Beranda / CEO / Cinta Para Cassanova / 01 : Pengantin Tanpa Mempelai Pria 

Share

Cinta Para Cassanova
Cinta Para Cassanova
Penulis: Ami Pradana

01 : Pengantin Tanpa Mempelai Pria 

Penulis: Ami Pradana
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-28 07:23:53

“Kamu sebenarnya mengundang siapa untuk mendampingimu malam ini?“ tanya Jordi masih dengan nafas terengah-engah begitu menemukan Dava. 

 “Tentu saja Kirana artis pendatang baru yang sudah dua tahun ini kuincar,“ jawab Dava santai dengan merapikan ujung rambut di depan kaca.

“Benar? Kamu tidak melupakan sesuatu?” tanya Jordi lebih lanjut.

Dava tampak berpikir kemudian menggelengkan kepalanya. Penyanyi tampan dengan karier mentereng yang menciptakan sendiri lagu-lagunya ini sudah terkenal sebagai Playboy profesional di dunia hiburan. Apalagi di dukung dengan visual tampan yang ia miliki.

“Dasar Playboy kadal, di depan hotel ada Kirana dan juga Vika yang sudah menunggu di dalam mobil untuk kamu jemput, mereka tidak bisa masuk tanpa undangan.“

Dava mulai pucat, “Sial, kenapa aku bisa lupa membatalkan janji dengan Vika!“ Dava begitu senang karena Kirana akhirnya bisa menerima ajakannya setelah puluhan kali di tolak dan melupakan bahwa ia sudah memiliki janji dengan Vika jauh sebelumnya. Vika adalah reporter salah satu majalah yang sudah satu bulan ini Dava kencani.

“Bagaimana ini? Jika aku menghampiri Kirana, maka Vika bisa menulis berita buruk esok harinya. Tapi jika aku memilih Vika, bagaimana dengan Kirana yang setelah sekian lama aku dambakan.“

Dava mondar-mandir kebingungan, Gavin dan Arka malah tersenyum penuh kegembiraan melihat masalah yang telah diciptakan Dava. Arka dan Gavin memang sepakat tidak ingin mengajak wanita di pernikahan Ara karena ingin menikmati setiap momen bahagia adiknya itu. Bagi Gavin berfoto di pernikahan Ara dengan wanita yang belum tentu jadi bagian keluarga mereka kelak, akan merusak kesakralan album pernikahan milik adiknya nanti.

“Bukankah aku sudah memutuskan Vika?“ tanya Dava pada Jordi asistennya.

“Belum, jatuh tempo putusnya masih seminggu lagi!“ jelas Jordi asisten yang tahu betul berapa lama artisnya itu mampu bertahan dalam sebuah hubungan.

“Haiiiss bagaimana ini? “

Come one you need to choose which one! Mereka sudah meneleponku berkali-kali!“ desak Jordi

Dava berjalan keluar dari ruang ganti menuju lobi hotel dimana terdapat mobil kedua gadis itu. Di belakangnya mengekor ke dua sahabatnya Gavin dan Arka yang mengenakan setelan tuxedo mewah berwarna biru tua. outfit senada yang didesain langsung oleh desainer kenamaan langganan para artis.

Tak berapa lama kemudian dua gadis berbalut gaun pesta itu sama-sama keluar dari mobil mencari keberadaan Dava yang sudah sekian lama belum terlihat menghampiri mereka. Mata mereka nanar ke setiap arah. Dava segera bersembunyi di balik tanaman hias lobi hotel, menenggelamkan tubuhnya agar tidak terlihat oleh kedua gadis itu.

“Tak bisakah kamu batalkan semua saja?” tanya Dava pada Jordi dengan wajah memelas.

“Kamu gila! mereka sudah berdandan rapi dan siap memasuki acara pesta,“ pekik Jordi sinis mengisyaratkan bahwa itu sulit terjadi.

Di tengah kerisauan Dava, kedua temannya Arka dan Gavin berjalan menuju depan hotel dengan penuh pesona. Mereka menghampiri Kirana dan Vika yang berdiri sedikit berjauhan tanpa mereka sadari tengah menunggu pria yang sama. Gavin berjalan menuju Kirana dan Arka ke arah Vika.

