“Jangan berandai-andai dulu…kaka akan coba bicara baik-baik dengan Brigitta!” Deasy langsung mengangguk dan dia tak sadar tangannya dari tadi sudah dipegang Salman. Tangan Salman bergerak dan dia melepas kacamata yang bertenger di wajah Deasy.
“Kamu makin cantik Deasy, tanpa kacamata ini…!” kembali gadis cantik ini menundukan kepala.
“Mata Deasy sering silau ka…makanya pakai kacamata agar tak silau dan perih!” Salman mengangguk paham, diapun memasang lagi dibantu Deasy kacamata yang sempat di lepas tadi.
“Oh iya sampai lupa, ayoo kita sarapan, kamu makan juga kan apa lagi diet!” Salman mencoba mencairkan suasana.
“Makanlah, tapi dikit…!” Deasy tersenyum dan kini keduanya tak sadar masih bergandengan tangan menuju makanan yang tersaji di meja khusus.
Setelah sarapan, keduanya seakan enggan berpisah, untung Salman ingat kalau Deasy ada metting, diapun meminta Deas
Deasy yang kaget hampir saja kelelep, tapi Salman cukup sigap dan kini Deasy sudah terduduk di pahanya.Salman merapikan anak rambut yang menutup wajah cantik Deasy, dia kemudian pelan tapi pasti mendekatkan bibirnya ke bibir Deasy, gadis inipun memejamkan mata saat wajah mereka kini sudah bertemu.Lumatan lembut pun di terima Deasy, inilah yang ketiga kalinya dia menerima pagutan di bibir dan tanpa dia sadari, orang yang selama 3 tahunan ini dia impikan, justru kembali melakukan hal yang sama.Dari lembut berubah panas dan tanpa di sadari kini kimono Deasy sudah melorot semua, kini mereka sama-sama polos di bathub yang berisi buih-buih sabun yang membuat tubuh keduanya makin licin.Kini terbalik, Deasy lah yang tersandar di bathub dan Salman berada di atasnya, gadis ini seakan pasrah, dia lupa semuanya, lupa kalau laki-laki ini sudah punya anak dan istri.Lupa kalau dia belum pernah melangkah sejauh ini bersama seorang pria, dan lupa juga ka
“Apakah kamu hamil Deasy…?” Deasy dan Salman langsung terperanjat, Deasy lalu menggeleng keras.“Ngga ayah…Deasy tidak hamil…!” sahut Deasy pelan.“Lantas kenapa begini tiba-tiba Salman melamar kamu?” desak Dedy Sukarman lagi. Deasy menatap wajah Salman, seakan minta pria inilah yang bicara.“Om…saya dan Deasy sudah sama-sama dewasa, saya khawatir kami terus berhubungan tanpa ada ikatan, akan membuat kami bablas…saya tak ingin itu terjadi!” tegas Salman. Dedy mengangguk puas, dugaannya kini keliru, tentu saja Salman tidak begitu bodoh mengatakan kalau malam tadi sudah kebablasan yang dia maksud sudah terjadi, itu akan jadi rahasia dia dan Deasy selamanya.“Bagaimana dengan istri kamu…Brigitta? Mampukah kamu menyakinkan dia kelak!” cetus Dedy lagi mendesak.“Saya akan berusaha menyakinkan dia…semoga tak terlalu lama Brigitta mau merestu
Jarman hanya bisa manggut-manggut saat Salman menceritakan siapa Deasy kini, awalnya dia pikir keponakan Vanya ini hanya kebetulan bertemu Salman, tapi saat bosnya ini cerita kalau Deasy sudah sah menjadi istrinya, Jarman kaget juga.Jarman tentu saja kenal baik Deasy, sebagai keponakan mendiang Vanya yang menerima donor kornea mata di Singapura.Jarman cukup lama jadi orang kepercayaan Salman, sehingga dia maklum saja melihat bosnya kini nambah istri lagi.“Wajar saja, karena hampir tiap minggu si bos keluar daerah, daripada selingkuh sana sini, mending nambah bini, selesai urusan. Wong si bos gantengnya kelewatan di tambah konglomerat lagi, lagian kan ada turunannya, papanya punya istri tiga dan hebatnya semua rukun-rukun saja!” batin Jarman dalam hati. Sesuai permintaan Salman, dia ingin bawa sendiri mobil double gardan 4x4, sehingga Jarman meminta staf lainnya agar sediakan lagi satu mobil lengkap dengan sopir, untuk dia dan juga 2 staf perusahaan yang menemani mereka.Salman me
“Ga ada penginapan Om, kebetulan di samping rumah saya, ada rumah kosong, yang baru seminggu yang lalu ditinggalkan bidan desa yang habis masa kontraknya, tapi setiap hari selalu di bersihkan karena penggantinya akan datang 2 mingguan lagi, Om dan istri bisa tidur di sana. Nah bagi yang lain, bisa tidur di rumah saya, ada dua kamar kosong, dua anak-anak saya pindah setelah menikah!” tawar Darni yang di sambut senang Salman dan yang lainnya. Saat berjalan menuju rumah bidan yang kuncinya ada di rumah pa Darni, Salman yang diiringi Deasy dan Jarman di bantu Oyong, yang jadi sopir sambil membawa tas milik Salman dan Deasy, dia teringat kalau mushalla yang tadi mereka sholati walaupun bersih tapi atap dan plaponnya sudah terlihat bocor, jiwa sosialnya pun tergerak. “Pa Darni, saya berniat mau menyumbang buat mushalla itu, kayaknya sudah perlu di rehab!” kata Salman. “Ahh yang benar nih pa Salman, terima kasih sekali kalau begitu!” sahut Darni senang. “Kira-kira butuh biaya berapa pa?”
