Share

Bab 194: Anak Konglomerat Jadi Petani di Kampung

Vanya juga yang menawar mobil travel yang akan membawa mereka ke bandung, awalnya Salman mana bisa menawar.

Vanya berbisik pada Salman, mulai kini mereka harus terbiasa hidup sederhana dan jangan malu menawar apapun kalau kemahalan. Salman terdiam mengangguk dan menyetujui saran kekasihnya ini.

“Wajar saja…dia anak manja, anak konglomerat…tiba-tiba kini berubah jadi ‘orang biasa’!” pikir Vanya memaklumi perasaan kekasihnya ini.

Ustda Abubakar yang usianya hanya selisih beberapa bulan dengan Vanya menyambut kedatangan sepupunya ini, dia mengajak masuk ke dalam rumahnya yang lumayan luas dan ada tempat pengajian khusus.

Sedangkan disamping rumahnya terdapat ponpes lumayan besar dan bangunannya memanjang, dengan jumlah santri hampir 450 orang dan 200 an orang mondok di sana, sisanya santri dari warga sekitar.

Setelah berbasa-basi sebentar, Ustad Abubakar meminta kesiapan Vanya dan Salman untuk menikah saat ini juga. Ustad Abubakar meminta keduanya jangan menunda-nunda lagi.

“Lebih b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status