Apa yang aku lakukan di saat seperti, ini di kehidupan keduaku?
Aku mengutuknya setelah turun dari kereta kuda seperti wanita gila yang kesurupan. Aku menjambak rambut Luelle dan memerintahkan para penjaga untuk menguncinya di penjara. Aku berteriak kepada semua orang, memberi tahu pada mereka bahwa aku tahu Luelle sedang mengandung anak Jermaine.
Aku sangat histeris.
Itu adalah pengulangan waktuku yang pertama.
Berpikir itu adalah kesempatan keduaku untuk menyingkirkan Luelle, yang telah merenggut suamiku, aku malah dicap sebagai wanita gila oleh semua orang. Akhir hidupku sama dengan kehidupan pertamaku, yakni kematian.
Dalam hidup ini, bagaimana aku harus bereaksi?
"Aku lelah." Sebuah keluhan keluar dari mulutku yang terbuka.
"Oh ya, kau pasti lelah, Sashal."
"Mari kita masuk dulu, Yang Mulia." Ruri, dayangku yang lain, menanggapi.
“Ratu kami, Anda telah mengalami kejadian yang mengerikan. Yakinlah bahwa sekarang kami akan melindungimu lebih baik.”
Aku senang melihat Bella lagi, tapi terlalu mati rasa untuk mengungkapkannya.
"Ratuku, mari kita periksakan kesehatanmu dulu."
Itu adalah kalimat pertama yang diucapkan oleh Jermaine kepadaku. Itu tidak pernah berubah.
"Ng,"
Aku tidak bisa melihatnya, atau aku akan jatuh cinta padanya lagi dan lagi. Seperti semua kehidupan yang sudah aku jalani dengan menyedihkan, aku masih mencintainya secara membabi buta.
"Hei, bukankan perut Yang Mulia Ratu agak aneh..."
“Sssh!”
Bisikan-bisikan mulai terdengar dari para pelayan dan bangsawan yang hadir di tempat itu.
Di kamarku.
“Yang Mulia, Anda telah bertahan dengan baik dalam menjaga kehamilan Anda selama ini. Ini benar-benar sesuatu yang patut disyukuri.” Seorang dokter kerajaan melaporkan.
"Syukurlah!"
"Woah, penerus keluarga kerajaan!" Bella dan beberapan pelayanku yang lain memekik kegirangan.
Sejauh ini, orang-orang terdengar senang dengan kabar yang disampaikan oleh sang dokter. Tapi aku tahu malapetaka yang akan datang setelah ini.
"Anda memasuki usia kehamilan yang ke-sebelas minggu, jadi Anda tetap harus berhati-hati dalam beraktivitas, Yang Mulia."
“….”
“Hng?”
"Apa?" Sebuah pertanyaan dalam gumaman rendah kabur dari mulut salah satu pelayan yang tercengang.
Sang dokter, yang tidak menyadari munculnya reaksi canggung dari yang lain, hanya mengedipkan matanya dengan bingung.
Jermaine membuka mulutnya. "Katakan lagi, berapa usia kehamilan ratu?"
"Uhm, sebelas minggu atau kira-kira dua setengah bulan, Yang Mulia."
“Huk, kok bisa- oops,”
Tanpa memperhatikan ekspresi semua orang yang ada di sana, aku bisa membayangkan pikiran liar yang melintas di kepala mereka.
"Itu tidak mungkin," gumam Ansel rendah. Ada sedikit kecemasan yang datang dari suaranya.
Ya, aku tahu saat ini akan menjadi titik awal kesengsaraanku.
Selain Luelle mencuri suamiku dengan mengandung anaknya, orang-orang juga mulai menuduhku mengandung anak haram dari para bajingan yang telah menculikku. Bahkan Jermaine juga berpikir demikian.
