Share

45. Menutup Hati

Penulis: Aeris Park
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-09 20:41:59

Bellia diam-diam melirik Daniel yang sedang memperhatikan layar ponselnya dengan lekat. Tanpa dia duga Daniel tiba-tiba melepas genggaman tangan mereka lalu pergi meninggalkannya begitu saja.

Dalam hati Bellia bertanya-tanya siapa yang menghubungi Daniel hingga membuat lelaki itu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada dirinya. Akan tetapi, Bellia memilih mengabaikannya karena kondisi neneknya sekarang jauh lebih penting.

Suasana terasa semakin hening selepas kepergian Daniel. Hanya dia satu-satunya orang yang berada di sana. Jarum jam seolah-olah bergerak sangat lambat bagi Bellia. Setiap detik yang berlalu terasa seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja.

Bellia tidak ingin berpikir buruk. Akan tetapi kepalanya begitu berisik, mengatakan berbagai hal buruk yang mungkin saja bisa terjadi pada neneknya.

“Ya Tuhan ....” Bellia menyatukan kedua tangannya di depan dada, raut cemas tergambar jelas di wajah cantiknya. Dalam hati dia tidak berhenti merapalkan doa untuk keselamata
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Aeris Park
Next part ya Kak....
goodnovel comment avatar
yulika sari
yah ak kira Daniel keluar hasil DNA nya dah keluar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   46. Pembatalan Pernikahan

    Daniel mencengkeram erat kemudi, pedal gas diinjak kencang.Di saat-saat yang menenangkan hatinya seperti tadi sore, mengapa ada saja hal yang membuatnya tidak senang?Jika wanita itu tidak menelepon dan membuat semuanya menjadi runyam, dirinya tidak perlu menemui mereka dan bisa tetap menemani Bellia di rumah sakit.Tadi sore, Daniel langsung pergi begitu saja setelah menerima telepon tanpa berpamitan pada Bellia.Kepergiannya yang mendadak mungkin akan membuat Bellia kembali berpikir buruk tentangnya.“Ah, sial!” Daniel memukul setir untuk melampiaskan kekesalannya. Jalanan di hadapannya juga semakin membuatnya kesal. dia harus jauh-jauh kembali ke kota dan menghadapi kemacetan ini hanya untuk menemui mereka.Akhirnya Daniel tiba di mansion orang tuanya tepat ketika hari sudah mulai malam. Seorang pengawal yang bertugas bergegas membuka pintu mobil ketika melihatnya datang.Sebelum menginjakkan kakinya di teras, Daniel sempat melihat mobil yang terparkir di halaman. Hatinya semakin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   47. Pria Misterius

    Kondisi Amira berangsur-angsur membaik setelah lima hari dirawat di rumah sakit. Selama itu pula Bellia tidak pernah absen menjaga wanita itu. Dia hanya pulang sebentar untuk mengantar Marvell ke sekolah, setelah itu kembali ke rumah sakit dan meminta tolong Dita untuk menjemput Marvell di sekolah.Awalnya Marvell sempat protes karena selama lima hari ini waktunya lebih banyak tersita di rumah sakit. Sebagai seorang ibu Bellia sangat paham dengan apa yang Marvell rasakan. Anak itu pasti merindukan dirinya.Sejak kecil Marvell tidak pernah lepas darinya. Anak itu selalu ikut ke mana pun dia pergi. Dia bahkan membawa Marvell ke toko bunga sepulang sekolah karena dia tidak ingin merepotkan suster yang merawat neneknya di rumah. Mungkin karena alasan itu Marvell menjadi sangat bergantung pada dirinya.Jujur saja Bellia sebenarnya juga merindukan Marvell. Dia ingin mengantar jemput Marvell di sekolah seperti biasa, menemani anak itu mengerjakan tugas sekolah, menyiapkan sarapan, dan mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   48. Hasil Tes DNA

