Prestasi Salman di dunia balap ternyata tak semoncer saat dia masih balapan di tanah air, hanya setahun, kontraknya pun tak diperpanjang tim asal Malaysia ini.Kontraknya diputus ditengah jalan dan mau tak mau dia harus kembali ke tanah air, atau bertahan di Malaysia, mengingat dia ‘kabur’ ke Malaysia bersama Vanya tanpa restu orang tuanya.Tiga bulan dia tinggal bersama Vanya di sebuah apartemen mewah di Malaysia, Salman pun kebingungan ketika ingin bayar untuk memperpanjang kontrak sewa apartemennya, semua kartu-kartu telah di blokir.Salman terbiasa hidup highclas, dia tak pernah merasakan kehidupan sederhana, Salman selama ini hidup sangat boros dan segan mengeluarkan uang tak sedikit kalau sudah kepingin atau mentraktir siapa saja yang dia sukai.Inilah salah satu factor, kenapa papinya diam-diam menyetujui memblok kartu-kartu Salman, dibandingkan dengan Rey dan Bella, Salman lah yang paling enteng mengeluarkan uang tanpa perhitungan.
Vanya juga yang menawar mobil travel yang akan membawa mereka ke bandung, awalnya Salman mana bisa menawar. Vanya berbisik pada Salman, mulai kini mereka harus terbiasa hidup sederhana dan jangan malu menawar apapun kalau kemahalan. Salman terdiam mengangguk dan menyetujui saran kekasihnya ini. “Wajar saja…dia anak manja, anak konglomerat…tiba-tiba kini berubah jadi ‘orang biasa’!” pikir Vanya memaklumi perasaan kekasihnya ini. Ustda Abubakar yang usianya hanya selisih beberapa bulan dengan Vanya menyambut kedatangan sepupunya ini, dia mengajak masuk ke dalam rumahnya yang lumayan luas dan ada tempat pengajian khusus. Sedangkan disamping rumahnya terdapat ponpes lumayan besar dan bangunannya memanjang, dengan jumlah santri hampir 450 orang dan 200 an orang mondok di sana, sisanya santri dari warga sekitar. Setelah berbasa-basi sebentar, Ustad Abubakar meminta kesiapan Vanya dan Salman untuk menikah saat ini juga. Ustad Abubakar meminta keduanya jangan menunda-nunda lagi. “Lebih b
Kita tinggalkan sejenak kehidupan baru Salman Durangga dan Vanya istrinya yang kini telah menjadi petani di pinggiran Kota Bandung, tanpa di ketahui orang tuanya yang konglomerat papan atas di negeri ini.Kesibukan terjadi di rumah ini, karena dua mingguan lagi akan diadakan pernikahan ganda, antara si bontot Bella dengan kekasihnya dan Shania dengan tunangannya, Shania adalah anak angkat Radin dan Priscilla, yang merupakan sepupu Salman, karena mendiang orang tua Shania kakak kandung Priscilla.Mami Priscilla kadang termenung ingat dengan anaknya Salman yang kini bak hilang di telan bumi, semenjak diam-diam pergi ke Malaysia dengan Vanya tanpa pamit, Priscilla yang saat itu marah besar benar-benar tak mau lagi menghubungi Salman.“Kenapa Mi…dari tadi papi liat kamu termenung terus!” sapa Radin. Priscilla menghela nafas panjang dan dia menatap kesibukan beberapa pekerja, yang terlihat sedang mendirikan tenda-tenda besar yang dihiasi sangat mew
