhnya menggigil saking dinginnya. Faris yang merasakan ada getar disampingnya, membuka mata dan melihat Valerie dalam keadaan menggigil.“Val, kamu kenapa? Dingin ya?” tanya Faris. Valerie mengangguk.Faris buru-buru menuju lemari, ia mengambil 2 pasang kaus kaki dan memakaikannya di kaki Valerie bersamaan. Ia mematikan AC, dan menyalahkan Air cooler. Tidak sedingin AC, namun tetap m

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 113 Late Night Ramen

    “Enggak apa-apa. Aku selalu kabarin ibuku kok kalo belom pulang,” jawab Anita.“Oh ya?”“Iya, aku lagi sama siapa, aku lagi dimana, ngapain, aku pasti kabarin ibuku. Sebenernya dia enggak minta, tapi emang aku yang selalu ngabarin biar enggak kuatir,” jelas Anita.“Oke kalo gitu.”Risko menyandarkan punggungnya ke sandaran kursinya. Ia memejamkan mata, tanpa sadar ia sudah terlelap tidur. Tidak berbeda dengan Anita, setelah memastikan semua pintu terkunci dan AC tetap menyala, Anita jatuh tertidur.Tapi tidak lama kemudian, Anita bangun, ia tidak bisa tertidr jika kondisi mobil tidak berjalan. Lagi pula, tidak baik untuk pernafasan. Buru-buru Anita membuka semua jendela dalam mobil Risko.Angin malam langsung berebut masuk. Malam ini tidak terlalu dingin sebenarnya, tidak seperti malam-malam kemarin. Tapi sudah cukup membuat Anita mengencangkan jaketnya.Anita melihat ke layar, sudah nomor

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 112 Cerita Kepada Faris dan Valerie

    Valerie yang tadinya sedang serius mengerjakan laporan langsung bangkit dari duduknya.“Serius??” tanya Valerie sambil menghampiri Anita.“Iya Val. Dia bilang mau jadi suamiku tadi,” jawab Anita.“And you said yes?” tanya Valerie, dia benar-benar exited mendengar kabar ini.“Iya Val,” jawab Anita malu-malu.“Wahhhhhh keren banget kalian berduaaa, jadi kapan nih?” tanya Valerie. Ia menarik tangan Anita untuk duduk di sofa bersama dirinya dan Faris.“Masih lama kok. Aku mau kenal Risko dan keluarganya lebih dalam lagi, juga mau kenal sama temen-temannya Risko dulu. Soalnya kan kita kenalnya baru, jadi enggak langsung cepet juga. Minimal 3 bulan aku minta waktu, ya Ris?” tanya Anita kepada Risko.“Iyaa, aku juga mau kenal dulu sama keluarga dan temen-temennya dia. Abis itu kita diskusi lagi, baru deh tentuin tanggal,” jawab Risko. Ia duduk di kursi yang tadi Vale

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 111 She Said Yes

    Anita terdiam. Ia tidak menyangka Risko secepat itu melamar dirinya.“Anita?” tanya Risko.“Eh eh maaf Risko. Aku kaget, enggak nyangka kamu secepat itu ngelamar aku,” ujar Anita.“Iya makanya. Aku juga mikir kamu pasti ngerasa ini cepet banget. Tapi aku udah ngerasa cocok sama kamu. Aku mau hidup aku sama kamu.”Anita menatap Risko, mencari kebohongan dalam mata Risko, tapi ia tidak melihatnya sama sekali. Risko terlihat tulus, ia tidak terlihat bohong sama sekali.“Risko, kamu yakin? Kita belum lama kenal loh..” ujar Anita.“Aku yakin. Aku bisa kenal kamu nanti setelah nikah. Enggak apa-apa kok. Aku beneran yakin mau nikah sama kamu, kamu adalah calon istri yang aku rasa terbaik buatku, buat Papaku, buat keluargaku.”Anita tersentak.“Aku bahkan belom sempet kenal sama keluarga kamu, kalo mereka enggak suka sama aku gimana?” tanya Anita.“Eng

