Bagi Raynelle makan malam keluarga adalah hal yang langka baginya, ia hanya memiliki Thony sebagai orang tua sementara Thony sendiri sangat jarang ada di rumah karena bisnis yang harus di kerjakan membuatnya terkadang berada di luar kota.
Sekarang posisi Raynelle ada dengan keluarga Chris, suasana terasa sangat canggung bahkan Chris juga tidak mengatakan apapun. Chris juga tidak mengatakan hubungannya dengan keluarganya dekat tapi setidaknya Chris punya keluarga yang lengkap. Namun sejak awal mengenal Chris, Raynelle sudah menaruh kecurigaan pada lelaki ini, apa tindakannya terlalu berlebihan? Apa mungkin Chris hanya orang biasa tanpa keterikatan hubungan gelap? Entahlah, meski sudah lama bergelut di dunia klan hitam namun Raynelle masih belum begitu pandai membaca ekspresi orang lain. Di dalam dirinya sudah tertanam jiwa-jiwa kewaspadaan sehingga sangat sulit bagi Raynelle percaya pada orang baru begitu saja. “Jadi kalian sudah menjalin hubungan sejak kapan?” tApartemen Chris tidak begitu luas seperti yang Raynelle bayangkan, tapi di sana ada dua kamar tidur dan kitchen set lengkap dengan ruang tamu.Raynelle menoleh melihat Chris berjalan mendekat membawa dua botol sampanye dan gelas. Meletakkan benda itu di atas meja sebelum menuntun Raynelle duduk di sofa.“Cuaca yang dingin sangat tepat untuk menghangatkan badan, sampanye adalah teman yang paling tepat.” Chris berucap sembari menuangkan cairan dari botol ke dalam gelas.Raynelle bersandar, tengah memikirkan mengenai Chris dan keanehan yang Chris miliki dengan keluarga Doughlas, entah pemikiran darimana tapi jauh dari hati Raynelle, gadis itu merasa Chris bukan anak kandung keluarga Doughlas.Tentu saja di lihat dari kemiripan Nyonya dan Tuan Doughlas, Chris tak memiliki kemiripan apa pun dengan kedua orang tuanya. Lalu adik Chris, Justin dan Jasmine kenapa mereka tinggal jauh dari keluarganya, jika memang alasan pendidikan lalu mengapa Jasmine memilih tinggal dengan nenek di usiany
Raynelle benar-benar berhasil mempermainkan Chris bahkan dengan santainya Raynelle pergi meninggalkan Chris dengan posisi bersitegang dengan sesuatu dalam dirinya. Mau tak mau Chris harus menyelesaikan hal itu sendiri, untuk saat ini ia sedang tak ingin dengan wanita lain jika itu bukan Raynelle.“Sial, perempuan itu mempermainkanku. Jika bukan karena Bloody Moon itu saat ini pasti sudah aku nikmati tubuhnya, oh gosh, sangat tidak bisa di prediksi.” gerutu Chris di bawah pancuran shower.Sementara itu Raynelle tertawa puas, senang rasanya bisa menjahili Chris seperti tadi meski resikonya tidak bisa di prediksi, syukurnya Chris tidak memaksa.Namun Raynelle masih punya satu hal lagi yang harus ia lakukan, ponselnya segera menghubungi Jay, hanya dalam satu kali deringan panggilannya pun di angkat oleh Jay.“Hai, Babe. Lama aku tak mendapat panggilan darimu, ada apa?”“Jay, aku butuh informasi mengenai lelaki bernama Christian Doughlas, aku ingin tau meng
Raynelle terus kepikiran dengan apa yang Aaron katakan, lelaki itu benar jika Raynelle terus mengikuti jejak orang tuanya maka tak mempungkiri juga jika anak cucunya kelak juga akan mewarisi hal yang sama.Selama dua puluh tahun Raynelle hidup di keluarga Jackinson, sejak usianya baru beberapa tahun saja ia sudah di perkenalkan dalam dunia klan hitam dan bagaimana cara bertahan.Rasa sakit bahkan telah menjadi sahabat Raynelle, selama hidupnya yang tertanam dalam pikirannya adalah kewaspadaan dan kebencian. Raynelle termenung cukup lama sampai mendadak sebuah tepukan membuatnya terkejut.“Apa yang membuatmu berpikiran sampai sedalam itu, Rayn?” ucap Laurent sembari duduk di kursi sebelah Raynelle.Raynelle bersandar kemudian menghembuskan nafasnya, ia tak bisa bercerita pada Laurent karena kewaspadaannya terkahap siapapun membuat Raynelle tak mudah percaya. Jangan sampai Laurent mengetahui isi pikiran Raynelle kemudian memanfaatkannya.Tangan Laurent menepu
