Home / Urban / Cincin Rumput Liar / Perhatian kecil Pak Aby

Share

Perhatian kecil Pak Aby

Author: Orizae
last update Last Updated: 2021-10-10 02:06:24

Witing tresno jalaran Soko kulino

Cinta tumbuh karena sering bersama

Aku harus segera pergi ke tempat itu batin Lita. Setelah memastikan semua teman-teman sekelasnya sudah pulang, Lita langsung pergi menuju ke ruangan kebanggaan wali kelasnya itu.

Tok tok tok

"Permisi Pak," Lita mengetuk pintu ruangan Pak Aby lalu membukanya sedikit sebelum masuk, terlihat dengan jelas wajah laki-laki yang beberapa jam ini membuatnya semakin penasaran.

"Ya masuk saja, pintunya tidak dikunci," sahut Pak Aby yang masih sibuk mengkoreksi beberapa tugas anak didiknya.

10 menit berlalu Lita hanya berdiri didepan meja wali kelasnya itu.

'Huufft, apa-apaan ini, nggak disuruh apa gitu katanya disuruh bantuin' batin Lita.

Tidak ada ucapan yang keluar dari mulut Pak Aby. Lita hanya mendengus sebal karena dirinya cuman dianggap patung di ruangan itu.

"Eeheem..." Lita sedikit berdehem untuk mengalihkan pandangan Pak Aby, sementara wajahnya dibuat selucu mungkin seperti bakpao.

"Ah iya maaf, kamu ambil bangku didepan rak buku itu bawa ke depan meja saya." Pak Aby langsung memberi perintah pada Lita tanpa melihat wajah Lita yang menggembung itu, kemudian sedikit melirik wajah gadis kecilnya yang sudah pergi beberapa langkah, dalam hatinya dia terkekeh melihat tingkah Lita.

"Dan ini, sebagian sudah saya koreksi kamu selesaikan sisanya." Pak Aby menyodorkan beberapa lembar kertas pada Lita.

"Baik Pak," balas Lita, yang kemudian duduk di bangku yang sudah diambilnya.

'Kenapa aku jadi grogi dan deg-degan gini ya kalau berhadapan langsung dengan Pak Aby' batin Lita.

15 menit berlalu hanya ada suara denting jam, terasa sunyi diatara mereka berdua.

Thing!

Sebuah notif pesan masuk di ponsel Lita mengagetkan mereka berdua. Lita mengambil ponsel disaku roknya, setelah membaca pesan itu Lita meletakkan ponsel itu ditempatnya kembali. Sebenarnya Lita ingin membalas pesan dari Arka, hanya saja dia tidak enak dengan Pak Aby.

From Arka

[Setengah jam lagi aku jemput, aku sudah selesai pelajaran]

"Kenapa tidak dibalas, siapa tahu penting." Pak Aby penasaran dengan pesan yang didapat Lita.

"Tidak penting kok pak, mari kita selesaikan ini. Biar saya bisa cepat pulang Pak!"

Sementara Pak Aby hanya ber-oh ria mendengar jawaban Lita.

"Oh ya kamu sudah makan?"

"Belum Pak."

"Kebetulan sekali kalau begitu, saya bawa bekal lebih. Kita makan dulu sebelum menyelesaikan pekerjaan ini." Pak Aby mengeluarkan kotak makanan yang ukurannya lumayan besar, kemudian mengeluarkan sendok dan piring.

"Tidak Pak terimakasih, saya nanti makan di kantin saja," sahut Lita menolak ajakan Pak Aby, tapi ternyata perutnya tidak bisa diajak berkompromi.

Kruuuwuukk kruuuwuukk kruuuwuukk

"Perut kamu tidak bisa diajak bohong Tata, ayo makan dulu, nanti dilanjutkan lagi." Pak Aby hanya terkekeh melihat tingkah Lita, sementara Lita hanya mengangguk sebagai tanda setuju.

Pak Aby mulai membuka kotak bekal itu, didalamnya berisi nasi dan beberapa lauk pauk. Ada pepes ikan nila, sambal terasi, tempe tahu goreng serta lalapan daun kemangi dan mentimun, menu makan sederhana yang selalu memikat lidahnya itu.

Pun Lita yang tadinya menolak untuk makan, langsung menelan Saliva karena melihat menu kesukaannya itu.

