Share

24. Makin tak dihargai

Penulis: TrianaR
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Part 24

"Oh, jadi inget pulang juga?" tukas Kartika dengan nada ketus, saat aku pulang pagi.

Aku terdiam, ia masih ngoceh tak jelas.

"Ketemu gak mantan istrimu itu? Heh, dilihat dari raut wajahmu pasti dia gak ketemu, betul kan? Terus kemana semalaman?" sahutnya lagi.

"Nginep di rumah ibu."

"Oh, ibumu yang benalu itu ya."

"Cukup Kartika! Kamu keterlaluan! Jangan hina ibuku!"

"Lho buktinya memang begitu, kan? Ibumu itu cuma tau meres uang menantunya!"

Hampir saja kulayangkan tangan ini untuk menampar pipinya kalau tak mengingat ia sedang mengandung.

"Kenapa berhenti? Ayo tampar saja! Takut kalau aku laporkan KDRT?"

"Maaf."

Aku melengos berlalu ke dalam lalu segera mengambil air minum. Cukup lama menenangkan hati, akhirnya aku bisa sedikit lebih tenang. Kulihat Kartika masih santai saja berbaring di ranjangnya sembari memainkan handphone.

"Kamu gak masak buat sarapan?" tanyaku.

Ia diam saja pura-pura tak mendengar ucapanku, netranya fokus pada layar benda pipih itu. Sepertinya percuma s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   25. Masalah lain yang membelit

    Part 25Kartika justru memandangku dengan tatapan sinis. "Menyesal aku menikah denganmu, Mas!"Bagai disambar petir saat ia bilang menyesal menikah denganku. Jadi selama ini dia tak benar-benar mencintaiku? Dia hanya memanfaatkan kebodohanku saja?"Apa kau sadar, apa yang kau ucapkan Kartika?""Ya! Aku sangat sadar. Kamu hanya lelaki kere yang gak punya pekerjaan! Dulu memang sih aku jatuh cinta padamu, tapi rasanya sia-sia setelah kehidupan pernikahanku denganmu seperti ini! Menyedihkan! Aku bahkan tak punya tabungan sepeserpun darimu! Kamu itu lelaki payah!""Cukup, Kartika!!""Kenapa?! Itu memang benar adanya! Kamu tuh gak punya harga diri! Harga dirimu cuma sebesar ini ya, hah?! Kamu dengar ini mas, kamu hanya lelaki pecundang! Bahkan untuk menghidupi diri sendiri pun tak bisa! Bagaimana menghidupiku? Aku butuh uang, aku butuh baju-baju. Aku butuh make up, aku butuh perhiasan. Terus bagaimana dengan anak ini nanti, kalau pekerjaanmu cuma kuli panggul?""Terus kau mau apa? Sementar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chat Mesra Di Nomor Suami   26. Kebakaran di kantor Rusdy

    Part 26"Begini Nak, kedatangan kami kesini karena ingin melamarmu. Kami sudah tahu semua tentangmu, dan kami mantap ingin menjadikanmu sebagai menantu di keluarga kami, sebagai istri Rusdy. Perasaan Rusdy juga sudah mantap pada pilihannya. Kira-kira bagaimana jawabanmu? Jawab sesuai hatimu saja, jangan merasa tak enak pada kami ..."Reina tertunduk malu, ketika Pak Hadiyan mengatakan hal itu. Jadi mereka melamarku? Tapi kan aku belum lama bercerai, masa ... Batin Reina mulai bertanya-tanya dalam kebimbangan.Reina melirik Rusdy yang juga tengah memandangnya. Tatapan mereka bersirobok selama beberapa detik. Wanita itu memalingkan pandangannya lalu menatap wajah teduh Bu Hadiyan yang juga tengah menanti jawabannya."Beri saya waktu untuk berpikir dulu, Pak, Bu. Perceraian waktu itu membuatku tak bisa gegabah mengambil keputusan. Saya tidak ingin hancur untuk kedua kalinya," jawab Reina."Baiklah, kami mengerti perasaanmu, Nak. Kapan kau akan memberikan kami jawaban, Nak? Sebulan dua

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chat Mesra Di Nomor Suami   27. Ayo kita rujuk!

