Home / Romansa / Cinta Dibalik Kesepakatan / Cowok Mesum Vs Cewek Gila

Share

Cowok Mesum Vs Cewek Gila

Author: Mei.10
last update Last Updated: 2022-08-01 15:30:13

Ayda menjatuhkan tasnya dan membalikkan badan ke hadapan lelaki yang sudah membuatnya merasa geram. “Lepas jas Anda sekarang!” tutur Ayda dengan emosi yang membara. Ekspresi wajah yang terlihat menakutkan membuat Ayda terlihat seperti harimau. “Saya bilang lepas!” tegasnya lagi sambil mulai beraksi.

“A-apa! Jangan mendekat atau sa-” lelaki itu berusaha menyelamatkan diri saat Ayda tiba-tiba mendekat dan menutup mulutnya.

Tatapan mereka saling bertemu. “Tampan,” gumam Ayda dalam hatinya yang terpesona dengan lelaki di hadapanya. Namun, saat kembali tersadar Ayda pun langsung memaksa lelaki itu untuk melepas jas yang digunakan. Masih dengan membekap mulut lelaki tampan di hadapanya, Ayda merasa gemetar. Untuk pertama kalinya Ayda bersikap seperti preman dan memaksa seseorang.

Lelaki yang berhidung mancung pun tak berkutik dan mengikuti semua perintah Ayda. Setelah jasnya terlepas dengan sempurna, Ayda pun langsung mengenakan jas itu untuk menutupi bagian lengan kanan tubuhnya. “Saya bukan wanita yang seperti kamu pikirkan ya. Anggap saja semua ini nggak pernah terjadi. Dasar lelaki mesum,” cicit Ayda tanpa merasa bersalah.

“Apa?!” Lelaki yang kini hanya mengenakan kemeja putih pun berteriak tak terima dengan perlakuan Ayda. “Memangnya kamu pikir saya tertarik dengan tubuh kamu gitu? Maaf ya, selera saya tinggi soal perempuan. Lagi pula kamu sendiri yang banyak tingkah sampai akhirnya … baju kamu robek,” urainya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Ayda yang sudah merasa sangat malu pun tak bisa memberikan pembelaan karena nyatanya dirinya lah yang bersalah. Dalam hati Ayda bahkan merasa sangat bersyukur karena ada jas yang masih bisa menyelamatkan dirinya. Keadaan lift yang tak kunjung menyala pun membuat Ayda merasa frustasi dibuatnya.

“Kenapa diam? Minta maaf!”

Ayda tetap tidak bergeming.

“Kalau tidak … saya akan melakukan hal yang membuat kamu menyesal,” ancamnya dengan penekanan di setiap kata.

Tanpa berpikir lama, Ayda pun langsung menangkupkan kedua tangan di depan dada dan memejamkan matanya. “Iya saya salah, maaf. Lagi pula saya tidak sepenuhnya salah, seharusnya saat tau baju saya robek kenapa Anda tidak langsung membantu saya dan malah bilang .…” Ayda menjeda kalimatnya.

“Wow … itu kata yang membuat kamu berpikiran saya mesum iya?” Lelaki itu menatap lekat ke arah Ayda.

Bersamaan dengan itu pintu lift pun akhirnya terbuka. Sontak Ayda pun langsung mengembuskan napas lega dan keluar dari lift dengan langkah setengah berlari.

“Hei tunggu! Saya belum selesai bicara,” teriak lelaki yang tak terima dituduh sebagai lelaki mesum. “Dasar cewek gila!”

***

Sebagai pegawai baru di hari pertama bekerja memang membutuhkan banyak waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan. Terlebih penampilan Ayda yang terlihat sangat aneh dan mirip seperti orang-orangan sawah membuatnya merasa tidak percaya diri. 

Kejadian di lift sudah membuat Ayda terpaksa harus mengenakan jas lelaki yang ia temui untuk menutupi robekan baju di lengan kanannya.

Sesampainya di meja kerjanya, Ayda menatap ke arah sekitar. Semua barang tertata sangat rapi. Senyum Ayda mengembang sempurna dan merasa bangga dengan dirinya yang sudah berhasil sampai di titik sejauh ini. Meja kerjanya terletak di depan ruangan bos yang akan menjadi pengalaman baru untuknya.