    Kaki Daniel bergerak gelisah, decakan kesal berulang kali lolos dari bibirnya. Daniel berusaha fokus memeriksa berkas yang ada di tangannya. Akan tetapi, dia tidak bisa fokus karena memikirkan hasil tes DNA-nya dan Marvell yang akan keluar hari ini.Waktu satu minggu terlalu lama bagi Daniel. Setiap hari dia terus mendesak rumah sakit yang dipilih Khaisar agar cepat memproses tes DNA-nya dan Marvell. Akan tetapi, ternyata banyak sekali prosedur yang harus mereka lakukan dan pihak rumah sakit memintanya untuk menunggu paling lama satu minggu.Daniel refleks mengangkat kepalanya ketika mendengar pintu ruangannya terbuka. Dia cepat-cepat beranjak dari tempat duduknya lalu menghampiri Khaisar yang baru masuk ke ruangannya dengan tidak sabar.“Bagaimana?”Khaisar tersenyum lalu mengambil sebuah amplop berlogo rumah sakit dari dalam tas yang dibawanya, setelah itu dia menyerahkannya ke Daniel.“Ini.”Daniel menatap amplop di tangan Khaisar dengan jantung berdetak hebat. Debarannya bahkan ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   49. Permintaan Daniel

    Bellia menatap kertas yang Daniel tunjukkan pada dirinya dengan perasaan tidak karuan, antara takut dan cemas. Terlebih setelah melihat logo sebuah rumah sakit yang tertulis di sana. Tanpa sadar dia menggelengkan kepala, menolak permintaan Daniel.“Kamu baca sendiri atau perlu aku yang membacanya?” tanya Daniel, suaranya terdengar rendah tetapi tegas. Menuntut Bellia agar segera membaca surat tersebut.Jantung Bellia berdetak tidak nyaman, setitik keringat dingin keluar membasahi pelipisnya, wajahnya pun berubah pucat. Bellia terlihat seperti anak kucing yang berhadapan dengan seekor serigala.Tatapan tajam Daniel membuat Bellia tidak berdaya. Dia tunduk, takluk di hadapan lelaki itu.Dengan tangan gemetar dia meraih kertas tersebut lalu membacanya. Sepasang iris hezel miliknya memperhatikan dengan lekat setiap kata yang tertulis di sana. Semakin ke bawah, jantung Bellia berdetak semakin tidak karuan. Apa lagi setelah menemukan hasil tes DNA Marvell dan Daniel.“99,99 persen cocok,”

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   50. Lebih Dekat

    Bellia sedang sibuk memotong sayur untuk dijadikan sup di dapur. Samar-samar telinganya mendengar Marvell yang sedang asyik menyusun lego dengan Daniel di ruang tengah. Terkadang Marvell tertawa kecil, bertanya tentang hal yang tidak dia ketahui, dan menceritakan banyak hal pada Daniel.Bellia tidak pernah menyangka jika hari ini akan tiba. Hari di mana Marvell akhirnya mengetahui siapa ayah kandungnya.Bellia pikir Marvell sudah bahagia hidup berdua dengannya. Sebagai seorang ibu pun dia sudah berusaha memberi yang terbaik untuk anak itu.Namun, dia ternyata salah. Marvell tetap membutuhkan sosok ayah untuk mendampingi hidupnya, lalu Daniel tiba-tiba saja datang dan menawarkan diri untuk merawat Marvell bersama-sama.Awalnya Bellia merasa ragu, apa lagi Daniel selama ini selalu bersikap dingin pada siapa pun. Akan tetapi, sosok Daniel yang dia lihat tadi benar-benar berbeda.Lelaki itu berbicara dengan sangat lembut pada Marvell. Tidak ada nada dingin dan intimidasi yang keluar dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   51. Makan Malam Spesial

    Bellia terkejut mendengarnya, tetapi Daniel malah tertawa.“Aku hanya bercanda,” ucap Daniel sambil mengusap puncak kepala Bellia dengan gemas. Dia buru-buru menurunkan tangannya setelah sadar dengan apa yang baru saja dirinya lakukan.“Sorry ...,” ucapnya pelan.Bellia hanya mengangguk sambil berusaha menormalkan kembali detak jantungnya.Keesokan harinya Daniel menepati ucapannya untuk datang menemui mereka. Seperti biasa dia menemani Marvell bermain sebentar setelah itu makan siang bersama Marvell dan Bellia.Obrolan mereka di meja makan mengalir begitu saja, tetapi lebih didominasi oleh Marvell yang menceritakan aktivitasnya di sekolah.“Kalian nanti malam ada acara?”Bellia seketika berhenti mengunyah makanannya lantas menatap Daniel dengan penuh tanda tanya.“Aku ingin mengajak kalian makan malam bersama.”Bellia tidak mampu menyembuyikan keterkejutannya, berbagai kemungkinan buruk seketika melintas di pikirannya.Bagaimana kalau ada orang yang melihatnya makan malam bersama Mar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   52. Bingung