“Kamu bisa masuk bersamaku terlebih dulu, Dava sedang ada keperluan membantu Ara bersiap,“ ucap Arka sambil menyodorkan lengannya untuk diraih Vika. Kini reporter cantik dengan rambut seleher itu membalas ajakan Arka dengan meraih tangan pria tampan itu. Di antara Dava dan Gavin visual tertampan paling menonjol adalah Arka. Ia memiliki garis wajah tegas yang merupakan hasil perkawinan silang Indo-Ausi. Tingginya hampir 180 Cm dengan tubuh bidang berotot.

My pleasure!“ Vika merangkul lengan Arka, gadis itu begitu terpukau dengan ketampanan pria tinggi besar yang kini berjalan seiring dengan langkahnya.

“Gila nih cowok serbuk berlian abis! Andai saja dia bukan sahabat Dava.“ guman Vika di dalam hati.

“Kenalkan aku Gavin CEO di manajemen artis Stone yang membawahi Dava. Ia sedang sibuk membantu Ara. Kamu bisa masuk lebih dulu bersamaku!“ ucap Gavin sambil menjabat tangan Kirana.

“Oh iya, aku Kirana, senang bisa mengenalmu!“ Tangan lembut Kirana kini menyambut jabatan tangan itu. Gavin kemudian menyodorkan lengannya untuk di gandeng oleh Kirana pemeran film terkenal yang sedang naik daun.

Kini baik Gavin dan Arka tengah berjalan bersama dua gadis Dava menuju ballroom, Dava hanya bisa menatap datar dari balik pohon hias hotel. Entah harus bersyukur karena telah diselamatkan atau merasa khawatir karena dua wanitanya kini tengah berada di tangan Playboy lain, yang bisa saja membuat ia harus kehilangan keduanya secara langsung.

***

Pesta pernikahan hanya tinggal sepuluh persen saja yaitu kedatangan pengantin laki-laki yang hingga menit ke-lima sebelum ikrar akad diucapkan tak kunjung terlihat. Tak ada kabar apa pun dan juga tak bisa dihubungi. Ferdi Si pengantin pria seperti lenyap ditelan bumi. Ara begitu cantik berbalut gaun pengantin dengan tatanan rambut kepang dihiasi lilitan manik mutiara kecil yang mengitari tiap lekuk rambut coklatnya, penampilannya sempurna dengan make up tipis di atas wajah cantiknya, tetapi sayang pria yang ingin ia tunjukkan betapa cantik dirinya tidak akan pernah menatapnya penuh haru saat berjalan di altar.

Ara kini sibuk mengecek handphone keluaran terbaru brand dengan logo apple mencoba menghubungi Ferdi yang tak ada respons sedikit pun.

“Bagaimana? Ada kabar dari Ferdi?“ Tanya Dava yang sedari tadi menemani Ara di ruang tunggu pengantin perempuan setelah kejadian Vika dan Kirana yang kini tengah berada di ruang pesta. Ia sudah tidak bisa menampakkan lagi batang hidungnya di hadapan mereka dan memilih berada di samping Ara, setidaknya di sini ia bisa mendekati jajaran bridesmaid cantik teman Ara.

“Nomornya masih tidak aktif,“ jawab Ara.

“Sialan, akan kulumat dia jika sengaja tidak datang!“ maki Dava setelah bersabar satu jam lebih menunggu kedatangan Ferdi dari acara yang dijadwalkan.

Tiba-tiba wajah Ara padam ketika layar handphone yang ia pegang menyala dan menampilkan pesan di layarnya.

Braaakkk

Perhatian mereka seketika beralih pada Gavin yang dengan keras membuka pintu ruang tunggu pengantin. Jelas ia datang dengan raut kesal setelah sekian lama membuat para tamu undangan bersabar untuk menunggu.

“Apa belum ada jawaban dari Ferdi?” Tanya Gavin begitu masuk.

“Kak, sepertinya aku tidak jadi menikah hari ini,“ jawab Ara sambil menepuk pundak Gavin sang Kakak yang penuh kecemasan.