Nama yang tertera di depan pintu pun menarik perhatian Ayda. “Oh … jadi nama bos gue itu Pak Arya. Bagus juga, semoga orangnya baik dan ngga ngeselin kayak cowok yang tadi ketemu gue pas di lift,” gumamnya dengan senyuman sambil duduk di kursi.

Hal pertama yang Ayda lakukan adalah membaca semua berkas peraturan yang ada di atas mejanya. Terdapat beberapa hal yang harus Ayda lakukan. Semacam tugas tambahan yang diberikan oleh atasannya,

Peraturan 1: Datang setengah jam sebelum jam kerja dimulai. Siapkan makanan untuk sarapan.

Peraturan 2: Atur jadwal meeting dengan melihat jadwal rutin. Jangan membuat kesalahan yang membuat waktu terbuang sia-sia.

Peraturan 3: Buatkan kopi sesuai takaran yang sudah dituliskan.

Ayda membulatkan matanya dengan mulut yang terbuka. “Gue jadi sekretaris atau asisten rumah tangga sih?” elaknya dan mengembuskan napas kasar.

Semua peraturan itu sama sekali tidak Ayda ketahui sebelumnya. Jam kerja baru saja dimulai, tetapi Ayda sudah merasa sangat lelah hanya dengan membaca banyaknya tugas dan peraturan.

Dalam hati ingin rasanya Ayda pergi dan lari dari tanggung jawabnya ini. Akan tetapi, bayangan wajah sang ayah dan adiknya membuat semangat Ayda bangkit kembali. Tidak mudah untuk Ayda mendapatkan pekerjaan ini, cepat atau lambat ia yakin pasti akan terbiasa. “Semangat Ayda. Lo nggak boleh nyerah gitu aja,” ujarnya sambil mengepalkan kedua tangan di atas meja.

Dengan penuh semangat Ayda pun mulai bekerja. Hari ini ia harus bekerja mandiri karena bosnya sedang tidak ada di kantor. Hal itu Ayda ketahui saat bertanya pada salah satu karyawan yang berada di sana. Hingga tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Jam makan siang telah tiba. Ayda memutuskan untuk pergi ke kantin bersama Rara teman pertamanya di tempat kerja.

Setelah mengantri selama hampir dua puluh menit, Ayda pun berhasil mengambil makan dan menyantapnya di meja dekat tangga. Dengan lahap Ayda langsung memakannya. Ia tidak mau sampai mati kelaparan di hari pertamanya bekerja.

“Oh iya, gue denger tadi pak Arya nggak ada ya?” tanya Rara sambil sesekali menatap ke arah Ayda.

“Hmm katanya dia lagi ada urusan di luar kantor. Jadi, baru bisa datang setelah jam makan siang, memangnya kenapa?” Ayda balik bertanya pada Rara.

“Syukur deh kalau gitu. Pak Arya itu orangnya luar biasa banget, kalau lagi datang jinnya. Duhh marah-marah terus dehh kerjaannya.” Rara melahap habis semua ayam saat membicarakan Arya yang meningkatkan nafsu makannya.

Ayda yang melihat ekspresi Rara pun langsung tertawa. “Tapi kayaknya ada satu cowok yang super nyebelin deh di sini. Mukanya sih lumayan tampan, hidungnya mancung, matanya agak sipit, terus tinggi kayak oppa korea gitu, tapi … lo harus tau. Dia itu cowok mesum yang mau gue unyel-unyel kayak sam-”

“Ehem ehem.”

Ayda menghentikan kalimat penuh pujian dan umpatan saat mendengar suara deheman seseorang.

“Di belakang lo,” bisik Rara sambil menendang kaki Ayda di bawah meja setelah menyadari semua ciri-ciri yang disebutkan Ayda sangat mirip dengan Arya, bosnya.

Ayda yang tidak memahami apa maksud Rara pun langsung berdiri dan membalikkan badannya. “Cowok mesum!” ujarnya sambil menunjuk ke arah lelaki di hadapannya.