'Bagaimana Pak Aby tahu menu kesukaanku, ah mungkin hanya kebetulan beliau membawa bekal dengan menu ini' gumam Lita dalam hatinya.

"Kenapa, apa kamu tidak suka dengan menu ini?" Pak Aby memandang Lita dengan serius, menatap lebih dalam bola mata kecoklatan yang dimiliki gadisnya kecilnya itu.

"Ah tidak Pak, saya suka kok. Mari kita makan!" seru Lita langsung mencomot tempe lalu memakannya sembari mengalihkan pandangnya kearah jendela agar tidak bertatapan langsung dengan wali kelasnya.

"Pak... Kenapa bapak panggil saya dengan nama itu?" Tanya Lita tiba-tiba yang semakin penasaran dengan wali kelasnya yang tampan tersebut.

"Nggak apa-apa, saya kangen saja."

"Kangen? Maksud bapak apa?"

'Ah kenapa Pak Aby aneh sekali ya, apa benar yang dikatakan ibu kalau Pak Aby ini teman mainku waktu kecil?' Batin Lita yang masih diikuti rasa penasaran dan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang berkeliling dipikirannya mengenai Pak Aby.

"Ah tidak, lupakan tentang tadi. Sudah lanjutkan makannya, tidak baik makan sambil berbicara."

Lita hanya mengangguk, lantas melanjutkan makannya. Suasana hening kembali yang terdengar hanya suara denting sendok dan piring yang beradu.

"Pak Aby boleh saya bertanya?" Suara Lita memecah keheningan.

"Ya tentu saja, kamu mau tanya apa?"

"Sejak kapan Pak Aby dekat dengan ibu saya?" tanya Lita yang berharap Pak Aby memberikan jawaban yang memuaskan.

"Sejak saya masih kecil."

"Oh ya, tapi kenapa Pak Aby tidak pernah terlihat disekitar ibu saya," balas Lita bertanya semakin intens lagi.

"Karena saya sejak SMP berada di asrama. Sudah lanjutkan makanya, supaya cepat selesai pekerjaannya," titah Pak Aby.

Lita hanya hanya ber-oh ria mendengar jawaban Pak Aby, pun dibenaknya masih penasaran dengan sosok laki-laki yang ada didepannya itu.

Mereka melanjutkan makan, setelah selesai baru melanjutkan mengoreksi tugas yang tadi sempat tertunda, dalam waktu singkat pekerjaan itu akhirnya selesai juga.

Lita meregang ototnya beberapa kali, tapi entah kenapa kepalanya tiba-tiba pening kembali. Lita yang sudah siap-siap berdiri merasakan tubuhnya hilang keseimbangan, untung saja Pak Aby dengan sigap menangkap tubuh ramping gadisnya itu. Seketika mata mereka beradu pandang kembali, Lita merasakan detak jantungnya seakan ingin melompat, berlari-lari.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Pak Aby yang nampak khawatir .

"Ah iya Pak, maaf. Kepala saya hanya sedikit pusing, sebaiknya saya pulang saja," ucap Lita.

"Ya sudah, mari saya antar," timpal Pak Aby.

"Tidak usah Pak, saya bisa pulang sendiri." Lita menolak tawaran Pak Aby. Tapi ternyata kepalanya semakin tidak bisa diajak kerja sama, dia hilang keseimbangan lagi hampir terjatuh seketika. Lagi-lagi Pak Aby menangkap tubuh gadis kecilnya itu.

"Sebaiknya kamu rebahan dulu, setelah reda kamu saya antar pulang."

"Tapi Pak-"

"Tidak ada kata tapi." Pak Aby langsung membopong tubuh Lita bak bridal style menuju sofa yang ada diruangnya.

"Pak turunkan saya Pak! Kalau ada yang melihat bagaimana?!" Pekik Lita sedikit kesal dan terkejut dengan tindakan gurunya tersebut

"Sudah saya turunkan, istirahatlah dulu. Nanti saya antar pulang, saya bereskan pekerjaan saya dulu." Pak Aby menurunkan tubuh Lita di sofa empuk berwarna merah marun, kemudian mengelus puncak kepala Lita dengan lemabut lalu melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya yang masih berantakan.

