Di malam hari kedua Rayhan di Qotarnus, ia menghabiskan waktu dengan Livia. Keduanya berada di pasar malam pusat kota. Mereka memesan bakso tusuk, es krim, dan permen kapas setelah bermain wahana halilintar. Mereka berdua duduk di sebuah kursi panjang seraya menikmati berbagai makanan yang sudah dibeli.Saat sedang mengunyah makanan, Livia menyeletuk, "Ayo kita ke rumah hantu!"Rayhan tersedak lalu buru-buru meminum air mineral agar makanan yang tersangkut di tenggorokannya tergelontor. "Serius kamu? Tidak takut?""Tidak.""Oke, mari kita buat tantangan. Siapa yang paling banyak berteriak di rumah hantu akan diberi hukuman yaitu melakukan apapun yang disuruh oleh pemenangnya," ujar Rayhan."Ayo! Siapa takut?"Mereka pun dengan segera menghabiskan makanan mereka. Lalu mereka berdua berjalan menuju rumah hantu. Sebenarnya ini adalah pertama kalinya Livia ke rumah hantu. Livia takut sekaligus penasaran. Dari tadi jantungnya berdebar tak karuan.Setelah membeli tiket, Livia dan Rayhan lal
Rumah Saras sudah selesai di renovasi. Kini Saras, Lia, dan Angel kembali ke rumah mereka. Ares mengirimkan dua pembantu ke rumah Saras untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah atas permintaan Ella.Setelah selesai melakukan homeschooling, Ella berolahraga di ruang olahraga dengan seorang guru olahraga. Ella memang sangat menjaga kandungannya. Apapun ia lakukan demi kandungannya.Setelah olahraga, Ella beristirahat dan menonton film di kamar seraya dipijat oleh Rahma. Di nakas terdapat segelas susu ibu hamil merk Lev yang merupakan susu dari perusahaan Levis-Ayah Livia. Ella bersorak gembira saat film sudah berakhir. Film kartun barbie favoritnya keluaran terbaru yang selalu berhasil menyita seluruh perhatian Ella. Perasaan Ella tidak akan tenang sebelum ia menonton setiap film barbie keluaran terbaru.Ella memejamkan matanya dan menarik nafas untuk menjernihkan pikirannya. Hal ini Ella pelajari dari psikolog untuk menjaga pikiran agar tetap positif. Setelah selesai melakukannya, E
Di gedung hotel mewah Roy Mason digelar acara pertunangan Rayhan dan Livia. Banyak kolega bisnis dan orang-orang penting hadir di acara itu. Bahkan reporter pun hadir.Acara sudah dilaksanakan sejak satu jam yang lalu. Kini waktunya acara tukar cincin. Dengan senyum manisnya, Rayhan memasangkan sebuah cincin perak ke jari manis Livia. Livia pun melakukan hal yang sama ke Rayhan.Riuh tepuk tangan memenuhi ruangan ketika mereka selesai memasangkan cincin satu sama lain. Rayhan pun mencium bibir Livia yang membuat suasana semakin riuh. Setelah acara tukar cincin, Rayhan dan Livia berbincang-bincang dengan para tamu."Yang pria tampan, yang wanita cantik. Sangat serasi," celetuk seorang tamu."Terima kasih," ucap Rayhan.Satu jam kemudian acara pertunangan berakhir. Rayhan dan Livia berganti pakaian dengan pakaian couple yang lebih simpel. Rayhan dan Livia melepas penat dengan berdiri di balik pembatas balkon seraya menatap padatnya kota Kaleya di bawah sana."Ternyata dewasa secepat ini
Sebulan berlalu, kini Rayhan harus kembali ke Wakasi. Ares dan Ella pun mengantarkan Rayhan ke Wakasi menggunakan kapal pesiar. Livia dan kedua orang tuanya pun ikut mengantarkan Rayhan."Semangat kuliahnya," ucap Anya seraya menyalami Rayhan."Terima kasih, Tante.""Jangan lirik-lirik wanita lain," ujar Livia."Iya-iya, bawel." Rayhan mengacak-acak rambut Livia.Rayhan pun memeluk Ares dengan kencang. "Jangan rindu, Kak! Berat.""Jangan berlebihan! Kakak sesak." Ares menepuk-nepuk punggung Rayhan karena Ares merasa sesak.Rayhan melepaskan pelukannya seraya menyengir. Lalu yang terakhir, Rayhan menyalami Ella. Mereka berdua hanya saling memberikan senyum tipis dan keduanya saling membuang pandangan setelah beberapa detik bersitatap.Rayhan pun turun dari kapal pesiar lalu melambaikan tangannya yang dibalas oleh lambaian tangan juga. Ares memandang sendu kepergian Rayhan. Tak terasa, setetes air mata jatuh dari matanya. Ia begitu terharu karena bisa menyekolahkan adiknya ke jenjang pe