“Hah, maksudmu apa?“ tanya Gavin

“Ferdi baru saja mengirim SMS, dia bilang tidak bisa menikah denganku.“

Gavin terkejut raut wajah tampannya mulai terlihat urat-urat kemarahan yang siap meledak. Ia baru tahu sedang dipermainkan oleh Ferdi. Seorang pemuda yang ia kira pria baik sehingga dengan legowo mempersilahkan adiknya dipersunting olehnya yang bahkan tidak sepadan dengan status keluarga Ara dan Gavin sebagai anak konglomerat dengan Ferdi yang baru saja membangun usaha franchise dibidang makanan. Gavin menatap wajah adiknya, tampak jelas raut kesedihan meski tak ada air mata keluar dari pelupuk matanya. Saat Gavin memegang tangan Ara, tangan putih itu terasa sangat dingin.

Gavin memeluk Ara, “Tak apa, kakak akan membereskan semuanya,“ ucap Gavin di pelukan adiknya.

“Aku ingin pergi ke aula pernikahan kak. Tolong gandeng tanganku menuju altar seperti rencana semula,” pinta Ara

“Apa maksudmu? Itu akan mempermalukanmu. Kakak yang akan ke sana dan menyampaikan bahwa pesta batal!“

“Tidak kak, kita sudah habis uang banyak untuk pesta ini dan juga biaya yang tak murah untuk membuatku terlihat cantik dengan gaun pengantin ini. Setidaknya biar para tamu tahu betapa seorang sepertiku tidak cocok dipermainkan.“

Gavin menuruti perkataan adiknya, seorang yang ia jaga dan besarkan dengan penuh kasih sayang tanpa kehadiran orang tua mereka.

“Aku akan pastikan kamu membayar semuanya bahkan lebih daripada yang kamu bayangkan Ferdi,” ancam Gavin dalam hati sambil menggandeng tangan Ara menuju ruangan pesta.

Pintu putih besar aula pernikahan dibuka, sorot lampu di arahkan pada mereka. Nenek kakek Gavin berjalan tertatih menuju pada ke dua cucunya itu. Mereka begitu kelelahan mengitari tiap meja tamu dan meminta maaf mengenai keterlambatan pesta pernikahan cucu perempuan satu-satunya.

“Apa yang terjadi? Ferdi belum datang tetapi kalian tetap menuju altar?“ tanya mereka yang usianya sudah mendekati 70 tahun.

“Setelah ini kami akan jelaskan, mohon tunggulah di sini,“ jelas Ara lirih.

Mereka melanjutkan langkahnya menuju altar, Gavin melepaskan rangkulan tangan Ara di lengannya. Membiarkan adiknya menuju podium, tamu yang sedari tadi sudah berdiri terdiam sunyi menunggu apa yang akan di ucapkan mempelai tanpa pengantin pria itu.

“Selamat malam semuanya, terima kasih sudah datang di acara yang semula adalah pesta untuk pernikahanku,“ ucap Ara terlihat tabah, ia menutupi semua kesedihan dan sakit hati yang ia rasakan. Juga menahan air mata yang sudah siap menyusup ke celah pelupuk matanya.

“Pesta malam ini akan tetap berlanjut meski tanpa mempelai laki-laki. Anggap saja ini adalah jamuan makan malam pesta ulang tahunku yang jatuh minggu depan. Aku harap kalian bisa menikmati makanannya, kami sudah memilihkan menu terbaik di hotel ini dengan teliti. Rasanya akan hambar jika memakannya dengan bergunjing. Katakanlah hal-hal baik di depan makanan. Trimakasih dan selamat menikmati,“ ucap Ara sambil tersenyum. Perlahan ia berjalan meninggalkan ruangan pesta. Para tamu saling menatap satu sama lain hingga akhirnya para pemain band mulai memainkan musik untuk memecah keheningan, semua pelayan hotel juga mulai menyiapkan menu pada meja para tamu, sementara Ara dan keluarga besarnya berjalan meninggalkan ballroom mewah itu untuk naik ke kamar hotel.

