Share

73. Mencuri Ciuman

Penulis: Bai_Nara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-09 05:43:23

Alfa mengucap salam saat menoleh ke kanan kemudian dilanjutkan salam saat menoleh ke samping kiri. Tak lupa setelahnya mengusap wajah. Setelah itu dia tampak khusuk melakukan wirid dan terakhir menengadahkan tangan untuk berdoa. Salah satu doanya berisi ucapan rasa syukur, ucapan terima kasih pada Allah dan doa-doa kebaikan lainnnya untuk diri sendiri, istri dan orang-orang yang dia cintai.

Setelah selesai, dia segera berdiri dan berjalan menuju ruang tamu tempat dia sudah ditunggu. Untuk saat ini dia masih lolos dari bogeman mentah Aiman entah nanti pas setelah dia bercerita, apakah wajahnya masih aman atau tidak.

"Keluarga ini baik. Pantas Galuh betah dengan mereka. Masakan Ibu Zainab dan Ibu Anjani juga enak."

Alfa memegang perutnya yang sudah kenyang. Dia mengingat setelah keluar dari kamar Galuh, Aiman menyuruhnya makan, mandi dan sholat dulu.

"Kamu belum sholat kan? Belum makan kan? Sana makan dulu, mandi terus sholat habis itu cerita dan kalau sudah selesai cerita, kita l
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
Dasar Alfa Mesum juga Ternyata
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
Klo Kecapean biasanya seperti itu
goodnovel comment avatar
Ayun Retno
Galuh bobonya kek kebo... dicium dilumat sama mas Alfa kok diem aja pasti ngiranya dia lagi bermimpi .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta Gadis tak Bernasab   74. Ranjang Berderit

    Galuh membuka matanya, sedikit demi sedikit dia sudah bisa memfokuskan diri dengan keadaan sekelilingnya. "Aku tidur rupanya," ucapnya lirih. Galuh merasakan nyeri di pergelangan kaki kanannya. Dia sedikit merintih. Galuh mencoba duduk. Dia pun lalu mengedarkan pandangan dan kini tatapannya ke arah bawah ranjang, dimana terdapat Alfa yang sedang tertidur nyenyak berselimut sarung milik Aiman. Galuh sedikit terhenyak, dia sedang mengingat sesuatu hingga ingatan-ingatan dari saat dia dijebak Zami sampai bisa menikah dengan Alfa kembali berputar di kepalanya. Tanpa bisa dicegah senyumnya terkembang. "Kami sudah sah," ucap Galuh lirih. Galuh masih mesam-mesem hingga kemudian merasakan keinginan untuk ke kamar mandi. Dengan pelan, Galuh mencoba berdiri. Tapi, karena posisi kakinya masih sakit dia jadi tak bisa menapak dengan benar dan malah terjatuh tepat menimpa Alfa. Alfa sontak kaget dan terbangun. "Apa yang--- Galuh!" Alfa sontak bangun dan membantu Galuh duduk di ranjang.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Cinta Gadis tak Bernasab   75. Ranjang yang Terkoyak

    Zahra meletakkan telinganya di tembok. Tak lupa kedua telapak tangannya menempel di tembok juga. Persis cicak. Zahra menarik tubuhnya. Dia mengernyitkan dahi sambil bersedekap. Tatapannya lalu dia alihkan ke jam dinding. Pukul tiga lewat dua puluh menit. "Aneh. Tadi kayaknya aku denger suara pintu kamar Lulu kebuka, terus kayak lagi pada ngomong cuma gak jelas. Terus kenapa ini sepi banget ya? Gak ada suara. Masa langsung bobo gitu? Gak malam pertama dulu apa? Ish ish ish. Aku kan jadi penasaran." Zahra kembali menempelkan kupingnya, dia mencoba mencuri dengar. "Kok anteng bener ya? Masa gak ada yang ngajak ngobrol gitu? Atau, malam pertama." Zahra terkikik menyadari pikiran mesumnya. Sebetulnya ini tidak sopan. Nguping malam pertamanya orang lain. Tapi gimana ya? Dia kepo. Apalagi teman-temannya yang mengajar di Dayah sering bercerita setiap harus menginap di rumah Teungku Zaky, katanya setiap malam mereka akan mendengarkan suara-suara aneh, teriakan serta ucapan-ucapan cabul