5 bulan kemudian, Lia dan Ella lulus SMA secara bersamaan. Sebenarnya Lia lulus satu bulan mendahului Ella tapi mereka merayakannya bersamaan. Lia dan Ella melakukan foto kelulusan menggunakan seragam wisuda dari lembaga homeschooling. Seragam berwarna hitam dengan topi wisuda terpasang indah di tubuh Lia dan Ella.Mereka melakukan foto mandiri dan berdua. Sepuluh menit kemudian, acara sesi foto selesai."Selamat ya, Ella dan Lia. Semoga apa yang menjadi cita-cita kalian tercapai," ujar Miss Laila."Terima kasih, Miss," sahut Lia dan Ella bersamaan."Lulus SMA bukan berarti berhenti belajar. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari hidup ini. Terus semangat dan bahagia selalu, ya," ujar Miss Liona."Terima kasih Miss," sahut Lia dan Ella bersamaan.Ella dan Lia pun berpelukan dengan Miss Laila dan Miss Liona. Ella dan Lia memberikan tas brand Roy Mason kepa Miss Laila dan Miss Liona sebagai hadiah. Setelah itu, kedua guru itu pun pergi dari mansion.Ella menatap ijazah di tangannya. Ia
Sesuai janji Ares, Randy didaftarkan di Qotarnus University. Randy akan kuliah disana jurusan arsitektur selama 4 tahun. Kabar ini tentunya mengejutkan para pekerja di mansion Ares termasuk Rahma. Entah kenapa Rahma merasa sedih dan tak rela jika harus berpisah dengan Randy selama 4 tahun.Teman-teman Randy pun juga tak rela berpisah dengan Randy. Tapi ini demi masa depan Randy. Selain Randy, Lia juga didaftarkan kuliah namun beda universitas. Lia akan berkuliah di Varinda bersama Bernard.Jam tujuh pagi, Ares, Ella, Saras, dan Rahma mengantarkan Randy dan Lia ke bandara. Angel tidak ikut karena ia sedang kuliah."Jangan telat makan, jaga kesehatan, sering kasih kabar." Saras memberi nasehat kepada Lia."Pasti, Bu," sahut Lia.Lia pun berpelukan dengan Saras lalu berpamitan kepada yang lainnya. Sedangkan Randy berpamitan kepada Ares dan yang lainnya lalu yang terakhir ia berpamitan kepada Rahma. Pandangan Randy dan Rahma bertemu. Kedua netra mereka memancarkan rasa tak rela. Mereka ta
"Bernard," seru Lia seraya berjalan menghampiri Bernard.Mereka pun berpelukan lalu Bernard menggendong Lia secara berputar-putar."Sekarang kita akan selalu bertemu," ujar Lia."Aku senang sekali. Terima kasih ya Tuhan," cetus Bernard.Mereka pun menaiki mobil Bernard menuju apartemen yang akan ditinggali Lia. Lia akan tinggal di apartemen yang sama dengan Bernard tapi tentu saja beda kamar.Mereka pun sampai di apartemen. Bernard langsung membantu Lia menata barang-barangnya di kamar. Selesai menata barang-barang, Bernard dan Lia duduk di sofa seraya menikmati es coklat."Aku merasa sangat bahagia karena kedepannya aku bakal sama kamu terus," ucap Lia memulai pembicaraan."Sama, aku juga," sahut Bernard.Lia tersenyum bersamaan dengan pikirannya yang menerawang ke masa lalu. "Dulu… aku cuma bisa memendam perasaanku sendiri. Aku tidak pernah membayangkan akan bisa sedekat ini denganmu.""Kamu tahu? Aku juga menyukaimu sejak dulu tapi aku tidak punya keberanian untuk mengungkapkannya,
Sore hari, Ares pulang lebih cepat. Ia pulang membawa hadiah untuk istrinya. "Ella," seru Ares ketika memasuki kamar.Saat pintu dibuka, tampaklah Ella sedang menggendong Elard di depan jendela agar bisa menikmati angin sejuk. Ella tersenyum melihat kedatangan Ares. "Tumben pulang cepat," ucapnya.Ares menutup pintu lalu melangkahkan kakinya menghampiri Ella. "Karena aku kangen dengan bidadariku dan kedua malaikat kecilku," ujarnya.Ella terkekeh pelan. "Ayah jago gombal," ucapnya dengan nada yang dibuat seperti anak kecil.Ares merebahkan dirinya di kasur. Ia memandangi wajah tenang putri kecilnya yang sedang tertidur. Dielusnya pipi anak perempuannya dengan lembut."Kimberly cantik sekali, seperti dirimu," ucap Ares kepada Ella."Elard juga tampan sekali seperti dirimu," timpal Ella.Ares pun mendekap Kimberly dan ia menghujani ciuman ke wajah anak perempuannya. "Jangan sampai membangunkannya," peringat Ella."Aku tidak tahan melihat wajah lucunya," celetuk Ares.Ella geleng-geleng