-“Hei Sashal, apa yang aru saja dikatakan dukun ini? Bagaimana mungkin kau baru hamil dua bulan padahal kau sudah mengandung anakmu selama empat bulan lamanya!? Hei, minta dukun ini untuk memeriksa ulang janinmu!”-
Itu tidak akan ada gunanya, Shan. Karena bahkan di kehidupan yang sebelumnya, saat aku memerintahkan banyak dokter untuk memeriksa ulang usia kehamilanku, semua dokter mengatakan hal yang sama. Bahwa aku baru hamil dua bulan setengah.
-“HAH?!”-
Tidak ada yang berani menanggapi pernyataan dokter demi melindungi perasaanku, tetapi dalam situasi seperti ini, Luelle yang kepalanya penuh dengan angin merengek ke dokter.
“Dokter, Anda harus memeriksa ulang dan menyampaikan hasilnya dengan benar! Sashal menghilang empat bulan lalu. Seharusnya usia kehamilannya adalah empat bulan atau lebih. Apakah Anda mengatakan bahwa Sashal hamil setelah diculik?
Itu tipikal Luelle.
"Itu tidak mungkin, kan? Karena itu berarti anak dalam kandungannya... bukanlah anak Yang Mulia Raja. Tapi itu tidak mungkin, kan?"
Luelle melihat ke kiri dan ke kanan, mencari dukungan dari orang-orang yang sepertinya terjepit oleh situasi membingungkan ini. Beberapa orang terpaksa menyetujui kata-kata Luelle.
"Be-benar, itu tidak mungkin, Lady."
"Y-ya, itu tidak mungkin."
Di tengah desas-desis orang-orang, aku membuka mulutku. "Ini adalah anak Yang Mulia."
Mendengar pernyataanku yang tegas, suasana semakin dingin, seperti diguyur air es.
Aku tidak pernah berbohong. Anak dalam kandunganku memang anak Jermaine. Tidak peduli berapa kali aku telah mengulang waktu, aku tidak bisa menyembunyikan fakta itu.
Ini adalah kebanggaan dan harga diriku.
"Tepat sekali! Sashal tidak akan melakukan itu. Dia pasti sedang mengandung anak Yang Mulia. Benar, kan, Jermaine?”
Ketika Sashal memanggil nama Jermaine dengan akrab, banyak mata tertuju padanya. Tapi Luelle, yang cuek, tidak menyadari arti dari tatapan mereka.
Menurut aturan, dilarang keras memanggil nama Alpha King secara akrab, meski mereka memiliki hubungan dekat. Aku bahkan memanggilnya secara formal ketika sedang berada di situasi formal dan di depan publik. Itu adalah bentuk etiket dan penghormatan tertinggi untuk Raja Alpha.
Tapi Luelle memang hanyalah… Luelle.
Para pelayan dan bangsawan di ruangan itu tampak mengasihani aku.
“Hoeegh- Ugh, maaf. Aku sedang tidak enak badan sekarang. Sashal, sampai jumpa lagi nanti.” Luelle berbalik sambil menahan rasa mualnya, lalu berjalan keluar dari kerumunan.
“Segera bawa dokter ke sisi Luelle. Dan untuk hari ini, biarkan ratu beristirahat.” Setelah menyampaikan perintahnya, Jermaine menatapku dengan ekspresi yang terlihat seperti sedang menahan rasa sakit.
"Aku akan kembali padamu, ratu."
Jermaine berbalik. Dia memerintahkan ajudannya. "Tidak ada sepatah kata pun tentang hari ini yang keluar dari ruangan ini. Pastikan itu."
"Baik, Yang Mulia."
Aku melihat kekhawatiran terukir di wajahnya yang dingin. Mulutnya menggumamkan nama Luelle saat dia keluar dari kamarku.
'Kau tidak pernah kembali padaku, Jermaine. Tida sekali pun.'
Menyaksikan Jermaine, suamiku, yang bergegas mengikuti Luelle, semua orang menunduk. Mereka kesulitan melihatku di mata. Mereka pasti menganggap diamku sebagai tanda kebingungan karena menyaksikan perilaku Jermaine dan Luelle yang saling memanggil satu saa lain dengan nama depan mereka, dan Jermaine mengekori Luelle.