Lita termangu menatap punggung wali kelasnya dari belakang, dia berfikir bisa-bisanya Pak Aby melakukan hal seperti itu padanya. Sembari menunggu Pak Aby membereskan pekerjaannya Lita memilih untuk memejamkan matanya, berharap bisa menghilangkan rasa pening dikepalanya.

Tak butuh waktu lama Pak Aby membereskan meja kerjanya yang berantakan. Di usianya yang baru 23 tahun dia sudah menorehkan berbagai prestasi di bidang pendidikan bahkan dia sekarang sedang melanjutkan kuliah S2 nya disalah satu universitas di Yogyakarta, pun banyak gadis-gadis cantik yang mendekatinya, hanya saja dia terlalu sulit untuk mengantikan nama Jelaita dengan gadis lain dalam hatinya.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya Pak Aby menghampiri Lita yang masih tertidur dengan pulas, mengamati setiap pahatan wajah yang dibuat sedemikian rupa oleh Sang Pencipta pada gadis kecilnya itu, dari dulu dia tak pernah merasa bosan bila memandangi wajah cantik itu, walaupun Pak Aby lama tidak bertemunya dia selalu menyimpan foto kenangan mereka semasa kecil. Tidak ingin menganggu gadis kecilnya itu Pak Aby melangkah kearah jendela memandang kearah keluar, yang memperlihatkan lembayung senja mulai datang.

Lita merasakan dirinya sudah cukup lama tertidur, dia mengerjapkan matanya beberapa kali. Samar-samar terlihat siluet cahaya kemerahan yang berasal dari celah jendela, serta bayang-bayang seseorang yang terperangkap dalam siluet itu. Beberapa detik kemudian Lita baru sadar kalau dia berada diruangan Pak Aby, Lita pun bangkit dari tidurnya.

"Pak Aby..." lirih Lita memanggil Pak Aby.

"Sudah bangun, sudah mendingan?" Pak Aby berbalik berjalan menghampiri Lita.

"Sudah Pak, ayo kita pulang! Saya takut ibu khawatir karena saya pulang sore lagi."

"Baik lah, mobil saya ada diparkiran." Pak Aby berjalan lebih dulu meninggalkan Lita, Lita pun mengekor wali kelasnya itu dari belakang.