Bab terkait

  • Cinta Para Cassanova   02 : Kau Memilih Musuh yang Salah

    Praaaakkk...Tongkat itu terjatuh ke lantai setelah sebelumnya dilempar ke arah Gavin meninggalkan luka robek kecil di ujung kiri kening Gavin. Tubuh laki-laki itu tetap terdiam meski sempat menyeringai kesakitan. Nenek Gavin yang terkejut langsung menatap tajam ke arah kakek Gavin yang sudah membuat cucunya terluka. Belum sempat ia marah tangannya di raih oleh Tante Geby, sambil memberikan isyarat gelengan kepala agar tidak ikut campur.Tante Geby seperti orang tua pengganti bagi Gavin dan Arabella setelah kecelakaan pesawat yang merenggut nyawa ke dua orang tua mereka yang tak lain adalah kakak Tante Geby. Ia rela tidak menikah hanya untuk membesarkan ke-dua keponakannya yang masih kecil ketika itu. Meski ia begitu mencintai mereka seperti darah daging sendiri, tetapi kali ini ia berada di pihak orang tuanya. Ia merasa kecewa pada Gavin yang telah lengah pada Ferdi yang ternyata hanya mempermainkan Ara.“Inikah hasil didikanmu sebaga

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-28
  • Cinta Para Cassanova   03 : Adik Tiga Pria

    Tiga bulan sebelum pesta pernikahanDiusia Ara ke 25 tahun, ia mulai memperkenalkan sosok Ferdi sebagai pria pertama yang telah ia pilih menjadi kekasihnya. Ara bertemu Ferdi disebuah seminar kampus sebagai narasumber, perkenalan semakin dalam hingga mengantarkan mereka pada hubungan sepasang kekasih yang kini harus ia kenalkan kepada ketiga kakaknya itu.Malam ini mereka bertiga akhirnya bertemu dengan Ferdi dan Ara di sebuah Club NintyNine tempat Gavin, Arka dan Dava sering menghabiskan waktu untuk berpesta dimalam hari. NintyNine adalah club ternama tempat orang-orang highclass berpesta tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalam apalagi menjadi member di sini.Ara menggandeng lengan Ferdi menuju ke arah dua pria yang tengah bercengkerama di depan bartender pria berusia dua puluhan, tangannya terlihat lihai dalam mencampur minum beralkohol dan juga cocktail

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-28
  • Cinta Para Cassanova   04 : Mari Tidur di Kamar yang Sama

    Rumah pagi ini dibuat gempar atas kepergian Ara yang tiba-tiba dan hanya meninggalkan secarik kertas berisi izin keberangkatan ke ItaliaSelamat pagi Tante Geby dan Kak Gavin,, Ara akan tetap pergi ke Italia sesuai rencana awal meski tanpa Ferdi. Aku rasa sangat disayangkan jika tiket pesawat bahkan hotel harus hangus, lagi pula aku juga butuh penyegaran. I’m fine jadi jangan khawatir. “Aku harus menyusul Ara ke sana, dia tidak pernah keluar negeri sendirian,” tegas Gavin di depan tante Geby dengan raut khawatir.“No Vin, Just leave her to calm down! Ara sudah dewasa Vin, kamu tidak harus selalu membayangi dia. Ara juga butuh me time,” bantah Tante GebyGavin terdiam, lagi pula ia memiliki jadwal padat di kantornya. Sangat mustahil membatalkan beberapa jadwal penting demi menyusul Ara. Meski begitu ia masih mencemaskan Ara. Ia merasa bersalah karena menjadi alat balas dendam Ferdi padanya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-28
  • Cinta Para Cassanova   05 : From Italia to Swiss