Meskipun aku telah melaluinya berkali-kali, hatiku masih hancur berkeping-keping.
"Yang Mulia, itu... uhm,"
Beberapa dayangku yang sedang menemaniku tampak gelisah. Mereka terpecah antara ingin memberitahuku sesuatu atau menahannya, sebelum akhirnya mereka pergi dari sisiku atas perintah Jermaine. Hanya pelayanku, Bella, yang diizinkan berada di sisiku.
Dia tampak seperti sedang menahan air mata dan juga perasaan bersalahnya.
Bibirnya membentuk segaris lurus, beberapa kali terbuka seolah hendak mengatakan sesuatu. Tapi Shan mendahului.
-“Kegilaan apa ini, Sashal? Ada apa dengan semua orang, terutama suamimu?! Grrrr,”-
'Shan, aku akan memberitahumu semua. Jadi dengarkan aku dan tahan amarahmu. Aku akan menahanmu agar tidak mengamuk jika perlu.’
Seperti yang sudah kulakukan berkali-kali, aku menjelaskan kepada Shan apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi selanjutnya pada kehidupan kita. Seperti yang diharapkan, dan seperti di kehidupanku sebelumnya, Shan memberontak. Dia hampir lepas kendali dan hampir menguasai kesadaranku, tapi aku berhasil menekan instingnya.
Upaya ini menyakiti aku. Tapi aku berhasil menenangkannya.
"Bels, apakah kamu mengenal serigala perak dengan mata emas?"
"Hng?"
***
Seekor serigala perak muda sedang berlari di hutan lebat yang dikelilingi pepohonan besar. Di belakangnya, beberapa serigala besar turut berlari.
Setelah serigala perak muda melompati tembok besar, dia berhenti tiba-tiba.
Di bawah bulan purnama yang terang, bayangan serigala muda terlihat berubah menjadi pria besar dan gagah. Diikuti oleh serigala lain yang juga bertransformasi ke wujud manusianya.
Salah satu pria bertanya padanya. "Ada apa, Yang Adiluhung? Kenapa Anda tiba-tiba berhenti?"
Bayangan kedua pria yang saling berhadapan terlihat begitu jelas di bawah sinar rembulan.
"Aku tidak menyangka akan menemukannya di sana," Gumam pria itu sambil menutupi senyumnya.
Pria satunya memiringkan kepalanya. "Siapa yang anda maksud, Yang Adiluhung?"
Pria yang dipanggilnya 'Yang Adiluhung' tidak memberikan jawaban, malah sebuah perintah.
"Pasukan Moon Shone, mari kita berikan para bajingan itu pukulan nyata kita di area perbatasan."
Semua orang saling mencuri pandang pada satu sama lain, lalu berteriak serempak. "Laksanakan, Alpha Yang Adiluhung!"
Pria besar itu menyeringai saat dia kembali ke wujud serigala perak mudanya. "Akhirnya, aku menemukanmu, pasanganku."
