Share

BAB 3

Author: Penulis Jari
last update Last Updated: 2021-06-01 13:20:07

Pagi hari dikampung Nusa, salah satu wilayah yang jauh dari segala macam hiruk-pikuk keramaian kota Tasik. Sebagian besar dari wilayah kampung tersebut adalah persawahan dan perkebunan teh dan kopi, hampir setengah dari semua persawahan dan perkebunan itu dimiliki oleh PK Ujang.

PK Ujang adalah penduduk dari kampung Nusa yang namanya cukup terkenal Karena kekayaannya di kota Tasik. Salah satu usahanya adalah toko kelontongannya yang sudah tersebar di seluruh penjuru kota Tasik, bahkan dipusat kota PK Ujang sedang membangun sebuah supermarket yang sangat besar dipusat kota Tasik, yang nantinya akan bersaing dengan beberapa prusahan besar lainnya yang kebanyakan berasal dari ibu kota DKI Jakarta dan beberapa perusahaan asing.

Kini Harry sudah menyiapkan dirinya untuk mulai brangkat kerja lagi, setelah sisa dagangan yang kemarin di simpan dibagian depan motornya, dia langsung berangkat lagi menuju pabrik untuk merestok dan setor hasil dagangan kemarin.

Satu jam perjalanan menuju kota tempat pabriknya beroperasi sampailah dia ke sebuah bangunan yang cukup besar dikelilingi benteng tembok yang diatasnya dipasang besi-besi tajam untuk sekedar menyulitkan masuk apabila ada maling.

Setelah Harry berada di depan gerbang pabrik, salah satu dari dua satpam penjaga kemanan menyapanya dengan ramah dan akrab " pagi Harry !".

"Pagi PK Toto!" Jawab Harry sambil tersenyum, dan memandang satpam satunya yang hanya tersenyum melihat kedatangan Harry.

Setelah gerbang dibuka, Harry langsung masuk dan memparkir motornya didalam yang juga sudah berjejer motor-motor dari pegawai pabrik itu, mungkin ada sekitar 100 lebihan pegawai disana.

Perusahaan itu memproduksi makanan ringan yang disebut dengan makaroni, dari mulai bahan mentah hingga jadi diproduksi ditempat ini. Ada 5 gudang tempat penyimpanan dan pemasarannya, masing-masing makaroni ini, tapi yang menjadi pusat kantor dan produksi hanya ditempat pengambilannya Harry.

Harry berjalan menuju salahsatu ruangan yang hampir setengah dari tembok ruangan tersebut terbuat dari kaca, dan terlihat ada 3 orang didalamnya dengan masing-masing memiliki meja dan komputer. Diatas pintu masuknya tertulis Ruang Pemasaran.

Harry pun masuk dan menyapa ketiga staf diruangan tersebut, satu laki-laki dipojok samping, satu wanita ditengah dan satu lagi Wanita didepan menghadap pintu.

"Selamat pagi Bu Fira, Bu ana, PK Indra !" Harry sambil memandang masing-masing staf tersebut dan duduk di bangku yang sudah disediakan didepan meja Ibu Fira.

"Pagi PK Harry" Bu Fira ramah.

"Pagi !" Jawab Bu ana yang lagi sibuk dengan komputernya.

"Pagi juga PK Harry, gimana jualannya lancar ?" Jawab PK Indra antusias sambil tersenyum, yang langsung dijawab Harry dengan antusias pula "Alhamdulillah lancar selalu PK Indra ".

Harry langsung berkomunikasi dengan ibu Fira yang merupakan bagian admin penyetoran setoran hasil jualan Harry dan order kembali untuk dibawanya hari ini.

Setelah selesai dari pabrik Harry keluar gerbang dengan membawa banyak barang dagangan penuh dimotor yang sudah berumur lebih tua darinya, dibantu tas kurir dibelakangnya berisi makaroni sampai hampir meliputi kepalanya Harry yang tertutup helm hitam, terlihat motor tersebut masih sangat tangguh dan tentunya antik.

Harry pun berangkat bejualan menuju warung-warung langganannya yang sudah terjadwal oleh Harry dalam satu Minggu sekali dia kunjungan.

Cuaca panas saat ini tidak mengurangi semangat Harry, walau panasnya cukup menyengatkan kulit bila langsung terpapar tanpa pelindung.

