Celine dan Ryan sudah berangkat ke sekolah dan hanya berjarak 10 menitan dari kedatangan kakek dan dua neneknya ini.“Brigitta…mami mau tanya…bagaimanakah hubungan kamu dengan Salman?”“Baik-baik aja Mi…kenapa mami tanya itu?” Brigitta keheranan sambil menatap ketiga mertuanya ini. Baby Vanya dari tadi sudah jalan-jalan ke sana kemari di ruangan lain, ditemani dua babysitternya.Priscilla menatap Radin, dia seakan meminta suaminya yang bicara. Radin paham, kalau sudah menyangkut begini, dialah yang paling di tunggu pendapatnya.“Brigitta, kamu terbuka saja…apakah semenjak Vanya meninggal, hubungan kalian bermasalah dan apakah kamu pernah melihat ada kelakuan aneh dari Salman. Jawab itu dulu, baru nanti papi akan terbuka kenapa kami datang se pagi ini?” ucap Radin sambil menatap wajah menantunya ini.“Hmm…bagaimana yahh…iya sihhh, sejak ka Vanya meninggal, Salman sering termenung seakan belum ikhlas melepas kepergian Vanya!”“Kamu tahu…sampai sejauh mana hubungan Salman dengan Deasy?”
Setelah tiga hari berada di basecamp, Salman pun memutuskan balik ke Samarinda, dia minta di jemput helicopter, karena merasa kecapekan selama di lokasi. Bagaimana tak capek, siang malam dia benar-benar menikmati bulan madu dengan Deasy.Sampai di Samarinda pun, istri keduanya ini benar-benar membuat Salman hampir bertekuk lutut, hingga Deasy sering tertawa melihat suaminya ini kelenger dia buat.“Baru tau kann…gimana rasanya punya bini muda!” olok Deasy tertawa. Salman hanya tertawa dan bilang konsentrasinya pecah gara-gara sibuk mikirin kerja, di tambah bulan madu yang tiada kenal puas selama di hutan Kalimantan. Deasy memutuskan tidak ikut ke Jakarta, dia hanya menunggu kabar dari suaminya ini, apakah Brigitta ikhlas bermadukan dia.“Pokoknya begitu Brigitta sudah kasih izin, Deasy akan langsung susul abang ke Jakarta!” kata Deasy saat melepas suaminya di Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Samarin
Mobil yang di produksi terbatas 500 unit saja di dunia ini tentu saja jadi pusat perhatian kala Salman membawanya ke jalan raya.Dia sengaja santai saja tidak ngebut, sehingga tak sedikit yang memoto kala Salman stop di lampu merah, dia juga tersenyum saja saat beberapa mobil membuka kacanya dan memperlihatkan wajah cantik mereka, dengan harapan Salman melirik mereka, tapi Salman tetap cool dan mencueki hal itu.Malah ada yang langsung merekam dan me livekan di media sosial dan justru di lihat dua orang, yakni Brigitta dan Deasy yang secara tak sengaja membuka medsos dan melihat penampilan suami mereka dengan penampilan begitu.“Hmmm…gayanya…kayak masih bujangan aja, padahal udah nikah 3x, anak malah tiga juga!” sungut Brigitta, tapi diam-diam dia suka melihat gaya suaminya yang terlihat cuek, mobil mahal itu sengaja tak berkaca riben gelap, sehingga nampak jelas dari luar.Deasy yang ada di Samarinda langsung merasa kangen denga
“Sayangg, kamu berapa hari sihh ga mandi!” cetus Salman.“Kenapa…bau yaaa…sini ciumin biar papi pingsan!” dengan tengilnya Brigitta menyodorkan ketiaknya ke wajah Salman.Salman terpaksa menerima ketiak mulus istrinya ini dan Brigitta langsung berteriak kaget, karena suaminya ternyata malah menggigitnya.“Huhhh…bau-bau juga papi doyannn!” sungut Brigitta manja dan kini keenakan badannya digosokin Salman.“Pi…kenapa sih menikah ga izin ke Mami?”“Maafin papi ya sayangg…!”“Maaf-maaf…enaknya bilang jenguk proyek di Kalimantan, ga tahunya bulan madu sama bini muda, huhhh!” sungut Brigitta.Salman tertawa, inilah kelebihan dia dibandingkan Rey, abangnya itu. Salman benar-benar fotocopi ayahnya menghadapi wanita. Dia tetap tenang dan tak panik apalagi gelagapan.“Gosokin gigi…?” Brigitta benar-benar ma