Mengetahui Salman tak marah, Mang Jaja langsung membungkukan badan dan makin hormat melihat kesederhaan Salman.Andaikan dulu Salman masih seperti dulu, mungkin nasib Mang Jaja selesai, dia bakal di PHK Salman yang memang sering tempramental ini.Kirana yang penasaran memberondong Salman dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan selama dalam perjalanan menuju rumah adiknya ini.Salman pun bercerita singkat, mulai pemecatan dia sebagai pembalap, hingga akhirnya memutuskan tinggal di sini dan menikah dengan Vanya. Dan kini sudah memiliki anak laki-laki yang baru lahir 3 bulanan yang lalu.Tak terasa mereka sampai juga di sebuah rumah kecil yang asri dan sangat indah, dengan halaman yang rindang dan lumayan luas.Kirana yang keluar dari mobil langsung berseru wow, ketika melihat bagusnya pemandangan alam di sekitar bangunan rumah sederhana adiknya ini.“Pantesss kamu betah, aku juga jadi betah tinggal di sini…eh mana ponakan dan iparku
Kekagetan mereka bertambah, saat melihat siapa yang datang, yang pertama keluar dari mobil adalah Radin, diikuti Mami Priscilla dan Mami Cynthia.Melihat tiga orang ini, Vanya langsung pucat, dia memegang tangan suaminya, sambil menggendong erat Baby Ryan.Vanya tak pernah bermimpi, hari ini mereka akan kedatangan tamu-tamu ‘menakutkan’ ini. Kirana langsung menyongsong papi dan mami-maminya ini, sedangkan Salman dan Vanya terdiam di teras sambil menatap kedatangan tiga orang itu, saking gugupnya Vanya sampai berlindung di belakang Salman.“Anak bandellll…betah yaa di sini!” sapa Mami Cynthia sambil mencubit hidung anak sambungnya ini.“Iya Mi…betah banget, pingin deh Kirana tinggal di sini!” sahut Kirana sambil memeluk Mami Cynthia lalu Mami Priscilla dan mencium tangan Papinya.“Mami pingin lihat cucu Mami dulu!” Mami Cynthia berjalan cepat dan dia mendatangi Salman dan Vanya yang sedang menggendong baby Ryan dan masih berlindung di punggung suaminya.Salman langsung mencium tangan M
Radin yang sudah paham isi hati Kirana seakan memberi waktu penjajakan buat Ustaz Abubakar dan Kirana, anaknya ini.Sebagai orang yang sudah makan asam garam percintaan, Radin tahu Kirana harus terbuka tentang masalalunya, agar ustad Abubakar kelak tak kecewa.Soal materi bagi Radin itu tak masuk catatan, prinsipnya selama anak-anaknya saling menyukai, silahkan saja lanjut ke jenjang lebih serius.Terlebih antara Kirana dan ustad muda ini, bak bumi dan langit perbedaannya, Kirana pernah punya masalalu kelam terkait asmara dan juga pergaulan bebasnya selama di Eropa.Sedangkan Ustad Abubakar seorang pria yang sejak kecil mendalami Ilmu agama, hingga kini bergelar ustad. “Pi…Kirana ikut pulang bersama…eee…sama pa Ustad…kan bisa aja nanti komunikasi via handphone!” ucapan Kirana yang apa adanya membuat Ustad Abubakar tersenyum dan kini dia juga tak lagi menunduk malu.Sebagaimana layaknya pemuda biasa yang normal, ustad Abubakar sejak kenal Kirana juga sudah ada hati, perasaannya mulai
“Dehhh ngeyeelll, mau eyke cipok lohhh!”“Udah-udahhhh…ga usah berdebat!” Rey langsung menengahi dan menarik tangan gadis cantik ini.Salman hanya tersenyum simpul melihat gaya Rey, dia sudah hapal kakaknya termasuk fuckboy sehingga dia tak aneh lagi melihat gaya Rey seperti itu.Rey bukan hanya menarik tangan gadis itu, dia juga mengajak agak menjauh, karena dilihatnya Om Silo terus saja nyerocos tiada henti.“Ga usah di tanggapin, maklum lah…bansirrr tua…aku Reynaldhy Durangga, yang kawin di depan itu kakak dan adikku!” kata Rey tertawa, sambil memperkenalkan diri pada gadis cantik ini.“Aku Briggita…ohh kamu tuan rumah donk, kenapa malah ngedon di sini bukannya di atas sono bareng keluarga, eh itu siapa yang tampan tadi?” tanya Brigitta keheranan.“Kan sudah ada ortuku di sana...masa aku ikutan, ntar sesak tu panggung penganten, dia Salman adikku!” kat