Harry selalu Septy dalam berkendara, sepatu, kaos tangan yang jarinya bolong-bolong, helm, dan tidak lupa surat-surat berkendara.

Disebuah warung kecil pinggir jalan raya kota Tasik, Harry menghentikan motornya dan memparkir motor tersebut didepan pintu gerbang yang tertutup. Setelah Herry melihat stok makaroni dari Minggu kemarin sudah habis diwarung tersebut Harry langsung membawa makaroni baru dari motornya untuk mengisi kembali dan menagih yang sudah habis.

"Bu yang kemarin dua bal sudah habis ya, ini saya coba restok lagi tiga bal ya ?" Tanya Harry sambil memajang ketiga bal makaroninya didepan yang cukup mudah dilihat dan diambil apabila ada yang mau beli.

"Eh, main panjang - panjang aja, belum juga aku setuju" kata ibu penjaga warung tersebut protes, tapi walaupun begitu si ibu tersebut tidak marah, karena memang itu sudah biasa dilakukan Harry apabila makaroninya habis tanpa sisa. Terlebih karena Harry sudah cukup akrab dengan ibu penjaga warung tersebut dan sudah memperhitungkan tindakannya itu.

"Sudahlah Bu Tini, tidak apa-apa. Tidak harus bayar sekarang juga kan ? jadi tidak ada ruginya, malahan mh untung untuk Bu Tini bila ini sampai habis terjual semuanya" jawab Harry sambil sedikit tertawa ceria.

"Terserah kamu saja lah, susah ngobrol sama sales mh, ada saja jawabannya. Jadi berapa yang Minggu kemarin ?" Kata Bu Tini.

"Seperti biasa 95 ribu saja"

"Tunggu, Peasaan kemarin harganya jadi 90 ribu deh, kenapa jadi 95 ribu ?" 

Harry langsung tersenyum menggoda, seakan mengetahui bahwa Bu Tini sedang menego harga, dan berkata "trik lama masih saja dipake Bu Tini mh, sudah tidak mempan Bu" Harry sambil tertawa melihat Bu Tini yang juga tertawa.

"Harusnya ini harganya 100 ribu loh Bu, harga 95 ribu Bu Tini sudah dapat harga yang sangat spesial nih, karena sudah langganan ke saya"  

"Ya sudah, nih uangnya" Bu Tini sambil menyodorkan uang dari tempat duduknya didalam warung.

"Saya terima uangnya ya Bu. Sekalian ingin istirahat dulu ya Bu sebentar disini"

"Iya silahkan"

Harry duduk dibangku depan warung, seketika matanya terkesima melihat toko yang ada disebrang jalan raya, matanya berbinar seakan membayangkan sesuatu yang indah jauh dalam pikirannya.

Terlihat salah satu motor gede terpajang di teras toko sebrang jalan raya yang tidak terlalu padat oleh kendaraan seperti biasanya. Moge tersebut berjenis Harley Davidson, salah satu motor gede yang berkelas dan mewah.

"Andai aku mengendarai motor itu ..." Harry pun hanyut dalam bayangannya. "keren gila" ucap Harry terkagum-kagum.

Memang motor gede jenis Harley Davidson adalah salah satu impiannya yang sampai saat ini menjadi keinginannya Harry. Tapi dengan harga motor Harley Davidson untuk kelas perekonomian Harry yang selangit, seakan mustahil bagi Harry memiliki motor tersebut.

"Tiiid, tiiid, tiiid" suara keras dari kelakson mobil membuyarkan bayangan Harry.

"Hei! siapa sih yang memparkir motor butut itu sembarangan ?" Teriakan marah wanita yang mengemudi mobil merah. Dilihat dari mobilnya berjenis Lamborghini model terbaru wanita muda tersebut terlihat sangat cantik dan elgan dengan kacamata hitam dimatanya, pastinya dia merupakan anak orang kaya.

"Eh, maaf mbak itu motor saya" terserigap Harry dan langsung bergegas menuju motornya.

"Apakah kamu tidak punya mata ? Atau memang buta huruf ? Parkir sembarangan. Tuh lihat dong tulisan digerbang" kata perempuan itu dengan muka yang sangat kejam melihat Harry dengan angkuh.

