Beranda / Urban / Cincin Rumput Liar / Pertemuan Bikin Penasaran

Share

Pertemuan Bikin Penasaran

Penulis: Orizae
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-08 21:01:39

Perjalanan menuju sekolahan sekitar 15 menit. Bus sudah sampai di halte samping sekolah.

"Sekolah turun sekolah turun," Ucap sang kondektur dengan satu tangan yang melambai dan yang satunya meminta bayaran pada penumpang.

Lita pun ikut turun bergantian dengan beberapa siswa yang naik bus itu.

"Ini bang Asep uangnya," ucap Lita sambil menyodorkan uang lima ribu rupiah ke kondektur

"Iya neng, makasih," sahut Asep sambil mengedipkan sebelah matanya

Lita melangkahkan kakinya dengan sedikit tergesa-gesa, karena risih dengan tingkah Asep barusan. Dia sudah mengenal Asep sejak duduk dibangku menengah pertama karena sering naik bus yang di kondekturi oleh Asep tersebut. Memang Lita akui tampang Asep sedikit ganteng, tapi dia justru risih dengan Asep karena sering menggodanya bahkan penampilannya pun mirip preman-preman pasar. Bahkan beberapa cewek juga sering Lita lihat digoda oleh Asep.

"Iihhh dasar cowok gemblung," ucap Lita sambil memonyongkan bibirnya

"Apa loe bilang? gemblung? Siapa yang gemblung? Maksud loe gue ha?" Sahut seorang pemuda yang berdiri tepat dibelakang Lita

Lita pun menoleh kebelakang, tanpa sadar dia hanya diam mematung sambil mengerjapkan matanya beberapa kali. Oh my God, ini cowok tampan banget sih, mata hidung bibir bentuk tubuhnya, auhh mirip artis Chiko Jerikho dan wangi parfumnya maskulin banget sih, terus jantung gue kenapa lompat-lompat kaya kelinci gini sih, batin Lita saat itu.

"Heehh, kenapa loe diem," ucap pemuda yang berperawakan atletis dan berwajah tampan itu. Lita masih diam mematung dan senyum-senyum sendiri.

"Hei hello gue bicara sama loe," ucap pemuda itu lagi sambil mengerakan tangan didepan muka Lita. Dan ya Lita belum sadar kalo dia diajak bicara. Pemuda itu pun memilih pergi menuju ke kelasnya dan meninggalkan Lita yang masih mematung seperti manekin.

'Dasar cewek aneh, diajak bicara malah senyum-senyum sendiri, apa dia kerasukan ya?, Secara sekolah ini memang angker' batin pemuda itu.

Sementara Lita yang masih mematung tiba-tiba kaget karena ada tangan yang menepuk pundaknya, seketika dia berbalik ke belakang.

"Loe apaan sih Cit, bikin gue kaget aja," ucap Lita dengan sedikit cemberut pada sahabatnya itu

"Loe yang apaan? Lagi ngapain loe melamun sambil bengong kek orang kerasukan di depan kak Rendra?" Sahut Citra

Oh namanya Rendra to, batin Lita.

"Gue nggak ngapa-ngapain kok, kaget aja loe tiba-tiba ada di sini," jawab Lita sedikit kikuk

"Alah bilang aja loe naksir kak Rendra, secara loe sampai ngences gitu ngeliatin kak Rendra kok," ucap Citra

"Masa cit, gue ngences ya,, aduh gimana dong, beneran gue ngences cit?" Sahut Lita dengan mengusap bawah bibirnya

"Hahaha," balas Citra dengan tertawa membahana sampai semua siswa yang ada di lorong menuju kelas mereka terheran-heran karena tingkah laku mereka berdua.

Dasar Citra bikin malu aja, batin Lita sambil berlalu mengejar Citra sampai ruang kelas.