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Cinta Gadis tak Bernasab   76. Mengisi Kekosongan

    Brak Bruk Brak. Bunyi sesuatu yang patah, benda jatuh serta jeritan dari kamar sebelah membuat aktivitas dua muda mudi yang tengah bercumbu rayu terhenti. Alfa menjauhkan bibirnya dari leher putih sang istri. Dia duduk, telinganya dia pasang baik-baik. Galuh yang sedang rebahan di atas kasur lantai menarik selimut menutupi tubuhnya yang setengah polos. Dia juga mendengar kegaduhan itu. Alfa dan Galuh saling pandang. Mereka sama sekali tak bersuara. Karena itu, kasak kusuk hingga suara-suara Aiman, Zahra dan yang lain terdengar jelas. Alfa mengernyit saat mendengar suara khas Zahra yang cempreng melengking yang menjelaskan bagaimana ranjangnya bisa terkoyak. Dia mau tertawa tapi sengaja menutup mulut. Galuh sendiri sudah menutup mulutnya dengan selimut. Tertawa dia dari balik selimut. Keduanya masih bertahan dengan mencoba tak bersuara. Hingga terakhir suara tiga orang tua terdengar jelas di depan pintu kamar. "Mereka tidurnya kayak kebo!" "Bukan kayak kebo, Mas. Galuh rajin sho

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Cinta Gadis tak Bernasab   77. Kepergok Ibu Anjani

    Setelah sesi yang mendebarkan, menyenangkan dan menghangatkan berakhir, baik Alfa dan Galuh belum ingin beranjak dari peraduan. Keduanya masih saling memeluk dengan deru napas yang mulai beraturan. Suara orang mengaji kini terdengar. Galuh mengeratkan pelukannya pada sang suami. Alfa terkekeh dan sesekali mengecup kening istrinya. "Mandi?" Galuh mendongak menatap sang suami lalu mengangguk."Cium dulu ya?""Dasar." Galuh mencubit perut sang suami.Alfa sedikit menjerit tapi segera saja dia menyergap bibir sang istri. Membawanya pada ciuman-ciuman memabukkan yang membuatnya melayang. "Pengen lagi," bisik Alfa setelah melepas ciumannya."Apaan sih, Mas? Udah pagi juga.""Berarti kalau udah malam boleh?""Dasar!" Galuh memukul manja dada suaminya. Alfa terkekeh. Dia mengetatkan pelukannya.Suara orang mengaji kembali terdengar jelas karena keduanya tak bersuara. Alfa melepas pelukan. "Kayaknya kita harus bangun, kelamaan begini aku maunya ngajakin kamu berbuat mesum mulu."Galuh ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Cinta Gadis tak Bernasab   78. Tamu

    "Ini gimana ceritanya, sih?! Ranjang pengantennya yo aman. Tapi ranjang perawan malah koyo ngene. Kowe sebenere semalam ngapain sih Nduk?" ketus Aiman yang bolak-balik dari dalam kamar, keluar kamar, mengambil papan yang dia pesan dari toko bangunan dan kemudian terdengar suara gergaji yang beradu dengan kayu. Tak berapa lama suara palu pun terdengar.Zahra si pembuat masalah hanya bisa menunduk malu, Galuh yang berada di sampingnya tak tahan untuk tertawa."Kamu kok ngetawain aku sih?" bisik Zahra sambil menggerutu."Ya habis kamu lucu. Bisa-bisanya sampai ranjangmu patah. Kamu gak habis salto, kan?""Ck!"Zahra tak mungkin mengatakan kebenarannya. Dia malu. Lagian dari semalaman sampai tragedi ranjang terkoyak dia nguping juga gak denger apa-apa dari kamar Galuh. Malah dia yang celaka. Coba nguping lagi juga gak ada suara. Sampai dia lelah dan memutuskan bobo cantik."Lu.""Hem.""Semalam Mas Alfa tidur dimana?""Di kamar.""Ck! Ya aku tahu di kamar maksudnya ... di ranjang apa kasu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Cinta Gadis tak Bernasab   79. Ardi Dicecar