"Aku mengerti, jadi kau juga tidak mengenalnya?"Bella terlihat bersalah. “Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk mencari tahu tentang manusia serigala perak itu! Mendengar dia memiliki warna bulu yang tidak biasa di kerajaan ini, saya rasa saya akan segera menemukannya, Yang Mulia!”Aku terkekeh pahit. "Tidak perlu, Bels. Sekarang, aku ingin tidur sendiri.""Itu... Yang Mulia, saya mohon... tolong jangan diambil hati bisikan dari orang-orang itu."Aku tersenyum pada Bella. Tapi senyumku sepertinya tidak membuatnya lega.Aku menatap langit-langit kamarku yang terasa akrab. Orang mengira aku sudah keluar kamarku selama empat bulan lamanya, tapi itu keliru. Sampai empat hari yang lalu, aku masih menatap langit-langit kamarku ini, sebelum diseret untuk diinterogasi di ruang bawah tanah, lalu dihukum mati.Aku lelah. Aku tidak ingin berusaha kali ini.Hari-hari berlalu. Jermaine sama sekali tidak mengunjungiku sejak hari kepulanganku itu. Para pelayan dan dayang menghiburku dengan mengata
"Terus terang, kau kembali dalam keadaan yang terlalu baik untuk ukuran seorang korban penculikan kelompok bajingan pemberontang."Tawa kering keluar dari mulutku. "Keadaan baik, huh?"Apa aku terlihat baik-baik saja di matanya?Apakah ini alasan para pejabat itu memfitnahku dengan menyebarkan rumor bahwa aku telah berpindah haluan? Mereka menganggap mustahil bagi seseorang, terutama seorang wanita, untuk kembali utuh setelah diculik oleh sekelompok bajingan.Apa yang berlarian liar di kepala mereka saat ini pasti adalah pemikiran bahwa aku telah diindoktrinasi atau diancam oleh para penculik untuk menghancurkan system pemerintahan dari dalam.Mengingat situasi keamanan kerajaan saat ini sedang berubah, kepulanganku pasti sangat mencurigakan.Aku mengerti bagaimana mereka bisa berpikir seperti itu. Jika aku berada di posisi mereka, aku juga akan mencurigai diriku sendiri.“Selain itu, para pejabat mulai meragukan kompetensimu sebagai Lunak-ku, ratu serigala mereka. Mereka menyinggung
“Aku akan kembali ke rumah orang tuaku.”“Tunggu, apa? Perceraian? Kembali ke orang tuamu, yang menganiayamu seperti itu?”“…Ya.”Sekarang, setelah semua pengulangan waktu itu, perlakuan buruk orang tuaku tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang akan aku alami selama lima bulan ke depan, Jermaine.“Apakah kau mengerti apa yang kau bicarakan? Perceraian keluarga kerajaan artinya kau tidak akan boleh menginjakkan kaki di Ibukota lagi, dan status aslimu sebagai putri seorang Beta Duke akan dicabut."Aku tahu."Dia terkesiap. "Terus, kau tetap meminta cerai?"“Mhm. Bukankah itu juga akan menguntungkanmu?” Aku berkedip perlahan, tidak mengalihkan pandanganku dari wajahnya yang sedingin surga.Selama ini aku selalu bersikeras mempertahankan posisiku sebagai SATU-SATUNYA istri dan Ratunya. Tetapi sekarang aku menyadari bahwa kekeraskepalaanku hanya akan membawaku pada jurang kematianku dan bayiku yang belum lahir dengan cara yang kejam.Setidaknya kali ini, aku ingin mati dengan tenang—ta