Ya Lita dan Citra Mayazara atau akrab dipanggil Citra itu memang bersahabat sejak dari masih sekolah dasar. Mereka bahkan sering menghabiskan waktu bersama dengan menginap di salah satu rumah mereka. Bahkan mereka sudah seperti kakak dan adik saja atau bahkan sudah seperti Tom and Jerry karena sering beradu mulut tentang hal-hal yang konyol.

~~~

Mereka sudah sampai di dalam kelas, Lita dan Citra duduk dibangku depan berhadapan dengan meja guru, sementara murid yang lain masih riuh berbincang basa basi tentang asal usul mereka. Hari ini hari pertama mereka mulai pelajaran.

"Selamat pagi anak-anak," sapa seorang guru berpawakan tegap berjalan dari depan pintu menuju ke meja guru.

"Selamat pagi pak guru," jawab semua murid dengan serempak

Pak Aby pun berdiri dan memberi sambutan.

"Oke, hari ini adalah hari pertama kita berjumpa dan memulai perlajaran. Sebelumnya kita akan berkenalan terlebih dahulu, perkenalkan nama bapak Abymana Prasetya kalian bisa panggil bapak dengan sebutan Pak Aby dan saya adalah guru mata pelajaran kejuruan Akuntansi yang merangkap sebagai wali kelas kalian dikelas X AK1 ini dan sekarang saya akan mulai mengabsen kalian satu persatu," ucap Pak Aby

"Baik Pak," jawab semua murid dengan kompak

Acara absen mengabsen pun dimulai, satu persatu murid mulai mengenalkan dirinya masing-masing, begitu pun dengan Lita dan Citra. Setelah selesai mengabsen Pak Aby memberi mereka jadwal pelajaran dan membuat susunan pengurus kelas, baru setelahnya memulai pelajaran kejuruan.

"Pengumuman, pengumuman untuk semua murid kelas X harap berkumpul di lapangan upacara untuk pembinaan acara kemah api unggun," tiba-tiba terdengar suara nyaring dari speaker yang berasal dari gedung aula.

"Baik murid-murid, cukup sampai disini perjumpaan kita lusa kita jumpa kembali dan silahkan kalian segera berkumpul di lapangan," Pak Aby mengakhiri mata pelajarannya kemudian keluar dari ruang kelas.

"Baik Pak," sahut para murid seraya berdiri dan berlalu menuju lapangan

Sementara Lita dan Citra masih duduk dibangku masing-masing. Mereka terlihat malas menuju ke lapangan karena terik matahari yang begitu panas sehingga terasa sampai ruang kelas mereka.

"Ayo Lit," ajak Citra yang berdiri dari kursinya sambil menggandeng tangan Lita

"Gue males cit, loe kan tahu gue paling ogah panas-panasan, kulit gue aja masih gosong gara-gara MOS kemarin masa sekarang mau dibikin tambah gosong lagi sih, males gue ah," cerocos Lita pada Citra

"Loe lebay banget sih,,baru juga kulit belum hati loe yang gosong Lita!" jawab Citra dengan sedikit mengejek

"Udah ah, ayo..keburu dimulai tuh acara," ucap Citra lagi sambil sedikit berlari mengandeng tangan Lita

"Woey kalem ngapa sih loe cit, sakit nih tangan gue," ucap Lita sambil mengikuti langkah Citra

Di lapangan sudah berkumpul semua murid kelas X, dari kelas kejuruan Akutansi dan kejuruan Otomotif. Sekolah yang terbilang masih baru itu hanya mempunyai dua kejuruan saja tapi nyatanya menjadi salah satu sekolah terfavorit di kotanya karena segudang prestasi yang diukir oleh beberapa murid. Sementara para murid sudah berkumpul para guru pembina Pramuka berjajar rapi di bawah tiang bendera dan disamping kanan barisan para pembina terlihat beberapa anggota penegak.