"Iya mbak maaf, saya salah" ucap Harry yang terlihat sabar menahan kekesalannya ketika mendengar cacian dari wanita itu. "Sombong sekali wanita itu, memangnya tidak bisa berkata baik-baik hanya sekedar memindahkan motor saja. Sayang sekali, cantik-cantik tapi sifatnya angkuh dan sombong, kebalikan dari parasnya Itu. Andai aku ditakdirkan harus memiliki wanita kayak begini, mungkin harus berpikir seribu kali lagi. Kekayaan kalau kita tidak bijak memilikinya jadi seperti ini, hanya menjadi ajang keangkuhan, kesombongan dan gengsi duniawi, hatinyapun hanya akan diliputi kegelisahan dan ketidak puasan karena nafsu dunia yang dibanggakannya itu" ucapan Harry dalam hatinya pesimis pada gadis angkuh tersebut.

Ini merupakan sebagian dari proses perjuangan Harry dalam mengejar mimpinya, sudah banyak hinaan dan cacian yang diterimanya bahkan lebih dari itu. Keluarga besar Harry dari ayahnya yang sudah meninggal merupakan keluarga orang kaya, hanya saja keluarga Harry seakan dibuang dan dicoret dari daftar nama keluarga, apalagi setelah ayahnya meninggal.

Ibu Harry pernah bercerita sedikit tentang keluarga ayahnya itu ketika Harry masih dibangku SMP, katanya "ayah dan ibu dulunya tinggal dijakarta, tapi setelah krisi moneter, ayah dan ibu pulang ke rumah nenek ibu disini, karena memang hidup dijakarta sudah tidak kondusif, apalagi dengan perekonomian kita yang sudah tidak setabil, dari pada kita mati kelaparan lebih baik pulang kampung. Keluarga ayahmu sama seperti itu, tapi mereka masih bisa bertahan dan hidup sendiri-sendiri. Jadi lebih baik kamu tidak usah memikirkan tentang keluarga ayahmu itu".

Related chapters

  • Cinta Berbeda Kasta    BAB 4

    Malam hari dikampung Nusa tempat Harry lahir dan dibesrkan, angin sepoi-sepoi bertiup seakan membelai manja setiap tubuh yang berani berdiam diri diluar rumah. Walau mantel sudah dipakainya, tubuh Harry masih bisa merasakan dinginnya malam itu. Duduk di teras rumah ditemani secangkir kopi hangat, turut menemani Harry dalam kontemplasinya."Besok adalah tanggalnya, hari dimana aku harus benar-benar mengubur dalam semua perasaanku yang tidak sempat tersampaikan. Nadhya, kamu memang kurang peka akan perasaanku, atau memang aku yang sebenarnya pengecut, yang hanya bisa berharap kamu dapat mengerti akan semua isyarat-isyarat yang aku tunjukan waktu itu. Tapi yah sudahlah, tidak ada yang perlu disesali, besok adalah hari bahagimu, dan aku akan datang untuk menyaksikannya"Harry terus saja bergelut dengan pemikirannya, semenjak datangnya surat undangan itu Harry tidak pernah berhenti memikirkannya walaupun sudah dia coba untung menghilangkannya den

    Last Updated : 2021-06-01
  • Cinta Berbeda Kasta    BAB 5

    Herry berjalan menuju meja dan mengisi daftar hadir tamu yang dilayani dua orang wanita muda dengan riasan yang tebal dan mempesona, bajunya seragam batik kebaya khas Sunda yang terbuat dari perpaduan seni bordir dan Payet mutiara diujung kebayanya, terlihat sangat anggun dan mewah dengan warnanya yang seperti keemasan.Pelayan tamu tersebut memandang kedatangan Harry yang langsung mengambil pena dan menulis namanya dibuku tamu yang sudah mencapai nomor tamu yang ke 500 orang. Kedua pelayan wanita itu saling berbisik dan sekali melihat Harry dengan sinis.Entah apa yang dikatakan mereka, kemungkinan besarnya kedua pelayan itu seakan memandang rendah kepada Harry dengan tidak memberi pelayanan seperti kepada tamu-tamu sebelumnya yang tersenyum ramah dan sangat hormat.Tanpa memperdulikan kedua pelayan tersebut Harry pun masuk kedalam ruangan gedung yang luas dan sekedar perkiraan, ruang tersebut mampu menampung orang hingga seribu orang didalam