Brakk! Tubuh Raynelle menubruk loker akibat dorongan yang Claire lakukan. Bukannya marah, Raynelle hanya menghela nafas karena tubuhnya mendadak di dorong dari belakang. Berbalik dengan santai menatap Claire yang tengah emosi.“Entah hantu mana yang membuatmu mendorongku sekeras tadi. Kapan kau puas menggangguku, hm?” ucap Raynelle.“Jangan pikir kau telah menunjukkan jika dirimu adalah putri keluarga Jackinson lantas kami takut padamu.”Alis Raynelle naik sebelah, “Oh ya? Lagi pula siapa yang menakut-nakuti perempuan penakut seperti kalian?” Raynelle menyeringai. Claire mendekat selangkah menatap tajam pada Raynelle, “Jauhi Chris.” katanya.Raynelle menahan tawa, rupanya Claire masih belum melepaskan Chris meskipun Claire sudah memiliki pasangan untuk acara prom. Dan ya, besok adalah acara tersebut di lakukan. Claire pasti takut kalah jika posisinya tergantikan oleh Raynelle, itulah tujuan Raynelle sebenarnya.“Menjauhi Chris, bagaimana kau mengatakan hal itu. Aku dan Chris s
“Tadi kau ingin berkata apa?” tanya Chris setelah dia dan Andrew keluar dari kelas.Andrew hanya tersenyum, Chris meninju lengan sahatnya dengan kesal karena tak kunjung bicara setelah membuatnya penasaran. “Sebenarnya kau ingin mengatakan apa, jika kau ingin beradu denganku nanti kita menuju ke ring.”“Kita cari tempat bersantai yang cocok untuk berbicara.” Andrew merangkul Chris dan tujuan mereka adalah sebuah caffe yang letaknya tak begitu jauh dari sekolah mereka.Chris masih menunggu tapi Andrew tak kunjung bicara.“Kemarin kamu mengatakan jika Raynelle memiliki otot yang memungkinkan aku bisa saja kalah padanya, aku sudah membuktikan sendiri apa yang kamu katakan sepertinya tidaklah benar.”“Maksudmu? Kau dan Raynelle berkelahi?” tanya Chris tak habis pikir.Andrew mengangguk, “Tenang saja, aku tidak melukainya sedikit pun, hanya mencoba seberapa benar apa yang kamu katakan mengenai kemampuannya. Tapi aku akui dia memang tidak seperti gadis keba
Raynelle berbalik menyapa dua lelaki tadi yang mengikutinya sembari tersenyum, “Well, selamat datang. Sepertinya usaha kalian mengikutiku tidak sia-sia, bagaimana jika salah satu di antara kalian berlatih boxing denganku di sini?” ucap Raynelle.Chris mengedarkan pandangan, tempat itu sepi hanya ada Raynelle dan satu lelaki berbadan besar yang tak lain adalah Jay. Langkah Chris mendekat dan semakin dekat sampai dia dekat dengan Raynelle berjarak dua meter.“Kau sering ke tempat ini dan apa ini yang kau maksud sebagai kesibukan yang tak bisa aku ganggu?”“Kau tak pernah tau bagaimana jika seseorang menyukai sebuah hobi yang tak bisa di lewatkan, dan aku memiliki hobi dengan bermain tinju. Hanya aja orang-orang yang sering latihan di sini sedang tidak hadir, bagaimana jika di antara kau dan Martin menjadi temanku berlatih.” Raynelle menyunggingkan senyum seperti tak terjadi apa-apa meski dalam hati ia berharap Chris dan Martin segera pergi agar Raynelle bisa segera mel