    Part 27POV HendiSebuah panggilan dari nomor Freya.[Halo ada apa, Fre?][Ini ibu][Ada apa, Bu?][Hen, cepat pulang. Freya, Hen ...][Freya kenapa?][Cepat pulang saja, Hen. Ibu tidak bisa menjelaskan di telepon]Mendengar ucapan ibu yang terdengar panik, aku segera berpamitan pada juragan dan bergegas pulang.Sekejap saja aku sudah sampai di rumah. Ibu masih menangis histeris, sedangkan para warga berusaha membangunkan Freya. Darah berceceran di lantai."Ini kenapa dengan Freya, Bu. Ayo Bu, langsung bawa ke rumah sakit.""Ibu gak tau, Nak."Aku segera meminjam mobil siaga desa, lalu membawa Freya ke rumah sakit terdekat."Bu, kenapa gak langsung bawa Freya ke Rumah Sakit sih, Bu?""Ibu bingung Hendi, ibu gak punya uang. Ibu malu pinjam ke tetangga, utang ibu udah numpuk," sahut ibu sambil terisak.Kepalaku mendadak pening, benar juga kami udah gak punya uang sepeserpun.Sesampainya di rumah sakit, Freya langsung dibawa masuk ke UGD dan ditangani para medis.Satu fakta yang membuatk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chat Mesra Di Nomor Suami   28. Pekerjaan baru

    Part 28POV Hendi"Mas, apa aku terlihat berbohong?" tanya Kartika, netranya terus memandangku tanpa henti.Ah, entahlah ... Besok akan kuikuti kemana kamu pergi. Aku butuh kejelasan. Sepertinya kamu memang sudah mahir berbohong."Penampilanmu kusut sekali, mandi dulu gih biar seger," tukas Kartika kembali. "Mau aku siapkan air hangat?""Tidak usah, aku bisa sendiri," jawabku sedikit ketus."Kok kamu bicaranya ketus gitu sih, Mas? Kamu masih marah sama aku? Aku minta maaf, Mas.""Bukan itu.""Terus?""Freya masuk rumah sakit, tadi aku pinjam uangnya Reina.""Apa?""Ya mau gimana lagi, aku gak punya uang sebanyak itu untuk bayar biaya perawatannya.""Ya sudah, kamu mandi dulu. Aku siapin makanan. Kamu belum makan kan, Mas?"Aku menggeleng. Tumben Kartika perhatian, apakah dia menyembunyikan sesuatu?Gegas membasuh diri dengan guyuran air untuk menghilangkan rasa penat, gerah dan keringat.Benar saja, selesai mandi kulihat Kartika sudah menyiapkan makanan. Dia yang biasanya acuh mendada

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chat Mesra Di Nomor Suami   29. Siapa mereka?

    Part 29Sejak lamaran Mas Rusdy tempo hari membuatku tak bisa tidur dengan benar. Aku selalu memikirkannya. Pantaskah orang biasa seperti aku bersanding dengan seorang pengusaha muda yang hebat? Sekarang, bila mengingatnya saja hatiku berdebar-debar tak karuan. Ah, sebenarnya ada apa ini? Ini pasti karena mereka orang baik, makanya aku merasa nyaman dekat dengan keluarga Pak Hadiyan, apalagi beliau adalah sahabat ayah.Semenjak hari itu, Mas Rusdy seringkali mengirim chat WA, berisi tentang perhatiannya yang sederhana. Sudah makan belum, sudah sholat belum, serta ucapan selamat pagi, selamat beraktifitas atau bahkan selamat malam, selamat tidur, mimpi yang indah. Pesan-pesan itu selalu disertai emoticon smile, love dan yang lainnya membuat hatiku makin berdebar-debar.Pukul sembilan malam, aku baru saja merebahkan diri diatas springbed. Suara dering telepon mengejutkanku. Malam-malam begini siapa yang telepon ya?Kutatap layar benda pipih itu, sebuah panggilan dari Bu Hadiyan."Hallo

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chat Mesra Di Nomor Suami   30. Tak pernah bosan mengajakmu menikah