    "Luh, kamu bisa ceritain ke kita semua. Apa yang sebenarnya terjadi? Zami emangnya mau ngapain? Kok ngajakin kamu ke tempat sepi begitu?"Galuh menghela napas. Lalu dia pun bercerita dari mulai Musa dan Rian datang hingga dia dijebak oleh Zami. Bagaimana Zami mengatakan tujuan dia mengunci Galuh agar dia digrebek bersama Galuh oleh warga, dikira berbuat mesum dan terakhir bagaimaan usaha Galuh untuk kabur hingga diselamatkan oleh Alfa."Si Zami ini otaknya dimana ya Allah?" Rafly hanya bisa beristighfar setelah mendengar semua cerita Galuh."Bisa-bisanya mikir jebak kamu. Ya Allah, kalau aku ketemu pengen tak hajar dia!" ucap Rafly kesal. Cut Syifa mencoba menenangkan sang suami.Lalu dia ingat cerita ibunya kalau Alfa dan Galuh kepergok warga berbuat mesum hingga harus menikah. Dia pun menatap ke arah Alfa."Terus, aku juga bingung kenapa kalian bisa dinikahkan secara paksa? Bukannya Zami yang jebak Lulu biar Lulu bisa nikah sama dia? Tapi kenapa kamu yang malah nikah sama Lulu dan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Cinta Gadis tak Bernasab   80. Ardi Dicecar Terus

    Ardi lagi-lagi mau mewek. Pasalnya semua orang kembali menatapnya dengan tatapan tajam dan mengintimidasi. "Ardiiii ...." Rafly memanggil sahabat adiknya dengan sangat lembut tapi tatapan matanya berbeda makna dengan suaranya yang lembut. "Iya Bang. Ini Rafly cerita." Ardi pun bercerita semua yang dia ketahui tentang hubungan antara Zami dan Aulia. "Gaya pacaran mereka gimana?" "I-iya Bang?" Ardi menatap Rafly ketakutan. "Aku tanya gaya pacaran mereka gimana? Pernah ciuman atau ...." "Abang tahu rumah kosong yang jadi tempat Zami buat coba jebak Lulu?" Rafly melotot. "Jangan bilang ...." "Iya Bang, itu TKP mereka. Pokoknya rumah kosong dan sekitarnya." "Terus kamu jadi setannya gitu?!" bentak Rafly. "G-gak Bang. Demi Allah aku gak pernah ikut kalau mereka lagi pacaran. Aku tahu juga karena Zami yang cerita. Lagian aku masih perjaka. Aku masih inget dosa. Kan Abang juga tahu, aku ada adek cewek satu yang masih SMA. Gak tega lah Bang, aku ngerusak cewek. Ntar dibal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Cinta Gadis tak Bernasab   81. Keputusan Aiman

    Ardi baru bisa meninggalkan rumah keluarga Aiman pukul dua siang. Sebelum dia pulang, Rafly, Alfa, Aiman bahkan Zahra memberinya ultimatum untuk tidak melakukan hal buruk lagi. Dan dia diminta tidak mengatakan apapun pada Zami perihal hari ini.Setelah Ardi pergi, Rafly terlihat ngomel-ngomel sendiri."Gila! Gilaaaa!" ucap Rafly sambil menggaruk kasar rambutnya."Zami mikir apa sih? Bisa-bisanya dia ngelakuin ini semua? Astaghfirullah kena karma kayaknya ini. Pasti ini balasan Allah atas kelakuan Abi dan ibunya si Zami. Ya Allah!" Rafly terlihat frustasi.Syifa mengusap punggung suaminya bermaksud memberi kekuatan. Rafly kemudian menatap ke arah Alfa lalu kepada Lulu."Aku minta maaf ya, Lu. Beneran aku minta maaf untuk kelakuan Zami.""Iya Bang. Semoga aja Teuku Zami bisa bertaubat.""Aku gak yakin. Taubat itu kan datangnya karena hidayah Allah. Kamu lihat abiku, kan? Udah setua itu juga gak pernah berubah.""Ya kita gak pernah tahu, Bang. Kali aja Teuku Zami bisa berubah, ya kan Mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • Cinta Gadis tak Bernasab   113. Ayo Kita Cerai