    Milan, Italia Pagi ini Arka bangun lebih awal, ia segera membuka tirai jendela kamar hotel, menyaksikan jalan yang mulai rame oleh pejalan kaki. Sebagian orang tampak berjalan membungkuk menahan hawa dingin yang menerpa tubuh mereka meski sudah mengenakan pakaian hangat. Masih ada tiga jam sebelum rapat dengan investor di kantor yang berada tak jauh dari hotel ini, Arka segera mandi dan menyeduh kopi, cahaya silau dari jendela dan aroma kopi membangunkan Ara yang sebelumnya masih tertidur pulas, ia merenggangkan tubuhnya dan duduk dengan rambut yang berantakan. “Ck ck ck, apa kamu pergi ke Italia hanya untuk pindah tidur, orang lain pergi berlibur sengaja bangun pagi dan segera berwisata tapi kamu malah masih bermalasan di tempat tidur,“ sindir Arka Ara menatapnya sinis, “Kamu bawel sekali seperti mertua yang melihat menantunya bangun kesiangan!” “Lap dulu air liurmu itu baru membantah!“ Arka tersenyum simpul sambil menyeruput kopi hitamnya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-11
  • Cinta Para Cassanova   06 : Black Party

    Rapat sudah berlangsung selama dua jam dan belum menemukan jalan keluar dari turunnya harga saham setelah batalnya pernikahan Ara yang mulai tersebar. Wajah dewan direksi mulai menunjukkan raut kesal dan lelah membuat Kakek, Tante Geby dan Gavin yang berada dalam rapat itu mulai terpojok. Mereka harus membuat para dewan tenang dengan keputusan apa yang akan mereka ambil.“Buat Ferdi dan keluarganya tersandung masalah, cari masalah sekecil apa pun yang bisa menyeret mereka pada unsur Pidana. Blow up beritanya, dan sogok media agar membuat Ferdy menjadi orang jahat sehingga simpati akan segera mengalir pada Ara,“ ucap Kakek Gavin menutup rapat yang mulai membuat ia lelah, mengingat usianya yang tak lagi muda.“Baik akan segera saya laksanakan! “ jawab Damar“Waktumu hanya 24 jam! “ Damar mengangguk pada perintah Kakek Gavin.Keputusan final kakek Gavin membuat sebagian dewan mulai tenang dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-11
  • Cinta Para Cassanova   07 : Please Save Me!

    Tiga puluh menit sudah berlalu sejak Gavin dan Ferdi keluar namun belum juga datang menjemput Dava. Entah bagaimana Dava yang resah mulai menuangkan gelas demi gelas wiski ke kerongkongan yang terus terasa kering menahan rasa gelisah berada di dekat Dina yang tak henti membelai dada bidang milik Dava tak butuh waktu lama ia runtuh dan tak sadarkan diri. Selang dua jam setelah kepergian Gavin ia menemukan dirinya tengah terkapar di sebuah kamar hotel mewah sendirian dengan hanya menggunakan celana boxer, sayup-sayup ia dengar nyanyian sumbang Dina di dalam kamar mandi.Dava duduk, ia mulai mencerna semua yang terjadi, kepalanya masih pusing, dan terus memijat keningnya untuk mengurangi rasa sakit kepala yang di derita. Sontak ia terkaget dengan kedatangan Dina dari kamar mandi tengah mengenakan busana setelah G string menerawang, lemak dan juga kerutan memburai dari setiap sisi tubuh wanita paruh baya itu.“Astaga, mati aku kenapa Gavin lama seka

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-14
  • Cinta Para Cassanova   08 : Tentang Rasa yang Terpendam

    Zermatt, Swiss “Bukankah menginap di sini sangat mahal? Kamu benar-benar tahu cara menghamburkan uang kakekmu untuk laki-laki yang malah kabur di hari pernikahan,“ canda Arka setelah mereka memasuki Chale sebuah penginapan mirip Vila pribadi yang sudah Ara pesan jauh hari sebelum pesta pernikahan. Mata Ara melotot tajam ke arah Arka setelah mendengar perkataan Arka yang menusuk hatinya. “Ups,, maaf!“ Arka segera merangkul pundak gadis yang tengah menatapnya tajam itu. “Aduh dingin sekali, aku tidak pernah suka berlibur saat musim dingin apalagi pada daerah bersalju,“ lanjut Arka sambil merangkul erat pundak Ara. Arka berkeliling di Chale yang sebagian besar bangunannya terbuat dari kayu, ada perapian di depan ruang keluarga, sebuah jacuzzi outdoor yang terletak menghadap pegunungan. “Dingin sekali, di mana kamarku? Aku sangat lelah dan ingin tidur?” tanya Arka pada Ara yang sedang naik tangga dengan menenteng koper miliknya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-15
  • Cinta Para Cassanova   09 : Singa di balik Kucing