Komjen Andre malah ga jadi ke kamarnya, tapi menuju kamar di mana suara baby Vanya dan Celine saling berdebat.Tak lama kemudian baby Vanya sudah naik di punggung kakeknya dan minta si kakek ini keliling-keliling rumah sambil menggendongnya.“Hmmm…mau jadi atlet berkuda kayaknya si bontot itu, semua orang di suruhnya begitu kalau udah gendong dia!” sungut Brigitta, sambil menambah nasi ke piring suaminya.Salman menatap Ryan yang tak banyak ngomong, Ryan duduk saja dan langsung mengambil nasi untuk bersiap makan setelah tadi menciumi tangan Salman dan Brigitta.“Ryan…hari ini kita pulang ke rumah yaa!” kata Salman sambil menatap tajam wajah anak sulungnya yang cool ini.Ryan balik menatap wajah Salman, lalu wajah Brigitta. Saat saling tatap dengan wajah papinya, Brigitta geleng-geleng kepala melihat keduanya memiliki pandang mata yang sama tajam.“Ryan mau tinggal di sini Pi…Mi…sama k
Kini Deasy berdiri sejajar dengan Salman dan Brigitta disisi ranjang perawatan Cynthia, Deasy di sebelah kanan, sedangkan Brigitta di sebelah kiri Salman, dekat dengan kepala Cynthia. wajah Mami Cynthia terlihat pucat, tapi saat melihat Deasy dia langsung tersenyum.Brigitta dengan rambut berombaknya yang di semir agak coklat melewati sebahunya, sangat cantik dengan dress lengan pendek yang pas mencetak tubuh sintalnya.Sedangkan Deasy juga dengan baju dres lengan panjang, di tambah celana yang juga mencetak bodynya walaupun tak terlalu ketat, di padu dengan hijab warna abu-abu.Salman lebih santai, dia hanya mengenakan him lengan pendek yang memperlihatkan otot lengannya yang kokoh dan besar, plus jeans warna denim dan sepatu boot kulit.“Kamu mirip sekali dengan Vanya…kamu yaa yang bernama Deasy?” kata Cynthia pelan, sambil menatap Deasy.“Iya-yaa Tante…!” sahut Deasy gugup.“Kok panggil tante&he
Tepat seperti yang Brigitta perkirakan, Deasy ternyata tak jauh beda dengan Vanya, dia jadi partner yang baik di rumah.Mereka kini juga bak saudara, tak segan bercerita apapun, termasuk hal-hal yang sifatnya sangat pribadi. Deasy yang kini berusia 24 tahun dan Brigitta yang sudah mencapai 28 tahunan, benar-benar bak kaka adik.Lucunya, semenjak Deasy ada di rumah, baby Vanya malah lebih akrab dengan Deasy, dia tak suka dengan Mami kandungnya yang suka mencubitnya kalau dia nakal.Celine sendiri yang sejak berusia 3 tahunan sangat lengket dengan Brigitta, otomatis lebih dekat dengan Brigitta.Bagaimana dengan kehidupan Rey bersama dua istrinya, Viola dan Amanda, setelah melahirkan adik-adik Julian dan Viera, keduanya juga tak bisa lagi hamil-hamil. Sehingga ada yang lucu, saat ke empat wanita ini berkumpul, semuanya membahas itu.Topiknya jadi hangat dan bilang mungkin sudah takdir suami mereka, tak bisa lagi membuahi rahim-rahim mereka.Aja
Kepalanya plontos, tubuhnya jangkung dan sedikit berotot, tatapan matanya tajam, kulitnya putih bersih, tapi kini mulai berubah agak abu-abu, karena setiap latihan di Pendidikan ini selalu buka baju dan di tempat terbuka.Bibirnya jarang tertawa, malah sangat jarang terbuka, dia hanya bicara kalau ditanya, selebihnya dia akan diam saja tanpa banyak tanya, apalagi bersenda gurau dengan dengan rekan sesama siswa akademi.Untungnya walaupun sikapnya begitu, dia tetap ramah dan menyapa rekan-rekan siswanya, tapi akan menghindari kalau bersenda gurau terlalu lama.Semuanya instruktur yang melatih siswa-siswa calon perwira polisi ini tahu siapa anak muda ini, dia adalah cucu mantan Wakapolri Komisaris Jenderal Andre Sasongko yang sudah pensiun 3 tahun yang lalu.Tapi walaupun cucu mantan petinggi kepolisian, dan diam-diam banyak yang kaget begitu tahu kalau ayahnya justru salah seorang konglomerat muda, semua kagum dengan sosok anak muda yang tak manja ini.
Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, waktu tiga bulan sangat cepat, tapi bagi Ryan dan Reni sangat lama. Pernikahan lanjut resepsi keduanya di gelar di sebuah hotel berbintang 5.Tamu-tamu VVIP dari Presiden, Wapres, para Menteri Kabinet, hingga ratusan pengusaha kakap ikut hadir, termasuk para petinggi Polri mengucapkan selamat pada pasangan yang sedang berbahagia ini.Radin Durangga yang sudah sepuh senang sekali bisa bertemu rekan-rekan pengusahanya yang juga sepuh-sepuh dan bisa hadir di resepsi Ryan dan Reni, mereka bak reuni saja dan rame bersenda gurau di usia yang masing-masing sudah senja ini.Radin Durangga juga selalu hadir kalau ada anak atau cucu rekan pengusaha atau sahabatnya menggelar pesta perkawinan.Julian datang dengan menggandeng dua wanita cantik sekaligus. Namun saat bertemu ketiga ortunya, Julian tentu saja ngacir ga berani memperlihatkan kenakalannya, dia paling takut dengan kedua Maminya tersebut.Yang lucu adik-adik Julian yang mulai beranjak abe
Wisuda S2 Reni berlangsung sangat khidmad dan sakral, 2.500 mahasiswa di wisuda hari ini, bukan hanya lokal Inggris tapi juga dari berbagai negara.Sejak awal Reni yang berpakaian sangat cantik ini selalu di gandeng Ryan yang bertubuh tinggi besar dan memakai baju yang sangat fashionable dan pastinya sangat mahal, badan Ryan tak kalah dengan tubuh para bule yang juga tinggi-tinggi.Reni menggunakan heel hingga 10 centimeter, sehingga kini tubuhnya makin menjulang dan saat berjalan dia sangat serasi sekali di samping Ryan, banyak yang iri melihat kebahagian pasangan muda ini.Tante Shania dan Om Darma khusus datang dari Jakarta, ikut mendampingi putri kesayangannya ini.Saat menjemput di Bandara bersama Ryan, Shania sudah maklum keduanya pasti sudah memiliki hubungan khusus, terlihat dari genggaman tangan Ryan dan Reni yang sangat erat dan seakan enggan melepas satu sama lain.Dan apa yang dia duga benar adanya, saat dalam mobil Jaguar, Ryan yang saat itu lagi memegang setiran, apa ada
“Aku bobo di kamar sebelah yaa!” “Disini saja sama-sama, ranjang ini sangat luas kok!” Ryan tersenyum, dia langsung menganggukan kepala. Reni menyandarkan kepalanya di dada berotot Ryan sambil bersandar di ujung ranjang dan kaki di selonjorkan, keduanya kadang tertawa bersama menyaksikan acara TV yang menyajikan komedi. Mereka bak sepasang kekasih yang sedang memadu cinta, padahal sampai detik ini, Reni belum menyatakan dia mau jadi kekasih Ryan, dia tahu dari sikap dan perbuatan pemuda ini, rasa cinta Ryan makin hari makin besar. “Musim semi agaknya bakal tiba yaa…cuaca juga sudah mulai hangat!” kata Reni, setelah acara komedi di TV yang tertempel di dinding kamar Ryan berakhir. “Iyahh…sayangnya kamu bulan depan wisuda dan langsung pulang ke Jakarta…aku ga ada teman menikmati musim semi itu!” sungut Ryan pelan. Reni tertawa dan dia malah memancing, Ryan tinggal pilih, sangat banyak teman-temannya yang masih jomblo dan tak kalah cantik