    Habiba tersenyum penuh kemenangan menatap Faris yang hanya bisa terdiam. Hari ini, dia datang ke Andalusia bersama dua orang polisi dengan tujuan untuk menangkap Anjani. Habiba memberikan beberapa bukti seperti hasil visum dan foto dirinya yang terluka. Dia juga membawa tiga orang saksi yang merupakan santri Andalusia yang bisa dia suap agar bisa memberikan keterangan terjadinya pemukulan yang dia terima dari Anjani. Dalam hati, Habiba yakin kalau rencananya saat ini akan berhasil.“Kami memberi kesempatan Anda untuk menyiapkan pengacara, tapi sebelumnya, kami harus membawa Nyonya Anjani ke kantor polisi,” ucap salah satu polisi.Faris menghela napas dia menatap sedih pada Anjani. Dia pun membawa tangan Anjani pada genggaman jemari tangannya.“Kamu ikut dulu ya? Galuh yang akan temani kamu ke sana sama Alfa. Mas akan hubungi salah satu pengacara kenalan Mas. Semoga dia bisa bantu buat bebasin kamu. Kamu jangan khawatir ya Sayang. Mas akan lakukan apapun untuk menyelamatkan kamu.”Anja

  • Cinta Gadis tak Bernasab   112. Rencana

    "Apa kamu bilang? Buktinya sudah dihancurkan? Oleh siapa?" Habiba yang baru saja dilapori oleh anak buahnya terkejut, ketika diberitahu bahwa bukti foto dan video yang sudah didapatkan oleh anak buahnya, hilang. “Gak tahu, nyonya.” “Kenapa bisa gak tahu? Emangnya kamu gak lihat wajahnya?” “Mereka pake masker, Nyonya?.” “Apa?” “Iya Nyonya. Kejadiannya begitu cepat. Intinya begitu saya mendapatkan bukti, saya langsung pergi, biar gak ada yang curiga. Begitu sampai keluar dari pondok, saya dicegat, Nyonya. Badan mereka gede-gede.” “Terus?” "Mereka menghentikan saya. Saya mau kabur tadi dihadang oleh salah satu dari mereka. Yang lainnya meminta HP saya. Gak tak kasih. Malah saya dicekal, dipukuli dan semua yang saya foto dan rekam, mereka hapus. Bukan itu saja, ponsel saya direset semua. Gak ada apa-apa jadinya," terang Abdul. Orang suruhan Habiba yang dia tugasi memvideo perdebatan antara dirinya dan Anjani. Kejadian hari ini, memang sengaja dia lakukan untuk menjebak Anjani. Se

  • Cinta Gadis tak Bernasab   111. Anjani Ngamuk

    Anjani yang sedang sibuk menata tanaman di kebun pondok bersama beberapa santriwati kaget mendapati kedatangan Habiba. "Kamu!" "Ya ini aku." "Ada apa?" Habiba tak menjawab. Dia justru menarik paksa cadar yang dipakai oleh Anjani. Membuat wajahnya yang buruk terlihat oleh para santri. Mereka menjerit, Anjani mencoba menutupi dengan kerudungnya. Habiba tertawa puas. "Hahaha. Ternyata benar. Wajahmu jadi buruk rupa. Buruk sekali macam monster. Hai kalian semua. Lihat istri Kyai Kalian, dia jelek. Kayak monster. Hahaha. Lihat dia. Hahaha. Masa kalian mau punya Bu Nyai kayak dia?" teriak Habiba. Para santri menatap keduanya dengan bingung lalu berubah kaget saat cadar Anjani terbuka. Para santri memamerkan banyak ekspresi. Dari kaget, takut hingga ekspresi jijik ketika melihat wajah Anjani. Beberapa bahkan menjerit ketakutan dan mengatainya monster. "Hahaha. Lihat. Orang kayak gini jadi istri seorang Umar? Gak pantes. Gak pantes sosok begitu sempurna punya istri kayak dia. Gak pan