    Daniel langsung mengantar Marvell dan Bellia pulang setelah selesai makan malam. Daniel sebenarnya ingin mengajak Marvell pergi ke toko mainan sebelum pulang, tetapi Marvell mengantuk. Akhirnya dia terpaksa mengantar mereka kembali ke rumah.Suasana di dalam mobil begitu hening. Tidak ada yang membuka suara di antara keduanya. Daniel terlihat fokus mengendarai mobilnya sambil sesekali melirik Bellia yang duduk di sampingnya. Wanita itu sejak tadi hanya diam, memperhatikan jalanan lewat kaca mobil yang ada di sampingnya.Daniel tanpa sadar mendengkus kesal. Apa jalanan itu lebih menarik daripada dirinya?“Bell ...,” panggil Daniel pelan tetapi sukses membuat Bellia tersentak.“Maaf, aku tidak bermaksud mengagetkanmu.”Bellia hanya mengangguk. Jujur saja dia tidak tahan terjebak di situasi yang sangat canggung bersama Daniel dan ingin cepat-cepat keluar dari mobil lelaki itu.“Bagaimana keadaan nenekmu?” Daniel akhirnya bertanya, mencoba menghilangkan rasa canggung yang sempat melingku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   53. Tahu Batas

    "Papa ada urusan penting di kantor dan harus berangkat pagi-pagi sekali, Sayang. Jadi Papa tidak sempat pamit sama Marvell." Marvell menatap Bellia dengan sayu. "Jadi, Papa gak ninggalin Marvell lagi?" Bellia menggeleng pelan lalu mengusap air mata yang membasahi pipi Marvell. "Tidak, Sayang. Papa tidak mungkin meninggalkan Marvell lagi," ucapnya terdengar menenangkan meski di dalam hatinya dia merasa sangat bersalah sudah membohongi Marvell. "Marvell mandi dulu, ya? Setelah itu sarapan lalu berangkat sekolah." Marvell mengangguk lalu beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan Bellia kembali ke dapur untuk menyelesaikan masakannya yang sempat tertunda. Selama memasak Bellia tidak berhenti memikirkan Marvell. Semakin besar, Marvell sepertinya mulai sadar jika hubungan mama dan papanya tidak sama seperti orang tua pada umumnya. Apa lagi Daniel tidak tinggal satu rumah bersama mereka. Lelaki itu hanya datang saat jam makan siang, setelah itu kembali ke kota untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19

Bab terbaru

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   79. Sebuah Firasat

    Sudah lewat dari tiga hari semenjak toko bunga milik Bellia mendapat supplier baru. Para pelanggan mulai banyak yang berdatangan, bahkan bertambah. Mereka selalu kembali ke D'Marvell Florist karena bunga yang dijual di toko tersebut selalu bagus dan segar. Selain itu pelayanannya juga baik dan ramah."Terima kasih sudah membeli bunga di toko kami." Bellia mengulurkan seikat bunga lili yang baru saja selesai dirangkai ke seorang pelanggan yang berdiri di hadapannya."Sama-sama, Nona," balas pelanggan tersebut sambil tersenyum ramah.Bellia merapikan mejanya yang sedikit berantakan, setelah itu membuang beberapa tangkai bunga yang rusak ke tempat sampah."Akhirnya toko kita bisa kembali normal ya, Bell."Bellia melirik Dita yang berdiri tepat di sebelahnya sekilas setelah itu mengangguk pelan. Jika diingat apa yang terjadi ke belakang, D'Marvell Florist mustahil bisa diselamatkan jika Daniel tidak membantunya.Berkat koneksi dan kekuasaan yang dimilikinya membuat Daniel bisa mendapatkan

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   78. Amarah yang Membara

    Kamar itu terlihat temaram. Lampu tidur yang berada di sisi ranjang tidak mampu menerangi seluruh ruangan hingga membuat sebagian terlihat gelap. Sepasang insan yang berada di atas ranjang bergumul mesra, saling berbagi peluh serta kehangatan.Erangan dan desahan berulang kali lolos dari bibir si wanita setiap kali sang kekasih bergerak di dalamnya. Menghasilkan gelenyar aneh yang menjalari seluruh tubuhnya. Namun, entah mengapa kali ini terasa ada yang berbeda meskipun dia sudah berusaha keras menikmatinya."Bisa lebih cepat, Vin?""Anything for you, Babe."Wanita itu menyambut bibir sang kekasih dengan senang hati. Saling melumat dan bertukar saliva demi mencapai puncak kenikmatan seperti yang dia inginkan."Erngh ...." Erangan halus keluar begitu saja dari bibirnya ketika Kevin berhasil menumbuk titiknya yang paling dalam. Kedua tangannya meremas rambut Kevin dengan erat, meminta lelaki itu agar memperdalam ciuman mereka. Sedangkan kedua kakinya melingkar di pinggang Kevin dengan

