Share

Vitamin Kehidupan

~Dalam kondisi seburuk apapun, tetap yang paling khawatir adalah orangtua~

Jidan menutup pintu mobilnya. Ia menendang rodanya, kesal sendiri dengan situasi yang ada sekarang. Malam semakin larut. Ia jelas belum mendapat kabar baik dari Yoga. Jidan melihat ke arah pintu rumahnya. Ada seseorang yang menunggunya di ambang pintu. Papanya.

"Nak, kamu baru pulang?" tanya Papanya Jidan. Jidan hanya mengangguk. Wajahnya tampak lelah sekali.

"Papa buatkan teh ya. Ayo masuk dulu. Kamu pasti capek."

Papa Jidan melangkah masuk ke dalam dapur. Ia membuatkan secangkir teh hangat untuk Jidan. Jidan meletakkan jaketnya di atas sofa. Kemudia dia menjatuhkan badannya begitu saja. Satu tangannya sibuk memijat kepalanya sendiri.

"Papa dari tadi nungguinnya?" tanya Jidan yang melihat papanya datang dengan membawa secangkir teh hangat.

"Iya. Mama yang suruh. Kata Mama, Papa enggak boleh tidur sebelum kamu pulang. Ini tehnya, dimin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status