Lagipula, dalam hidup kali ini, Jermaine menempel padaku untuk tetap berada di sisinya sebagai ratunya. Dia… membutuhkanku."Beri tahu aku."Aku menelan ludah, lalu membuka mulutku. "Tidak peduli apa yang orang katakan tentangku, Kau harus melindungi anak dalam kandunganku sampai dia lahir."Ya, aku hanya butuh itu.Jika memang hidup kali ini akan menawarkan perbedaan, aku harus menggunakan kesempatan ini untuk bertemu bayiku. Dengan begitu, aku akan membuktikan kepada orang-orang bahwa anak yang lahir dari rahimku ini adalah daging dan darah Jermaine, penerus Alpha dari keturunan Jocheved IX.Aku akan membungkam mulut orang-orang yang selalu menuduh anakku sebagai anak haram.Mungkin saat ini, Jermaine terpengaruh oleh Luelle. Tapi saat putraku lahir, dia tidak akan bisa mengabaikan kemiripan mereka sebagai pasangan ayah dan anak. Dia tidak bisa berpaling dari darah dan dagingnya.Begitu pula dengan para pejabat menyebalkan yang terobsesi dengan garis keturunan serigala murni dari Ke
Pada hari Sashal kembali ke istana, pikiran Jermaine kacau balau.Ada begitu banyak hal yang terjadi yang membutuhkan perhatiannya sehingga dia gagal menunjukkan ekspresi yang seharusnya dia tunjukkan ketika istrinya, yang telah hilang selama empat bulan, berhasil kembali dengan selamat.Ada banyak pembicaraan tentang sikapnya hari itu.Dia mencoba mengabaikan pembicaraan itu, tetapi itu meresap ke dalam hati nuraninya. Bagaimanapun juga, Sashal adalah istrinya, pendamping resmi seorang Raja Alpha. Dia seharusnya menunjukkan kebahagiaan ketika istrinya kembali.Begitulah seharusnya, tetapi emosi campur aduk menguasainya pada saat itu.Perhatian utamanya adalah kepada Luelle, seorang wanita manis dan rapuh yang kini sedang mengandung anaknya.Dengan harga diri Sashal yang tinggi, tidak mungkin dia tidak akan menyakiti Luelle dan anak dalam kandungannya.Meski begitu, sebelum keadaan semakin tidak terkendali, dia harus menyampaikan berita tentang Luelle kepada Sashal dengan mulutnya sen
Frau tersentak sesaat, lalu kembali ke wajah datarnya. “Wah, apakah itu benar?” “Itu pasti benar. Yang Mulia sendiri membenarkannya.” Reaksi pejabat lebih besar dari yang diharapkan. "Jadi begitu. Sepertinya aku telah salah menilai Lady Lenbergh.” “Aku sudah menebaknya. Beberapa waktu yang lalu, aku mendengar Lady Luelle menyarankan agar kita berdamai saja dengan Northern. Saat itu, usulannya terdengar konyol jadi aku mengabaikannya. Tapi sekarang aku tahu apa yang lebih baik. Aku akan meminta maaf kepada Lady Lenbergh karena meragukan wawasannya.” Gamma Marquise Blaine menambahkan. Frau melirik Jermaine. Tatapannya mengandung segudang pertanyaan. 'Apakah ini baik-baik saja, Yang Mulia? Jika Ratu Sashal mengetahui hal ini, tidakkah beliau akan marah karena Anda memberikan penghargaan kontribusi beliau kepada Lady Lenbergh?' Seolah menangkap pertanyaan dari Frau melalui telepati, Jermaine tersenyum lebar dan mengumumkan. “Ada satu lagi pengumuman penting yang ingin aku bagikan ke
Luelle menggigiti kukunya saat dia membantah.‘Kau salah, El. Sashal tidak akan melakukan itu padaku. Aku tidak mencuri suaminya!’-“Apakah kau menelan hati nuranimu? Kau mencuri suaminya! Semua orang tahu itu!”-‘Aku tidak melakukannya. Kami… kami berbagi Jermaine.’-“Pft, dengarkan dirimu sendiri. Apa kau tidak ingin menertawakan leluconmu sendiri? Karena aku demikian.”-‘Tutup mulutmu, El.’-“Dengar, posisimu berbahaya. Tidak hanya kau yang dalam bahaya, tapi aku juga! Jadi pikirkan baik-baik tentang langkahmu yang selanjutnya.”-‘El, kau selalu menakut-nakutiku. Apa yang berbahaya tentang posisiku saat ini? Aku adalah dayang Sashal!’-“Huk. Kau membuatku gila, Luelle. Bahkan pelayan rendahanmu itu mengetahuinya dan khawatir wanita itu akan menendangmu keluar. Tapi kenapa hanya kau yang tidak sadar!?”-‘Diam!’Luelle memejamkan matanya lebih erat lagi. Kerutan di dahinya semakin dalam dan berlapis saat menemukan kegelapan yang dia cari. Akan lebih baik jika dia bisa tertidur, jadi