Besoknya Brigitta pun kembali terbang ke luar negeri melanjutkan kuliahnya, walaupun tetap ceria dan manja, akan banyak cerita antara dia dengan Salman dan Vanya kelak….!Setelah pernikahan Bella dan Shania itu, Rey yang sempat disindir Mami-maminya kapan membawa calon bini makin jarang pulang ke rumah.Pria ini lebih suka menetap di apartemennya yang mewah dan menyibukan diri dengan pekerjaannnya sebagai CEO muda serta tetap rutin latihan tinju bebas, walaupun jarang bertarung.Perpisahan misterius dia dengan Amanda menjadi pertanyaan keluarganya.Namun semuanya malas bertanya kenapa Rey malah bisa putus dengan bule asal Perancis itu. Mami Cynthia malah bilang bersyukur Rey putus dengan Amanda, karena dia sering risih melihat cap-cap merah di leher anak kandungnya yang badung ini.Mami Cynthia akhirnya bosan sendiri mengenalkan anak gadis teman sosialitanya, karena hampir semuanya di embat Rey dan setelah bosan dia tinggalkan.&ldquo
Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, waktu tiga bulan sangat cepat, tapi bagi Ryan dan Reni sangat lama. Pernikahan lanjut resepsi keduanya di gelar di sebuah hotel berbintang 5.Tamu-tamu VVIP dari Presiden, Wapres, para Menteri Kabinet, hingga ratusan pengusaha kakap ikut hadir, termasuk para petinggi Polri mengucapkan selamat pada pasangan yang sedang berbahagia ini.Radin Durangga yang sudah sepuh senang sekali bisa bertemu rekan-rekan pengusahanya yang juga sepuh-sepuh dan bisa hadir di resepsi Ryan dan Reni, mereka bak reuni saja dan rame bersenda gurau di usia yang masing-masing sudah senja ini.Radin Durangga juga selalu hadir kalau ada anak atau cucu rekan pengusaha atau sahabatnya menggelar pesta perkawinan.Julian datang dengan menggandeng dua wanita cantik sekaligus. Namun saat bertemu ketiga ortunya, Julian tentu saja ngacir ga berani memperlihatkan kenakalannya, dia paling takut dengan kedua Maminya tersebut.Yang lucu adik-adik Julian yang mulai beranjak abe
Wisuda S2 Reni berlangsung sangat khidmad dan sakral, 2.500 mahasiswa di wisuda hari ini, bukan hanya lokal Inggris tapi juga dari berbagai negara.Sejak awal Reni yang berpakaian sangat cantik ini selalu di gandeng Ryan yang bertubuh tinggi besar dan memakai baju yang sangat fashionable dan pastinya sangat mahal, badan Ryan tak kalah dengan tubuh para bule yang juga tinggi-tinggi.Reni menggunakan heel hingga 10 centimeter, sehingga kini tubuhnya makin menjulang dan saat berjalan dia sangat serasi sekali di samping Ryan, banyak yang iri melihat kebahagian pasangan muda ini.Tante Shania dan Om Darma khusus datang dari Jakarta, ikut mendampingi putri kesayangannya ini.Saat menjemput di Bandara bersama Ryan, Shania sudah maklum keduanya pasti sudah memiliki hubungan khusus, terlihat dari genggaman tangan Ryan dan Reni yang sangat erat dan seakan enggan melepas satu sama lain.Dan apa yang dia duga benar adanya, saat dalam mobil Jaguar, Ryan yang saat itu lagi memegang setiran, apa ada