Kepala sekolah pun langsung menginstruksi pada para anggota penegak untuk merapikan barisan. Kemudian kepala sekolah mengenalkan satu persatu pembina Pramuka di sekolah tersebut. Ada Bu Rena, Bu Liyu, Pak Bara, Pak Jiyo, dan terakhir tentu saja ada Pak Aby di sana sebagai pembina Pramuka. Kepala sekolah pun memberi pembinaan kepada murid-murid barunya bahwa Sabtu malam minggu besok akan diadakan Perkemahan Pramuka di salah satu bumi perkemahan di kota itu. Sementara para anggota penegak membagikan brosur yang berisi data barang-barang yang harus dibawa saat pelaksanaan berkemah.

Disisi lain Lita dan Citra malah asyik mengobrol kesana-kemari tanpa mendengarkan bimbingan dari guru mereka.

"Heh kalian, dilarang mengobrol saat ada pembinaan," Ucap Rendra dengan tiba-tiba sambil mengulurkan brosur pada Lita dan Citra

"Iya kak, maaf," Sahut Citra ketika menerima brosur dari Rendra

"Heh Lit, ngapain loe ngelamun lagi?" tanya Citra yang menyenggol tangan Lita dengan sikunya

'Oh pangeran gue, kenapa ada di sini dan dia...' Batin Lita dan lamunannya pun buyar karena disenggol Citra.

"Eh cit, loe kenal dia sejak kapan?" tanya Lita pada Citra sambil memajukan dagunya ke arah Rendra.

"Sejak orok Lit, dia kan tetangga gue, Anaknya mendiang om Pras Sasongko dan Tante Wina Natalia Sasongko," sahut Citra

"Masa sih, gue kok nggak pernah lihat tuh anak kalo tetangga loe, gue kan sering nginep di rumah loe, apa dia hantu cit?" balas Lita yang penasaran dengan sosok bernama Rendra

"Mana ada hantu nongol di siang bolong Lita sayang, yang ada hantunya takut sama loe Lit... hahaha," Citra menjawab pertanyaan Lita dengan tertawa begitu keras sehingga beberapa murid dan pembina memperhatikan mereka berdua

"Ssstt, diam," ucap Rendra dengan meletakkan jari telunjuk dibibirnya

Gue masih penasaran sama ini cowok, kok gue baru tahu ya Citra punya tetangga setampan ini, batin Lita.

Akhirnya Lita dan Citra pun memilih diam dan mengikuti pembinaan dari kepala sekolah sampai selesai. Setelah selesai pembinaan semua murid dibubarkan untuk pulang ke rumah masing-masing karena jam sudah menunjukkan jam pulang sekolah. Sementara Lita yang berniat untuk melangkahkan kakinya mengikuti Citra yang sudah beberapa langkah berjalan pergi dari lapangan itu, tiba-tiba dia merasa terhuyung kepalanya terasa berat pusing dan semua yang terlihat terang berubah menjadi gelap seketika.

Brruuukkk

"Lita!" pekik Citra ....

...

Bab terkait

  • Cincin Rumput Liar   Pertemuan Bikin Penasaran 2

    "Lita..," pekik Citra. Citra pun berlari menuju tempat Lita jatuh.Semua orang yang masih ada di lapangan langsung menoleh kearah tubuh ramping itu jatuh, seketika Rendra yang tidak jauh dari Lita langsung membopong tubuh itu menuju ke UKS, sementara Citra mengikuti Rendra dari belakang. Setelah sampai di dalam UKS Rendra meletakkan tubuh Lita di salah satu kasur yang ada di dalam ruangan itu."Kak Rendra, bagaimana dengan Lita?" Tanya Citra pada Rendra."Nanti biar di cek dulu sama Bu Nana ya Cit, kamu nggak usah khawatir," sahut Rendra.Kemudian petugas UKS yang diketahui Citra bernama Bu Nana itu langsung memeriksa Lita. Sementara Citra dan Rendra duduk menunggu di sofa dalam ruangan itu. Tidak ada sepatah kata pun yang mereka ucapkan, hanya hening."Kak, makasih ya udah nolongin Lita," ucap Citra memutus keheningan."Iya Cit, sama-sama. Kalo gitu aku pulang dulu ya Cit," jawab Rendra sambil berlalu meninggalkan ruang UKS."Iya kak, loh Pak Aby?" ujar Citra yang melihat Pak Aby masu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Cincin Rumput Liar   Hadiah dari Sahabat

