Udara terasa panas meski pendingin telah di nyalakan, ruangan persegi dengan tempat tidur yang lembut menyapa dengan hangat. Raynelle sudah tidak peduli apapun, ia menginginkan sentuhan lebih pada tubuhnya.
Siapapun yang memasukan obat ke dalam minumannya, orang itu tak akan dengan mudah lolos begitu saja setelah Raynelle lolos dari pengaruh obat tersebut. Tangan besar menyentuhnya, melepaskan pakaian yang Raynelle gunakan. Erangan lolos dari bibir gadis itu, hangat menjalari tubuhnya dan entah tangan siapa kini bergerilya di sana membuatnya tak bisa mengendalikan diri lagi. Sentuhan itu berhenti, Raynelle menghembuskan nafas dengan mata terbuka namun ia tak bisa melihat dengan jelas siapa lelaki yang ada di depannya sekarang. Suara bisikan terdengar tapi itu tidak jelas hingga sesuatu menusuk bagian sensitif yang sudah basah di bawah sana secara perlahan. Erangan kembali keluar dari bibir RaynRaynelle merasa tak perlu harus mengingat apa yang terjadi antara dirinya dan Chris semalam, pekerjaannya jauh lebih penting sebelum memulai kembali mengerjakan tugas sekolah. “Dari maka kau?” tanya Thony.“Sesuatu terjadi di luar dugaanku.” Raynelle menghempaskan tubuhnya di atas sofa dengan lelah.“Perbatasan di serang, beberapa anggota kita di tangkap oleh FBI dan barang mereka temukan di gudang kita telah di sita oleh negara. Kerugiannya mencapai satu juta dolar.”Hembusan nafas keluar dari bibir Raynelle. “Mereka tertangkap juga tidak akan tau kita adalah ketuanya, biarkan saja selagi posisi kita tetap aman.”Thony menuangkan minuman ke dalam gelasnya, “Kau tak bisa menyepelekan hal ini Rayn. FBI pasti terus mencari tahu dan kau harus selalu waspada, oh ya nanti sore ada transaksi aku mau kau yang mewakiliku pergi ke sana.”Raynelle menoleh, “Siang ini aku tidak ada kerjaan, kalau begitu aku ingin istirahat lebih dulu.” gadis itu berdiri dan pergi ke arah kamarnya kemudia
Seharian beraktivitas di luar, Andrew melangkahkan kaki di antara banyaknya orang yang berlalu lalang. Dalam pikirannya masih teringat apa yang terjadi dengan Chris, sebelumnya tak pernah ada kejadian seperti ini karena hubungan yang berlangsung dengan wanita tak lebih dari satu minggu, namun Chris bukannya melepaskan Raynelle justru malah mempertahankan hubungannya.Memang gadis itu sosok nerd yang di hindari atau bahkan sering kena buli, namun jika benar apa yang Chris katakan mengenai tubuh Raynelle yang berotot lantas kenapa Raynelle tidak membalas orang-orang yang membulinya? Dan setelah di pikirkan, apa yang Chris katakan benar jika ada sesuatu yang sedikit aneh.Tapi mengingat kehidupan Raynelle adalah putri tunggal keluarga Jackinson, hal itu dengan mudah menepis pemikiran aneh yang ada di otak Andrew mengenai Raynelle.“Dia memang terlihat berbeda, dari tatapannya saat pertama kali bertemu aku sudah melihat itu bukan tatapan takut melainkan tatapan seseorang
“Kenapa kau turun mendadak dari mobil?” tanya rekan Raynelle yang duduk di kursi kemudi.Raynelle memakai sabuk pengaman, “Menemui seseorang, sekarang kita jalan untuk pekerjaan selanjutnya.” perintahnya.Sebuah gedung putih, tempat itu termasuk sebuah pusat perbelanjaan di Los Angeles dan tempat yang cukup ramai dengan banyak orang berlalu lalang, seseorang membawa sebuah tas hitam sementara Raynelle sengaja berpura-pura menjadi salah satu pelanggan di tempat itu agar cctv tak mencurigai pergerakannya.Tepat di lantai atas, beberapa orang sudah menunggu dan Raynelle sudah memakai masker untuk menutupi sebagian wajahnya. Tas hitam di buka di depan Raynelle, cukup banyak uang yang di serahkan lalu Raynelle memberikan perintah untuk menunjukkan barang bawaannya juga. Orang-orang di dalam ruangan itu terlihat tertarik dengan berlian langka yang ada di tas hitam itu.“Bagaimana bisa kalian selalu mendapatkan barang-barang langka seperti ini, bahkan para kolekt
Raynelle berganti pakaian langsung menggunakan barang yang ia beli di tempat itu lalu menuju rumah Chris. Selema ini Raynelle hanya tau jika Chris jauh lebih sering tinggal di apartemen ketimbang di rumah kedua orang tuanya, seorang lelaki dewasa memang sewajarnya keluar dari rumah jika mencapai usia dewasa jadi Raynelle tidak begitu mencurigai Chris.Perjalanan di tempuh hampir satu jam karena perjalanan yang cukup padat hari ini, keduanya tiba di sebuah rumah bercat putih. Seorang remaja duduk di depan rumah dengan seekor anjing putih berbulu lebat.“Dia yang kau maksud bernama Jasmine?” tanya Raynelle sebelum turun dari mobil.“Iya, dia akan kembali ke kanada dua hari lagi setelah hari ulang tahunnya. Ayo, kau bilang ingin bertemu dengan Jasmine, itu dia bermain dengan hewan peliharaannya.”Raynelle mengangguk kemudian turun dari mobil, sementara Jasmine melihat kedatangan Chris dengan kening mengernyit karena ini kali pertama dirinya melihat Chris membawa pu