“Maksudnya kata unyel-unyel itu apa ya? Bisa tolong dijelaskan?” Lelaki yang diberi julukan oleh Ayda sebagai cowok mesum terlihat sangat kesal.

Ayda pun mengepalkan tangan dan menarik napas panjang. “Dengan senang hati saya akan menjelaskan. Kalau sa-”

“Saya bisa menjelaskan kalau maksud dari perkataan Ayda adalah dia sangat terpesona dengan ketampanan bapak.” Rara menjeda kalimat Ayda dan membungkam mulutnya.

“Ihh Rara! Kenapa sih lo pake tutup mulut gue. Dia ini cowok yang ….” Ayda terus berusaha untuk bicara.

Akan tetapi, Rara kembali membungkam mulutnya. “Dia adalah Pak Arya, CEO dari perusahaan yang terkenal dengan kebaikan dan ketampanannya.”

“Apa?!” Ayda langsung berteriak dengan mata yang membulat sempurna. Kepalan tangannya bahkan perlahan melonggar. Dalam hati Ayda terus merutuki dirinya sendiri karena sudah mengumpat bosnya sendiri. “Pa-pak Arya?” tanyanya saat menatap Rara yang terlihat sangat menderita.

“Iya! Dia pak Arya. Beri salam,” sahut Rara dengan sangat bersemangat dan sedikit memaksa.

Dengan cepat Ayda pun membungkukkan tubuhnya. Berharap lelaki itu amnesia dan tidak mengingatnya. Setidaknya dengan begitu Ayda baru bisa bernapas lega. Saat ini bukan pekerjaan Ayda yang dipertaruhkan, tetapi juga hidupnya. “Se-selamat siang. Ma-maf, Pak Arya,” urainya dengan gugup.

Suasana kantin yang semula ramai pun mendadak sunyi saat Arya perlahan berjalan mendekat ke arah Ayda. Semua orang terus menatap wajah Arya yang terlihat sangat marah. Rara bahkan hanya bisa diam mematung di samping Ayda yang berusaha menguatkan dirinya.

Langkah demi langkah menghapus jarak antara Ayda dan Arya. Tatapan mereka kembali bertemu, tetapi tak ada sorot emosi di mata Ayda yang terlihat sangat ketakutan.

“Sebagai hukuman … saya tidak akan mengijinkan kamu pulang sebelum semua tugas selesai. Kalau kamu gagal menyelesaikannya, saya yakin kamu pasti tau apa konsekuensinya,” titah Arya dengan tatapan tajam bak elang dan langsung pergi meninggalkan Ayda.

“Astaga Ayda … cowok mesum itu atasan lo,” gerutu Ayda di dalam hati sambil melihat bayangan Arya yang perlahan menghilang.

Related chapters

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Kita Putus!

    Setumpuk berkas pekerjaan memenuhi meja kerja Ayda yang sedang fokus menjalani hukumannya. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, tapi Ayda masih belum menyelesaikan tugas yang diberikan. Tidak banyak waktu lagi yang Ayda miliki, dengan konsentrasi dan semangat tinggi Ayda berusaha menyelesaikan kembali semua tugasnya.Akan tetapi, tiba-tiba Ayda teringat bahwa dirinya belum mengabari sang ayah yang pasti mencemaskannya. Tanpa berpikir lama, Ayda pun mencoba menghubungi Rahman untuk memberitahu kalau dirinya akan pulang telat. Namun, entah kenapa Ayda merasa khawatir karena Rahma tak kunjung menjawab panggilannya.Hingga akhirnya, di percobaan kedua panggilan telepon pun terhubung. “Halo, Ayah dari mana aja sih? Ayda telepon ko lama banget diangkatnya,” keluhnya yang merasa cemas.[“Ayah sedang di jalan kenanga. Tadi ada orang yang menyewa angkot ayah. Ini baru mau pulang, tapi tiba-tiba angkot ayah mogok. Sekarang ayah lagi mau minta bantuan orang di jalan. Kamu sendiri sudah

    Last Updated : 2022-08-01
  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Pasal Menyebalkan