    Lita masih nampak kebingungan dengan apa yang dilihat barusan, jadi ibunya sudah kenal lama dengan wali kelasnya itu. Bahkan Mereka tampak begitu akrab didepan Lita.Flashback on"Loh nak Aby," Hastina nampak terkejut saat melihat Aby bersama Lita.'Tunggu tunggu? Nak Aby? Jadi ibu kenal dengan Pak Aby', batin Lita."Loh Tante Hastina rumahnya disini," jawab Aby dengan nada yang dinaikan satu oktaf.Lita yang masih bingung pun hanya menatap ibu dan wali kelasnya itu. 'Dan tunggu, Pak Aby berbicara dengan ibu seperti itu, berati Pak Aby tahu kalau ibu punya penyakit pendengaran dan apa mereka sudah kenal lama?, terus Pak Aby memanggil ibu dengan sebutan tante, apa mereka seakrab itu?' batin Lita sambil bertanya-tanya."Ayo Lita ajak nak Aby masuk, ibu mau ke dapur dulu untuk bikin minuman," perintah Hastina pada putri semata wayangnya itu sambil berlalu menuju dapur."Iya Bu, mari Pak silakan masuk, silahkan duduk. Saya ke kamar dulu buat ganti baju ya Pak." Lita mempersilahkan Pak Aby

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Cincin Rumput Liar   Kebohongan Jelita

    Pov Arka G*la, g*la, g*la, apa yang aku lakukan tadi pada Lita? Aku mengumpat kasar pada diriku beberapa kali, Lita pasti sekarang sedang berpikir kalau aku jahat padanya. Dia sahabatku, bagaimana bisa aku melakukan itu padanya. Aaarrrggh, aku menyugar rambutku dengan kasar. Sudahlah, mungkin aku hanya khawatir pada gadis itu karena tadi pingsan, dia sudah ku anggap seperti adikku sendiri. Sebelum memjamkan mata, ku kirim pesan singkat dulu karena sudah sampai di rumah, tak butuh waktu lama Lita langsung membalas pesanku. Aku sedikit lega karena Lita sepertinya tidak marah padaku.~~~Pov Author'Oh My God, tadi itu mimpi atau nyata sih, Arka mencium pipiku. Semoga tadi itu kenyataan dan cintaku disambut oleh Arka juga' batin Lita berseri-seri. Tiba-tiba ada notif pesan masuk di aplikasi berwarna hijau miliknya.Thing, from Arka.[Aku, udah sampai rumah Lit,, maaf ya soal kejadian tadi][It's oke Ar...]Lita mengklik tombol send, kemudian meletakkan gawai itu diatas nakas lagi.Hari s

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Cincin Rumput Liar   Perhatian kecil Pak Aby

    Witing tresno jalaran Soko kulinoCinta tumbuh karena sering bersamaAku harus segera pergi ke tempat itu batin Lita. Setelah memastikan semua teman-teman sekelasnya sudah pulang, Lita langsung pergi menuju ke ruangan kebanggaan wali kelasnya itu. Tok tok tok"Permisi Pak," Lita mengetuk pintu ruangan Pak Aby lalu membukanya sedikit sebelum masuk, terlihat dengan jelas wajah laki-laki yang beberapa jam ini membuatnya semakin penasaran. "Ya masuk saja, pintunya tidak dikunci," sahut Pak Aby yang masih sibuk mengkoreksi beberapa tugas anak didiknya.10 menit berlalu Lita hanya berdiri didepan meja wali kelasnya itu.'Huufft, apa-apaan ini, nggak disuruh apa gitu katanya disuruh bantuin' batin Lita. Tidak ada ucapan yang keluar dari mulut Pak Aby. Lita hanya mendengus sebal karena dirinya cuman dianggap patung di ruangan itu."Eeheem..." Lita sedikit berdehem untuk mengalihkan pandangan Pak Aby, sementara wajahnya dibuat selucu mungkin seperti bakpao. "Ah iya maaf, kamu ambil bangku d

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Cincin Rumput Liar   Perhatian kecil Pak Aby 2

