Tepukan yang Rey lakukan agak keras di pipinya membuat bule ini mulai ketakutan, apalagi saat menatap wajah Rey yang bengap-bengap dan pake plester, dipikirnya Rey ini preman.
“Ngamuk lagi loee, gua permak wajah bule loe itu sampai hancur!” desis Rey, si bule ini langsung pucat dan bilang ampun, bule wanita ini malah kaget saat melihat Rey.
“Rey…kamu kan Rey?” Rey langsung menoleh dan melepaskan cekalannya di krah bule laki-laki ini, dia menatap bule wanita ini.
“Iya…saya Rey…how are you?” sahut Rey.
“I am Amanda... kita pernah bertemu di pesawat dulu, saat kamu terbang dari Jakarta ke Paris, masih ingat!” sahut bule wanita ini.
“Ooo…iya…Amanda…!” Rey pun tersenyum. Keduanya kini bersalaman dan mencueki si bule pria yang tadi ketakutan.
Melihat Amanda bersalaman akrab dengan Rey, si bule ini ternyata cemburu dan kembali marah-marah, Rey yang
“Rey aku ikut numpang mandi yaa!” kata Amanda, setelah selesai mengganti plester luka di wajah Rey.“Silahkan Amanda!” Rey pun menunjukan kamar mandi satunya dan Amanda pun langsung mengangguk. Rey kini memanaskan air, dia bermaksud minum kopi panas untuk meredakan pengaruh alcohol.Semenjak balik ke Jakarta dan ditunjuk sebagai salah satu Dirut di sebuah perusahaan yang masih di bawah kendali RC Group oleh Papinya, Rey kini lebih banyak tinggal di apartemen.Jarang-jarang dia kembali ke rumah, selain sering dia dapat omelin, terutama dari Mami Cynthia, yang jengkel dengan kelakuan Rey ini, jengkel karena Rey mulai di kenal sebagai fuckboy. Tentu saja melihat kelakuannya yang makin menjadi-jadi, sudah 2 orang anak gadis teman sosialita Mami Cynthia yang pernah Rey kencani lalu di putus begitu saja setelah Rey bosan.Rey kadang masa bodoh saja setiap kali di marahin, di depan ibunya, dia iya-iya saja, tak pernah membantah, tap
Keduanya bak botol ketemu tutup, cocok sekali, semenjak berkencan dengan Kirana yang merupakan saudara kandungnya sendiri, Rey mengakui dalam hati, dengan Amanda lah dia menemukan sosok wanita sesuai kriterianya dalam hal bercinta.Amanda tak sungkan-sungkan meminta Rey melakukan gaya seperti di film-film dewasa, dia bilang kecanduan dengan size Rey yang sangat mengagumkan ini, di tambah sikap Rey yang romantis dan kadang liar.Paginya setelah sarapan, keduanya terus mengulang percintaan itu sampai siang dan setelah merasa lapar barulah keduanya keluar apartemen dan membeli makanan.Rey juga mengajak Amanda ke gerai pakaian untuk membelikan gadis bule ini pakaian baru hingga 5 stell sekaligus.Tiga hari kemudian, ditemani Rey, Amanda kembali ke apartemen John bermaksud mengambil pakaiannya yang tertinggal di sana, sampai di lobby apartemen Amanda kaget, ketika penjaga lobby bilang ada tas yang dititipkan John buat Amanda.Tas itu ternyata berisi se
John pun akhirnya pergi dengan cepat setelah bajunya di lepas Rey, caranya jalannya yang kayak perempuan membuat Salman tertawa kecil.“Kok bisa sih kamu dulu suka lelaki kayak gitu Amanda?” tanya Salman setelah tawanya reda.“Dulu ga kayak gitu…ga tahu kok sekarang berubah, aku pun berasa aneh!” sahut Amanda. Rey kini sudah tenang lagi dan duduk di samping Amanda.Tak jauh dari sana, ada mata seorang wanita cantik yang sudah berumur memperhatikan ketiganya, wanita ini lalu mendekat dan menyapa Rey serta Salman.Kedua pemuda ini kaget, karena dia itu Mami mereka sendiri, yakni Mami Cynthia.“Hmmm baguss yaaa…lama ga pulang ke rumah, ternyata aseek dengan pacar bulenya…!” Mami Cyntia langsung saja menegur anak sulungnya ini.Dia tetap berdiri sambil menatap Rey dan Amanda bergantian. Salman hanya senyum-senyum saja sambil meneruskan makannya, dia sudah tak aneh, di antara tiga mami mere