    Sebuah gudang pengap berdiri di antara jajaran industri lain di kompleks pergudangan pinggiran kota Jakarta, sebuah gudang tua yang lama ditinggalkan karena kebakaran ruang produksi pada bagian belakang 10 tahun silam. Cat mulai memudar di bakar sinar matahari dan juga debu tanpa adanya perawatan, bahkan rumput mulai tumbuh di cela-cela rekahan lantai. Sarang laba-laba juga bertengger di setiap sisi menambah kesan misteri gudang dengan luas hampir satu hektare. Gavin dan Dava membuka pintu besi besar berwarna hijau gudang ini, membuat ruang yang awalnya hanya temaram cahaya lampu neon kuning kini di susupi lampu terang mobil Gavin yang sengaja tak ia padamkan. Seseorang tengah duduk tak berdaya di kursi kayu dengan tangan dan kaki terikat, wajahnya sudah penuh lebam dan baju yang mulai berantakan bekas dihajar tiga orang anak buah Damar yang kini tengah bermain kartu di meja sebelah Ferdi berada. Ada sebuah perapian yang mereka buat dari drumb besi bekas oli samping meja mer

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-15

Bab terbaru

  • Cinta Para Cassanova   157 : Lima Tahun Kemudian (Tamat)

    Lima tahun Kemudian“Halo Kak Nay, apakah Arka ada di rumahmu sekarang? Beritahu padanya untuk cepat pulang,” kata Ara di dalam teleponnya.“Bukankah dia ada di rumahmu? Dia berkata bahwa Arka sedikit tidak enak badan dan akan membawakan vitamin.”Hening sejenak di dalam sambungan telepon, mereka mencium aroma licik dari kedua suami mereka. Ara segera menambahkan Arumi ke dalam panggilan grup WA.“Apakah Gavin dan Arka di sana sekarang?” tanya Ara.“Tidak, bukankah dia ada di rumah Gavin untuk bermain bilyard?”Tiga wanita di dalam sambungan telepon itu terdiam. Amarah menjalar dari ujung kaki hingga kepala mereka. Nayara yang sedang memegang pisau dapur segera mencacah timun di talenan dengan keras, Ara yang sedang mengulaskan pensil alis di wajahnya mematahkan pensil itu hingga menjadi dua, sementara Arumi yang sedang mengolesi roti dengan selai stroberi melahap langsung dua lapis roti sekaligus.Ara mendengus saat ponsel Ar

  • Cinta Para Cassanova   156 : Kekacauan

    Tiga hari kemudianAra sibuk membuat coretan di kertas putih dengan tatapan penuh antusias dari Nayara dan Gavin.“Bagaimana gaunnya tampak indah kan?”Ara menunjukkan hasil coretannya yang dibuat tak kurang dari lima menit.Gavin menggeleng, “Tidak, dadanya terlalu terbuka, buatlah seperti gaun Cate Maddleton waktu menikah. Tapi belahan dadanya jangan terlalu rendah.”Ara menghela nafas, ia kemudian membuat gambar lagi dengan inspirasi gaun pengantin Cate Maddleton namun sedikit ia rubah pada bagian bawah dan juga bagian lengan.“Seperti ini?” tanya Ara lagi.“Tidak-tidak, bagian roknya terlalu mengembang.”Ara kembali menyobek kertas itu, meremasnya dengan erat lalu membuangnya ke sampah. Ia kembali menggambar contoh baju pengantin dan menyodorkan kembali pada kakaknya.“Tidak, ini terlalu sederhana.”Ara yang jengkel akhirnya membanting pensilnya di me