..Dalam sekejap, Sashal merasakan bumi runtuh di bawah tumitnya. Dia tanpa sadar menggali kukunya di telapak tangannya. Buku-buku jarinya memutih seolah-olah itu akan mencuat kapan saja.Sashal tidak bisa mengumpulkan kekuatan untuk menghadapi Jermaine dengan ekspresinya saat ini. Jadi dia sedikit menurunkan pandangannya. Dia mencoba menyembunyikan raungan di wajahnya dengan senyum yang dipaksakan.‘Jadi pada akhirnya seperti ini, hm? Tanggalnya datang lebih cepat.’Setelah kembali ke posisinya, acara resmi pertama yang akan dia selenggarakan sebagai Ratu Serigala – wanita dengan kedudukan tertinggi di Kerajaan Southern Olf – adalah menunjuk wanita lain untuk menjadi selir suaminya.Bahkan pertunjukan komedi murah yang dibuka di pasar umum tidak bisa lebih lucu dari ini. Dia hampir pingsan karena takdir yang konyol.“Aku mengerti. Aku akan mengaturnya secepat mungkin. Serahkan saja padaku, Jermaine.”Dan sekali lagi, dia terpaksa melakukan semua ini demi kelangsungan hidupnya. Dia i
“... bahwa berita itu benar.”“Ah, tentang kehamilan?” Seorang wanita lain menimpali dengan penuh semangat.“Benar. Bagaimana bisa dia tampil di depan umum dengan penampilan seperti itu seolah-olah dia tidak peduli dengan pkaungan orang lain terhadapnya?”Sashal menykaurkan kepalanya di skauran sofa. Di sampingnya ada Ruri, yang mengerutkan keningnya hampir menangis. “Yang Mulia,” ia memanggilnya dengan suara bergetar.Sashal hanya menyunggingkan senyum tipis. Tatapannya tidak fokus pada apa pun, seolah-olah ia telah memasuki sebuah ruangan yang penuh dengan mosaik.Ini bukan pertama kalinya ia mendengar orang-orang, terutama para wanita, berbicara buruk tentang dirinya di belakangnya. Bahkan sebelum insiden penculikan terjadi, banyak wanita yang tidak menyukainya meskipun dia bekerja dengan baik sebagai ratu. Hanya rakyat jelata yang menyukainya karena banyak programnya yang menguntungkan mereka dibandingkan dengan para wanita bangsawan.Setelah insiden penculikan, topik yang mendomi
Dia menjawab semua pertanyaan Sashal tanpa ragu-ragu, seolah-olah semuanya jujur. Namun semakin Sashal bertanya, semakin ia menyadari bahwa jawaban-jawaban Rohan sesuai dengan kondisi nyata yang ada dalam pikirannya. Mengenai keinginannya atau keinginan negaranya.Fakta bahwa ia menyadari bahwa persentase kedua negara mencapai kesepakatan damai adalah nol persen menunjukkan bahwa Rohan memiliki niat lain untuk datang ke sini. Dan entah bagaimana, ia berpikir bahwa alasan Rohan datang ke sini adalah karena dirinya, membuat jantungnya berdebar semakin tak menentu.“Tanyakan apa pun yang ingin kau ketahui. Aku akan menjawabnya.” Rohan membisikkannya dengan suara lembut.Sashal semakin tidak sabar untuk melepaskan diri dari pelukannya. Ia merasa lagu ketiga malam itu terasa sangat lama dibandingkan malam-malam sebelumnya yang hampir tidak ia ingat, dan ia tidak lagi berani bertanya. Kenapa? Karena dengan bertanya, ia seperti menelanjangi dirinya sendiri di depan pria itu.Semakin dia pena