Awalnya tentu saja Kirana kaget mengetahui ada nama orang tua Viola di dalam masalah Maminya ini, Radin pun secara gamblang mengisahkan semuanya.Kini Kirana yang semula tak respek dengan Radin, berbalik menyayangkan sikap maminya selama ini. Dia bahkan kini sangat kasian dengan nasib Viola, yang terimbas persoalan orang tuanya.“Andai dulu Mami kamu terus terang sejak awal…Papi pasti akan bertanggung jawab dan kalian tidak akan ke sana kemari melalang buana ke beberapa negara, papi bukan tipikal manusia pengecut…kamu liatkan keluarga Papi, semuanya papi nikahin…apapun kata orang papi itu kemaruk atau sebutan jelek lainnya, selama istri-istri papi merasa nyaman, tidak masalah bukan?” Kirana sependapat dengan ucapan Papinya, yang menjalani papinya dan istri-istrinya, tak penting nyinyiran orang lain.Kirana yang memiliki kehidupan bebas di Eropa tidak mempermasalahkan Papinya beristri tiga. Justru di mata Kirana, papinya sangat ge
“Hmmm bagusss yaa…pulang ga bilang-bilang…jangan-jangan kamu sudah lama ada di Jakarta dan gulang-galing dengan Vanya!” cetus Mami Priscilla. Sambil memandang putranya yang duduk berhadapan dengan dia.Salman seperti biasa hanya diam kalau Maminya yang tetap cantik dan fashionable ini bicara soal asmaranya.“Tapi Mi…apa salahnya hubungan Salman dengan Vanya…Mami sendiri…kan jannn..?” Salman terdiam meliat Maminya langsung melotot mendengar jawaban dia yang seakan menampar Maminya ini, karena Priscilla sendiri juga janda sebelum menikah dengan Radin.“Dengar…ini keputusan Mami, walaupun Papi kamu merestui, termasuk Mami Cynthia dan Mami Sherin juga, Mami tetap menolak…kamu akan Mami jodohkan dengan anak Jenderal Andre dan Tante Margareta, namanya Brigitta, dia baru lulus SMU dan bentar lagi akan kuliah luar negeri…tiga hari lagi dia Mami undang ke sini bersama orang tuanya!” Mami Priscilla lalu pergi dari hadapan Salman.Kirana yang kebetulan lewat dan mendengar ucapan Mami sambungnya
“Ga-papa Bang Radin, kita ga usah memaksakan kehendak menjodohkan keduanya, lagian Brigitta masih kecil, baru 17 tahun dan sifatnya masih kolokan. Kalau mereka kita paksakan berjodoh akan berbahaya bagi hubungan rumah tangga mereka kelak!” kata Andre bijak. Radin hanya mengangguk-anggukan kepala, dia bilang biarlah kelak waktu yang menentukan nasib anak-anak mereka. Kalaupun someday mereka berjodoh, tuh sudah garisan tangan keduanya dan dia tak bisa mengatur-atur kehidupan ataupun masa depan anak-anak mereka. Saat Andre dan Radin kembali bergabung, Priscilla yang masih bingung cara menyampaikan kepergian Salman yang diam-diam itu memandang suaminya, seakan minta pendapat. Pas saat itu Bella baru keluar dari ruangan dalam dan diapun dipanggil Priscilla. “Bella, ajak Brigitta ke dalam sebentar yaa, Mami sama Papi mau bicara serius dengan papa dan mamanya Brigita!” “Oke Mam…ayoo gadis cantik, ikutin kaka ke dalam!” Bella yang sudah tahu cerita sebenarnya menarik tangan Brigitta dan m
Prestasi Salman di dunia balap ternyata tak semoncer saat dia masih balapan di tanah air, hanya setahun, kontraknya pun tak diperpanjang tim asal Malaysia ini.Kontraknya diputus ditengah jalan dan mau tak mau dia harus kembali ke tanah air, atau bertahan di Malaysia, mengingat dia ‘kabur’ ke Malaysia bersama Vanya tanpa restu orang tuanya.Tiga bulan dia tinggal bersama Vanya di sebuah apartemen mewah di Malaysia, Salman pun kebingungan ketika ingin bayar untuk memperpanjang kontrak sewa apartemennya, semua kartu-kartu telah di blokir.Salman terbiasa hidup highclas, dia tak pernah merasakan kehidupan sederhana, Salman selama ini hidup sangat boros dan segan mengeluarkan uang tak sedikit kalau sudah kepingin atau mentraktir siapa saja yang dia sukai.Inilah salah satu factor, kenapa papinya diam-diam menyetujui memblok kartu-kartu Salman, dibandingkan dengan Rey dan Bella, Salman lah yang paling enteng mengeluarkan uang tanpa perhitungan.
