Alena terus memberikan kode kepada Narandra untuk segera pergi dari tempat itu.
“Oh ya kayaknya ini uda malem, jadi kita mau langsung pulang aja!” Celetuk Narandra.
“Kok buru-buru banget? Kita kan uda lama banget nggak ketemu jadi kayaknya kita masih perlu ngobrol banyak deh. Iya kan Alena?” Tanya Rama.
Alena masih saja diam dan enggan menjawab semua pertanyaan yang dilemparkan oleh Rama.
“Gini aja hotel ini ada coffeshopnya jadi kita bisa ngobrol santai disana. Dan aku jamin makanan dan minuman nya enak banget. Apalagi caramel machiatonya pasti kamu suka banget Alena!”
“Nggak!” Gue capek banget mau cepet-cepet pulang! Tapi kalau Sarah sama Rio masih mau disini nggak apa-apa. Lo bisa ngobrol dulu sama mereka. Gue sama Narandra mau langsung pulang aja!” Jawab Alena dengan sedikit cetus.
“Emm… gue sama Rio juga uda capek banget mau langsung pulang aja. Maybe next time kita bisa
“Apa kabar lo Ram?” Tanya Rio sambil meletakkan ponselnya di meja.“Permisi ini makanan nya ya pak bu!” Ucap seorang pelayan wanita yang mengantarkan pesanan mereka.Diletakannya dua porsi Beef Steak dan satu porsi spaghetti bolognise serta tiga gelas lemon tea itu di atas meja.“Makasih mbak!” Ucap Sarah.“Gue baik Yo,Sar. Kalian gimana?” Sahut Rama menjawab pertanyaan Rio yang terpotong.“Kita baik, lo kapan….” Rio menggantung ucapannya.“Uda mau setahun deh, habis itu gue fokus buat ngurusin hotel lagi. Dan kebetulan ada proyek hotel terbaru keluarga gue yang kemarin kalian pakai untuk acara Alena,dan gue fokus ke kerjaan setelah itu!”“Bagus deh Ram, kita seneng kalau lo uda sehat dan bahagia kayak gini!” Ujar Rio sambil memegang segelas lemon tea yang hendak ia teguk.“Gue juga mau ngucapin makasih ke kalian berdua karena dulu
Alena menyruput secangkir kopi hangat di halaman belakang rumahnya,hari ini weekend dia tidak berangkat ke kantor. Udara pagi ini sangat sejuk dan nyaman untuk dinikmati. Saat sedang menikmati secangkir kopi tiba-tiba Bi Imah berlarian menghampiri Alena. “Kenapa Bi lari-lari?” Tanya Alena sambil memegang cangkir dengan dua tangannya. “Bibi barusan buang sampah terus bibi nemu bouqet mawar putih di tong sampah mbak!” Alena meletakkan cangkirnya di meja kecil yang ada di sebelahnya kemudian meraih bunga yang diberikan oleh Bi Imah. Bunga itu terlihat masih cukup segar berarti bunga itu belum lama dibuang. “Bibi semalem nemu bouqet di teras cuma satu kan apa jangan-jangan ada dua?” “Cuma satu mbak, saya inget betul kalau cuma ada satu!” ==== “Halo selamat pagi dengan senja bouqet, ada yang bisa saya bantu?” “Pagi mbak, saya Narandra !” “Selamat pagi Pak Narandra, ada pesanan bouqet lagi hari ini?”Tanya gadis itu de
Alena masuk ke rumah dengan menenteng sepatunya menggunakan tangan kanan, wajahnya nampak sangat lesu dan sedih. Dia masih terus merasa bersalah karena menyakiti orang sebaik Narandra tapi dia tidak bisa memaksakan hatinya untuk mencintai Narandra.“Mbak Alena kenapa?”Alena hanya menggelengkan kepalanya pelan dan berjalan menuju ke kamar.====“Bodoh lo Ndra bodoh, harusnya lo tahu kalau Alena nggak suka sama lo dia cuma anggep lo temen!” Cetus Narandra sambil terus memukul kepalanya.Narandra tidak menyangka ternyata cintanya bertepuk sebelah tangan, selama dua tahun mereka dekat ternyata belum bisa membuat Alena jatuh cinta padanya. Narandra kemudian melihat ponselnya dan menatap foto Alena yang ia gunakan sebagai wallpaper diponselnya.“Gue cinta banget sama lo Alena!” Lirih Narandra.Kemudian Narandra membenamkan wajahnya dan memeluk erat kedua lututnya, ia bersandar dibalik pintu kamarnya deng