Empat bulan sudah Ryan tinggal di London, dia benar-benar tekun kuliah, semangatnya terus saja naik berlipat-lipat, karena Reni selalu setia menemaninya kemanapun dia jalan sepulang kuliah atau pas waktu lowong.Ryan juga benar-benar tak mau mendekati wanita manapun, bahkan saat Reni mengenalkan dengan teman-teman wanitanya, baik dari Asia, bahkan bule, semuanya hanya di tanggapi biasa-biasa saja oleh Ryan, tidak ada yang istimewa di matanya.Padahal rata-rata teman-teman Reni cantik-cantik dan orang tua mereka pun kaya raya, mereka juga menunjukan ketertarikan ke Ryan, tapi pemuda ini tetap beranggapan tak ada yang seperti Reni.Suatu hari, Ryan bingung telpon dan sms nya tak di balas Reni, padahal mereka sudah janji akan jalan-jalan, sekalian Ryan ada yang di cari ke Kota Manchester. Mereka berencana akan naik kereta api cepat saja ke kota itu.Ryan kemudian berniat mendatangi Reni ke apartemennya, lalu diapun naik ke lantai 15. Dia sudah siap dengan ba
Tengah malam Reni terbangun, dia kaget saat melihat posisi tidurnya malah sedang memeluk tubuh Ryan, cuaca makin dingin karena London memang sedang musim dingin, Reni lalu ke kamar dan mengambil mengambil selimut tebal.Dia kemudian menyelimuti tubuh Ryan, saat itulah matanya memandang wajah pemuda ini. Reni tersenyum saat meraba bibir Ryan yang tadi sore dia gigit, Reni lalu kembali melanjutkan tidurnya di samping pemuda ini.Paginya, bukan Reni yang duluan terbangun, tapi Ryan, dia kaget saat melihat Reni sangat erat memeluk tubuhnya, gadis ini agaknya kedinginan, Ryan memeriksa jam tangannya, sudah hampir jam 6.30 waktu setempat.Ryan lalu pelan-pelan melepas pelukan Reni dan merapikan selimut sehingga gadis ini tidak merasa kedinginan.Ryan lalu ke kamar mandi dan mencuci muka, lalu ambil wudhu dengan air hangat, Ryan pun melakukan kewajibannya, sholat subuh.Ryan sudah terbiasa bangun pagi, dia kemudian menghidupkan pemanas ruangan, karena cuaca benar-benar sangat dingin.Setelah
Sambil memperbaiki syal yang melilit lehernya, pria muda dengan tinggi badan yang menjulang hampir 185 centimeter, serta badan yang kokoh berotot ini keluar dari Bandara Internasional Heathrow, London, Inggris.Walaupun dulu waktu kecil dia beberapa kali ke negara kerajaan ini, namun kali ini dia agak pangling juga melihat perubahan-perubahan salah satu bandara terbesar di negeri yang kental dengan dunia sepakbola ini.Wajah pria ini terlihat sangat tampan dengan kumis dan cambang yang tipis, wajahnya lebih banyak cool serta cuek dengan keadaan sekeliling.Setelah keluar dari bandara, dengan menarik tas bagasinya yang tak terlalu besar, diapun menunggu taksi yang terlihat antre secara tertib menjemput para penumpang di area kedatangan.Setelah duduk dalam taksi dan menyebutkan alamatnya, taksi ini pun lalu meluncur menuju alamat yang di maksud.Satu jam setengah kemudian, dia tiba di alamat yang di tuju, kini dia mengamati kondisi bangunan tinggi dengan gaya khas Eropa bertingkat hing
