Lisa duduk termenung di sebuah halte. Meratapi nasibnya karena baru saja kehilangan pekerjaan yang selama ini sangat membantu hidupnya.
Dalam pikirannya sudah tidak karuan. Dia tidak berani pulang dengan tangan hampa apalagi langit masih cerah seperti ini. Yang ada dia bisa ditendang oleh ibu tirinya.
"Kenapa nasih tidak berpihak baik padaku. Apa Tuhan tidak sayang denganku. Oh Ayah dan Ibu tolong bawa Lisa saja. Lisa sudah tidak sanggup lagi hidup sendiri. Lisa mau ikut kalian." Batin Lisa.
Meskipun tatapan Lisa kosong, embun Kristal tetap keluar dari kedua matanya. Sungguh malang sekali nasibnya harus mengalami hal seperti ini.
Dia menyandarkan kepalanya ke belakang dan lama – lama mata makin menciut. Sekarang Lisa tertidur pulas, memejamkan matanya.
Sementara pengawal Jony masih setia di sekitar Lisa. Dia sudah menjalankan pekerjaannya dengan baik dan sekarang tugasnya adalah menjaga Lisa. Bagaimana mungkin Jony dan Ken akan membiarkan perempuan
Lisa yang tadinya menunduk sedikit menatap Wily dengan kedua sudut bibirnya yang ditarik lebar. "Benarkah Tuan?" tanya Lisa.Wily mengangguk dan tersenyum." Tentu. Dan ingat jangan sampai telat," ucap Wily lagi."Tentu Tuan, saya tidak akan pernah mengecewakan Tuan." Lisa meraih tangan kanan Wily dan menundukkan kepalanya. Punggung tangan Wily ia letakkan ke dahinya, "terimakasih Tuan Muda, sungguh Tuan sangat baik."Wily mengelus rambut Lisa dengan pelan-pelan tanpa sepengetahuan Lisa. "Sudah lepaskan, sekarang pulanglah dan lekas beristirahat. Aku tidak ingin kau besok datang kemari dengan keadaan yang kurang sehat karena sungguh aku tidak menyukainya."Lisa segera berpamitan kepada Wily meninggalkan tempat tersebut. Senyumnya terus ia tunjukkan kepada Wily, sementara Wily yang dari tadi hanya menunjukkan senyum tipisnya yang cool."Sampai sekarangpun kamu belum mengenalku Lis," batin Wily sambil mengelengkan kepalanya.Flashback On
Matahari sudah terbit dari ufuk timur. Pagi yang sangat ditunggu-tunggu oleh Ken. Dimana dia akan segera menjalankan rencananya.Semua rencananya telah disusun bersama Zae, di sudah merencanakannya dengan matang-matang. Pikirnya lebih cepat lebih baik untuk menjemput Lisa, sebab ia ingin segera menjadikan Lisa sebagai istrinya. Nyonya Alyssa Wilson.Kekayaan Ken memang tidak dapat diragukan lagi, dia hampir menguasai seluruh perekonomian negeri ini. Bahkan hukum baginya sudah tidak berlaku lagi. Hukum hanya sebagai alat bagi pemegang kekuasaan untuk bertindak semena- mena.Pagi ini sesuai dengan perintah Ken, Zae dan Jony segera ke rumah Lisa sesuai dengan rencana Ken. Jony memegang kemudi, sementara Zae duduk di samping Jony dan Ken duduk di belakang sendirian. Di tambah lagi dua mobil pengawal lainya yang berjalan di depan dan belakang mobil yang di naiki Ken, luar biasa bukan?Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka masing-masing. Ken me
Di restaurant X.Hari ini adalah hari pertama Lisa bekerja. Wajahnya berseri penuh semangat. Begitupun dengan Wily yang sengaja datang pagi-pagi untuk menyambut kedatangan Lisa.Kau ini memang pandai sekali ya Wil, bisa – bisanya mencari perhatian kepada anak baru. Tidak kah kau ingat, setiap hari pasti berangkat ke restaurant agak siangan hohoho.Tak lupa Lisa menyempatkan dirinya untuk membalas sang penjaga yang kurang berkenan dari hatinya kemarin. "Selamat pagi Paman," tegur Lisa kepada sang penjaga dengan senyumnya licik, namun si penjaga hanya memutar malas kan matanya.Tak diambil hati, Lisa segera masuk ke dalam resto tersebut. Menemui Wily sang manager yang sedari tadi sudah menunggu. Ayolah Lisa percepat langkahmu, Wily sudah menatapmu dari monitor CCTV menyambut kedatangan kamu."Tok.. Tok... Tok..."Pintu ruangan Wily sudah terketuk. Wily merapikan kerah kemejanya serta merapikan jasnya. Tak lupa menyisir rambutnya dengan jari je