Keesokan harinya, Raynelle berniat untuk menyiapkan gaun persiapan nanti malam di acara prom. Ia harus tampil semaksimal mungkin karena di acara tersebut dirinya akan menjadi seorang Queen merebut tahta yang sudah Claire duduki sebelumnya.Setelah mendapatkan posisi Queen, Raynelle hanya perlu menunjukkan jika dirinya bukan lagi orang yang bisa di rendahkan, kepercayaan diri Raynelle sangat tinggi untuk memenangkan pemilihan.Sebuah butik Raynelle datangi pada pukul sepuluh pagi, tapi yang tak Raynelle duga adalah dirinya melihat Chris di butik tersebut. Hal yang sulit di percaya, lelaki itu sudah ada di tempat ini bahkan sebelum Raynelle datang.Tapi ada yang aneh, Raynelle mengernyitkan kening. “Apa Chris sedang melamun?” batinnya.Langkahnya mendekat, tapi Raynelle di kejutkan dengan kemunculan Jasmine dari ruang ganti sehingga langkah Raynelle berhenti untuk mendekat.“Chris, bagaimana dengan baju yang aku pilih ini, apa cocok untukku?”Dengan mala
Dengan merias diri secantik mungkin, untuk pertama kalinya Raynelle meminta jasa stylist untuk mengubah tatanan rambutnya menjadi cantik. Tepat pada pukul tujuh malam Chris datang, seseorang meminta ijin menemui Raynelle yang hampir selesai dengan persiapan.“Ada apa?” tanya Raynelle.“Nona, lelaki bernama Christian menunggu Anda di ruang tamu.”“Suruh tunggu sebentar, aku tidak akan lama.”Maid yang berbicara pada Raynelle mengangguk lalu pergi, stylist yang membantu Raynelle mengakhiri pekerjaannya.“Sudah selesai.”“Terima kasih, sekarang bagaimana penampilanku?”“Kau sangat cantik, Nona.” puji staylist tersebut.Raynelle manatp pantulan dirinya selama beberapa detik kemudian meraih ponsel dan keluar dari kamar menghampiri Chris yang sudah menunggu. Dengan menggunakan dress sedikit di atas lutut berwarna hitam, sangat cocok di pakai oleh Raynelle yang berkulit putiih.“Menakjubkan, kau semakin cantik jika memutuskan untuk berias diri.
“Apa maksudmu!” pekik Raynelle setelah beberapa saat lalu mendengar apa yang dokter katakan ketika Raynelle bertanya mengenai kandungannya.“Maaf nyonya, bayi di kandungan Anda tak bisa kami selamatkan akibat peluru yang melukai Anda sangat berpengaruh dengan perutumbuhan janin. Jika kami mempertahankan bayi itu, akibatnya juga akan buruk pada nyawa Anda.” jelas Dokter.Raynelle mngusap wajahnya, tangisnya pecah saat itu juga dan dokter pun keluar memberikan ruang untuk Raynelle sendirian.Di luar Thony mendengar suara tangisan Raynelle yang memilukan, setelah berteriak memanggil ibunya. Raynelle menjadi seseorang yang menyedihkan di mata Thony, ini kali pertama Thony mendengar tangisan Raynelle yang seperti ini setelah perempuan itu tau jika anaknya sudah tidak ada lagi di rahimnya.Thony merasa sangat bersalah, ia memang ingin membunuh bayi itu tapi tidak mengira respon Raynelle akan seperti ini. Sebagai ayah ia benar-benar bukan orang yang patut di banggakan oleh putrinya send
Dua hari berlalu, Chris dan Raynelle di rawat di rumah sakit yang sama tapi Aaron menjaga Chris agar Thony tidak mendatanginya lalu melanjutkan niat membunuh Chris di rumah sakit.Begitu sadar dari posisi tak sadarkan diri akibat luka yang Thony berikan tidak sedikit. Mendadak Chris terlonjak teringat dengan Raynelle.“RAYN!”“Chris, tenanglah dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang, Raynelle tertembak oleh ayahnya sendiri dan apa aku haru sterus diam saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan anakku!”Chris bangun mendadak dari tempat tidur rumah skait, tapi saat kakinya menginjak lantai ia nyaris tersungkur jika saja Aaron tidak segera membantu.“Berapa lama aku tak sadarkan diri?” tanya Chris.“Dua hari.””“Lalu bagaimana kondisi Raynelle, di mana sekarang keberadaannya?”Aaron terdiam, bagaimana dia mengatakan yang sebenranya saat ini.“Aaron, katakan padaku di mana Raynelle sekarang dan seperti apa kondisinya? Dia dan bayinya baik-baik saja kan?”Aaron semakin bingung bagi