Ryan kemudian sempat ingat pepatah, kalau batin seorang wanita itu tajam serta tebakannya tepat, tandanya mereka akan segera berjodoh.“Ga…ga adaa…nih aku lagi balkon apartemen, lagi mandang kota Manado malam ini!”“Berani ga pindah ke vidcal!” tantang Reni.“Beraniiiii….ayooo…!” dan tiba-tiba saja panggilan pun berubah ke vidcal, Reni tertawa melihat wajah Ryan, Reni terlihat sedang makan malam, berupa buah salad, terlihat ada seorang ART di sampingnya yang ikut makan bersama.Tapi hati Ryan sebetulnya deg-degan juga, moga saja Flora tak bangun, batinnya lagi.Ryan sendiri akhir-akhir ini entah mengapa tak berani lagi bicara terbuka terkait sepak terjangnya dengan wanita pada Reni.Kalau dulu dia selalu terbuka, bahkan pernah saat mandi berdua dengan Tiara, dia enteng saja memvidcal sepupunya, Reni sambil tertawa bilang awasss jangan sampai anak orang bunting.“Kapan kuliah kamu selesai Ren?”“Masih lama…kenapa emankk?” kata Reni sambil terus makan buah.“Lama amattt sihh, emank kuli
Usai bertarung, pelatihnya Mang Dino mengajaknya santai di sebuah kafe di bilangan Kota Manado, Ryan oke-oke saja dan ikut bersama beberapa atlet tarung bebasnya lainnya.Kafe itu termasuk sangat eksklusif karena berada di bibir pantai, seperti biasa yang namanya kafe mereka pun tentu saja suka minum-minuman beralkohol, Ryan mengetahui hal itu langsung geleng-geleng kepala.Dia sejak dulu memang tak begitu suka dengan minuman keras dan selalu menghindari, kali inipun sama. Inilah yang membuat pelatihnya sangat salut, karena Ryan benar-benar tak suak minuman beraalkohol.Begitu melihat mereka mulai minum, termasuk Mang Dino, Ryan pun pindah ke kursi yang ada di bibir pantai. Tak ada yang berani memaksanya minum, sebab semua tahu siapa Ryan yang merupakan polisi aktif dan memiliki jabatan tinggi di sebuah Mapolres.Ryan termenung, pikiran ternyata jauh melayang ke London, siapa lagi kalau bukan sosok sepupunya, Reni.“Mengejar cintanya…baiklah…aku tak akan menyerah, tunggu saja!” batin
“Hahahaha…lucuuuu…Reni sama Ryan itu belum pernah pacaran Mami…kalau tiba-tiba kami menikah…waduhhh…gimana, jangan-jangan tiap hari kamu bertengkar mulu…pusinggg pala birbieee…!” Shania dan Om Darma langsung saling pandang kaget dengan jawaban Reni.“Lantas…apa sekarang maunya kamu Ren?” Om Darma, ayahnya yang kini menyela.“Hmmm…gini dehhh…papi dan mami bilangin ke maminya Ryan…Reni mau jadi istrinya Ryan…tapiiiii….dengan syarat…Reni mencintai Ryan…!”“Cara mencintai kamu gimana!” sahut Shania belagak pilon.“Ihhh mami, kayak ga pernah mude ajahh, tanya donk sama papi, gimana dulu papi ngejar mami, masa tanya ke Reni sih, udah yaaa….Reni mau istirahat, capeee dyehhh!” Reni pun pergi meninggalkan kedua orangtuanya yang hanya saling pandang dan geleng-geleng kepala.“Gimana ini pih…masa si Reni gitu jawabannya?”“Ya udah, mami bilang ajah gitu sama Brigitta…cape dyehhhh!” sahut Om Darma dan diapun ikutan tertawa dan jalan kayak Reni.Shania langsung jengkel dan melempar bantal ke suami