“Apa kabar?” Sapa Rama dengan senyum yang merekah dibibirnya.“Ba…baik, ngapain lo kesini?”“Gue cuma mau main aja kesini, dan ini gue bawain bunga kesukaan lo, masih suka kan?”Rama mengulurkan bouqet mawar putih yang ia genggam sedari tadi, dan dengan ragu-ragu Alena menerima bouqet bunga itu.“Gue nggak disuruh duduk nih?” Sahut Rama.“Oh iya silahkan duduk!”Ramapun duduk disebuah sofa panjang yang ada diruangan Alena, ia menyandarkan punggungnya pada sofa dan menyilangkan kakinya.“Lo mau minum apa?”“Terserah lo aja!”Alena kemudian menelfon Office Boy menggunakan telfon kantor.“Halo, tolong buatkan coklat panas dua ya, bawa ke ruangan saya!”Setelah memesan minuman Alena kemudian duduk disebelah Rama, Alena duduk dengan memberi jarak diantara mereka berdua.“Lo sebenarnya ada apa kesin
Alena dan Rama menyusuri loby bioskop dengan senyum yang mengembang dari wajah mereka.“Gimana suka kan sama filmnya?” Tanya Rama sambil melirik kearah Alena.Alena menganggukan kepalanya pelan.“Kita makan dulu ya sebelum pulang!” Ajak Rama.“Boleh!”Karena merasa perutnya lapar Rama mengajak Alena untuk makan di salah satu resto favorite mereka dulu yang terletak di mall itu juga.“Masih suka kesini?” Tanya Rama saat sampai di depan resto yang mereka tuju.Itu adalah resto sushi favorite mereka saat masih pacaran dulu, dan karena memang Alena juga sangat menyukai makanan jepang itu.“Masih.” Jawab Alena lirih.Setelah duduk dan memesan makanan, Rama mengarahkan matanya kesekeliling ruangan di restoran tersebut, dengan senyum yang mengembang dia kemudian menatap wajah Alena.“Gue kangen banget sama tempat ini!” Celoteh Rama.“Lo
Pagi ini Alena mengadakan meeting dengan tim marketing Alena Cosmetic untuk membahas tentang penjualan produk baru mereka. Meeting kali ini berjalan dengan baik, tapi entah kenapa Sarah merasa kalau hari ini Alena terlihat sangat berbeda, wajahnya sedikit murung dan tidak biasanya dia kalem-kalem seperti ini saat meeting dengan marketing, karena biasanya Alena sangat menggebu-gebu saat berhadapan dengan marketing-marketingnya.“Nih anak kenapa tiba-tiba aneh gini!”Batin Sarah.Kali ini Alena tidak banyak komentar dan tidak seambisius biasanya. Setelah selesai meeting Alena masih duduk terdiam sendiri di ruang meeting sambil terus menatap ponselnya.“Apa Narandra uda maafin gue ya?” Gumam Alena.Tok…tok…tok“Bu Alena!” Pangil seorang karyawan wanita dari balik pintu ruang meeting.“Kenapa?”“Bu ada tamu yang mau ketemu Bu Alena!”“Past
Naranda berjalan ke salah satu meja karyawan Alena Cosmetic dan meletakkan box makanan berisi cheese cake.“Ini ada sedikit makanan, kalian bagi ya!” Ucap Narandra dengan wajah sendu.“Terimakasih Pak!” Ucap beberapa karyawaan bersamaan.“Ndra!” Panggil Sarah.Narandra melihat Sarah yang berlari ke arahnya dengan wajah yang terlihat panik.“Gue tahu maksud lo apaan tadi nahan gue dulu, thanks usahanya. Tapi sekarang gue uda tahu!” Gumam Narandra.Narandra sebenarnya ingin pulang dan mengurungkan niatnya untuk menemui Alena tapi dia teringat kalau mawar putih yang ditangannya masih belum ia berikan pada Alena.“Gue mau ngasih bunga ini dulu!” Ucap Narandra pada Sarah dan berlalu pergi.Narandra masuk lagi ke dalam ruangan Alena, terlihat Alena dan Rama masih diam mematung di tempat yang sama, sepertinya mereka tetap seperti itu dari beberapa menit yang lalu. Melihat Nar
Narandra mengantarkan Alena pulang ke rumahnya setelah menghabiskan waktu dari siang hingga malam berdua. Alena terlihat kembali ceria dan bahagia bersama Narandra, melihat Alena yang bahagia malam ini membuat Narandra ingin menyatakan kembali perasaannya. Alena berjalan masuk ke rumah tapi Narandra masih terus berdiri di depan pintu memandang Alena dari belakang.“Al.” Panggil Narandra lirih.Alena berbalik badan dan melihat Narandra sedang berdiri di depan pintu rumahnya.“Kenapa?” Alena menjawab dan berjalan pelan menghampiri Narandra.“Aku nggak tahu gimana lagi cara ngomongnya sama kamu, tapi aku rasa aku harus terus mencoba buat selalu ngungkapin perasaanku!”Alena terdiam dan menarik nafas panjang, dari intro yang Narandra jelaskan Alena bisa mengerti kalau Narandra akan menyatakan perasaannya lagi. Dan bahkan jika itu terjadi lagi yang ada dalam fikiran Alena hanya perkataan yang sama dengan sebelumnya ya