Raynelle terbangun setelah tak sadarkan sekitar setengah jam, ia kaget karena posisinya sudah tidak bersama Chris.Pintu terbuka, Thony datang menghampiri sambil menghembuskan nafas.“Kau mau lari sejauh apapun daddy akan tetap bisa menemukanmu kembali, Rayn. Kenapa kau sulit sekali di beritahu jika seorang pewaris tak bisa melepaskan tanggng jawabnya begitu saja hanya demi seorang lelaki yang belum tentu bisa membuatmu bahagia.”“Setidaknya Chris jauh lebih baik dari orang yang membesarkanku selama ini.” sahut Raynelle. “di mana Chris, jika kau menyakitinya lagi aku tidak akan memaafkanmu seumur hidupku.”Thony menghela nafas, “Kali ini kau tak perlu tau aku apakan lelaki itu, kau tetap di sini dan istirahat. Setelah aku membereskan Chris, selanjutnya adalah bayi di perutmu itu.” ucap Thony lantas keluar dari tempat itu.Raynelle langsung melompat dari tempat tidur mengejar kemana Thony pergi, tapi saat keluar mobil yang di kendarai Thony sudah melaju lebih dulu.Raynelle meng
Dua hari berlalu begitu saja dengan cepat, badai salju masih membuat jalanan tertutup dan tidak bisa di lewati oleh kendaraan. Untuk sementara Chris dan Raynelle tetap tidak bisa kemana-mana walau badai salju sudah reda, untuk makan saja mereka menggunakan jasa pengiraman makanan di penginapan tersebut.Pergerakan terhenti total, untuk berpergian jalanan sedang tertutup. Butuh waktu beberapa hari lagi sampai jalanan bisa di lewati lagi. Saat itu terjadi Thony pasti juga belum mengerahkan kembali para anggotanya karena jalanan belum bisa di lewati.Raynelle duduk di sebuah sofa single sementara Chris berjongkok di hadapan Raynelle sambil menatap dan mengusap perut rata Raynelle yang belum membesar namun sudah terlihat ada sedikit perubahan.Ada kehangatan yang Chris rasakan, ia akan menjadi seorang ayah dari bayi yang Raynelle kandung. Semoga saja sampai hari itu tiba bayi ini terlahir dengan selamat.“Lihat apa yang sudah kamu perbuat.” ucap Raynelle.Chris mendongak menatap Ray
Dua hari menunggu badai salju berhenti, Thony juga tak bisa melakukan apapun saat bada salju telah mengusai sebagian besar daerah di Rusia. Pencarian di mana keberadaan Raynelle pun harus terjeda karena cuaca yang buruk.Meski begitu Thony yakin jika Raynelle masih ada di Rusia dan belum sempat melarikan diri dengan Chris.Wine di teguk oleh Thony, pandangan melihat keluar jendela kaca di mana benda putih turun cukup banyak malam hari dan sampai sekarang Thony belum menemukan keberadaan Raynelle.Thony tidak ingin membunuh Raynelle, tidak pula ingin membuat perempuan itu lepas dari tanggung jawab sebagai hak waris tunggal. Thony juga tidak bisa memberikan kekuasaannya pada orang yang bukan berasal dari keturunannya, tapi jika keturunannya tidak mau mewarisi semua itu apa yang akan terjadi.Menghembuskan nafas, Thony jadi teringat tatapan memohon Raynelle seperti tadi, timbul perasaan tak tega tapi harus ia enyahkan. Raynelle putrinya dan bayi yang Raynelle kandung adalah calon k