  • Cinta Para Cassanova   155 : Persyaratan Nikah

    Gavin bergegas menuju gedung pusat Leaf Corp masih dengan pakaian kemarin yang lusuh. Ia hanya sempat membasuh wajahnya dengan air mineral, sebenarnya ia bisa saja menggunakan toilet di SPBU tapi ia belum terbiasa menggunakan toilet bersama selain hanya untuk buang air dalam keadaan mendesak.Begitu memasuki ruang kerja kakeknya Gavin terkesiap begitu mendapati bahwa Nayara sudah berada di dalam.“Apa yang sudah kakek katakan padanya?” tanya Gavin dengan wajah yang dingin.Nayara segera bangkit dari tempat duduknya dan meraih lengan Gavin.“Tenanglah, Kakek hanya menyuruhku untuk berkunjung.”Kakek Gavin mendengus dengan wajah yang acuh, “Apa kamu selalu punya pikiran buruk tentang kakekmu?”Gavin terdiam dan Nayara hanya mampu mengucapkan kata “Maaf” untuk mewakili Gavin.“Lihatlah penampilanmu sangat mengerikan hanya dalam tiga hari setelah memutuskan hubungan dengan keluargamu s

  • Cinta Para Cassanova   154 : Pernikahan Dava

    Di pagi hari Dava terus menyeret tubuh Gavin untuk bangun, Gavin bersikeras melawan tindakan Dava. Ia tetap menarik selimut dan memilih tidur kembali. Dava tak menyerah dan terus menyeret tubuh Gavin turun dari ranjang.“Aku masih mengantuk, ini masih jam enam. Apa yang kamu inginkan sebenarnya!” pekik Gavin jengkel.“Bantu aku membeli Jas baru, ini adalah harus pernikahanku. Aku tidak mungkin memakai jas yang lama. Antar aku juga membeli cincin pernikahan. Ayolah waktuku tidak banyak!”“Pergilah tidur, sepertinya kamu masih bermimpi!”“Cepatlah mandi dan jadilah saksi di pernikahanku!”Dava mendorong tubuh Gavin ke kamar mandi. Gavin tak punya pilihan lain kecuali mandi dan mengikuti perkataan tuan rumah.Sepanjang pagi ia merasa lelah karena mengantar Dava membeli jas baru di salah satu desainer dan juga ke toko perhiasan. Ia bahkan melupakan jadwal sarapan karena terus mengikuti Dava.

  • Cinta Para Cassanova   153 : Taruhan

    Arumi sampai di rumah ketika tengah malam, ayahnya sudah menunggu dengan penuh amarah di ruang tamu. Lampu ruang tamu yang sengaja di matikan membuat Arumi tidak menyadari bahwa ayahnya tengah duduk menatap dirinya yang berjalan dengan mengendap-endap seperti seorang pencuri.“Apakah kamu baru saja bersenang-senang dengan Dava?”Arumi terkejut pada suara berat yang baru saja menghentikan langkahnya .“A-ayah,” keringat dingin mulai mengucur di dahi Arumi. Saat lampu di nyalakan ia bisa melihat seringai dingin dari tatapan ayahnya .“Maaf ayah, aku terlambat datang. Ada acara pesta pernikahan teman.”“Oh, ada Dava juga kan di sana? Kenapa kamu masih saja mengekor pada pria itu. Bukankah kamu bilang akan pergi melanjutkan study ke Australia?”“Ayah, itu adalah keputusan yang aku buat dalam keadaan tidak jernih. Aku tidak bisa pergi ke sana lagi sekarang.”“Apakah itu kare

  • Cinta Para Cassanova   152 : Malam Pengantin

    Pernikahan berlangsung lancar, banyak pasang mata yang merasa iri pada visual kedua pengantin yang seperti pangeran dan putri dari negeri dongeng. Mereka bahkan berasal dari status tinggi yang sama. Saat Leaf Corp dan Sparkling Cosmetic bersatu, keduanya akan menjadi kekuatan bisnis yang besar. Kakek Gavin banyak mendapat sanjungan dari semua tamu bisnis tentang berapa beruntungnya ia mendapatkan cucu menantu dengan kualifikasi seperti Arka.“Aku merasa bahagia saat melihat pasangan Ara, tapi menjadi begitu jengkel saat menoleh pada pasangan Gavin,” keluh Kakek Gavin pada istrinya.“Kita sudah tua, kenapa kamu tak membiarkan mereka hidup dengan pilihannya masing-masing. Aku tidak ingin Gavin menjadi seperti Geby yang pada akhirnya memilih untuk tidak menikah. Aku sudah tua dan ingin mati dengan tenang tanpa memikirkan Geby dan juga Gavin akan menua sendiri.”Mendengar perkataan istrinya, urat tegang di wajah Kakek Gavin mengendur. Pandang