Vanya juga yang menawar mobil travel yang akan membawa mereka ke bandung, awalnya Salman mana bisa menawar. Vanya berbisik pada Salman, mulai kini mereka harus terbiasa hidup sederhana dan jangan malu menawar apapun kalau kemahalan. Salman terdiam mengangguk dan menyetujui saran kekasihnya ini. “Wajar saja…dia anak manja, anak konglomerat…tiba-tiba kini berubah jadi ‘orang biasa’!” pikir Vanya memaklumi perasaan kekasihnya ini. Ustda Abubakar yang usianya hanya selisih beberapa bulan dengan Vanya menyambut kedatangan sepupunya ini, dia mengajak masuk ke dalam rumahnya yang lumayan luas dan ada tempat pengajian khusus. Sedangkan disamping rumahnya terdapat ponpes lumayan besar dan bangunannya memanjang, dengan jumlah santri hampir 450 orang dan 200 an orang mondok di sana, sisanya santri dari warga sekitar. Setelah berbasa-basi sebentar, Ustad Abubakar meminta kesiapan Vanya dan Salman untuk menikah saat ini juga. Ustad Abubakar meminta keduanya jangan menunda-nunda lagi. “Lebih b
Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, waktu tiga bulan sangat cepat, tapi bagi Ryan dan Reni sangat lama. Pernikahan lanjut resepsi keduanya di gelar di sebuah hotel berbintang 5.Tamu-tamu VVIP dari Presiden, Wapres, para Menteri Kabinet, hingga ratusan pengusaha kakap ikut hadir, termasuk para petinggi Polri mengucapkan selamat pada pasangan yang sedang berbahagia ini.Radin Durangga yang sudah sepuh senang sekali bisa bertemu rekan-rekan pengusahanya yang juga sepuh-sepuh dan bisa hadir di resepsi Ryan dan Reni, mereka bak reuni saja dan rame bersenda gurau di usia yang masing-masing sudah senja ini.Radin Durangga juga selalu hadir kalau ada anak atau cucu rekan pengusaha atau sahabatnya menggelar pesta perkawinan.Julian datang dengan menggandeng dua wanita cantik sekaligus. Namun saat bertemu ketiga ortunya, Julian tentu saja ngacir ga berani memperlihatkan kenakalannya, dia paling takut dengan kedua Maminya tersebut.Yang lucu adik-adik Julian yang mulai beranjak abe
Wisuda S2 Reni berlangsung sangat khidmad dan sakral, 2.500 mahasiswa di wisuda hari ini, bukan hanya lokal Inggris tapi juga dari berbagai negara.Sejak awal Reni yang berpakaian sangat cantik ini selalu di gandeng Ryan yang bertubuh tinggi besar dan memakai baju yang sangat fashionable dan pastinya sangat mahal, badan Ryan tak kalah dengan tubuh para bule yang juga tinggi-tinggi.Reni menggunakan heel hingga 10 centimeter, sehingga kini tubuhnya makin menjulang dan saat berjalan dia sangat serasi sekali di samping Ryan, banyak yang iri melihat kebahagian pasangan muda ini.Tante Shania dan Om Darma khusus datang dari Jakarta, ikut mendampingi putri kesayangannya ini.Saat menjemput di Bandara bersama Ryan, Shania sudah maklum keduanya pasti sudah memiliki hubungan khusus, terlihat dari genggaman tangan Ryan dan Reni yang sangat erat dan seakan enggan melepas satu sama lain.Dan apa yang dia duga benar adanya, saat dalam mobil Jaguar, Ryan yang saat itu lagi memegang setiran, apa ada