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   77. Terima Kasih, Papanya Marvell

    Beberapa hari ini terasa sangat panjang dan melelahkan bagi Bellia. Seluruh waktunya hampir dia habiskan untuk mencari supplier. Dia bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan nasib toko bunganya jika tidak kunjung mendapatkan supplier baru.Namun, Bellia bisa bernapas sedikit lega sekarang. Kekhawatiran yang sempat menggelayuti pikirannya perlahan-lahan sirna. Toko bunganya yang terancam tutup karena masalah supplier kini kembali berjalan normal seperti biasanya, bahkan lebih ramai dari biasanya.Semua karena Daniel. Lelaki itu tidak hanya membantu dirinya mendapatkan supplier baru, akan tetapi juga ikut membantunya di toko.Seharusnya Daniel kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaannya seperti biasa setelah memastikan toko bunganya sudah mendapat supplier baru. Namun, lelaki itu malah membantunya dan Dita melayani pelanggan yang datang, padahal dia sudah melarang."Mas Daniel kenapa repot-repot bantuin aku, sih? Aku 'kan masih bisa ngerjain sendiri.""Tidak apa-apa,

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   76. Sang Penolong

    "M-Mas Daniel?" Bellia tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya ketika melihat Daniel.Sejak kapan Daniel berdiri di belakangnya? Apa lelaki itu mendengar semua pembicaraannya dengan Dita?Bellia tanpa sadar menggigit bibir bagian bawahnya dengan cemas. Dalam hati dia berharap semoga Daniel tidak mendengar pembicaraannya dan Dita karena dia tidak ingin merepotkan lelaki itu lagi."Kenapa kamu terkejut ketika melihatku? Dan apa maksudmu dengan merepotkan? Apa terjadi sesuatu?" Daniel menatap Bellia yang berdiri gugup di hadapannya dengan lekat.Dia sengaja datang ke D'Marvell Florist karena ingin mengajak Bellia dan Marvell makan siang bersama. Selain itu dia ingin meminta penjelasan mengapa Bellia selama beberapa hari ini sulit sekali dihubungi. Wanita itu bahkan tidak mengirim bekal makan siang untuknya lagi."Ti-tidak ada apa-apa kok, Mas. Semua baik-baik saja.""Sungguh?" Alis Daniel terangkat sebelah. Entah mengapa dia merasa kalau Bellia sedang menyembuyikan sesuatu darinya.Be

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   75. Sebuah Ancaman

    Bellia berdiri di tengah toko bunganya, menatap pot-pot kosong yang berjejer rapi di rak kayu. Aroma bunga yang biasanya memenuhi ruangan kini tinggal sisa samar, digantikan hawa sepi yang menusuk.Sudah lima hari Bellia berusaha mencari supplier baru, menelepon satu per satu kontak supplier yang ada di buku catatannya, bahkan sampai menghubungi kenalan jauh yang memiliki kebun bunga.Namun, jawaban mereka selalu sama. Mereka mengatakan kalau stok bunga sedang habis atau sudah bekerja sama dengan toko bunga lain.Penolakan itu seperti pukulan kecil bagi Bellia. Dia merasa harapannya perlahan-lahan runtuh, digantikan rasa cemas yang begitu mencekik lehernya.Toko bunga kecil ini adalah satu-satunya harapan miliknya. Usaha yang dia bangun dengan susah payah dan air mata. Bellia tidak bisa membayangkan papan 'Toko Tutup" akan tergantung di pintu. Bellia tidak bisa membayangkan usaha yang sudah dia bangun selama bertahun-tahun lamanya hancur begitu saja.Bellia terduduk lesu di kursi kasi