    Hari ini Lita bangun lebih awal untuk mengecek semua perlengkapan yang akan dibawa untuk perkemahan. Kemarin sore sebelum sampai di rumah, dirinya meminta pada Pak Aby untuk mampir ke supermarket untuk membeli beberapa barang yang diperlukannya untuk berkemah. Sebelum ke sekolah dia mengirim pesan pada Arka bahwa dirinya tidak bisa menemuinya dua hari ini karena akan berkemah. Lita meminta ayahnya untuk mengantarkan ke sekolah karena dia kerepotan membawa barang-barang miliknya, sekalian menghampiri Citra untuk berangkat bersama. Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Lita dan Citra bersendau gurau bercanda tentang hal-hal konyol yang tidak penting pun Pramono hanya menjadi pendengar setia dari anak dan sahabatnya itu. Saat sampai disekolahan sudah ada 6 bis pariwisata yang akan membawa pembina Pramuka, dewan penengak dan murid-murid kelas X ke bumi perkemahan. Kelas Lita mendapat jatah bis no 5 sementara bis terakhir diisi oleh pembina dan para penegak. Tidak butuh waktu lama sampai di

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Cincin Rumput Liar   Kecurigaan Jelita

    "Terkadang, ada kejutan-kejutan yang begitu saja terjadi dalam sebuah kisah persahabatan"_Jelita_Setelah kepergian Pak Aby dari ruang rawatnya, Lita mencoba untuk merubah posisinya dari tiduran menjadi duduk diatas brankar. Lita merasakan betapa kakinya terasa ngilu sekali, padahal kemarin seperti mati rasa saja. Lita mengingat kejadian kemarin pas berkemah, seperti ada yang terasa ganjal saat dirinya terjatuh, ah bahkan sahabatnya tidak menolongnya sama sekali. Ada apa sebenarnya dengan sahabatnya itu. Tok tok tokSuara ketukan pintu membuyarkan lamunan Lita. Ia mengalihkan pandangannya ke arah pintu, ternyata Pak Aby yang masuk ke ruang rawat Lita. Lita kira kedua orang tua nya yang datang, nyatanya mereka tidak perduli dengan anak semata wayangnya."Pak Aby," sapa Lita pada wali kelasnya itu"Kamu sudah baikan Ta?" Pak Aby menanyakan keadaan Lita sembari meletakan tas milik Lita dan beberapa makanan diatas nakas"Sudah Pak, Pak Aby pulang saja saya sudah mendingan," Sanggah Lita

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Cincin Rumput Liar   Apa yang terjadi?

    "Satu kebohongan tercipta, maka akan ada kebohongan-kebohongan lainnya yang akan tercipta pula"_Jelita_POV JelitaAku tidak tahu kenapa ekspresi kedua sahabatku itu terlihat tidak enak dipandang saat aku menanyakan kenapa mereka bisa berangkat bersama. Setahuku mereka berdua tidak terlalu dekat walaupun mereka sama-sama sahabatku, masa iya Citra mesti menjemput Arka terlebih dahulu baru balik arah menuju rumah sakit padahal ini sudah larut malam lagian Citra pasti capek baru pulang berkemah tadi sore, atau jangan-jangan Mereka.... Ah sudahlah, kenapa pikiranku jadi macam-macam sih."Lit, sebenarnya tadi gue ketemu Arka dijalan pas mau kesini, jadi ya gitu gue ajak Arka nemenin gue karena ini udah malam, gue takut." Citra gugup menjawab pertanyaanku pada Arka. Itulah yang aku ingat tadi, entah kenapa aku merasa jika ada sesuatu yang disembunyikan oleh Citra dan Arka. Aku merasa jika mereka berdua terlalu berlebihan dan dekat. Sedangkan selama ini aku melihat mereka seperti jarang seka

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • Cincin Rumput Liar   Your Mine