Mereka sampai di parkiran, disana hanya ada beberapa mobil yang masih terparkir. Setelah menemukan mobil miliknya Pak Aby membukakan pintu depan untuk Lita, mereka duduk berdampingan. Pak Aby hanya fokus menyetir sementara Lita diam menikmati perjalanan.

~~~

Di rumah Lita. Arka nampak gelisah menunggu sahabatnya, sudah hampir 4 jam menunggu namun tak nampak sama sekali batang hidung gadis cantik itu bahkan pesan dan panggilannya pun tidak dijawab sama sekali. Bukan apa-apa Arka hanya ingin memastikan Lita tidak marah dan benci karena perlakuannya kemarin malam pada Lita.

"Bu, sepertinya Lita masih ada jam tambahan di sekolahan. Ini sudah terlalu lama, aku pulang saja ya Bu!" pamit Arka sambil berkeluh-kesah pada Hastina.

"Beneran nggak mau nungguin Lita?"

"Hem sepertinya tidak Bu, aku pulang ya bu.

Katakan pada Lita besok aku tunggu ditempat biasa di jam seperti biasa ya bu." Arka berpesan lalu berpamitan dan bersalaman pada Hastina dengan takzim.

"Baik lah Ar, hati-hati dijalan sayang".

Arka hanya mengangguk, sembari memakai helm lalu menyalakan motor maticnya. Baru keluar dari gerbang rumah Lita, dari kaca spion dia melihat mobil sport warna hitam masuk ke area rumah itu. Arka panasaran siapa yang bertamu ke rumah Lita mengunakan mobil mewah itu, Arka pun hanya berlalu menuju jalan pulang menepis rasa penasarannya.

***

Related chapters

  • Cincin Rumput Liar   Perhatian kecil Pak Aby 2

    Hari ini Lita bangun lebih awal untuk mengecek semua perlengkapan yang akan dibawa untuk perkemahan. Kemarin sore sebelum sampai di rumah, dirinya meminta pada Pak Aby untuk mampir ke supermarket untuk membeli beberapa barang yang diperlukannya untuk berkemah. Sebelum ke sekolah dia mengirim pesan pada Arka bahwa dirinya tidak bisa menemuinya dua hari ini karena akan berkemah. Lita meminta ayahnya untuk mengantarkan ke sekolah karena dia kerepotan membawa barang-barang miliknya, sekalian menghampiri Citra untuk berangkat bersama. Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Lita dan Citra bersendau gurau bercanda tentang hal-hal konyol yang tidak penting pun Pramono hanya menjadi pendengar setia dari anak dan sahabatnya itu. Saat sampai disekolahan sudah ada 6 bis pariwisata yang akan membawa pembina Pramuka, dewan penengak dan murid-murid kelas X ke bumi perkemahan. Kelas Lita mendapat jatah bis no 5 sementara bis terakhir diisi oleh pembina dan para penegak. Tidak butuh waktu lama sampai di

    Last Updated : 2021-10-10
  • Cincin Rumput Liar   Kecurigaan Jelita

    "Terkadang, ada kejutan-kejutan yang begitu saja terjadi dalam sebuah kisah persahabatan"_Jelita_Setelah kepergian Pak Aby dari ruang rawatnya, Lita mencoba untuk merubah posisinya dari tiduran menjadi duduk diatas brankar. Lita merasakan betapa kakinya terasa ngilu sekali, padahal kemarin seperti mati rasa saja. Lita mengingat kejadian kemarin pas berkemah, seperti ada yang terasa ganjal saat dirinya terjatuh, ah bahkan sahabatnya tidak menolongnya sama sekali. Ada apa sebenarnya dengan sahabatnya itu. Tok tok tokSuara ketukan pintu membuyarkan lamunan Lita. Ia mengalihkan pandangannya ke arah pintu, ternyata Pak Aby yang masuk ke ruang rawat Lita. Lita kira kedua orang tua nya yang datang, nyatanya mereka tidak perduli dengan anak semata wayangnya."Pak Aby," sapa Lita pada wali kelasnya itu"Kamu sudah baikan Ta?" Pak Aby menanyakan keadaan Lita sembari meletakan tas milik Lita dan beberapa makanan diatas nakas"Sudah Pak, Pak Aby pulang saja saya sudah mendingan," Sanggah Lita

    Last Updated : 2021-10-10
  • Cincin Rumput Liar   Apa yang terjadi?