  • Cinta Gadis tak Bernasab   110. Hadiah Untuk Ipar

    Galuh dan Alfa sedang duduk bersama dengan kerabat lain menikmati sarapan pagi. Ada beberapa menu khas wilayah Timur Tengah yang menjadi sajian di meja makan."Kenapa?" tanya Alfa melihat sang istri yang terlihat tidak terlalu bernapsu makannya."Hehehe." Galuh hanya tertawa dan kembali menyuapi Fairuz."Gak suka?""Gak sih, cuma ... gak terbiasa aja. Biasa lihatnya nasi, lalapan sama sambel terasi."Alfa terkekeh lalu kembali menyuapkan makanan ke mulut."Untung aku pernah bertahun-tahun di Kairo. Jadi gak kerasa aneh di lidah," bisik Alfa. "Aku yang merasa aneh, Mas. Sama Fay. Soalnya lidahnya sudah Jawa semua. Ini aja Fay mintanya telor dadar."Alfa terkekeh, Galuh juga."Nanti juga terbiasa.""Moga aja."Di sudut lain, tampak Anjani sedang meladeni suaminya dengan telaten. Pun dengan para istri dari Abu Hasan, Syafiq dan Syakib. Ulfa dan Amira dengan telaten menghidangkan sarapan untuk para suami. Bahkan keduanya makan dalam satu piring bersama suami masing-masing. Khodijah pun s

  • Cinta Gadis tak Bernasab   109. Hati Yang Terluka

    Yara sedang mengamati Galuh dengan intens, dia penasaran akan sosok sepupunya. Dan yang paling membuatnya penasaran adalah kenapa Galuh bisa menarik hati Alfa sementara dia yang juga punya wajah turunan Arab tidak bisa menarik hati Alfa.“Suami orang gak usah dilihat segitunya, Kak Yara. Ingat Kak Rafi loh," bisik Yesha sengaja menggoda sang kakak.“Apaain, sih. Cuma penasaran aja.”“Penasaran sih penasaran. Tapi jangan kelihatan banget, Kak.” Lagi, Yesha menggoda sang kakak.Yara sekali lagi meminta sang adik untuk tidak menggodanya. Kedua saudara masih asik beradu pendapat. Tanpa sengaja, tatapan mata keduanya bertubrukan dengan tatapan Galuh. Galuh mengulas senyum ramahnya dan dibalas oleh kedua bersaudara dengan sedikit kikuk.Lalu baik Yara dan Yesha memilih pura-pura membahas hal lainnya. Galuh yang sadar, dua bersaudara baru saja membicarakan dirinya dan Alfa memilih cuek. Semenjak kabur dari An-Nur, Galuh sudah bisa lebih berekspresi. Dia sudah tidak manutan dan minderan, poko

  • Cinta Gadis tak Bernasab   108. Sambutan Hangat

    Alfa baru saja memarkirkan motornya lalu diikuti Zahra yang parkir di sebelah kirinya. Tak berapa lama, mobil yang dinaiki Faris CS juga sampai di halaman ndalem Pondok Pesantren Andalusia. Abu Yasin yang sejak kemarin diberitahu sang keponakan kalau dia akan pulang bersama anak, istri, menantu, cucu, keponakan serta iparnya tentu sudah menunggu sejak pagi. Syafiq dan Syakib juga ikut menunggu.Maka tak heran, begitu mendengar suara motor dan mobil di halaman, mereka segera keluar. Tampaklah di mata mereka, Faris dan yang lain sedang sibuk menuruni koper-koper sementara Alfa dan Galuh sedang sibuk membangunkan Fairuz.“Sudah sampai Abah, Umi?”“Sudah.”“Hoaam.”Fairuz menguap, Galuh terkekeh lalu segera membawa sang putri dalam gendongan. Sementara Alfa membantu mengambil koper.“Assalamu'alaikum, Ami!” teriak Faris.“Wa'alaikumsalam. Kamu sudah sampai, Umar?”“Iya, Ami. Lihat yang kubawa, ada istri, anak, menantu, cucu, keponakan sama kedua iparku," ucap Faris dengan raut wajah gembi