    Last Updated : 2021-06-01
  • Cinta Berbeda Kasta    BAB 6

    "Ini semua gara-gara kamu, dasar pembawa sial !" Ucap wanita tersebut dengan nada sangat marah."Haha... Lucu sekali, kamu yang memulai terus sekarang menyalahkan aku"."Kalo aku tidak ketemu sama kamu, tidak akan pernah ada hal seperti ini"."Sudah lah, percuma ngomong sama kepala batu. Hanya membuang-buang energi saja" ucap Harry sambil berjalan menuju parkiran motor dengan menahan kekesalannya. Meninggalkan wanita tersebut yang semakin menggerutu menerima balasan sikap dari Harry."Sialan! Dia malah kabur"Helm sudah dikepala Motor dihidupkan dan langsung Harry menjalankan motornya menuju keluar parkiran gedung dengan segala kekesalan dan rasa malu dihatinya.Ketika sampai dipintu gerbang terlihat dari belakang ada mobil berwarna merah melaju dengan cepat, padahal itu masih diarea taman GedungHarry sadar dan terkejut mendengar suara Gerungan mobil berjenis Lamborg

    Last Updated : 2021-06-03
  • Cinta Berbeda Kasta    Bab 7

    Pagi hari diudara sejuk yang menenangkan, suara burung dan ayam jantan yang selalu konsisten dalam menyambut matahari terbit memberi kehangatan suasana dilingkungan tempat tinggal Harry.Ketika bangunan dari tidurnya Harry hanya duduk santai merasakan ketenangan hatinya."Suasana ini yang selalu aku tunggu dari setiap pagi, tapi aduh ini badan terasa sakit-sakitan gini" gumam Harry sambil bersusah payah membangunkan badannya dan duduk diatas tempat tidurnya.Badan yang mulai merespon rasa sakit dari akibat kejadian kemarin, kini Harry sudah ada di rumahnya. Kemarin setelah dirawat d rumah sakit, malamnya ketika Harry dirasa sudah kuat langsung diantar oleh Vera pulang."Pantesan saja dia suka ngamuk-ngamuk, ternyata yang nikah itu adalah mantan kekasihnya, padahal menurut ku dia lumayan baik dengan bersedia bertanggung jawab mengantarku pulang sampai kesini, padahal kan lumayan jauh dan jalannya sangat kontras sekali

    Last Updated : 2021-07-02
  • Cinta Berbeda Kasta    BAB 8

    "ku kira kamu tidak akan pernah datang kesini lagi, jauh dan terpencil, apa lagi lihat jalannya yang lumayan terjal" ucap Harry datar tapi dengan berusaha menyembunyikan ekspresi kekagumannya pada mobil yang dibawa Vera. "Makanya aku bawa mobil ini, mobil yang kemarin hampir rusak karena mengantarkanmu kesini. Ngomong-ngomong kamu mau kemana ? kelihatannya kamu masih belum pulih sudah mau pergi." "Maksudku kamu mau ngapain kesini lagi ? Justru ini aku mau menemuimu, kemarin aku lupa menanyakan dibengkel mana motorku diservis, tidak perdulilah kamu mau bawa mobil apa saja juga" ucap Harry ketus. "Hahaha.. sampai segitunya. Motor kamu rusak parah, kata yang punya bengkel paling sekitar 2 sampai 3 hari lagi bisa beres, Ditambah lagi itu motor sudah tua banyak yang sudah harus diganti" jawab Vera dengan santai, tanpa bisa mengerti bahwa motor tersebut adalah sangat berarti bagi Harry. Harry tersenyum kesal

    Last Updated : 2021-07-05
  • Cinta Berbeda Kasta    BAB 9

    Selama dalam perjalanan mereka ngobrol panjang lebar seperti orang sudah kenal lama, Dengan waktu perjalanan yang cukup lama mereka lebih mempunyai waktu untuk saling berbagi cerita tentang diri mereka masing-masing, tentang masa kecil, hobi, cita-cita, karir, dan lain sebagainya. Kesamaan antara keduanya ternyata cukup banyak, dalam obrolan pun nyambung dan saling memahami akan minat dan ketertarikan pada sesuatu, hingga tanpa disadari dari obrolan tersebut terbentuklah sebuah kenyamanan. Sampai disebuah bengkel besar yang berada dipusat kota tepat di pinggir jalan perempatan yang cukup strategis, berjejer juga disampingnya beberapa bengkel lainnya dan toko-toko seperti swalayan, furniture, perlengkapan rumah tangga, pakaian dan sebagainya. Vera langsung memarkir mobilnya diarea parkir yang sudah disediakan khusus bagi pelanggan disana. Terlihat beberapa mekanik laki-laki yang tengah sibuk mengotak-atik motor. Hampir r