    "Satu kebohongan tercipta, maka akan ada kebohongan-kebohongan lainnya yang akan tercipta pula"_Jelita_POV JelitaAku tidak tahu kenapa ekspresi kedua sahabatku itu terlihat tidak enak dipandang saat aku menanyakan kenapa mereka bisa berangkat bersama. Setahuku mereka berdua tidak terlalu dekat walaupun mereka sama-sama sahabatku, masa iya Citra mesti menjemput Arka terlebih dahulu baru balik arah menuju rumah sakit padahal ini sudah larut malam lagian Citra pasti capek baru pulang berkemah tadi sore, atau jangan-jangan Mereka.... Ah sudahlah, kenapa pikiranku jadi macam-macam sih."Lit, sebenarnya tadi gue ketemu Arka dijalan pas mau kesini, jadi ya gitu gue ajak Arka nemenin gue karena ini udah malam, gue takut." Citra gugup menjawab pertanyaanku pada Arka. Itulah yang aku ingat tadi, entah kenapa aku merasa jika ada sesuatu yang disembunyikan oleh Citra dan Arka. Aku merasa jika mereka berdua terlalu berlebihan dan dekat. Sedangkan selama ini aku melihat mereka seperti jarang seka

    Last Updated : 2021-10-12
  • Cincin Rumput Liar   Your Mine

    Sinar mentari mulai mengusik para penikmat diperaduannya, menerobos celah-celah jendela menyilaukan mata yang masih tertutup dengan setia. Sedangkan burung-burung yang sangat pandai bernyanyi membuat irama mendayu-dayu di telinga, memikat agar semua orang mulai bangun dari mimpinnya. Begitupun dengan Lita yang mulai membuka kembali matanya, karena mendapat perawatan yang intensif dia merasakan tubuhnya merasa jauh lebih baik dari pada kemarin. Hal pertama yang dia lihat saat membuka matanya, bukanlah kedua sahabatnya melainkan seseorang yang beberapa hari menjadi guru sekaligus wali kelasnya yang begitu menyebalkan. Siapa lagi kalau bukan Pak Aby.Lita menatap dengan seksama pada Pak Aby yang saat ini sedang meminum kopi dengan nikmatnya. Penampilannya pun jauh lebih segar dan rapi, "mungkin sudah mandi tadi pagi," batin Lita.Sesekali Lita curi-curi pandang pada Pak Aby, melihat betapa maskulin dan tampan wajah yang dimilikinya, dengan rahang yang tegas, hidung mancung, bulu mata len

    Last Updated : 2021-10-18
  • Cincin Rumput Liar   Drama 1

    Akhirnya Lita bisa kembali bersekolah lagi setelah tiga Minggu penuh dia memulihkan kondisi tubuhnya, Lita pun merasakan angin segar yang menerpa wajahnya, wajar saja dia begitu bahagia saat berjalan menuju kelasnya setelah beberapa hari lamanya dia hanya bertemu dengan bantal dan kasur ditambah mahluk paling menyebalkan baginya saat ini dan tentu saja itu Pak Aby.Sekalinya keluar rumah melakukan cek up untuk luka dikakinya, itu pun harus dengan perdebatan terlebih dahulu dengan kedua orangtuanya yang mana ayah dan ibunya ingin setiap cek up Pak Aby yang mengantar serta menemani Lita di rumah sakit. Entah bagaimana kedua orangtuanya itu sangat mempercayai Pak Aby, atau jangan-jangan mereka berdua diguna-guna oleh wali kelasnya itu, Astaga Lita ada-ada saja pikiranmu.Mimpi apa coba Lita setiap hari harus bertemu dengan wali kelasnya itu, bahkan disaat dia ingin menikmati masa-masa ijin sekolahnya karena sakit. Lita tidak menyangka akhir-akhir ini perlakuan Pak Aby padanya semakin abs

    Last Updated : 2021-11-02
  • Cincin Rumput Liar   Drama 2

    "woey, stop! Ngapain main keroyokan, sini maju loe semua berempat!" Lita berteriak menantang, ketika mendapati Arka babak belur dipukuli oleh teman-teman satu gengnya. Bukannya maju, teman-teman Arka malah memilih kabur melarikan diri, ini bagian dari rencana yang direncanakan Arka. "Dasar pengecut loe pada!" teriak Lita lagi. "Ar, kamu nggak apa-apa kan?" Lita mendekati Arka membantunya berdiri, kemudian mendudukkan Arka di kursi yang ada di ruangan itu. "Terima kasih Lit, sudah mau membantuku," ucap Arka sambil memasang wajah memelas, seperti kucing yang ingin dielus-elus oleh majikannya."Kamu kenapa bisa dikeroyok begitu Ar?" tanya Lita khawatir, menyodorkan botol air minum pada Arka dari dalam tas yang selalu dibawanya. "Mereka tidak terima, karena tawuran kemarin kalah saat melawan SMA Bina Bangsa," jawab Arka berbohong pada Lita.Arka meneguk air mineral itu sampai habis setengahnya, sementara setengahnya lagi ia guyurkan ke kepalanya. Rasa perih menjalar ke bagian wajah ya