Di saat suaminya sedang aseek berbulan madu di hutan Kalimantan dengan Deasy, di Jakarta Brigitta malah diceramahi mamanya, Margareta.Brigitta hari itu memang sengaja mengunjungi orang tuanya, karena Ryan dan Celine sekolah, ayahnya kini Komjen Polisi Andre sudah naik pangkat jadi Wakapolri dan hanya bertemu sebentar lalu berangkat ke kantor, setelah menciumi dengan gemas cucunya baby Vanya, Komjen Andre pun pergi ngantor.“Jadi sampai sekarang, suami kamu itu masih tak ikhlas ya dengan meninggalnya istri pertamanya dan sering termenung di ruang kerjanya!”“Iya Mam...kadang Brigitta kasian liat Bang Salman, diam-diam matanya sering memerah dan kayaknya selalu dia pendam selama 3 tahunan ini…!” sahut Brigitta sambil menyuapi baby Vanya yang asekk makan bubur.“Lalu apa langkah kamu sekarang?”“Mama masih ingat ga dengan Deasy, yang merupakan keponakan Vanya?”“Iya ingatlah, bagaimana kabarnya sekarang dan kenapa Deasy kamu sebut-sebut?” sahut Margareta tak paham.“Brigitta ingin jodoh
Celine dan Ryan sudah berangkat ke sekolah dan hanya berjarak 10 menitan dari kedatangan kakek dan dua neneknya ini.“Brigitta…mami mau tanya…bagaimanakah hubungan kamu dengan Salman?”“Baik-baik aja Mi…kenapa mami tanya itu?” Brigitta keheranan sambil menatap ketiga mertuanya ini. Baby Vanya dari tadi sudah jalan-jalan ke sana kemari di ruangan lain, ditemani dua babysitternya.Priscilla menatap Radin, dia seakan meminta suaminya yang bicara. Radin paham, kalau sudah menyangkut begini, dialah yang paling di tunggu pendapatnya.“Brigitta, kamu terbuka saja…apakah semenjak Vanya meninggal, hubungan kalian bermasalah dan apakah kamu pernah melihat ada kelakuan aneh dari Salman. Jawab itu dulu, baru nanti papi akan terbuka kenapa kami datang se pagi ini?” ucap Radin sambil menatap wajah menantunya ini.“Hmm…bagaimana yahh…iya sihhh, sejak ka Vanya meninggal, Salman sering termenung seakan belum ikhlas melepas kepergian Vanya!”“Kamu tahu…sampai sejauh mana hubungan Salman dengan Deasy?”
Setelah tiga hari berada di basecamp, Salman pun memutuskan balik ke Samarinda, dia minta di jemput helicopter, karena merasa kecapekan selama di lokasi. Bagaimana tak capek, siang malam dia benar-benar menikmati bulan madu dengan Deasy.Sampai di Samarinda pun, istri keduanya ini benar-benar membuat Salman hampir bertekuk lutut, hingga Deasy sering tertawa melihat suaminya ini kelenger dia buat.“Baru tau kann…gimana rasanya punya bini muda!” olok Deasy tertawa. Salman hanya tertawa dan bilang konsentrasinya pecah gara-gara sibuk mikirin kerja, di tambah bulan madu yang tiada kenal puas selama di hutan Kalimantan. Deasy memutuskan tidak ikut ke Jakarta, dia hanya menunggu kabar dari suaminya ini, apakah Brigitta ikhlas bermadukan dia.“Pokoknya begitu Brigitta sudah kasih izin, Deasy akan langsung susul abang ke Jakarta!” kata Deasy saat melepas suaminya di Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Samarin
Mobil yang di produksi terbatas 500 unit saja di dunia ini tentu saja jadi pusat perhatian kala Salman membawanya ke jalan raya.Dia sengaja santai saja tidak ngebut, sehingga tak sedikit yang memoto kala Salman stop di lampu merah, dia juga tersenyum saja saat beberapa mobil membuka kacanya dan memperlihatkan wajah cantik mereka, dengan harapan Salman melirik mereka, tapi Salman tetap cool dan mencueki hal itu.Malah ada yang langsung merekam dan me livekan di media sosial dan justru di lihat dua orang, yakni Brigitta dan Deasy yang secara tak sengaja membuka medsos dan melihat penampilan suami mereka dengan penampilan begitu.“Hmmm…gayanya…kayak masih bujangan aja, padahal udah nikah 3x, anak malah tiga juga!” sungut Brigitta, tapi diam-diam dia suka melihat gaya suaminya yang terlihat cuek, mobil mahal itu sengaja tak berkaca riben gelap, sehingga nampak jelas dari luar.Deasy yang ada di Samarinda langsung merasa kangen denga