“BODOH!” umpat Thony, “sekarang jaga setiap perbatasan, jangan biarkan Raynelle pergi dan melahirkan bayi itu. Raynelle benar-benar membuat kemarahanku tak bisa di pertahankan lagi, aku tidak akan segan sekarang.” Thony mengambil mantel dinginnya, cukup banyak anggota yang di sebar untuk mencari keberadaan Raynelle, perempuan itu harus di temukan dan Thony juga harus memastikan bayi di rahim Raynelle tidak akan pernah lahir.Setelah mengetahui Raynelle kembali berhasil melarikan diri, Thony yakin tujuan Raynelle adalah menemui Chris lalu kemudian melarikan diri entah kemana untuk bisa membuat bayi itu bisa di lahirkan.Jelas Thony tidak akan membiarkan Raynelle melahirkan untuk sata ini di usia yang terlalu muda, memang usia yang akan memasuki dua puluh satu tahun bukan lagi kategori belum cukup usia. Namun tetap saja, dengan keberadaan bayi itu nantinya akan membuat pikiran Raynelle terpecah belah dan sulit fokus.Ini tidak boleh terus di biarkan.Baru beberapa hari di Rusia,
Apa yang di harapkan dari orang yang tidak berperasaan, bahkan saat Raynelle memohon pun Thony tidak mendengarkan keinginan putriya sendiri untuk mempertahankan bayi itu. Thony justu memerintahkan agar para anggotanya memastikan Chris sudah tewas tanpa sempat datang ke rumah sakit.Thony yakin tembakannya tadi tidak melesat, kemungkinan besar menembus jantung Chris, dan itu tidak akan membuat Chris bertahan jika organ vitalnya terluka parah, dengan begitu Thony berhasil meyingkirkan Chris selamanya dari Raynella.Namun laporan yang anggota Thony katakan justru membuat Thony semakin geram, benda apapun yang ada di sampingnya di lempar begitu saja.“Bagaimana mungkin dia bisa kabur dengan kondisi seperti itu, cari rumah sakit di tempat ini jangan sampai ada yang terlewat, Chris pasti menghuni salah satu rumah sakit untuk pengotan.” ujar Thony.“Cari Aaron, dia yang membawa Chris ke rumah sakit.”“Tuan, Aaron dalam keadaan memar berada di rumah sakit. Seseorang menyerangnya saat per
“Apa yang kau lakukan, Rayn! Kau membela lelaki itu dan melawan ayahmu sendiri!”“Aku sudah berkata padamu jika aku tidak ingin membuat orang lain kehilangan nyawanya, apa itu masih kurang jelas!”Thony melihat ke belakang di mana beberapa orang telah berjatuhan. “Hentikan orang-orangmu.” perintah Thony.“Lepaskan Chris, maka aku akan membuat mereka berhenti.”Thony mengepalkan tangannya, “Kalau begitu aku sendiri yang akan menghabisi Chris dengan tanganku sendiri.” ancam Thony sembari melihat kemana keberadaan Chris sekarang tapi tidak terlihat lelaki itu ada di mana.Sampai akhirnya terlihat Aaron datang membawa Chris. “Saya berhasil menangkaapnya kembali, Sir.” ucap Aaron.Thony meraih senjata apinya lagi lalu segera di arahkan pada Chris, Raynelle bergegas merentangkan tangan di depan benda tersebut menghalangi agar peluru tidak melukai Chris.“Aku tidak akan membiarkanmu melukainya.”“Minggir, Rayn! Hei kalian segera bawa Raynelle menjauh, dia hanya mengganggu aku untuk
“Aaron apa kau masih di luar?” seru Raynelle tapi tidak ada sahutan dari orang yang ia panggil.Raynelle benar-benar khawatir jika ia tak segera menghentikan Thony, lelaki itu akan menghabisi nyawa Chris.Sekarang Raynelle tak bisa kemana-mana, pintu terkunci dari luar dan ia juga tak mungkin melompat dari gedung tersebut jika masih ingin hidup. Kecemasan Raynelle benar-benar besar sekarang, Thony telah mengetahui keberadaan Chris dan lelaki itu pasti akan membuat perhitungan dengan Chris. Raynelle berdiri kemudian memukul pintu memanggil Aaron lagi.“Aaron, kau masih di sana?!”Tak ada sahutan, sudah dua jam sejak Thony berhasil mendapatkan Chris, saat ini dia pasti sedang memberi perhitungan kasar terhadap Chris yang memungkinkan nyawa Chris sebagai taruhannya.“Aaron!”Pintu terbuka, Raynelle berniat menerobos tapi lengannya di cengkeram oleh Aaron dengan kuat, pintu segera di tutup sebelum Raynelle berhasil melarikan diri.“Raynelle, berhenti.”“Aku harus menemukan Chri