    “Me-menikah?” Ayda mengulang kalimat yang membuat syok pikiranya. Lelaki yang sama kembali datang, dengan perkataan yang mengubah keadaan. “Ini bukan saat yang tepat untuk bercanda, Pak,” imbuhnya sambil bangun dari posisinya.“Saya tidak bercanda. Pikirkanlah keadaan ayah kamu dan jangan membuang waktu hanya untuk menangisi lelaki tidak berguna seperti dia,” ujarnya sambil menunjuk ke arah belakang Ayda.Sosok lelaki yang sudah sangat mengecewakan terlihat jelas, Ayda meremas tangannya dan kembali membalikkan badan ke arah lelaki yang sudah memberikan tawaran dadakan padanya. “Baiklah, saya terima.” Dengan gemetar Ayda meraih uluran tangan yang diberikan.Lelaki yang berdiri tegak dengan tawaran dadakan itu adalah Arya pemilik perusahaan ternama. “Pilihan yang bagus, ikutlah dengan saya,” titahnya dan menatap tajam ke arah Zayn yang berdiri tidak jauh di hadapannya.Dengan penuh keyakinan, Ayda melangkahkan kakinya. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menoleh ke arah b

    Last Updated : 2022-08-01
  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Menjaga Sebuah Kaca

    Ayda yang menyadari kehadiran dokter pun langsung bangkit dari duduknya. “I-iya dok, saya anak dari pasien yang berada di dalam.”Dokter yang terlihat berumuran sama dnegan ayah Ayda pun menganggukkan kepala. “Operasi pasien berjalan dengan lancar, tapi sepertinya akan membutuhkan waktu lama untuk pasien bisa sadar. Jadi, Mbak sekarang tidak perlu khawatir. Keputusan Mbak untuk segera melakukan operasi ini sudah benar. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat ayah Mbak segera pulih.”Ayda mengulum senyumnya dengan mata berkaca-kaca. “Terima kasih banyak dokter,” ucapnya sambil menangkupkan kedua tangan di depan dada.Perasaan yang semua diliputi rasa khawatir pun akhirnya bisa merasa tenang. Ayda terus mengucap syukur dalam hati. Dokter yang sudah menyelesaikan tugasnya pun berlalu pergi.“Sepertinya harus ada satu orang lagi yang harus kamu beri ucapan terima kasih.”Ayda mengalihkan pandangan dan menatap seseorang yang berdiri tidak jauh dari posisinya. Senyuman yang terl

    Last Updated : 2022-08-01
  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Pahitnya Malam Pertama

    “Ini kamar kamu dan Arya. Nenek sudah menyiapkan segalanya. Kamu bisa mandi dan bersiap untuk malam pertama kalian,” ucap Darma, nenek Arya yang terlihat sangat menyukai Ayda.“Ma-malam pertama?” Ayda tersenyum gugup saat mendengar dua kata yang membuat jantungnya langsung berdegup kencang.Darma pun ikut tersenyum dan memahami kegugupan yang Ayda rasakan. “Jangan khawatir, Arya adalah lelaki yang lembut. Nenek yakin dia pasti akan memperlakukan kamu dengan baik. Selama ini nenek tidak mengira kalau dia bisa mendapatkan istri yang baik seperti kamu. Selama ini dia selalu menghabiskan waktu untuk bekerja dan bekerja,” urainya yang berusaha untuk membuat Ayda merasa nyaman.Memiliki keluarga yang penuh kehangatan memang menjadi impian dari setiap orang. Ayda bersyukur karena nenek Darma bisa memahami dirinya meskipun belum mengenal lama. “Terima kasih Nek. Ayda senang bisa diterima dengan baik di keluarga ini,” sahutnya dengan senyum bahagia.Tanpa berlama-lama, Ayda pun langsung masuk

    Last Updated : 2022-08-14
  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Minuman Spesial Buatan Nenek