  • Cinta Para Cassanova   151 : Hari Pernikahan

    Ara bersiap di ruang tunggu pengantin perempuan, ia sangat cantik dengan balutan gaun pengantin putih off-shoulder dengan A-line dengan model ini bagian bahu dan leher Ara terlihat sangat indah dengan kulitnya yang seputih susu.Di dalam ruang itu Ara sedang di temani oleh Nayara dan juga Arumi yang tampak cantik dengan gaun bridesmaid model A-line berwarna biru laut.“Oh, ternyata kamu yang akhirnya di nikahi Arka?” kata Bela begitu memasuki ruang tunggu pengantin. Ia mengenakan gaun berwarna merah dengan belahan kaki hampir setinggi pangkal paha.Bela adalah teman kuliah Ara, ia pernah berpacaran dengan Arka satu tahun lalu selama satu bulan. Gadis itu masih tergila-gila dengan Arka, ia merasa sangat cemburu ketika Arka akhirnya memilih Ara sebagai pasangan hidup Arka.“Bagaimana kamu bisa masuk. Aku tidak merasa sudah mengundangmu!”“Kamu tidak mengundangku, tapi kakekmu mengundang ayahku!”Ara menghela

  • Cinta Para Cassanova   150 : Jatuh Miskin

    Telepon Gavin berdering setelah rapat, ia menarik nafas dalam saat melihat panggilan telepon yang tertera adalah dari kedua orang tuanya. ‘Kabar tentang Nayara pasti sudah terdengar sampai telinga mereka,’ batin Gavin. “Aku di rumah besar, Pulanglah!” “Baik,” jawab Gavin sebelum menutup telepon dari Kakeknya. Ia menarik nafas dalam bersiap untuk badai yang akan segera datang, mengingat kakeknya bahkan jauh-jauh datang dari Bogor di usia tuanya. “Apa kamu tidak bisa mencari gadis lain?” Lelaki tua itu memekikkan suaranya begitu Gavin memasuki ruang tamu. “Dia adalah satu-satunya wanita yang ingin aku nikahi!” “Tidak, Cari yang lain! Aku tidak ingin wanita gila menjadi cucu menantuku!” “Kakek! Itu sangat keterlaluan!” untuk pertama kali Gavin meninggikan suaranya pada lelaki tua itu. Kakek Gavin tidak bisa menyembunyikan betapa marah dan kecewanya dia pada cucu laki-laki yang ia miliki. “Dia menderita Skiz

  • Cinta Para Cassanova   149 : Penjelasan

    Setelah sebuah kaki jenjang menariknya dari kerumunan wartawan dan membawanya ke dalam lift, pandangan yang tadi buram kini mulai mendapatkan cahayanya kembali. Pria yang tengah merengkuh bahunya adalah Dava, pria tampan yang selalu ada saat dirinya butuh pertolongan.Arumi menundukkan wajahnya yang memerah, ia tidak harus menatap Dava jika tidak ingin benteng yang baru saja ia bangun runtuh.“Kamu tidak harus melakukannya begitu jauh. Kamu hanya perlu jujur padaku tanpa harus mengatakannya ke seluruh dunia,” kata Dava. Begitu ia mendapatkan telepon dari Gavin soal jumpa pers yang akan di adakan Arumi, ia langsung loncat dari tempat tidurnya.“Aku harus sedia payung sebelum hujan, identitasku yang sebenarnya pasti akan terendus media suatu saat nanti.”Dava kehilangan kata-kata, bagaimanapun yang di katakan Arumi adalah kebenaran. Tidak mudah menyimpan rahasia tentang siapa dirinya, ia adalah seorang artis dengan banyak pesaing bah

DMCA.com Protection Status