    Part 30"Mas, ada apa ini? Kamu tahu mereka?"Mas Rusdy terdiam, sepertinya enggan untuk menjawab apapun. Lelaki itu mengeluarkan handphone dari saku kemejanya, dan mengetik sesuatu disana. Aku baru melihatnya, wajahnya tampak begitu serius.[Hallo Dan, segera kesini ya, bawa orang-orangmu. Aku dikepung]Singkat dan jelas, ia menyuruh orang yang dipanggil 'Dan' diujung telepon."Maaf Mbak Reina. Ini semua salahku, kamu jadi ikut terkena masalah. Tapi jangan khawatir ya, anak buahku akan segera kesini," ucap Mas Rusdy menenangkan."Kamu punya musuh, Mas?" tanyaku lagi. Lelaki itu menghela nafas dalam-dalam."Musuh dalam bisnis itu sudah biasa kan? Cuma aku tak habis pikir mereka bergerak secepat ini," sahutnya lagi. Jantungku mulai berdebar karena takut."Memangnya apa yang kau lakukan, Mas?" tanyaku dengan nada gemetar. Aku penasaran kenapa bisa Mas Rusdy punya musuh, bukankah dia orang yang baik?"Tidak ada. Ini pasti mereka tidak terima karena aku kembali memenangkan tender. Tenangl

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chat Mesra Di Nomor Suami   31. Dilamar

    Part 31"Ya, tapi aku takkan pernah bosan untuk mengajakmu menikah."Ucapnya kala itu. Keseriusan di wajahnya tampak begitu nyata. Apakah benar Mas Rusdy adalah jodohku? Tapi jawabanku masih sama, tiga bulan lagi akan memberikannya kepastian.***Hari-hari berlalu, tak ada kejadian yang berarti. Teror-teror itu tak lagi menghampiri. Mungkin Mas Rusdy sudah berhasil mengatasinya dengan baik.Semua kulewati seperti biasa, menjadi pemilik toko sembako, dengan kesibukan yang ala kadarnya. Semakin hari toko menjadi semakin ramai pesanan.Hingga suatu ketika Freya--mantan adik ipar itu datang padaku, ia meminta pekerjaan untuk meringankan beban ibunya yang katanya sekarang sakit-sakitan. Ya, akhir-akhir ini aku memang jarang mendengar kabar tentang Bu Wirda. Selain kabar Mas Hendi yang sekarang sudah mendapatkan pekerjaan menjadi sopir ekspedisi."Mbak, bolehkah aku bekerja di toko Mbak? Aku ingin bantu-bantu ibu, sekarang ibu sakit-sakitan. Sedangkan Mas Hendi, dia memang sudah dapat peke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chat Mesra Di Nomor Suami   32. Dicegat polisi

    Part 32"Kerjamu bagus, ini bonus buat kamu," ujar Bos Komara setelah aku kembali pulang. Lima hari dalam perjalanan rasanya begitu sangat melelahkan. Sudah empat bulan ini aku kerja dengan Bos Komara. Kalau tak menjadi sopir ekspedisi. Aku bekerja di gudang penyimpanan bagian packing barang, tas, sepatu dan barang-barang impor yang lain. Tapi gajinya jauh berbeda saat bekerja menjadi sopir ekspedisi. Mungkin karena menjadi sopir lebih beresiko di jalan.Untuk menjadi sopir ekspedisi, ini kali keempat aku pulang dari perjalanan. Setelah sebelumnya menempuh jarak lima hari di perjalanan, karena jarak tempuh yang sangat jauh jadi membutuhkan waktu yang sangat lama. Aku terima amplop pemberian dari Bos Komara, tidak tanggung-tanggung totalnya lima juta rupiah. Wah kalau sekali jalan bisa dapat segini, ekonomi keuangan keluarga bisa terselamatkan. Waktu pertama kali sampai ketiga kali, Bos Komara hanya memberi upah tiga juta saja beserta bonus, tak apa mungkin karena masih baru. Tapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   84. Sebuah Akhir

    Season 2 Part 26"Mbak Anita, aku titip Bayu. Tolong jaga dan rawat dia dengan baik. Anggap saja dia sebagai anakmu. Aku percaya padamu, sekali lagi maaf aku merepotkanmu," ucap Viona sesaat sebelum masuk ke jeruji besi.Dia divonis bersalah dengan masa hukuman lima belas tahun penjara. Kulirik bocah kecil dalam gendonganku, aku trenyuh saat menatapnya. Di usia sekecil ini, ia harus ditinggal oleh ayah dan ibunya. Rasa kasihan muncul begitu saja. Ya, aku merasa kasihan, takutnya ia terlantar.Aku melirik lelaki yang berdiri di sampingku. Ia tersenyum."Ikuti saja kata hatimu."Hanya ucapan itu yang keluar dari bibirnya, membuat tekadku mantap untuk merawatnya layaknya anakku sendiri. Walaupun kedua orangtuanya pernah menyakitiku, tapi anaknya tidak bersalah. Mungkin ini ujian bagiku agar tetap bersabar.***"Dek, besok kakak akan resmi melamarmu bersama orang tua kakak. Setelah itu, kakak akan langsung mengurus pernikahan kita," ucapnya saat itu. Enam bulan sudah berlalu, ia masih sa