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   74. The Power Of Love

    Semua karyawan D'Moiz Company kompak menghentikan aktivitas masing-masing ketika sang presdir berjalan melewati mereka. Seluruh kepala menunduk dalam untuk menghormati kedatangan sang pewaris tunggal. Aura Daniel yang tegas dan dominan membuat seluruh karyawan segan menatapnya. Jika sekali saja mereka berbuat salah, bisa dipastikan karir mereka tidak akan ada yang selamat."Apa kamu sudah menghubungi vendor yang akan bekerja sama dengan kita?""Sudah, Pak." Sebagai sekretaris sekaligus orang kepercayaan, Khaisar menjawab dengan lugas pertanyaan yang Daniel lontarkan."Pastikan sekali lagi jadwal pertemuan kita dengan vendor tersebut. Aku tidak ingin ada kesalahan lagi," ucap Daniel tanpa menoleh pada Khaisar yang berjalan di belakangnya."Siap, Pak." Khaisar mengangguk patuh. Kening lelaki bersurai cokelat itu berkerut dalam karena Daniel tiba-tiba berhenti melangkah."Ada apa, Pak? Apa ada masalah?""Kamu!" Bukannya menjawab, Daniel malah menunjuk seorang karyawan perempuan yang berd

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   73. Something Trouble

    Bellia memilih menutup roomchat-nya dengan nomor asing tersebut lalu memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas. Perasaan cemas sekaligus takut bercampur menjadi satu di dalam dirinya sebab dia baru pertama kali ini mendapat ancaman dari seseorang yang tidak dikenal.Orang itu bahkan mengetahui identitas lengkapnya, alamat rumah, bahkan nama mendiang kedua orang tuanya.Siapa orang ini sebenarnya? Apa orang tersebut ada hubungannya dengan Daniel?Bellia mengusap wajahnya dengan kasar lalu mengendarai motornya menuju D'Marvell Florist. Jujur saja Bellia tidak bisa bernapas dengan tenang semenjak mendapat pesan ancaman dari nomor asing tersebut meskipun dia selalu berusaha terlihat baik-baik saja. Bagaimana pun juga Bellia takut orang tersebut melakukan sesuatu hal yang buruk pada dirinya jika tidak mau menjauhi Daniel.Semoga saja hal yang dia takutkan tidak pernah terjadi. Semoga ....Bellia akhirnya tiba di D'Marvell Florist setelah menempuh perjalanan kurang lebih lima belas menit. D

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   72. Pesan Bernada Ancaman

    Matahari masih belum terbit, tapi Bellia sudah sibuk menyiapkan sarapan di dapur. Jemari lentiknya begitu terampil menyiapkan bahan dan meracik bumbu masakan.Pagi ini Bellia ingin membuat sambal goreng tahu, tempe, dan kentang serta ayam goreng. Sejak kecil Bellia sudah terbiasa memperhatikan sang nenek yang sedang memasak, karena itu dia tidak merasa kesulitan saat memasak. Marvell pun selalu memuji jika masakan Bellia paling enak sedunia dan Bellia merasa sangat tersentuh ketika mendengarnya.Tepat pukul enam semua masakan Bellia sudah siap dihidangkan. Dia mengambil sebuah kotak makan yang berada di rak setelah itu mengisinya dengan nasi, sambel goreng tempe, dan ayam goreng. Tidak lupa dia menambahkan beberapa potong buah di dalamnya.Bellia tanpa sadar tersenyum ketika melihat bekal yang sudah dia siapkan untuk Daniel hari ini. Terhitung sudah tiga hari berturut-turut dia menyiapkan bekal untuk lelaki itu, padahal Daniel sudah melarangnya mengirim bekal karena tidak ingin merepo

  • Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin   71. Ketakutan Daniel

    Daniel, Bellia, dan Marvell tidak langsung pulang setelah makan siang. Mereka mampir ke sebuah toko buku dan mainan yang ada di pusat perbelanjaan untuk memenuhi permintaan Marvell.Marvell langsung berlari menuju rak buku khusus untuk anak-anak begitu memasuki toko. Kedua matanya yang mirip Daniel memancarkan binar penuh antusias. Tangannya yang mungil berusaha meraih buku yang berada di rak lumayan tinggi, membuat Bellia tersenyum ketika melihatnya."Marvell boleh pilih dua, Ma?" tanya Marvell terdengar polos.Bellia mengangguk sambil mengusap puncak kepala Marvell dengan gemas. "Boleh, Sayang.""Kalau tiga?" Marvell menatap Bellia dengan penuh harap, mencoba menguji batas kesabaran ibunya.Bellia tertawa kecil. "Jangan banyak-banyak ya, nanti bukunya tidak kebaca semua 'kan sayang."Marvell mengangguk patuh lalu memilih buku dengan penuh pertimbangan. Sedangkan Bellia malah menatap Daniel yang sedang duduk di kursi tunggu sambil memainkan ponselnya.Bellia sadar kalau Daniel lebih

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status