    Sinar mentari mulai mengusik para penikmat diperaduannya, menerobos celah-celah jendela menyilaukan mata yang masih tertutup dengan setia. Sedangkan burung-burung yang sangat pandai bernyanyi membuat irama mendayu-dayu di telinga, memikat agar semua orang mulai bangun dari mimpinnya. Begitupun dengan Lita yang mulai membuka kembali matanya, karena mendapat perawatan yang intensif dia merasakan tubuhnya merasa jauh lebih baik dari pada kemarin. Hal pertama yang dia lihat saat membuka matanya, bukanlah kedua sahabatnya melainkan seseorang yang beberapa hari menjadi guru sekaligus wali kelasnya yang begitu menyebalkan. Siapa lagi kalau bukan Pak Aby.Lita menatap dengan seksama pada Pak Aby yang saat ini sedang meminum kopi dengan nikmatnya. Penampilannya pun jauh lebih segar dan rapi, "mungkin sudah mandi tadi pagi," batin Lita.Sesekali Lita curi-curi pandang pada Pak Aby, melihat betapa maskulin dan tampan wajah yang dimilikinya, dengan rahang yang tegas, hidung mancung, bulu mata len

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18

Bab terbaru

  • Cincin Rumput Liar   Akhir Pengkhianatan

    Tempat baru, orang-orang baru dan negeri baru yang pertamakali Lita injak tanahnya tadi malam. Kemarin Lita benar-benar dijual kembali oleh Marco, laki-laki biadab yang hanya memikirkan tentang uang. Heiji, nama yang Lita pernah dengar saat masih berada di negara tercintanya Indonesia. Dan sekarang laki-laki berkulit putih dengan mata hazel berwarna biru terang serta pahatan wajah yang tegas itu tepat berada didepan Lita berdiri.Ken Heiji Nagawa, laki-laki berusia 28 tahun yang masih lajang itu membeli Lita dari Marco atas dasar untuk menjadikan Lita sebagai seorang pembantu di usaha gelapnya. Namun Heiji tidak menyangka akan langsung tertarik dengan Lita saat bertemu dengannya untuk pertama kali.Lita sendiri terpana dengan laki-laki asal Jepang itu, Lita tahu Heiji fasih berbahasa Indonesia. Jadi Lita tidak akan sulit untuk berkomunikasi dengan Heiji sekarang."Tuan, bisakah anda mengirim saya kembali ke Indonesia, kembali ke keluarga saya" pinta Lita pada Heiji yang ada didepanny

  • Cincin Rumput Liar   Hunian Laknat 2B

    Lita dengan tenang duduk di dalam mobil mewah yang membawanya menuju bandara, ya bandara seperti yang Lita dengar tadi dari Marco sebelum berangkat. Sebenarnya untuk kabur saat ini bisa saja dengan nekat melompat dari dalam mobil, karena Lita tidak satu mobil dengan Marco. Tapi Lita tidak cukup nyali untuk melompat keluar karena mobil yang melaju cukup cepat jadi bisa dipastikan kalau dirinya bisa saja terlindas mobil lain yang melaju dari arah berlawanan dengan mobil itu. Lita memilih menggunakan rencana yang disusunnya tadi saat masih berada di hunian Laknat tadi, seperti itu Lita menyebut tempat tinggal para pekerja seks. flashback onSetelah selesai membersihkan diri Lita keluar dari dalam kamar mandi. Kemudian duduk di atas ranjang sempit itu. Lita memandang para laki-laki yang bertingkah seperti wanita itu satu persatu.Lita tahu itu menyalahi kodrat sang pencipta, namun Lita yakin bahwa orang-orang yang tengah sibuk mempersiapkan make up itu pasti memiliki alasan masing-masi

  • Cincin Rumput Liar   Hunian Laknat 2A