    Last Updated : 2021-07-12
  • Cinta Berbeda Kasta    BAB 10

    "Jadi bagaimana sekarang ? Kamu mau nunggu sampe sore atau gimana ?" Tanya Vera sambil melihat Harry. Harry langsung melihat waktu pada Jam tangannya, terlihat waktu menunjukan pukul 11 siang, "mau gimana lagi, paling aku tunggu disini. Dari pada nanti berabe harus kembali lagi kesini, lagian jarak pulang dari sini jauh" jawab Harry. "Ya sudah sambil nunggu kamu ikut aku saja ke showroom, hari ini aku ada beberapa urusan sama ayah ku dari Jakarta" ajak Vera. "Aku disini saja deh, mau ngapain lagi aku kesana ? Yang ada aku malah jadi patung penjaga kayak bodyguard pribadi" ucap Harry sedikit ketus. "Hahaha... " Tawa Vera sedikit tertahan mendengar jawaban dan ekspresi Harry."Terus kamu disini mau apa ? Bantuin si Abang montir ? Ngapain ? Malah merepotkan saja. Sudah kamu ikut saja temani Aku" "Baiklah kalau begitu, tidak apalah kali-kali aku jadi bodyguard" canda Harry sedikit ters

    Last Updated : 2021-07-15
  • Cinta Berbeda Kasta    BAB 11

    Baju kemeja kotak-kotak biru panjang dan celana jins hitam kini dikenakan oleh Harry memberi gambaran bahwa teman laki-laki yang dibawa Vera itu berasal dari keluarga yang sederhana, walaupun sepintas pak Ganjar sudah bisa mengetahui bahwa semua pakaian yang dikenakan oleh Harry berasal dari brand yang murah atau brand KW. Yang paling mencolok terlihat dari sepatu sportnya yang sudah usang, akan tetapi dari bekas-bekas kerusakan sepatu tersebut pak Ganjar memperkirakan bahwa Harry merupakan seorang pekerja keras. "Hello Harry, apa kabar ?" Sambutan hangat keluar dari pak Ganjar dengan tersenyum lebar. "Baik Om" jawab Harry sambil berjalan menghampiri pak Ganjar dan saling berjabat tangan. "Ini yah yang kemarin aku senggol motornya, dan saat ini lagi diperbaiki di bengkel" jelas Vera. "Oh begitu ya, ayo Harry duduk dulu disini" pak Ganjar mempersilahkan tempat duduk yang ada disamping

    Last Updated : 2021-07-15

Latest chapter

  • Cinta Berbeda Kasta    BAB 13

    "Aaa... !" Teriak Vera seketika membuka mata dan terbangun dari tidurnya. "Alhamdulillah, untung semua hanya mimpi" ucap Vera.Waktu menunjukan pukul 02.00 Pagi, Vera duduk bersandar pada bantalnya sambil memeluk bantal guling yang dipegangnya dengan erat, sedikit tetesan Ari matanya ternyata nyata mengalir dipipinya, menggambarkan sebuah kerinduan sangat mendalam kepada bundanya yang sudah enam bulan lebih belum bertemu sejak terakhir dia pulang ke Jakarta pada saat hari raya idul Fitri tahun kemarin. Yang menjadi sangat membingungkan Vera adalah ketika Harry masuk dalam mimpinya, mungkinkah ada sebuah pertanda ?Penelitian menuliskan bahwa mimpi adalah pemenuhan terselubung dari keinginan yang tertekan, juga menggambarkan dua komponen berbeda, yakni konten nyata atau gambar aktual dan konten laten atau makna tersembunyi. Selain dari pada itu yang berperan aktif dalam sebuah mimpi adalah emosi dan pikiran alam bawah sadar, maka hal yang s