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   83. Dinyatakan bersalah

    Season 2 Part 25POV Viona"Maaf. Maafkan semua kesalahanku. Aku sudah berbuat jahat padamu.""Apa maksudmu, Mbak?""Aku ... Aku ..."Kuhela nafas dalam-dalam, untuk meringankan gejolak di dada. Baiklah, aku ingin berubah. Hukuman apapun akan kuterima. Aku sudah salah, jadi harus kupertanggungjawabkan ini semua. "Sebentar mbak, sepertinya pembicaraan ini cukup serius. Aku bawa Bayu ke kamar dulu."Aku memandanginya, Anita terlihat begitu tulus sayang sama Bayu. Tak lama, Anita kembali."Ada apa, Mbak?" tanyanya."Maafkan atas semua kesalahanku. Aku, aku yang sudah membuatmu celaka," sahutku sambil terisak."Apa kamu bilang?"Plaaakk!!Tiba-tiba, sebuah tamparan mendarat di pipiku. Kurasakan pipiku sangat panas, pedih dan perih."Kak, jangan kasar sama wanita. Kasihan, Kak." Kupegang pipi yang pasti sudah memerah ini. Lelaki itu yang sudah menamparku. Justru dia yang lebih marah dari pada Anita. Matanya nyalang menatap ke arahku."Duh, kamu ini terlalu baik, Dek! Wanita sejahat dia t

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   82. Tersiksa

    Season 2 Part 24POV VIONA"Viona sayang, cepat kau siap-siap," ucap Leo sambil mengedipkan mata genitnya."Mau kemana?""Kamu gak mau kan tertangkap polisi?""Maksudnya?""Sayang, polisi mulai mengejar kita. Apa kamu mau hidup di penjara?"Aku menggeleng perlahan. Dadaku berdegup lebih kencang. Entahlah selama beberapa hari ini hidupku tidak tenang, seperti dikejar-kejar oleh perasaan bersalah."Kita akan pergi keluar kota, luar pulau kalau bisa.""Beri aku waktu.""Baiklah, mulai besok kita akan pergi.""Tapi--""Ah iya satu lagi, sekarang kau sudah jadi milikku. Bercerailah dari suamimu. Terserah apapun alasanmu, kamu harus berpisah dengannya."Aku menunduk dalam. Kalau akhirnya seperti ini, aku tak mungkin mau mencelakai Anita. Yang kudengar kabar terakhir tentang Anita, dia lolos dari maut. Tapi kenapa polisi justru akan menangkapku? Yang bersalah disini adalah Leo, bukan aku. Kenapa kesialan terus menerus menghantuiku? "Bukankah dia tidak jadi mati? Kenapa polisi--""Polisi te

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   81. Kehilangan

    Season 2 Part 23POV AryaUntuk beberapa jeda, Anita menoleh ke arahku, tatapannya begitu sayu dan mendung."Kak, apa yang terjadi?" tanyanya pelan. Anita terlihat sangat lemah.Aku hanya tersenyum, belum berani mengatakan yang sejujurnya. Takut ia kembali shock.Tak lama, perawat datang bersama dokter jaga. Lalu memeriksa kondisi Anita. Kondisinya memang belum stabil, tapi sudah menunjukkan kemajuan."Kak, gimana keadaan ayah?" tanyanya kemudian.Deg. Bagaimana aku menyampaikan berita sebenarnya pada Anita. Haruskah kukatakan yang sejujurnya? Tapi aku takut kondisinya akan drop kembali."Tenanglah dek, ayahmu baik-baik saja. Kamu harus sehat ya, jangan pikirkan yang lain dulu."Anita mengangguk lalu tersenyum. Tiba-tiba ia meraba perutnya."Bayiku, mana bayiku...?! Mana bayiku?!" tanyanya histeris, saat menyadari kehilangannya."Sayang, tenanglah. Bayimu sudah tidak merasakan sakit lagi. Kamu kegugur--""Tidak, itu tidak mungkin! Aku tidak mungkin keguguran, Kak! Tolong kembalikan ba