    Sinar mentari tampak malu-malu menembus gorden berwarna coklat tua di kamar berukuran 3x3 meter itu. Namun mata gadis yang menempati kamar itu tidak kunjung bisa terlelap juga. Walaupun badannya sudah sangat terasa lelah, di situasi yang seperti dikandang harimau itu tak lantas membuat Lita bisa tenang.Dari semalam Lita mondar-mandir memikirkan bagaimana caranya agar bisa keluar dari hunian Laknat yang ditempatinya saat ini. Hingga lingkaran hitam dimatanya muncul dan mentari sudah tampak tak kunjung juga mendapatkan ide untuk kabur. "Ckckck, bagaimana aku bisa keluar dari sini. Terlalu banyak penjaganya" ucap Lita yang merasa sudah berada dititik frustasinya. Lita dari semalam melihat para penjaga yang mondar-mandir melakukan pengamanan diarea tersebut melalu kaca jendela di kamar itu. Bahkan Lita melihat wanita-wanita yang sepertinya berada dibawah tekanan bos Marco saat dibawa keluar dari hunian itu juga dilakukan penjagaan dengan ketat. Benar-benar seperti didalam kandang harim

  • Cincin Rumput Liar   Hunian Laknat

    Pak Aby hampir tengah malam sampai di rumah keluarga Lita, tapi dengan tangan kosong dirinya pulang. Herman dan Hastina yang menunggu dengan harap-harap cemas di depan rumahnya langsung berbinar saat melihat mobil Pak Aby masuk ke halaman rumah. Namun rasa senang itu seketika lepas tergantikan rasa sesak di dada saat melihat Pak Aby keluar dari dalam mobil sendirian. "Dimana Lita nak?" tanya Hastina lembut pada Pak Aby sembari celingukan kesana-kemari. "Iya dimana anakku?" Herman juga menodongkan pertanyaan yang sama pada Pak Aby. Pak Aby merasa sangat bersalah pada kedua orangtua Lita, "Maaf Tante, om." Seketika pertahanan Hastina runtuh begitu saja saat mendengar jawaban dari Pak Aby. Air matanya tidak dapat dibendung lagi. "Dimana kamu nak," lirih Hastina. "Tenanglah Bu, kita pasti akan menemukan Lita," ucap Herman menenangkan istrinya. Herman juga tidak kalah sedih dan marah. Emosinya bercampur menjadi satu. "Sialan Arka itu, berani sekali dia membohongi kita semua," ucap He

  • Cincin Rumput Liar   Transaksi Kapal Terlarang

    Hiruk pikuk orang-orang di pelabuhan mengangkut barang yang dinaikkan ke kapal tidak serta merta membuat Hadi takut membawa Lita menuju kapal yang sudah menunggunya sejak sore tadi. Hadi melipir menuju area terlarang di pelabuhan itu agar apa yang akan dilakukannya tidak diketahui oleh orang-orang. Setelah memberitahukan tujuanya kepada para penjaga, Hadi lolos untuk menuju kapal terlarang yang ada di pelabuhan paling ujung itu. Lita melihat bahwa bukan dirinya saja yang dibawa menuju kapal itu. Ada beberapa gadis seumurannya dan beberapa wanita berusia tiga puluhan yang ada disitu juga, tetapi mereka jauh lebih tenang, mereka juga dibawa menuju sisi dek yang berbeda dengan Lita. Gemerlap lampu-lampu suasana pelabuhan yang membius mata seakan menampakkan keindahan pinggiran pantai disisi Utara itu, namun itu tidak berlaku bagi Lita. Lita yang berjalan terseok-seok ditodong senjata oleh Hadi dari belakang membuat gadis yang akan merayakan ulang tahunnya sebentar lagi itu bergidik nge

  • Cincin Rumput Liar   Jebakan Arka

    Arka tersenyum penuh kemenangan saat kedua orang tua Lita mengijinkan dirinya untuk menemui Lita. Arka berjalan menuju ke kamar milik Lita, mengetuk pintu kamar yang terbuka itu dengan pelan.Tok TokTokLita yang mendengar ketukan pintu bangun dari tidurnya, mendudukkan dirinya di atas ranjang kemudian berkedip beberapa kali. Matanya membulat sempurna saat melihat sosok Arka berada diambang pintu.Dengan mata yang bengkak karena menangis terus-menerus membuat wajah Lita menjadi begitu berantakan namun tetap cantik. "Mau apa loe kesini Ar?" tanya Lita dengan nada lembut pada Arka, Lita masih berharap kalau Arka tidaklah serius dengan apa yang dikatakan padanya saat itu.Arka berjalan mendekat ke arah Lita duduk, berdiri didepannya kemudian berkata dengan nada serius, "Gue tidak pernah bercanda dengan apa yang gue katakan Ta."Lita tertawa sinis saat mendengar itu, "Jadi benar?""Buat apa loe kesini?" sambung Lita lagi bertanya pada Arka tentang tujuannya.Arka memegang tangan Lita de