  • Cinta Berbeda Kasta    BAB 12

    Waktu kini menunjukan sudah pukul 15.00 Waktu Indonesia Barat, tawaran Vera tentang team marketing di perusahaannya kepada harry berlanjut pada penjelasan tentang tehnis dan sistem kerjanya, bahkan sampai menjelaskan fasilitas yang akan didapat ketika harry jika mau bekerja diperusahaan Vera dan tentunya cukup menggiurkan, bahkan setumpuk surat lamaran kerja dikolong meja HRD disini (ia adalah seseorang yang tadi sempat mengusir Harry) sudah mencapai ratusan orang dengan kriteria yang sudah ditentukan, menandakan bahwa banyak orang yang mengidamkan untuk bisa bekerja di perusahaan Vera yang sangat bonafit ini.“Kamu tidak salah ?” harry sedikit mengerutkan dahinya.Walaupun tahu bahwa bila Harry menerima tawaran tersebut ini bisa sangat menguntungkan bila dibandingkan dengan kerjaannya sehari-hari, akan tetapi Harry merasa tidak tertarik bekerja disaini.Harry lebih berfikiran kepada hal yang bebas tanpa sebuah ikatan yang bisa membatasin

  • Cinta Berbeda Kasta    BAB 11

    Baju kemeja kotak-kotak biru panjang dan celana jins hitam kini dikenakan oleh Harry memberi gambaran bahwa teman laki-laki yang dibawa Vera itu berasal dari keluarga yang sederhana, walaupun sepintas pak Ganjar sudah bisa mengetahui bahwa semua pakaian yang dikenakan oleh Harry berasal dari brand yang murah atau brand KW. Yang paling mencolok terlihat dari sepatu sportnya yang sudah usang, akan tetapi dari bekas-bekas kerusakan sepatu tersebut pak Ganjar memperkirakan bahwa Harry merupakan seorang pekerja keras. "Hello Harry, apa kabar ?" Sambutan hangat keluar dari pak Ganjar dengan tersenyum lebar. "Baik Om" jawab Harry sambil berjalan menghampiri pak Ganjar dan saling berjabat tangan. "Ini yah yang kemarin aku senggol motornya, dan saat ini lagi diperbaiki di bengkel" jelas Vera. "Oh begitu ya, ayo Harry duduk dulu disini" pak Ganjar mempersilahkan tempat duduk yang ada disamping

  • Cinta Berbeda Kasta    BAB 10

    "Jadi bagaimana sekarang ? Kamu mau nunggu sampe sore atau gimana ?" Tanya Vera sambil melihat Harry. Harry langsung melihat waktu pada Jam tangannya, terlihat waktu menunjukan pukul 11 siang, "mau gimana lagi, paling aku tunggu disini. Dari pada nanti berabe harus kembali lagi kesini, lagian jarak pulang dari sini jauh" jawab Harry. "Ya sudah sambil nunggu kamu ikut aku saja ke showroom, hari ini aku ada beberapa urusan sama ayah ku dari Jakarta" ajak Vera. "Aku disini saja deh, mau ngapain lagi aku kesana ? Yang ada aku malah jadi patung penjaga kayak bodyguard pribadi" ucap Harry sedikit ketus. "Hahaha... " Tawa Vera sedikit tertahan mendengar jawaban dan ekspresi Harry."Terus kamu disini mau apa ? Bantuin si Abang montir ? Ngapain ? Malah merepotkan saja. Sudah kamu ikut saja temani Aku" "Baiklah kalau begitu, tidak apalah kali-kali aku jadi bodyguard" canda Harry sedikit ters

  • Cinta Berbeda Kasta    BAB 9

    Selama dalam perjalanan mereka ngobrol panjang lebar seperti orang sudah kenal lama, Dengan waktu perjalanan yang cukup lama mereka lebih mempunyai waktu untuk saling berbagi cerita tentang diri mereka masing-masing, tentang masa kecil, hobi, cita-cita, karir, dan lain sebagainya. Kesamaan antara keduanya ternyata cukup banyak, dalam obrolan pun nyambung dan saling memahami akan minat dan ketertarikan pada sesuatu, hingga tanpa disadari dari obrolan tersebut terbentuklah sebuah kenyamanan. Sampai disebuah bengkel besar yang berada dipusat kota tepat di pinggir jalan perempatan yang cukup strategis, berjejer juga disampingnya beberapa bengkel lainnya dan toko-toko seperti swalayan, furniture, perlengkapan rumah tangga, pakaian dan sebagainya. Vera langsung memarkir mobilnya diarea parkir yang sudah disediakan khusus bagi pelanggan disana. Terlihat beberapa mekanik laki-laki yang tengah sibuk mengotak-atik motor. Hampir r