    “Duhh … sakit banget sih ini badan gue,” keluh Ayda saat merasa sakit di seluruh tubuhnya. Alarm yang berbunyi membangunkan Ayda dari tidurnya. Dengan perlahan ia mengerjapkan mata dan merasa kesulitan untuk bergerak. Sampai akhirnya, setelah sepenuhnya sadar Ayda langsung membelalakkan mata ketika melihat Arya yang tidur tepat di hadapannya. “Aaaa!” teriak Ayda sambil mendorong tubuh Arya dengan sangat kencang.Brukkk!Tubuh yang masih belum mendapatkan kesadaran sepenuhnya pun langsung terjatuh ke lantai setelah mendapatkan serangan dadakan. “Aydaaa!” pekik Arya yang merasa sangat terkejut sekaligus sakit pada tubuhnya.Ayda yang merasa bersalah pun langsung bangkit dari posisi tidurnya dan membantu Arya untuk bangun. Akan tetapi, dengan kasar Arya menolaknya.“Kamu itu bisa ngga sih ngga bikin saya kesal sekali aja! Baru juga nikah sehari sama kamu, tapi badan saya udah remuk semua,” keluh Arya sambil memegang pinggangnya.Sedangkan Ayda yang merasa tidak enak pada Arya pun langsun

    Last Updated : 2022-08-15
  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Jangan Menghina Makanan

    “Bapak jahat banget sih nyuruh saya minum jamu yang pahit kayak gini. Saya ‘kan harus kerja, Pak. Kalau pas di kantor saya muntah-muntah gimana?” gerutu Ayda yang masih bisa merasakan pahit di lidahnya.Sedangkan Arya yang sudah mendukung keinginan nenek Darma hanya diam dan tertawa saat melihat ekspresi lucu Ayda setelah meminum jamu yang terasa membingungkan. “Memangnya kamu berani nolak nenek? Semalam juga saya minum. Jadi, sekarang gantian dong. Biar adil,” sahutnya tanpa rasa bersalah.Dengan tatapan intens, Ayda menatap Arya. “Dasar suami durhaka!” gumamnya dalam hati yang tak bisa mengatai suami sekaligus bosnya secara langsung.“Kenapa ngeliatin saya kayak gitu? Kamu pasti mengumpat saya dalam hati ‘kan?” cecar Arya yang seakan mengetahui isi hati Ayda.“Ihh nggak, Pak. Curigaan banget sih. Lagi pula kalau mau mengumpat Bapak saya bisa ngelakuinnya secara langsung kali,” elak Ayda sambil mengalihkan wajahnya ke arah jendela mobil.Perjalanan menuju kantor terasa sangat menegan

    Last Updated : 2022-08-16
  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Jiwa Ingin Tahu Meronta

    "Dimana ya gue nyimpen berkas laporannya. Kalau pak Arya nanyain, gimana? Malah gue belum bikin salinannya lagi,” ucap Ayda sambil melihat setumpuk berkas di atas meja kerjanya.Waktu kerja telah selesai, tetapi Ayda masih harus berada di kantor karena tiba-tiba Arya memberikan pekerjaan tambahan untuknya. Setelah mencari berkas penting yang ingin ia berikan ke Arya, Ayda un merasa frustasi karena tak kunjung menemukannya. Ia terlihat sangat lelah dan panik karena takut kena tatapan menakutkan seperti sebelumnya.“Ayda!” panggil Arya yang sudah berdiri tepat di depan meja Ayda.“Iya, Pak,” sahut Ayda yang langsung bangkit dari duduknya dan menatap Arya.“Dimana berkas yang harus saya tanda tangani? Apa kamu sudah mengeceknya?” tanya Arya yang terlihat sangat menyeramkan saat di jam kerja.Dalam kondisi panik, Ayda pun menganggukkan kepala. “Saya sudah mengeceknya, Pak. Sebentar lagi akan saya berikan ke meja Bapak,” jawabnya yang berusaha bersikap tenang.“Tidak perlu. Saya ingin mena

    Last Updated : 2022-08-17
  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Dua Rencana Berbeda