Hari cepat berlalu, kini malam sudah berganti dengan fajar. Langit dan sekeliling masih gelap, Lisa segera beranjak dari tempat tidurnya. Kasur lantai dengan selimut yang tipis.Kegiatannya masih sama seperti sebelumnya. Mengerjakan pekerjaan rumah kemudian memasak dan berangkat bekerja. Masalah kuliah? Dia melupakannya sejenak karena harus mencari uang yang banyak agar tidak dimaki-maki oleh Rosa."Ceklek..."Baru saja Lisa membuka pintu kamarnya. Dia sudah dihadang oleh Elga dan Rosa di depan pintu, mereka saling bersitatap dan sesekali tersenyum licik."Deg..."Saat itu juga jantung Lisa hampir lepas dari tempatnya. Tangan dan kakinya gemetar, bulir keringat dingin hampir keluar dari dahinya."Apa mereka akan memarahiku karena kemarin aku pergi pagi dan pulang malam namun tidak membawa uang sepeserpun," pikir Lisa.Tebakan kamu salah Lisa. Elga malah justru mengandeng Lisa sambil tersenyum. "Adikku Lisa kenapa masih pagi kau sudah
Setelah usai membujuk Lisa dengan seribu rayuan dan tangisan buayanya. Kini Rosa berhasil membawa Lisa ke hadapan Zae.Zae sudah duduk di sofa ruang tamu, ditemani oleh dua orang pengawal yang berdiri di belakangnya serta Elga. Meskipun ada Elga, ia enggan untuk berbicara. Baginya Elga hanyalah manusia bodoh yang tidak penting sama sekali.Sementara itu dua pengawal lainnya berdiri di depan rumah Lisa. Di depan rumah Lisa sudah berjajar tiga mobil. Salah satu mobil tersebut terisi pengawal Jony dan Ken dan sisanya terisi pengawal masing-masing dua orang di setiap mobil.Ken memang sengaja tidak ikut masuk karena ia memilih untuk memantau kondisi dari luar dengan alat penyadap yang sudah dipersiapkan oleh Zae dan Jony."Zae.." Tegur Lisa pada Zae yang duduk santai sambil menyilang kan kakinya."Rupanya kalian sudah saling mengenal?" Rosa menyambung tersenyum.Lisa mengangguk dan mendekati Zae. Ia menarik agak menjauh dari Rosa dan Elga. "Zae,
Setibanya di mansion. Zae masih tetap bersikap dingin kepada Lisa. Ia hanya berbicara seperlunya saja. Misalnya seperti menyuruh Lisa turun dari mobil. "Turunlah! Tuan Muda sudah menunggumu." Seperti itulah kata yang terucap dari mulut Zae, bahkan ia tak melirik Lisa sedikit pun.Sementara Ken sudah berada di dalam mansion karena sengaja mendahului mobil Zae. Dia sudah bersiap dengan tuxedo hitamnya. Sorot mata hitamnya juga mencerminkan kebahagiaan.Lisa sudah turun bersama Ken, disambut beberapa pelayan yang sudah siap mengantarkan Lisa ke kamarnya. Lisa hanya menurut saja, belum tahu apa rencana yang akan diperbuat oleh Zae.Tahunya Lisa semua rencana Zae karena hanya Zae yang Lisa kenali. Sementara Ken, dia belum mengenalnya. Hanya pernah bertemu dua kali melalui tabrakan bibir.Salah seorang pelayan wanita paruh baya mengantarkan Lisa ke kamar tamu. Dia segera membukakan pintu kamar Lisa. "Silahkan Nona Lisa," pelayan tersebut tersenyum pada Li
Gaun putih panjang sederhana dengan riasan wajah yang tipis dan rambut bebas terurai sungguh membuat Lisa sangat cantik. Meskipun gaun yang ia gunakan tersebut hanya gaun jadul, gaun yang digunakan oleh ibunya sewaktu menikah dengan ayahnya dulu.Ken benar-benar menyukai Lisa, makanya dia sengaja memberikan gaun tersebut agar dipakai Lisa. Sesuai dengan permintaan dari almarhum ayahnya dulu.Ken sudah rapih bersama dengan penghulu di ruang tengah. Di sana juga sudah ada pengawal Jony, Zae dan para pelayan serta beberapa pengawal lainnya menyaksikan ijab qabul. Suasana tampak hening karena Ken tidak suka ada keributan atau saling bergosip mengenai dirinya dan keluarga. Karena kalau sampai ketahuan pasti kepala pelayan tidak akan segan-segan memberi hukuman pada para anak buahnya.Ken sudah duduk di meja yang sudah disiapkan untuk ijab qabul bersama dengan penghulu. Beberapa saksi juga sudah duduk di dekat mereka namun dengan bangku yang berbeda. Ha
Lisa sudah duduk berdampingan dengan Ken. Penghulu juga sudah berjabat tangan dengan Ken. Dengan fasih dan lantang Ken mengucapkan ijab qabulnya.Semua berjalan dengan lancar, meskipun Lisa berulang kali menyeka air matanya. Hening, tak ada satupun yang berani membuka mulutnya.Para pelayan tidak ada yang mengangkat atau memandang Ken maupun Lisa melebihi lima detik. Hukuman Zae akan menanti jika mereka bersikap kurang ajar terhadap keluarga Wilson.Sekarang giliran penyematan cincin kedua mempelai. Lisa mencium punggung tangan laki-laki yang sudah menjadi suami sahnya tersebut dan Ken mencium kening Lisa dengan senyuman kebahagiaan.Bibir Ken mendekat ke telinga kanan Lisa. "Apa kau senang sayang?" tanya Ken."Biadab kau rentenir gila," umpat Lisa lirih pada Ken.Ken terkekeh karena ucapan Lisa barusan. Dia mencubit pipi Lisa lirih, "oh ya?" bisik Ken. "Tapi aku malah justru gemas kau menyebutku sebagai rentenir."Ken segera bangun d