    Last Updated : 2021-11-05
  • Cincin Rumput Liar   Lita Patah Hati

    Saat ini Lita tengah duduk dikelilingi oleh tiga orang laki-laki, ayahnya sendiri, Arka dan tentu saja gurunya yang sok kepo plus suka tebar pesona padanya siapa lagi kalau bukan Pak Aby.Mereka berempat sedang membahas acara yang akan diadakan saat weekend tiba, satu persatu memberi saran tempat wisata yang ada disekitar tempat mereka tinggal. Namun sudah hampir 2 jam tidak ada keputusan yang diambil. Lita tidak tahu kenapa ketiga orang itu dengan kompaknya ingin berlibur bersama saat weekend tiba. Tapi baguslah biar silaturahmi semakin terjaga pikir Lita. Pak Aby sesekali melirik Lita dan terseyum masam saat dengan lembutnya Lita mengelus kepala Arka yang diletakkan di bahunya. "Bisa-bisanya mereka berdua bermesraan dihadapan ku," batin Pak Aby. Herman yang dapat membaca raut wajah Pak Aby pun terkekeh mengetahui bahwa teman masa kecil Lita itu cemburu dengan Arka."Kenapa ayah cekikikan begitu yah? Kaya mbak Kunti di gang depan aja." Lita bertanya pada ayahnya karena heran dengan

    Last Updated : 2021-11-16
  • Cincin Rumput Liar   Cerita Pak Aby

    POV Pak AbyNamaku Abymana Prasetya, satu-satunya keturunan yang tersisa dari keluarga Prasetya. Bapak dan ibuku sudah meninggal sejak aku masih umur lima tahun, sehingga aku diasuh oleh nenekku yang seorang ibu tunggal dengan satu orang anak. Eyang Sekar Mulya Prasetya, orang yang sudah berjasa dalam kehidupanku itu sudah tenang di alam surga sana. Dulu, empat tahun yang lalu aku tidak pernah berfikir akan kehilangan Eyang Sekar dalam hidupku namun takdir berkata lain. Saat kecelakaan beruntun yang juga membuat gadis yang aku cintai menjadi hilang ingatan, membuat ku semakin runtuh diterpa badai yang tiba-tiba, saat dokter di rumah sakit yang menangani Tata mengatakan bahwa dia mengalami amnesia sebagian dan kemungkinan untuk sembuh hanya sedikit harapan. Flashback onRumah Sakit Permata saat itu tengah dibuat sibuk oleh adanya kasus kecelakaan beruntun yang menimpa beberapa mobil dijalan tol Utara ibu kota. Hiruk pikuk para dokter dan suster yang menangani pasien yang datang deng

    Last Updated : 2021-11-21

Latest chapter

  • Cincin Rumput Liar   Akhir Pengkhianatan

    Tempat baru, orang-orang baru dan negeri baru yang pertamakali Lita injak tanahnya tadi malam. Kemarin Lita benar-benar dijual kembali oleh Marco, laki-laki biadab yang hanya memikirkan tentang uang. Heiji, nama yang Lita pernah dengar saat masih berada di negara tercintanya Indonesia. Dan sekarang laki-laki berkulit putih dengan mata hazel berwarna biru terang serta pahatan wajah yang tegas itu tepat berada didepan Lita berdiri.Ken Heiji Nagawa, laki-laki berusia 28 tahun yang masih lajang itu membeli Lita dari Marco atas dasar untuk menjadikan Lita sebagai seorang pembantu di usaha gelapnya. Namun Heiji tidak menyangka akan langsung tertarik dengan Lita saat bertemu dengannya untuk pertama kali.Lita sendiri terpana dengan laki-laki asal Jepang itu, Lita tahu Heiji fasih berbahasa Indonesia. Jadi Lita tidak akan sulit untuk berkomunikasi dengan Heiji sekarang."Tuan, bisakah anda mengirim saya kembali ke Indonesia, kembali ke keluarga saya" pinta Lita pada Heiji yang ada didepanny

  • Cincin Rumput Liar   Hunian Laknat 2B

    Lita dengan tenang duduk di dalam mobil mewah yang membawanya menuju bandara, ya bandara seperti yang Lita dengar tadi dari Marco sebelum berangkat. Sebenarnya untuk kabur saat ini bisa saja dengan nekat melompat dari dalam mobil, karena Lita tidak satu mobil dengan Marco. Tapi Lita tidak cukup nyali untuk melompat keluar karena mobil yang melaju cukup cepat jadi bisa dipastikan kalau dirinya bisa saja terlindas mobil lain yang melaju dari arah berlawanan dengan mobil itu. Lita memilih menggunakan rencana yang disusunnya tadi saat masih berada di hunian Laknat tadi, seperti itu Lita menyebut tempat tinggal para pekerja seks. flashback onSetelah selesai membersihkan diri Lita keluar dari dalam kamar mandi. Kemudian duduk di atas ranjang sempit itu. Lita memandang para laki-laki yang bertingkah seperti wanita itu satu persatu.Lita tahu itu menyalahi kodrat sang pencipta, namun Lita yakin bahwa orang-orang yang tengah sibuk mempersiapkan make up itu pasti memiliki alasan masing-masi