Bagi Raynelle makan malam keluarga adalah hal yang langka baginya, ia hanya memiliki Thony sebagai orang tua sementara Thony sendiri sangat jarang ada di rumah karena bisnis yang harus di kerjakan membuatnya terkadang berada di luar kota.Sekarang posisi Raynelle ada dengan keluarga Chris, suasana terasa sangat canggung bahkan Chris juga tidak mengatakan apapun. Chris juga tidak mengatakan hubungannya dengan keluarganya dekat tapi setidaknya Chris punya keluarga yang lengkap.Namun sejak awal mengenal Chris, Raynelle sudah menaruh kecurigaan pada lelaki ini, apa tindakannya terlalu berlebihan? Apa mungkin Chris hanya orang biasa tanpa keterikatan hubungan gelap? Entahlah, meski sudah lama bergelut di dunia klan hitam namun Raynelle masih belum begitu pandai membaca ekspresi orang lain.Di dalam dirinya sudah tertanam jiwa-jiwa kewaspadaan sehingga sangat sulit bagi Raynelle percaya pada orang baru begitu saja.“Jadi kalian sudah menjalin hubungan sejak kapan?” t
Apartemen Chris tidak begitu luas seperti yang Raynelle bayangkan, tapi di sana ada dua kamar tidur dan kitchen set lengkap dengan ruang tamu.Raynelle menoleh melihat Chris berjalan mendekat membawa dua botol sampanye dan gelas. Meletakkan benda itu di atas meja sebelum menuntun Raynelle duduk di sofa.“Cuaca yang dingin sangat tepat untuk menghangatkan badan, sampanye adalah teman yang paling tepat.” Chris berucap sembari menuangkan cairan dari botol ke dalam gelas.Raynelle bersandar, tengah memikirkan mengenai Chris dan keanehan yang Chris miliki dengan keluarga Doughlas, entah pemikiran darimana tapi jauh dari hati Raynelle, gadis itu merasa Chris bukan anak kandung keluarga Doughlas.Tentu saja di lihat dari kemiripan Nyonya dan Tuan Doughlas, Chris tak memiliki kemiripan apa pun dengan kedua orang tuanya. Lalu adik Chris, Justin dan Jasmine kenapa mereka tinggal jauh dari keluarganya, jika memang alasan pendidikan lalu mengapa Jasmine memilih tinggal dengan nenek di usiany
Raynelle benar-benar berhasil mempermainkan Chris bahkan dengan santainya Raynelle pergi meninggalkan Chris dengan posisi bersitegang dengan sesuatu dalam dirinya. Mau tak mau Chris harus menyelesaikan hal itu sendiri, untuk saat ini ia sedang tak ingin dengan wanita lain jika itu bukan Raynelle.“Sial, perempuan itu mempermainkanku. Jika bukan karena Bloody Moon itu saat ini pasti sudah aku nikmati tubuhnya, oh gosh, sangat tidak bisa di prediksi.” gerutu Chris di bawah pancuran shower.Sementara itu Raynelle tertawa puas, senang rasanya bisa menjahili Chris seperti tadi meski resikonya tidak bisa di prediksi, syukurnya Chris tidak memaksa.Namun Raynelle masih punya satu hal lagi yang harus ia lakukan, ponselnya segera menghubungi Jay, hanya dalam satu kali deringan panggilannya pun di angkat oleh Jay.“Hai, Babe. Lama aku tak mendapat panggilan darimu, ada apa?”“Jay, aku butuh informasi mengenai lelaki bernama Christian Doughlas, aku ingin tau meng
Raynelle terus kepikiran dengan apa yang Aaron katakan, lelaki itu benar jika Raynelle terus mengikuti jejak orang tuanya maka tak mempungkiri juga jika anak cucunya kelak juga akan mewarisi hal yang sama.Selama dua puluh tahun Raynelle hidup di keluarga Jackinson, sejak usianya baru beberapa tahun saja ia sudah di perkenalkan dalam dunia klan hitam dan bagaimana cara bertahan.Rasa sakit bahkan telah menjadi sahabat Raynelle, selama hidupnya yang tertanam dalam pikirannya adalah kewaspadaan dan kebencian. Raynelle termenung cukup lama sampai mendadak sebuah tepukan membuatnya terkejut.“Apa yang membuatmu berpikiran sampai sedalam itu, Rayn?” ucap Laurent sembari duduk di kursi sebelah Raynelle.Raynelle bersandar kemudian menghembuskan nafasnya, ia tak bisa bercerita pada Laurent karena kewaspadaannya terkahap siapapun membuat Raynelle tak mudah percaya. Jangan sampai Laurent mengetahui isi pikiran Raynelle kemudian memanfaatkannya.Tangan Laurent menepu