“Bagaimana jika aku mengatakan ya?”“...”Sekarang mereka sudah sangat dekat secara fisik, di mana mereka bisa mendengar nafas satu sama lain lebih keras daripada musik, Rohan menunjukkan warnanya. Menanggalkan segala kepura-puraan etiket. Sikapnya kasar dan lugas.Hal ini dapat dirasakan dari sentuhannya yang berani pada tubuh Sashal, di mana tangannya tidak lagi berada di pinggang Sashal, tetapi di atas. Dekat dengan dadanya. Sashal menggeliat panas di bawah nafasnya tapi tetap berusaha menguasai kontak di antara keduanya.Sashal masih merenungkan jawabannya. Dia merasa perlu untuk menjadi pintar dalam menjawab permainannya.Rohan tertawa dan mendekatkan tubuhnya ke arahnya. Ia terkesiap, lalu bersyukur karena perutnya yang sedikit buncit mencegah wajah Rohan mendekat padanya. Ini hanya akan menjadi gosip di ibukota selama lebih dari seminggu, terutama jika ada wartawan yang berhasil mengabadikan momen ini.Dia bertanya. “Bagaimana jika aku tahu dan mendekatimu? Apa yang akan kau la
Sashal dan Rohan saling bertukar pkaung, dan kemudian Sashal mengamati Rohan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Dia berpikir, 'Aku memilih setelan yang cocok untuknya. Bagaimana aku bisa melakukannya dengan sempurna?Terlepas dari dia adalah seorang Alpha dari Northern, sikapnya dalam mengenakan hadiah yang diberikan olehnya, pemegang jabatan tinggi dari negara lawan, patut diacungi jempol darinya, secara pribadi. Tidak seperti perwakilan dari negara lain yang secara terang-terangan tidak mengenakan pakaian hadiah darinya karena mereka menganggap hal itu sama saja dengan menguliti identitas mereka, Rohan terlihat... gagah.Sashal dapat mengerti mengapa para perwakilan media yang hadir dalam acara ini tidak berhenti memkaung Rohan dan sesekali mengeluarkan kamera mereka untuk mengabadikan sosoknya.Dan sekarang, Sashal yakin bahwa para awak media sedang gempar untuk mengabadikan momen ini dalam satu frame. Ia bahkan dapat memprediksi berita utama apa yang akan ditulis keesokan hariny
Sashal memutar bola matanya sambil menjawab dengan malas, “Karena aku belum pernah hamil, Yang Mulia.”Memang, itu juga salah satu alasannya, tapi ada hal lain yang lebih mengganggunya, yaitu sepatunya. Sepatu hak tinggi barunya terasa seperti menguliti tumit dan pergelangan kakinya. “Sialan.Ia tidak bisa mengangkat kepalanya lagi jika Rohan mengetahui hal ini setelah ia mengatakan bahwa sepatu hak tinggi termasuk kebanggaannya sore ini. Jika Sashal tahu hal ini akan terjadi, ia seharusnya memakai sepatu hak tinggi yang biasa ia kenakan. Tapi karena Jermaine mengirimkan sepatu hak tinggi ini untuknya, mau tidak mau dia harus memakainya, atau Rohan akan menyadari dan berasumsi macam-macam.“Luelle juga sedang hamil, tapi kau lihat kemarin lusa, kan? Dia terus berdansa denganku.”“Kalau begitu, kau berdansa saja dengannya.-"Kalau begitu, berdansalah dengannya!”Sashal menghembuskan napas, geli setiap kali Shan juga melontarkan kata-kata kasarnya, yang sepertinya bisa membaca pikiranny
Begitu pintu megah itu terbuka, yang menyambut Sashal adalah pemkaungan di mana Luelle dan Rohan berdiri berdampingan di dekat tempat duduknya. Dari kejauhan, ia bahkan bisa melihat wajah Luelle yang memerah dan matanya tertunduk.Ia melihat pria yang berada di sampingnya. Setidaknya untuk saat ini, Sashal paling tahu bagaimana halus dan manisnya tindakan Rohan terhadap wanita. Dengan telinga Luelle yang tipis, tidak mengherankan jika sekarang ia terpesona oleh kata-kata Rohan.Entah bagaimana, hal itu membuatnya berada dalam suasana hati yang buruk.Dan hal itu tidak hanya terjadi padanya. Jermaine juga menyaksikan pemkaungan yang sama. Dia mengangkat satu alisnya sambil berpikir. 'Apa yang dilakukan pria itu di sebelah Luelle? Dan mengapa Frau tidak melakukan apa-apa?Jermaine melirik ke arah Sashal. 'Dia juga begitu. Apa yang terjadi di antara mereka berdua?Sashal, yang merasakan lirikan Jermaine, membuka mulutnya dengan malas. Mereka sedang diawasi; apa pun yang mereka lakukan da