    “Kamu dari mana aja sih Ayda?” tanya Arya yang terlihat kesal karena harus menunggu lama di parkiran.Dengan cepat Ayda pun menutup pintu mobil dan mengenakan sabuk pengaman. “Iya maaf, Pak. Tadi saya habis telpon bibi saya dulu,” sahutnya yang menjawab apa adanya.Tanpa mengatakan apa pun lagi, Arya pun langsung melajukan mobilnya. Terlihat jelas ada sesuatu yang sedang ia pikirkan. Hal itu membuat Ayda merasa ragu untuk mengajak Arya datang ke rumah bibinya. Meskipun masih ada harapan Arya akan bersedia, tetapi membayangkan penolakan membuat Ayda mengurungkan niatnya.Dalam perjalanan pulang, Ayda pun hanya diam dan menatap ke arah jendela. Pikirannya bergelut dengan alasan apa yang bisa ia berikan pada sang bibi yang pasti sudah menunggunya datang. Akan tetapi, Ayda sama sekali tidak memiliki keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya pada Arya.Hingga akhirnya, setibanya di rumah. Ayda pun bergegas turun dari mobil. Niatnya untuk menemui bi Sri pun ia urungkan saat melihat raut w

    Last Updated : 2022-08-18

Latest chapter

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Yuk Mulai! (Tamat)

    *** “Aydaaaaa!” teriak seseorang sambil merentangkan tangannya. Begitu juga dengan Ayda yang ikut merentangkan tangan sambil berlari menghampiri sosok yang sangat berarti dalam hidupnya. “Ayda kangen banget sama Nenek,” lirihnya dalam pelukan hangat yang sudah lama tak ia rasakan. “Nenek juga sangat merindukan kamu, Ayda. Setelah sekian lama, akhirnya nenek bisa bernapas lega saat melihat kehadiran kamu kembali di rumah ini,” sahut Darma yang sudah setia menanti. Ayda yang merasa terharu pun meneteskan bulir air mata dan langsung menghapusnya. “Maafkan Ayda ya, Nek. Selama ini Ayda pasti sudah membuat hati Nenek sangat terluka,” ungkapnya merasa menyesal. Saat teringat dengan kehadiran Darma secara berulang kali untuk membujuk dirinya yang hanya menyisakan luka. “Sudahlah. Nenek sudah mengetahui alasan dibalik sikap dingin kamu. Sekarang kita lupakan semua masa lalu dan mulai lembaran baru,” sergah Darma yang tak ingin merusak suasana. Tanpa mengingat kenangan pahit dalam hidup,

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Perbedaan Kamu dan Hujan

    “Kejarlah. Kalian memang ditakdirkan untuk bersama.” Kalimat yang terdengar menenangkan membuat senyum mengembang sempurna di wajah Ayda. Setelah perjuangan panjang kini akhirnya, ia bisa bernapas lega. Merangkai kisah yang terhenti dengan hati yang telah pulih. “Terima kasih … Ibu,” urai Ayda dengan tatapan penuh kasih sayang. Marisa yang tak menyangka Ayda akan memanggilnya ibu pun langsung meneteskan air mata. Menantu yang selama ini sangat ia benci ternyata memiliki hati yang tulus dan kuat. “Pesawatnya akan pergi dalam waktu satu jam dari sekarang. Cepatlah kejar Arya!” titah Marisa memberitahu Ayda. Tanpa berpikir lama, Ayda pun langsung menganggukkan kepala. saat hendak melangkah pergi, tak lupa Ayda bersalaman dengan Marisa dan mengecup sekilas pipinya. “Ayda tidak akan melupakan kebaikan ibu,” ujarnya dan langsung berlari ke tepi jalan. Mencari kendaraan yang bisa membawanya pada Arya. Dengan penuh semangat, Ayda menunggu taksi yang lewat. Hingga akhirnya, setelah menunggu

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Sangat Mencintai Arya

    “Tidak Ayah. Ayda sudah tidak memiliki hak atas hubungan ini.”Dengan tatapan penuh keyakinan, Rahman berusaha menggapai tangan Ayda yang terkepal kuat. “Kamu selalu memiliki hak atas hubungan ini, Ayda. Ego yang membuat kamu membatasi sesuatu yang tak terbatas. Selama ini kalian terpisah dengan jarak yang diciptakan oleh Marisa, tapi sekarang Tuhan telah memberikan jalan.” Rahman menjeda kalimatnya.Tatapan terus tertuju pada Ayda yang terlihat kehilangan arah. “Sampai kapan Ayda? kamu akan berbohong pada diri kamu sendiri? Apalagi yang harus kamu pikirkan. Saat ini Arya sudah menyerah. Lalu apa kamu akan melakukan hal yang sama?” sambungnya penuh dengan tanya.Sementara itu, pikiran yang kembali berkecamuk membuat Ayda merasa tertekan. Kenyataan dan perasaan berjalan tak beriringan. Ingin rasanya Ayda berlari ke tempat jauh tanpa masalah dan kembimbangan hati yang mengikutinya. Setelah berpikir keras, Ayda pun mendongakkan wajah menatap ke arah Rahman yang berdiri di hadapannya.Ber