  • Cincin Rumput Liar   Sesuatu yang diinginkan

    "Semua yang ada padamu akan aku miliki secara perlahan namun Pasti" __CitraAmbisi Citra yang selalu menginginkan apa yang dimilik dan apa yang di dekat Lita membuat Citra menjadi seorang cewek yang iri hati terhadap sahabatnya itu. Kemarin Citra sudah berhasil menghancurkan Lita dengan memiliki Arka, laki-laki yang menjadi cinta pertama Lita. Benar-benar membuat Citra puas dan tersenyum lebar pagi ini.Namun ambisinya belum juga selesai sebelum Lita benar-benar hancur, seperti saat ini Citra tengah berada diruang wali kelasnya itu. Citra tahu bahwa diam-diam wali kelasnya itu selalu memperhatikan Lita, Citra pun tidak mau kalah dengan mendekati Pak Aby. "Pak, saya ingin dekat dengan bapak," ucap Citra blak-blakan pada Pak Aby. "Kenapa kamu ingin dekat dengan saya," tanya Pak Aby penasaran pada Citra, Pak Aby tahu kalau niat Citra tidaklah baik. Citra berjalan mendekati Pak Aby, berdiri di samping pria yang tengah sibuk dengan laptopnya itu. Berbisik dengan nada seksi di telinga sa

  • Cincin Rumput Liar   Cerita Pak Aby

    POV Pak AbyNamaku Abymana Prasetya, satu-satunya keturunan yang tersisa dari keluarga Prasetya. Bapak dan ibuku sudah meninggal sejak aku masih umur lima tahun, sehingga aku diasuh oleh nenekku yang seorang ibu tunggal dengan satu orang anak. Eyang Sekar Mulya Prasetya, orang yang sudah berjasa dalam kehidupanku itu sudah tenang di alam surga sana. Dulu, empat tahun yang lalu aku tidak pernah berfikir akan kehilangan Eyang Sekar dalam hidupku namun takdir berkata lain. Saat kecelakaan beruntun yang juga membuat gadis yang aku cintai menjadi hilang ingatan, membuat ku semakin runtuh diterpa badai yang tiba-tiba, saat dokter di rumah sakit yang menangani Tata mengatakan bahwa dia mengalami amnesia sebagian dan kemungkinan untuk sembuh hanya sedikit harapan. Flashback onRumah Sakit Permata saat itu tengah dibuat sibuk oleh adanya kasus kecelakaan beruntun yang menimpa beberapa mobil dijalan tol Utara ibu kota. Hiruk pikuk para dokter dan suster yang menangani pasien yang datang deng

  • Cincin Rumput Liar   Lita Patah Hati

    Saat ini Lita tengah duduk dikelilingi oleh tiga orang laki-laki, ayahnya sendiri, Arka dan tentu saja gurunya yang sok kepo plus suka tebar pesona padanya siapa lagi kalau bukan Pak Aby.Mereka berempat sedang membahas acara yang akan diadakan saat weekend tiba, satu persatu memberi saran tempat wisata yang ada disekitar tempat mereka tinggal. Namun sudah hampir 2 jam tidak ada keputusan yang diambil. Lita tidak tahu kenapa ketiga orang itu dengan kompaknya ingin berlibur bersama saat weekend tiba. Tapi baguslah biar silaturahmi semakin terjaga pikir Lita. Pak Aby sesekali melirik Lita dan terseyum masam saat dengan lembutnya Lita mengelus kepala Arka yang diletakkan di bahunya. "Bisa-bisanya mereka berdua bermesraan dihadapan ku," batin Pak Aby. Herman yang dapat membaca raut wajah Pak Aby pun terkekeh mengetahui bahwa teman masa kecil Lita itu cemburu dengan Arka."Kenapa ayah cekikikan begitu yah? Kaya mbak Kunti di gang depan aja." Lita bertanya pada ayahnya karena heran dengan

DMCA.com Protection Status