  • Cinta Berbeda Kasta    BAB 8

    "ku kira kamu tidak akan pernah datang kesini lagi, jauh dan terpencil, apa lagi lihat jalannya yang lumayan terjal" ucap Harry datar tapi dengan berusaha menyembunyikan ekspresi kekagumannya pada mobil yang dibawa Vera. "Makanya aku bawa mobil ini, mobil yang kemarin hampir rusak karena mengantarkanmu kesini. Ngomong-ngomong kamu mau kemana ? kelihatannya kamu masih belum pulih sudah mau pergi." "Maksudku kamu mau ngapain kesini lagi ? Justru ini aku mau menemuimu, kemarin aku lupa menanyakan dibengkel mana motorku diservis, tidak perdulilah kamu mau bawa mobil apa saja juga" ucap Harry ketus. "Hahaha.. sampai segitunya. Motor kamu rusak parah, kata yang punya bengkel paling sekitar 2 sampai 3 hari lagi bisa beres, Ditambah lagi itu motor sudah tua banyak yang sudah harus diganti" jawab Vera dengan santai, tanpa bisa mengerti bahwa motor tersebut adalah sangat berarti bagi Harry. Harry tersenyum kesal

  • Cinta Berbeda Kasta    Bab 7

    Pagi hari diudara sejuk yang menenangkan, suara burung dan ayam jantan yang selalu konsisten dalam menyambut matahari terbit memberi kehangatan suasana dilingkungan tempat tinggal Harry.Ketika bangunan dari tidurnya Harry hanya duduk santai merasakan ketenangan hatinya."Suasana ini yang selalu aku tunggu dari setiap pagi, tapi aduh ini badan terasa sakit-sakitan gini" gumam Harry sambil bersusah payah membangunkan badannya dan duduk diatas tempat tidurnya.Badan yang mulai merespon rasa sakit dari akibat kejadian kemarin, kini Harry sudah ada di rumahnya. Kemarin setelah dirawat d rumah sakit, malamnya ketika Harry dirasa sudah kuat langsung diantar oleh Vera pulang."Pantesan saja dia suka ngamuk-ngamuk, ternyata yang nikah itu adalah mantan kekasihnya, padahal menurut ku dia lumayan baik dengan bersedia bertanggung jawab mengantarku pulang sampai kesini, padahal kan lumayan jauh dan jalannya sangat kontras sekali

  • Cinta Berbeda Kasta    BAB 6

    "Ini semua gara-gara kamu, dasar pembawa sial !" Ucap wanita tersebut dengan nada sangat marah."Haha... Lucu sekali, kamu yang memulai terus sekarang menyalahkan aku"."Kalo aku tidak ketemu sama kamu, tidak akan pernah ada hal seperti ini"."Sudah lah, percuma ngomong sama kepala batu. Hanya membuang-buang energi saja" ucap Harry sambil berjalan menuju parkiran motor dengan menahan kekesalannya. Meninggalkan wanita tersebut yang semakin menggerutu menerima balasan sikap dari Harry."Sialan! Dia malah kabur"Helm sudah dikepala Motor dihidupkan dan langsung Harry menjalankan motornya menuju keluar parkiran gedung dengan segala kekesalan dan rasa malu dihatinya.Ketika sampai dipintu gerbang terlihat dari belakang ada mobil berwarna merah melaju dengan cepat, padahal itu masih diarea taman GedungHarry sadar dan terkejut mendengar suara Gerungan mobil berjenis Lamborg

  • Cinta Berbeda Kasta    BAB 5

    Herry berjalan menuju meja dan mengisi daftar hadir tamu yang dilayani dua orang wanita muda dengan riasan yang tebal dan mempesona, bajunya seragam batik kebaya khas Sunda yang terbuat dari perpaduan seni bordir dan Payet mutiara diujung kebayanya, terlihat sangat anggun dan mewah dengan warnanya yang seperti keemasan.Pelayan tamu tersebut memandang kedatangan Harry yang langsung mengambil pena dan menulis namanya dibuku tamu yang sudah mencapai nomor tamu yang ke 500 orang. Kedua pelayan wanita itu saling berbisik dan sekali melihat Harry dengan sinis.Entah apa yang dikatakan mereka, kemungkinan besarnya kedua pelayan itu seakan memandang rendah kepada Harry dengan tidak memberi pelayanan seperti kepada tamu-tamu sebelumnya yang tersenyum ramah dan sangat hormat.Tanpa memperdulikan kedua pelayan tersebut Harry pun masuk kedalam ruangan gedung yang luas dan sekedar perkiraan, ruang tersebut mampu menampung orang hingga seribu orang didalam

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status