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Belum Terlambat

    “Sudah tidak ada yang harus dipertahankan. Hubungan ini hanya akan saling menyakiti. Saya sudah cukup banyak belajar dari kisah ini. Terima kasih Mas … atas kenangan indah yang telah kamu berikan beserta kehadiran Amara di dalamnya.”Dengan raut penuh luka, Arya mengulum senyuman. “Tidak saya sangka hubungan kita akan berakhir dengan cara ini Ayda. cinta dibalik kesepakatan harus berakhir di atas sebuah keputusan yang sangat menyakitkan. Saya sadar hubungan ini berawal dari sisi egois saya. Namun, satu hal yang saya yakini. Saya tidak akan pernah menyesal.”Tanpa mengatakan apapun, Ayda hanya mengepal kuat kedua tangannya.“Terima kasih untuk kehadiran kamu dan Amara dalam hidup saya. titip putri kecil saya. Saya berikan kebebasan sepenuhnya pada kamu untuk mengurus perceraian kita. Saya tidak akan menghalangi kebahagiaan kamu yang sudah tidak memiliki tempat untuk saya di dalamnya,” sambung Arya yang lebih terlihat pasrah.Sementara itu, Ayda yang merasakan hatinya semakin hancur han

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Tidak Ingin Memaksakan Hati

    [“Apa yang kamu bicarakan Ayda? Mana mungkin ibu kamu melakukan hal seburuk itu.”]Ayda mengernyitkan dahinya saat Rahman mengelak dari pembicaraan yang mengarah pada masa lalu. Ia bahkan tak kunjung mendapatkan jawaban pasti tentang apa yang sebenarnya terjadi. Hanya ada pertanyaan yang terus terlontar sebagai bahan untuk menghindar.Rasa curiga yang sudah ada pun semakin berkembang nyata. Ayda hanya bisa meratapi nasib yang kini terasa kembali memburuk. Namun, kehadiran sang buah hati di dunia ini seakan memberikan semangat baru dalam hidup Ayda. Ia tak akan pernah menyerah. Masa lalu tak akan mempengaruhi apa yang saat ini sedang ia alami.“Baiklah. Ayda tunggu kehadiran ayah,” ucap Ayda pasrah saat Rahman masih belum siap untuk terbuka padanya.Setelah menutup panggilan telepon, Ayda pun hendak beristirahat sejenak. Menenangkan pikiran sambil menatap sendu ke arah bayi mungil yang tertidur sangat lelap. Situasi yang sulit ditebak membuat Ayda bahkan belum sempat memikirkan nama ya

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Apa Benar?

    “Saya bukan berasal dari keluarga kaya. Saya tidak sepadan dengan keluarga Arya yang bergelimang harta. Dengan latar belakang saya ini, Tante membenci saya dan bahkan menyuruh saya untuk meninggalkan Arya meskipun saya sedang mengandung anaknya,” ungkap Ayda yang tidak ragu untuk mengungkapkan perasaanya.Sudah cukup selama ini dirinya diam. Sekarang tidak lagi, Ayda harus berani menyuarakan isi hati dan pikiran di akhir statusnya sebagai seorang istri. “Benar ‘kan Tante? Itu alasan dibalik rasa benci yang Tante rasakan pada saya.” Ayda mengangkat wajahnya dengan penuh keberanian.Menatap Marisa yang terlihat sangat serius menanggapi perkataannya. Suasana pun mulai terasa menegangkan. Saat yang dinanti akhirnya tiba, Ayda berharap bisa melepaskan semua rasa sesak di dada yang disebabkan oleh sikap ibu mertuanya.“Sudah berani ya kamu sekarang? Baiklah. Saya akan memberitahu kamu alasan dibalik rasa benci yang selama ini saya miliki untuk kamu,” sahut Marisa dengan tatapan yang sulit d

