Share

POV

POV : ZENDRA

Ah sialan! Gara - gara ban motor kempes jadi telat masuk. Baru kemarin kena hukum Pak Yusdi. Masa sekarang harus kena hukum lagi, lama - lama bisa kena kartu merah nih. Aku bergumam kesal begitu melihat gerbang setinggi cita - citaku itu sudah tertutup rapat dengan manekin hidup berbentuk doraemon mematung di depan pos.

Doraemon gak ada guna, giliran jaga gerbang aja dia ada, sementara kemarin, di saat genting si Dinda sampai ke kunci di ruang lab, ini manusia kemana? Aku masih bergumam sendiri, melirik kesal pria tua berkumis tebal dengan seragam biru tua tersebut.

"Pak, ayo atuh bukain gerbangnya. Baru juga telat 15 menit. Masa gak di maklumin. Tar Zen beliin kopi deh!" Aku merayu Pak Abdul agar hatinya tergerak membuka gerbangnya untukku.

"Tar dibukanya nunggu perintah Pak Yusdi" Jawabannya makin membuatku sebal.

"Itu mah sama aja bohong atuh pak"

Pak Abdul hanya melirik sekilas dan tetap berdiri tegak bak tentara perang yang sedang menjaga perbatasan wilayah.

Mau gak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status