“Jadi, tentang apa drama itu, Alpha Rohan?” Faresh menaikkan bridge kacamatanya saat berhadapan dengan Rohan yang baru saja keluar dari kamar mandi.“Ugh, kau mengejutkanku. Apa kau menunggu di sini untuk menanyakan hal itu?”Faresh berdiri tepat di depan pintu kamar mandi, tak heran jika kacamatanya sedikit demi sedikit mulai berkabut, tetapi ia tidak peduli. Dia mengambil keberanian, atau mungkin ini adalah misi bunuh diri... dia tidak peduli, dengan berdiri di depan Alpha. Dia sangat frustasi sehingga dia tidak terlalu memikirkannya.Rohan mengangkat alisnya ke atas. Dia mendorong Faresh ke samping sambil menjulurkan lidahnya. Dia menyeka air yang masih menempel di tubuh berototnya, berjalan ke rak untuk mengambil sebotol sampanye.“Yang bagus. Katanya, hampir menenggak minuman itu dari botolnya, tapi, “Apakah dia akan suka jika aku bertingkah seperti orang barbar?Rohan menuangkan minuman tersebut ke dalam gelas. Tindakan ini juga mengejutkan Faresh, yang merasa lebih ngeri saat m
Saat menyadari siapa orang itu, Sashal langsung membeku. Udara terasa seperti direnggut dari paru-parunya.Dia ada di hadapannya... Rohan.Di bawah sinar matahari yang mengintip dari celah-celah dedaunan, Rohan berskaur pada pilar, menatapnya.“Yang Mulia...” Ruri berbisik pelan, tapi Sashal yakin Rohan bisa mendengarnya. “Dia adalah Alpha dari Northern. Apa yang harus kita lakukan?”Pertama, Sashal keluar dari aula untuk menghindari orang-orang, terutama Rohan. Kedua, ia sengaja melewati lorong yang jarang dilewati orang lain karena jaraknya yang harus memutar untuk sampai di pintu masuk utama istana. Dia pikir dia cukup pintar mengatur rute pelariannya, tapi entah bagaimana, pria ini berhasil mendahuluinya.Bella berkata dengan hati-hati. “Yang Mulia, aku takut. Haruskah aku memanggil yang lain ke sini sekarang?”Mereka harus meninggalkan tempat ini sekarang juga. Karena pertemuan mereka yang salah di Arena tidak diketahui secara resmi, dan akan terjadi kegemparan jika fakta itu ter
Jermaine mengembuskan napas, lalu tersenyum. “Dia adalah Lady Lenbergh, selirku.”Tidak ada kecanggungan dalam cara dia memperkenalkan Luelle kepada para tamu dari Northern, yang sangat ketat dengan budaya monogami mereka. Dan, tentu saja, reaksi yang muncul dari orang-orang Northern saat mendengar pengumuman itu adalah keterkejutan, dengan cara yang salah.Beberapa utusan dari Northern mencoba untuk menjaga ekspresi mereka agar tidak terdengar menghakimi tentang praktik poligami, tetapi tidak dapat disangkal bahwa beberapa orang masih terlihat tersinggung dengan pengumuman Jermaine. Meskipun begitu, mereka tidak bisa menyuarakan ketidaknyamanan mereka atau penghinaan mereka terhadap Raja Alpha Southern Olf karena Rohan, Alpha mereka, tidak bereaksi sama sekali setelah mendengar pernyataan itu.“Kalian bisa memanggil Luelle- maksudku, panggil saja aku dengan nama depanku. Bukankah dengan begitu kita bisa menjalin hubungan yang lebih akrab di masa depan?” Luelle kembali melemparkan sen