“Aku bobo di kamar sebelah yaa!” “Disini saja sama-sama, ranjang ini sangat luas kok!” Ryan tersenyum, dia langsung menganggukan kepala. Reni menyandarkan kepalanya di dada berotot Ryan sambil bersandar di ujung ranjang dan kaki di selonjorkan, keduanya kadang tertawa bersama menyaksikan acara TV yang menyajikan komedi. Mereka bak sepasang kekasih yang sedang memadu cinta, padahal sampai detik ini, Reni belum menyatakan dia mau jadi kekasih Ryan, dia tahu dari sikap dan perbuatan pemuda ini, rasa cinta Ryan makin hari makin besar. “Musim semi agaknya bakal tiba yaa…cuaca juga sudah mulai hangat!” kata Reni, setelah acara komedi di TV yang tertempel di dinding kamar Ryan berakhir. “Iyahh…sayangnya kamu bulan depan wisuda dan langsung pulang ke Jakarta…aku ga ada teman menikmati musim semi itu!” sungut Ryan pelan. Reni tertawa dan dia malah memancing, Ryan tinggal pilih, sangat banyak teman-temannya yang masih jomblo dan tak kalah cantik
Empat bulan sudah Ryan tinggal di London, dia benar-benar tekun kuliah, semangatnya terus saja naik berlipat-lipat, karena Reni selalu setia menemaninya kemanapun dia jalan sepulang kuliah atau pas waktu lowong.Ryan juga benar-benar tak mau mendekati wanita manapun, bahkan saat Reni mengenalkan dengan teman-teman wanitanya, baik dari Asia, bahkan bule, semuanya hanya di tanggapi biasa-biasa saja oleh Ryan, tidak ada yang istimewa di matanya.Padahal rata-rata teman-teman Reni cantik-cantik dan orang tua mereka pun kaya raya, mereka juga menunjukan ketertarikan ke Ryan, tapi pemuda ini tetap beranggapan tak ada yang seperti Reni.Suatu hari, Ryan bingung telpon dan sms nya tak di balas Reni, padahal mereka sudah janji akan jalan-jalan, sekalian Ryan ada yang di cari ke Kota Manchester. Mereka berencana akan naik kereta api cepat saja ke kota itu.Ryan kemudian berniat mendatangi Reni ke apartemennya, lalu diapun naik ke lantai 15. Dia sudah siap dengan ba
Tengah malam Reni terbangun, dia kaget saat melihat posisi tidurnya malah sedang memeluk tubuh Ryan, cuaca makin dingin karena London memang sedang musim dingin, Reni lalu ke kamar dan mengambil mengambil selimut tebal.Dia kemudian menyelimuti tubuh Ryan, saat itulah matanya memandang wajah pemuda ini. Reni tersenyum saat meraba bibir Ryan yang tadi sore dia gigit, Reni lalu kembali melanjutkan tidurnya di samping pemuda ini.Paginya, bukan Reni yang duluan terbangun, tapi Ryan, dia kaget saat melihat Reni sangat erat memeluk tubuhnya, gadis ini agaknya kedinginan, Ryan memeriksa jam tangannya, sudah hampir jam 6.30 waktu setempat.Ryan lalu pelan-pelan melepas pelukan Reni dan merapikan selimut sehingga gadis ini tidak merasa kedinginan.Ryan lalu ke kamar mandi dan mencuci muka, lalu ambil wudhu dengan air hangat, Ryan pun melakukan kewajibannya, sholat subuh.Ryan sudah terbiasa bangun pagi, dia kemudian menghidupkan pemanas ruangan, karena cuaca benar-benar sangat dingin.Setelah
Sambil memperbaiki syal yang melilit lehernya, pria muda dengan tinggi badan yang menjulang hampir 185 centimeter, serta badan yang kokoh berotot ini keluar dari Bandara Internasional Heathrow, London, Inggris.Walaupun dulu waktu kecil dia beberapa kali ke negara kerajaan ini, namun kali ini dia agak pangling juga melihat perubahan-perubahan salah satu bandara terbesar di negeri yang kental dengan dunia sepakbola ini.Wajah pria ini terlihat sangat tampan dengan kumis dan cambang yang tipis, wajahnya lebih banyak cool serta cuek dengan keadaan sekeliling.Setelah keluar dari bandara, dengan menarik tas bagasinya yang tak terlalu besar, diapun menunggu taksi yang terlihat antre secara tertib menjemput para penumpang di area kedatangan.Setelah duduk dalam taksi dan menyebutkan alamatnya, taksi ini pun lalu meluncur menuju alamat yang di maksud.Satu jam setengah kemudian, dia tiba di alamat yang di tuju, kini dia mengamati kondisi bangunan tinggi dengan gaya khas Eropa bertingkat hing