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Alasan Kebencian

    "Tarik napas! Dorong yang kuat Ibu!" ujar dokter yang ikut menarik napas. Sudah hampir satu jam lamanya, Ayda berjuang di dalam sebuah ruangan yang terletak di rumah sakit. Dengan peluh keringat yang membasahi wajah, Ayda berusaha sekuat tenaga untuk mengeluarkan sang buah hati. Meski tanpa didampingi orang terkasih, Ayda bertekad untuk bisa menguatkan dirinya sendiri. Telah tiba waktunya bagi Ayda untuk berjuang lebih keras lagi. Hari yang sudah ia persiapkan akhirnya tiba. "Saya yakin Ibu Ayda pasti bisa! Agar lebih semangat, saya akan panggilkan suami ibu yang sedang menunggu di luar," papar dokter Ani yang menangani proses melahirkan Ayda. Disela napas yang mulai tak beraturan, Ayda mengernyitkan dahinya. "Su-suami?" Seingatnya ia tidak datang ke rumah sakit bersama Arya. Dirinya juga melarang Bayu untuk memberitahu Arya bahwa dirinya sedang berada di rumah sakit. "Iya suami Ibu. Saya akan segera memanggilnya," ujar dokter Ani yang langsung membalikkan badan. Akan tetapi, den

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Perjuangan Terakhir

    8 bulan kemudian … “Saya tidak akan lupa bahwa saat ini Mas Arya masih berstatus sebagai suami saya. Meski hubungan kita sudah tidak baik-baik saja, tetapi saya bukan wanita yang akan melanggar aturan dalam pernikahan,” tegas Ayda dengan sorot mata lelah. Seiring berjalannya waktu, hari demi hari terasa semakin sulit bagi Ayda. Perjuangan mengandung sambil tetap bekerja untuk mengisi hari demi hari memang tidak mudah. Namun, Ayda tak ingin menjadi wanita yang lemah. Meski sering kali mendapat berbagai masalah yang datang. Ayda berusaha untuk tetap kuat dan berdiri di atas kemampuannya sendiri. Seperti saat ini, Ayda berdiri di atas balkon perusahaan bersama Arya yang menatap intens ke arahnya. “Saya tidak suka melihat kamu terlalu dekat dengan Bayu, terlebih jika sedang berada di kantor. Bagaimana pun juga kita harus menjaga nama baik pernikahan kita di hadapan semua karyawan termasuk Bayu. Saya yakin kamu juga pasti sadar kalau Bayu bukan hanya menganggap kamu sebagai seorang tema

  • Cinta Dibalik Kesepakatan   Mohon Bantuannya

    “Bayu.” “Sini!” ajak lelaki yang sudah lebih dulu berada di dalam lift. Tanpa ragu, Ayda pun masuk ke barisan beberapa orang yang tersenyum ke arahnya. Keberadaan Arya yang berada di barisan paling belakag tak menyurutkan semangatnya untuk bekerja. “Pagi,” sapa Ayda kepada semua penghuni lift yang lebih dulu berada di sana. “Pagi, Bu Ayda,” balas semua staff secara bersamaan. Kecuali Arya yang terlihat sibuk dengan ponsel yang berada di tangannya. Sementara itu, Bayu yang terlihat berbinar melihat kedatangan Ayda langsung mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. “Ini untuk Mbak,” ucapnya memberikan satu botol susu rasa cokelat. Ayda yang sangat suka susu cokelat pun langsung meraihnya. “Terima kasih,” balasnya dengan senyuman. “Sama-sama. Senang bisa melihat Mbak Ayda setelah sekian lama.” Bayu ikut mengembangkan senyumnya. “Saya juga senang bisa bertemu dengan kamu lagi, Bayu,” sahut Ayda sambil berjalan keluar lift setelah pintu terbuka. Tanpa mempedulikan pandangan Ar

DMCA.com Protection Status