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 110 Risko Propose Anita

    Anita dan Risko sudah duduk di dalam rumah makan. Mereka duduk berhadapan dengan pemandangan langit yang cerah. Dengan lampu-lampu kecil cantik menghiasi interior rumah makan tersebut yang makin terlihat ketika sudah gelap.Angin malam menerbangkan rambut Anita yang dikuncir hanya setengah.“Dingin ya?” tanya Risko.“Lebih tepatnya adem, bukan dingin. Yang waktu di Villa nya Faris aja aku kuat kan,” ujar Anita.“Oh iya bener.”“Kamu tau tempat ini darimana sih? Bagus banget tau,” ujar Anita.“Dulu pernah makan di sini sama temen kantor rame-rame. Kita dari luar kota trus mampir kesini eh ternyata bagus banget.”Obrolan mereka terselak oleh pelayan yang mengantarkan makanan untuk Risko dan Anita. 2 piring nasi dengan ayam goreng dan sambal juga lalapan tersaji di depan mereka. 2 gelas jus buah naga pun tidak luput dari pesanan.“Makasih Mas,” ujar Anita.“Sama-sa

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 109 Risko Kasmaran

    Hari-hari selanjutnya dijalani Valerie dan Faris dengan masih bekerja di KS burger. Selama satu minggu Faris bekerja di sana sebagai pelayan banyak sekali pelajaran yang bisa ia ambil. Faris mengerti kenapa Risko bisa sebijaksana itu.Faris juga belajar untuk selalu menempatkan kepentingan orang lain diatas kepanetingannya sendiri, bagaimana ia harus menghargai orang lain, dan sama sekali tidak merasa diatas yang lainnya.Faris menilai, ilmu-ilmu seperti ini benar-benar mahal untuk dipelajari. Ia bisa menerapkannya di dunia kerja setelah ia masuk kerja nanti.“Val, hari ini aku izin lagi yaa. Mumpung masih ada Faris, jadi kamu enggak sendirian. Sabtu Minggu aku di sini kok,” ujar Risko.“Kamu belakangan izin mulu deh perasaan,” selidik Valerie.“Pacaran dia tuhhh,” Faris langsung menyerbu Risko begitu masuk ke dalam ruangan.“Seriusss Risko? Wahhh kenalin kaliiiiii pacarnyaaa,” ujar Valer

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 108 Pelajaran Berharga

    “Weiiii yang abis cari pacar, udah dapet?” tanya Faris begitu melihat Risko sampai di toko.“Hahhaa, enggak ada yang buang,” ujar Risko.“Seneng banget roman-romannya,” goda Faris.“Hahahha iya, lumayan lah. Gimana toko hari ini?” tanya Risko.“Aman, tenang aja. Setidaknya enggak ada ibu-ibu yang godain gue hari ini,” Faris sedang mengelap-ngelap meja. Ia benar-benar menikmati perannya dari hari ke hari bekerja di sini. Sepertinya Faris mulai berfikir ingin pindah Haluan menjadi pengusaha kuliner daripada kantoran.“Hahahah, bisa aja lo. Gue liat-liat makin jago aja ngelap mejanya. Udah deh Ris, gue ngeri lo kegirangan kerja ginian, inget lo CEO.”“Ternyata enak ya Ko kerja kayak gini,” Faris duduk di atas sebuah meja yang baru saja ia bersihkan. Apron seragam dari KS burger terlihat begitu pas di tubuh Faris.“Enaknya?” tanya Risko. Ia ikut duduk di seb

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 107 Berserah Pada Takdir

    Anita masih tersenyum lebar selesai dari menonton film yang berjudul Notebook.“Bagus filmnyaaaa,” ujar Anita.“Bagus filmnya apa suka endingnya?” tebak Risko.“Hahaha bener. Aku selalu jatuh cinta sama film yang happy ending.”“Typical perempuan sih. Rata-rata perempuan tuh suka banget film yang happy ending. Kayak enggak suka gitu tokoh utamanya tersakiti.”“Hahhaha iya bener tau.”“Makan dulu yuk,” ajak Risko.“Boleh.”Anita dan Risko memilih makan ayam goreng cepat saji yang ada di mall itu. Anita dan Risko memesan paket nasi dengan ayam super besar.“Kamu enggak mau pesen burger atau kentang?” tanya Anita.“Nope. Di toko banyak dan enak, ngapain aku pesen di sini,” ujar Risko.“Yeee bisa aja. Iya juga ya. Trus kenapa kita enggak makan di toko kamu aja sih,” ujar Anita.“Lah iya juga hahaha

DMCA.com Protection Status