“Aku bobo di kamar sebelah yaa!” “Disini saja sama-sama, ranjang ini sangat luas kok!” Ryan tersenyum, dia langsung menganggukan kepala. Reni menyandarkan kepalanya di dada berotot Ryan sambil bersandar di ujung ranjang dan kaki di selonjorkan, keduanya kadang tertawa bersama menyaksikan acara TV yang menyajikan komedi. Mereka bak sepasang kekasih yang sedang memadu cinta, padahal sampai detik ini, Reni belum menyatakan dia mau jadi kekasih Ryan, dia tahu dari sikap dan perbuatan pemuda ini, rasa cinta Ryan makin hari makin besar. “Musim semi agaknya bakal tiba yaa…cuaca juga sudah mulai hangat!” kata Reni, setelah acara komedi di TV yang tertempel di dinding kamar Ryan berakhir. “Iyahh…sayangnya kamu bulan depan wisuda dan langsung pulang ke Jakarta…aku ga ada teman menikmati musim semi itu!” sungut Ryan pelan. Reni tertawa dan dia malah memancing, Ryan tinggal pilih, sangat banyak teman-temannya yang masih jomblo dan tak kalah cantik
Empat bulan sudah Ryan tinggal di London, dia benar-benar tekun kuliah, semangatnya terus saja naik berlipat-lipat, karena Reni selalu setia menemaninya kemanapun dia jalan sepulang kuliah atau pas waktu lowong.Ryan juga benar-benar tak mau mendekati wanita manapun, bahkan saat Reni mengenalkan dengan teman-teman wanitanya, baik dari Asia, bahkan bule, semuanya hanya di tanggapi biasa-biasa saja oleh Ryan, tidak ada yang istimewa di matanya.Padahal rata-rata teman-teman Reni cantik-cantik dan orang tua mereka pun kaya raya, mereka juga menunjukan ketertarikan ke Ryan, tapi pemuda ini tetap beranggapan tak ada yang seperti Reni.Suatu hari, Ryan bingung telpon dan sms nya tak di balas Reni, padahal mereka sudah janji akan jalan-jalan, sekalian Ryan ada yang di cari ke Kota Manchester. Mereka berencana akan naik kereta api cepat saja ke kota itu.Ryan kemudian berniat mendatangi Reni ke apartemennya, lalu diapun naik ke lantai 15. Dia sudah siap dengan ba
Tengah malam Reni terbangun, dia kaget saat melihat posisi tidurnya malah sedang memeluk tubuh Ryan, cuaca makin dingin karena London memang sedang musim dingin, Reni lalu ke kamar dan mengambil mengambil selimut tebal.Dia kemudian menyelimuti tubuh Ryan, saat itulah matanya memandang wajah pemuda ini. Reni tersenyum saat meraba bibir Ryan yang tadi sore dia gigit, Reni lalu kembali melanjutkan tidurnya di samping pemuda ini.Paginya, bukan Reni yang duluan terbangun, tapi Ryan, dia kaget saat melihat Reni sangat erat memeluk tubuhnya, gadis ini agaknya kedinginan, Ryan memeriksa jam tangannya, sudah hampir jam 6.30 waktu setempat.Ryan lalu pelan-pelan melepas pelukan Reni dan merapikan selimut sehingga gadis ini tidak merasa kedinginan.Ryan lalu ke kamar mandi dan mencuci muka, lalu ambil wudhu dengan air hangat, Ryan pun melakukan kewajibannya, sholat subuh.Ryan sudah terbiasa bangun pagi, dia kemudian menghidupkan pemanas ruangan, karena cuaca benar-benar sangat dingin.Setelah
Sambil memperbaiki syal yang melilit lehernya, pria muda dengan tinggi badan yang menjulang hampir 185 centimeter, serta badan yang kokoh berotot ini keluar dari Bandara Internasional Heathrow, London, Inggris.Walaupun dulu waktu kecil dia beberapa kali ke negara kerajaan ini, namun kali ini dia agak pangling juga melihat perubahan-perubahan salah satu bandara terbesar di negeri yang kental dengan dunia sepakbola ini.Wajah pria ini terlihat sangat tampan dengan kumis dan cambang yang tipis, wajahnya lebih banyak cool serta cuek dengan keadaan sekeliling.Setelah keluar dari bandara, dengan menarik tas bagasinya yang tak terlalu besar, diapun menunggu taksi yang terlihat antre secara tertib menjemput para penumpang di area kedatangan.Setelah duduk dalam taksi dan menyebutkan alamatnya, taksi ini pun lalu meluncur menuju alamat yang di maksud.Satu jam setengah kemudian, dia tiba di alamat yang di tuju, kini dia mengamati kondisi bangunan tinggi dengan gaya khas Eropa bertingkat hing