  • Cincin Rumput Liar   Hunian Laknat 2A

    Sinar mentari tampak malu-malu menembus gorden berwarna coklat tua di kamar berukuran 3x3 meter itu. Namun mata gadis yang menempati kamar itu tidak kunjung bisa terlelap juga. Walaupun badannya sudah sangat terasa lelah, di situasi yang seperti dikandang harimau itu tak lantas membuat Lita bisa tenang.Dari semalam Lita mondar-mandir memikirkan bagaimana caranya agar bisa keluar dari hunian Laknat yang ditempatinya saat ini. Hingga lingkaran hitam dimatanya muncul dan mentari sudah tampak tak kunjung juga mendapatkan ide untuk kabur. "Ckckck, bagaimana aku bisa keluar dari sini. Terlalu banyak penjaganya" ucap Lita yang merasa sudah berada dititik frustasinya. Lita dari semalam melihat para penjaga yang mondar-mandir melakukan pengamanan diarea tersebut melalu kaca jendela di kamar itu. Bahkan Lita melihat wanita-wanita yang sepertinya berada dibawah tekanan bos Marco saat dibawa keluar dari hunian itu juga dilakukan penjagaan dengan ketat. Benar-benar seperti didalam kandang harim

  • Cincin Rumput Liar   Hunian Laknat

    Pak Aby hampir tengah malam sampai di rumah keluarga Lita, tapi dengan tangan kosong dirinya pulang. Herman dan Hastina yang menunggu dengan harap-harap cemas di depan rumahnya langsung berbinar saat melihat mobil Pak Aby masuk ke halaman rumah. Namun rasa senang itu seketika lepas tergantikan rasa sesak di dada saat melihat Pak Aby keluar dari dalam mobil sendirian. "Dimana Lita nak?" tanya Hastina lembut pada Pak Aby sembari celingukan kesana-kemari. "Iya dimana anakku?" Herman juga menodongkan pertanyaan yang sama pada Pak Aby. Pak Aby merasa sangat bersalah pada kedua orangtua Lita, "Maaf Tante, om." Seketika pertahanan Hastina runtuh begitu saja saat mendengar jawaban dari Pak Aby. Air matanya tidak dapat dibendung lagi. "Dimana kamu nak," lirih Hastina. "Tenanglah Bu, kita pasti akan menemukan Lita," ucap Herman menenangkan istrinya. Herman juga tidak kalah sedih dan marah. Emosinya bercampur menjadi satu. "Sialan Arka itu, berani sekali dia membohongi kita semua," ucap He

  • Cincin Rumput Liar   Transaksi Kapal Terlarang

    Hiruk pikuk orang-orang di pelabuhan mengangkut barang yang dinaikkan ke kapal tidak serta merta membuat Hadi takut membawa Lita menuju kapal yang sudah menunggunya sejak sore tadi. Hadi melipir menuju area terlarang di pelabuhan itu agar apa yang akan dilakukannya tidak diketahui oleh orang-orang. Setelah memberitahukan tujuanya kepada para penjaga, Hadi lolos untuk menuju kapal terlarang yang ada di pelabuhan paling ujung itu. Lita melihat bahwa bukan dirinya saja yang dibawa menuju kapal itu. Ada beberapa gadis seumurannya dan beberapa wanita berusia tiga puluhan yang ada disitu juga, tetapi mereka jauh lebih tenang, mereka juga dibawa menuju sisi dek yang berbeda dengan Lita. Gemerlap lampu-lampu suasana pelabuhan yang membius mata seakan menampakkan keindahan pinggiran pantai disisi Utara itu, namun itu tidak berlaku bagi Lita. Lita yang berjalan terseok-seok ditodong senjata oleh Hadi dari belakang membuat gadis yang akan merayakan ulang tahunnya sebentar lagi itu bergidik nge

  • Cincin Rumput Liar   Jebakan Arka