Ryan kemudian sempat ingat pepatah, kalau batin seorang wanita itu tajam serta tebakannya tepat, tandanya mereka akan segera berjodoh.“Ga…ga adaa…nih aku lagi balkon apartemen, lagi mandang kota Manado malam ini!”“Berani ga pindah ke vidcal!” tantang Reni.“Beraniiiii….ayooo…!” dan tiba-tiba saja panggilan pun berubah ke vidcal, Reni tertawa melihat wajah Ryan, Reni terlihat sedang makan malam, berupa buah salad, terlihat ada seorang ART di sampingnya yang ikut makan bersama.Tapi hati Ryan sebetulnya deg-degan juga, moga saja Flora tak bangun, batinnya lagi.Ryan sendiri akhir-akhir ini entah mengapa tak berani lagi bicara terbuka terkait sepak terjangnya dengan wanita pada Reni.Kalau dulu dia selalu terbuka, bahkan pernah saat mandi berdua dengan Tiara, dia enteng saja memvidcal sepupunya, Reni sambil tertawa bilang awasss jangan sampai anak orang bunting.“Kapan kuliah kamu selesai Ren?”“Masih lama…kenapa emankk?” kata Reni sambil terus makan buah.“Lama amattt sihh, emank kuli
Usai bertarung, pelatihnya Mang Dino mengajaknya santai di sebuah kafe di bilangan Kota Manado, Ryan oke-oke saja dan ikut bersama beberapa atlet tarung bebasnya lainnya.Kafe itu termasuk sangat eksklusif karena berada di bibir pantai, seperti biasa yang namanya kafe mereka pun tentu saja suka minum-minuman beralkohol, Ryan mengetahui hal itu langsung geleng-geleng kepala.Dia sejak dulu memang tak begitu suka dengan minuman keras dan selalu menghindari, kali inipun sama. Inilah yang membuat pelatihnya sangat salut, karena Ryan benar-benar tak suak minuman beraalkohol.Begitu melihat mereka mulai minum, termasuk Mang Dino, Ryan pun pindah ke kursi yang ada di bibir pantai. Tak ada yang berani memaksanya minum, sebab semua tahu siapa Ryan yang merupakan polisi aktif dan memiliki jabatan tinggi di sebuah Mapolres.Ryan termenung, pikiran ternyata jauh melayang ke London, siapa lagi kalau bukan sosok sepupunya, Reni.“Mengejar cintanya…baiklah…aku tak akan menyerah, tunggu saja!” batin
“Hahahaha…lucuuuu…Reni sama Ryan itu belum pernah pacaran Mami…kalau tiba-tiba kami menikah…waduhhh…gimana, jangan-jangan tiap hari kamu bertengkar mulu…pusinggg pala birbieee…!” Shania dan Om Darma langsung saling pandang kaget dengan jawaban Reni.“Lantas…apa sekarang maunya kamu Ren?” Om Darma, ayahnya yang kini menyela.“Hmmm…gini dehhh…papi dan mami bilangin ke maminya Ryan…Reni mau jadi istrinya Ryan…tapiiiii….dengan syarat…Reni mencintai Ryan…!”“Cara mencintai kamu gimana!” sahut Shania belagak pilon.“Ihhh mami, kayak ga pernah mude ajahh, tanya donk sama papi, gimana dulu papi ngejar mami, masa tanya ke Reni sih, udah yaaa….Reni mau istirahat, capeee dyehhh!” Reni pun pergi meninggalkan kedua orangtuanya yang hanya saling pandang dan geleng-geleng kepala.“Gimana ini pih…masa si Reni gitu jawabannya?”“Ya udah, mami bilang ajah gitu sama Brigitta…cape dyehhhh!” sahut Om Darma dan diapun ikutan tertawa dan jalan kayak Reni.Shania langsung jengkel dan melempar bantal ke suami