Ryan kemudian sempat ingat pepatah, kalau batin seorang wanita itu tajam serta tebakannya tepat, tandanya mereka akan segera berjodoh.“Ga…ga adaa…nih aku lagi balkon apartemen, lagi mandang kota Manado malam ini!”“Berani ga pindah ke vidcal!” tantang Reni.“Beraniiiii….ayooo…!” dan tiba-tiba saja panggilan pun berubah ke vidcal, Reni tertawa melihat wajah Ryan, Reni terlihat sedang makan malam, berupa buah salad, terlihat ada seorang ART di sampingnya yang ikut makan bersama.Tapi hati Ryan sebetulnya deg-degan juga, moga saja Flora tak bangun, batinnya lagi.Ryan sendiri akhir-akhir ini entah mengapa tak berani lagi bicara terbuka terkait sepak terjangnya dengan wanita pada Reni.Kalau dulu dia selalu terbuka, bahkan pernah saat mandi berdua dengan Tiara, dia enteng saja memvidcal sepupunya, Reni sambil tertawa bilang awasss jangan sampai anak orang bunting.“Kapan kuliah kamu selesai Ren?”“Masih lama…kenapa emankk?” kata Reni sambil terus makan buah.“Lama amattt sihh, emank kuli
Usai bertarung, pelatihnya Mang Dino mengajaknya santai di sebuah kafe di bilangan Kota Manado, Ryan oke-oke saja dan ikut bersama beberapa atlet tarung bebasnya lainnya.Kafe itu termasuk sangat eksklusif karena berada di bibir pantai, seperti biasa yang namanya kafe mereka pun tentu saja suka minum-minuman beralkohol, Ryan mengetahui hal itu langsung geleng-geleng kepala.Dia sejak dulu memang tak begitu suka dengan minuman keras dan selalu menghindari, kali inipun sama. Inilah yang membuat pelatihnya sangat salut, karena Ryan benar-benar tak suak minuman beraalkohol.Begitu melihat mereka mulai minum, termasuk Mang Dino, Ryan pun pindah ke kursi yang ada di bibir pantai. Tak ada yang berani memaksanya minum, sebab semua tahu siapa Ryan yang merupakan polisi aktif dan memiliki jabatan tinggi di sebuah Mapolres.Ryan termenung, pikiran ternyata jauh melayang ke London, siapa lagi kalau bukan sosok sepupunya, Reni.“Mengejar cintanya…baiklah…aku tak akan menyerah, tunggu saja!” batin
“Hahahaha…lucuuuu…Reni sama Ryan itu belum pernah pacaran Mami…kalau tiba-tiba kami menikah…waduhhh…gimana, jangan-jangan tiap hari kamu bertengkar mulu…pusinggg pala birbieee…!” Shania dan Om Darma langsung saling pandang kaget dengan jawaban Reni.“Lantas…apa sekarang maunya kamu Ren?” Om Darma, ayahnya yang kini menyela.“Hmmm…gini dehhh…papi dan mami bilangin ke maminya Ryan…Reni mau jadi istrinya Ryan…tapiiiii….dengan syarat…Reni mencintai Ryan…!”“Cara mencintai kamu gimana!” sahut Shania belagak pilon.“Ihhh mami, kayak ga pernah mude ajahh, tanya donk sama papi, gimana dulu papi ngejar mami, masa tanya ke Reni sih, udah yaaa….Reni mau istirahat, capeee dyehhh!” Reni pun pergi meninggalkan kedua orangtuanya yang hanya saling pandang dan geleng-geleng kepala.“Gimana ini pih…masa si Reni gitu jawabannya?”“Ya udah, mami bilang ajah gitu sama Brigitta…cape dyehhhh!” sahut Om Darma dan diapun ikutan tertawa dan jalan kayak Reni.Shania langsung jengkel dan melempar bantal ke suami