  • Cinta Gadis tak Bernasab   107. Pergi Ke Tegal

    Alfa sedang menepuk-nepuk paha Fairuz dengan pelan. Lama-kelamaan putri angkatnya tertidur juga. Galuh yang baru keluar dari kamar mandi tersenyum. Dia pun mendekat ke arah ranjang."Sudah tidur?""Gak sampai lima menit, udah tidur dia." Alfa memberi tempat untuk sang istriGaluh pun merebahkan diri di tengah seperti biasa. Alfa segera memeluk sang istri, erat. Sesekali dia mengecup kening sang istri."Belum ada hasil ya? Gus Alwi masih belum nerima?""Iya."Galuh melingkarkan kedua tangan di leher sang suami."Mungkin biarkan saja. Sama seperti Mas yang selalu cuek sama Bu Nyai Latifah, kini Mas Alfa juga kudu begitu sama Gus Alwi.""Entahlah. Mas merasa bersalah. Tapi di satu sisi, Mas juga bersyukur memiliki kamu.""Galuh juga, Mas. Galuh bersyukur suami Galuh itu kamu. Pas memutuskan pergi dari sini, dan yakin kalau Mas akan menikahi Mbak Shadi, Galuh sudah memutuskan mau hidup sendirian saja."“Gak mau nikah?”“Gak pengen.”“Karena suamimu bukan aku?”Galuh mengangguk, Alfa menge

  • Cinta Gadis tak Bernasab   106. Belum Bisa Memaafkan

    "Kabarmu gimana, Wi?""Baik Pakdhe.""Alhamdulillah. Betah kamu di sana?""Ya dibetah-betahkan, Padhe.""Makanmu yang teratur ya? Jangan terlalu ngoyo. Kalau capek ya istirahat.""Kalau gak capek justru aku gak bisa tidur, Pakdhe. Banyak yang kupikirkan. Bahkan, sudah capek saja, aku gak bisa langsung tidur. Coba buat rebahan, terus peluk guling tetep gak bisa tidur. Beda sama Mas Alfa. Sekarang lah dia enak. Capek ada yang mijitin. Banyak pikiran ada yang nenangin. Ada yang meluk," sinis Alwi sambil melirik ke arah Alfa. Alfa yang sadar sedang disindir hanya bisa menghela napas.Kyai Baihaki tersenyum. Dia sadar keponakannya sedang dilanda kecemburuan yang besar serta kemarahan yang luar biasa. Sayang, dia tidak bisa meluapkan kekesalannya seperti biasa. Mungkin karena ada Kyai Baihaki. Coba gak ada, beliau yakin, keponakannya pasti bisa terlibat pertengkaran dengan putra tunggalnya. Bahkan adu hantam bisa jadi."Ya nanti kamu nyari lah, jodoh sudah ada yang ngatur. Semua sudah diper

  • Cinta Gadis tak Bernasab   105. Akhirnya Bertemu

    Alfa sedang menemui beberapa pengurus MA untuk membahas sesuatu. Cukup lama dia di sana hingga begitu selesai, Alfa tak langsung pergi tapi mengobrol dulu dengan salah satu ustaz di sana."Gus. Tadi saya lihat Gus Alwi loh. Njenengan sudah ketemu belum?""Alwi? Dia pulang? Kok aku gak tahu. Ustaz Malik tahu dia di mana sekarang?""Kayaknya di lantai dua.""Ya sudah aku cari dulu."Alfa segera menuju ke lantai dua. Namun, setelah mencari bahkan hingga ke setiap ruang kelas, sosok adik sepupunya tak terlihat. Tiba-tiba ada perasaan resah yang melanda. Alfa yakin, adik sepupunya pasti sudah tahu kalau dia dan Galuh telah menikah. Alfa sebenarnya sudah tahu konsekuensi dari tindakannya saat menikahi Galuh. Tapi jika masa lalu kembali diulang, dia akan tetap memilih menikahi Galuh. Dia mencintainya. Dia ingin membuat Galuh bahagia. Jadi, Alfa pun di sini tak salah. Lagi pula Galuh mau dia nikahi. Gak nolak juga setiap hari dia cumbui. Jadi intinya, hanya perasaan Alwi yang tak bersambut.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status