    Arka tersenyum penuh kemenangan saat kedua orang tua Lita mengijinkan dirinya untuk menemui Lita. Arka berjalan menuju ke kamar milik Lita, mengetuk pintu kamar yang terbuka itu dengan pelan.Tok TokTokLita yang mendengar ketukan pintu bangun dari tidurnya, mendudukkan dirinya di atas ranjang kemudian berkedip beberapa kali. Matanya membulat sempurna saat melihat sosok Arka berada diambang pintu.Dengan mata yang bengkak karena menangis terus-menerus membuat wajah Lita menjadi begitu berantakan namun tetap cantik. "Mau apa loe kesini Ar?" tanya Lita dengan nada lembut pada Arka, Lita masih berharap kalau Arka tidaklah serius dengan apa yang dikatakan padanya saat itu.Arka berjalan mendekat ke arah Lita duduk, berdiri didepannya kemudian berkata dengan nada serius, "Gue tidak pernah bercanda dengan apa yang gue katakan Ta."Lita tertawa sinis saat mendengar itu, "Jadi benar?""Buat apa loe kesini?" sambung Lita lagi bertanya pada Arka tentang tujuannya.Arka memegang tangan Lita de

  • Cincin Rumput Liar   Sesuatu yang diinginkan

    "Semua yang ada padamu akan aku miliki secara perlahan namun Pasti" __CitraAmbisi Citra yang selalu menginginkan apa yang dimilik dan apa yang di dekat Lita membuat Citra menjadi seorang cewek yang iri hati terhadap sahabatnya itu. Kemarin Citra sudah berhasil menghancurkan Lita dengan memiliki Arka, laki-laki yang menjadi cinta pertama Lita. Benar-benar membuat Citra puas dan tersenyum lebar pagi ini.Namun ambisinya belum juga selesai sebelum Lita benar-benar hancur, seperti saat ini Citra tengah berada diruang wali kelasnya itu. Citra tahu bahwa diam-diam wali kelasnya itu selalu memperhatikan Lita, Citra pun tidak mau kalah dengan mendekati Pak Aby. "Pak, saya ingin dekat dengan bapak," ucap Citra blak-blakan pada Pak Aby. "Kenapa kamu ingin dekat dengan saya," tanya Pak Aby penasaran pada Citra, Pak Aby tahu kalau niat Citra tidaklah baik. Citra berjalan mendekati Pak Aby, berdiri di samping pria yang tengah sibuk dengan laptopnya itu. Berbisik dengan nada seksi di telinga sa

  • Cincin Rumput Liar   Cerita Pak Aby

    POV Pak AbyNamaku Abymana Prasetya, satu-satunya keturunan yang tersisa dari keluarga Prasetya. Bapak dan ibuku sudah meninggal sejak aku masih umur lima tahun, sehingga aku diasuh oleh nenekku yang seorang ibu tunggal dengan satu orang anak. Eyang Sekar Mulya Prasetya, orang yang sudah berjasa dalam kehidupanku itu sudah tenang di alam surga sana. Dulu, empat tahun yang lalu aku tidak pernah berfikir akan kehilangan Eyang Sekar dalam hidupku namun takdir berkata lain. Saat kecelakaan beruntun yang juga membuat gadis yang aku cintai menjadi hilang ingatan, membuat ku semakin runtuh diterpa badai yang tiba-tiba, saat dokter di rumah sakit yang menangani Tata mengatakan bahwa dia mengalami amnesia sebagian dan kemungkinan untuk sembuh hanya sedikit harapan. Flashback onRumah Sakit Permata saat itu tengah dibuat sibuk oleh adanya kasus kecelakaan beruntun yang menimpa beberapa mobil dijalan tol Utara ibu kota. Hiruk pikuk para dokter dan suster yang menangani pasien yang datang deng

  • Cincin Rumput Liar   Lita Patah Hati

    Saat ini Lita tengah duduk dikelilingi oleh tiga orang laki-laki, ayahnya sendiri, Arka dan tentu saja gurunya yang sok kepo plus suka tebar pesona padanya siapa lagi kalau bukan Pak Aby.Mereka berempat sedang membahas acara yang akan diadakan saat weekend tiba, satu persatu memberi saran tempat wisata yang ada disekitar tempat mereka tinggal. Namun sudah hampir 2 jam tidak ada keputusan yang diambil. Lita tidak tahu kenapa ketiga orang itu dengan kompaknya ingin berlibur bersama saat weekend tiba. Tapi baguslah biar silaturahmi semakin terjaga pikir Lita. Pak Aby sesekali melirik Lita dan terseyum masam saat dengan lembutnya Lita mengelus kepala Arka yang diletakkan di bahunya. "Bisa-bisanya mereka berdua bermesraan dihadapan ku," batin Pak Aby. Herman yang dapat membaca raut wajah Pak Aby pun terkekeh mengetahui bahwa teman masa kecil Lita itu cemburu dengan Arka."Kenapa ayah cekikikan begitu yah? Kaya mbak Kunti di gang depan aja." Lita bertanya pada ayahnya karena heran dengan

DMCA.com Protection Status