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   80. Duka mendalam

    Season 2 Part 22"Paman tahu perasaanmu padanya. Kamu mencintai Anita, bukan? Paman merestui kalian. Tolong jaga Anita untuk paman--"Suaranya tertahan, tanpa terasa butiran bening jatuh di pipi keduanya. "Ya, Paman, pasti. Paman tidak usah khawatir, saya akan menjaga mereka dengan baik. Paman, cepatlah sembuh, agar bisa melihat pernikahan kami."Pak Rusdy tersenyum, kemudian ia pamit untuk tidur. Arya tak pernah menyangka kalau tidurnya adalah tidur untuk selamanya dan tak pernah kembali lagi."Innalilahi wa innailaihi roji'un--" ucap dokter saat ia memeriksanya.Semua hening, seolah tak percaya Pak Rusdy berpulang begitu cepat, padahal Anita pun belum sadar dari komanya.Fandi dan Bi Surwi menangis tergugu. Kehilangan orang yang sangat penting dalam hidup adalah menyakitkan.Arya menelepon beberapa orang kepercayaannya, untuk mengurus segala keperluan pemakaman Pak Rusdy.Para relasi, karyawan serta staff perusahaan ikut berbela sungkawa atas kepergiannya.***Sementara di balik je

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   79. Kecelakaan

    Season 2 Part 21"Tentang perasaan kakak padamu. Kakak tahu ini tabu. Tapi---" ucapannya terhenti ketika melihat sosok laki-laki paruh baya itu datang mendekat."Lho kok pada diam? Lagi pada serius ngobrolin apa?" tanya Pak Rusdy.Mereka saling berpandangan. Tegang."Ah itu Paman ..." Arya melirik ke arah Anita yang tampak menggeleng pelan lalu menunduk dalam. Sepertinya ia tak setuju kalau Arya mengatakan yang sejujurnya. Ia takut sang ayah tidak setuju."Sini duduk dulu, Paman. Biar sekalian saya kupasin buahnya ya, hahaha ..." Arya mencoba mencairkan suasana. Pak Rusdy hanya tersenyum simpul lalu melirik putrinya yang sedari tadi diam."Menurut Paman gimana kalau ada laki-laki yang menyukai Anita dan melamarnya?" tanya Arya basa-basi sembari mengupas buah apel yang ada di tangannya."Memangnya siapa? Dia tidak dekat dengan siapapun kecuali kamu," sahut Pak Rusdy."Hahaha, ini kan misalnya ...""Paman tidak akan memaksa Anita lagi, semua terserah padanya. Kalau Anita suka, Paman ak

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   78. Tentang Perasaan

    Season 2 Part 20"Apaaa? gagal, Mas?" pekik Viona, kecewa."Sorry Vi, tadi keburu ada yang dateng menolongnya, kami sempat berkelahi, terus ada polisi juga. Jadi kami kabur.""Ish ... Punya mantra apa sih wanita itu, kenapa selalu saja beruntung! Pokoknya aku gak mau tau ya mas, kamu harus menghancurkan dia! Bagaimanapun caranya.""Iya, iya Viona'ku sayang. Kamu jangan khawatir.""Pokoknya aku mau lihat dia hancur, Mas! Karena dia sudah menghancurkanku!" seru Viona lagi. Dendam dan amarah kasih menguasai hatinya.***Arya membopong tubuh Anita dan membawanya masuk ke dalam mobil. Perasaanya diliputi kekhawatiran yang berlebih. Ia takut terjadi apa-apa terhadap Anita. Arya mengendarai mobilnya cukup kencang. Sampai di rumah sakit, Anita langsung ditangani oleh tenaga medis.Laki-laki itu tampak berjalan mondar-mandir di depan ruang perawatan. Gelisah. Ia masih menunggu hasil pemeriksaan Anita. Entahlah, ia sendiri tidak tahu jelas dengan perasaannya. Perasaannya bukan hanya sekedar ra

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   77. Dihadang orang tak dikenal

    Season 2 Part 19Usai kepergian Mas Bagus, aku masih berada di kantor, menunggu ayah dan Kak Arya selesai meeting lanjutan. Rencananya kami akan pulang bersama sore nanti.***"Bagaimana perasaanmu, Nak? Apa kamu sudah lebih baik?" tanya ayah saat kami akan berjalan menuju ke rumah. "Ya, Ayah. Jauh lebih baik dari sebelumnya," sahutku seraya mencari kunci pintu."Syukurlah. Kapan kamu mau pindah dari sini?""Ayah, Anita perlu waktu untuk mengemas barang-barang disini.""Gak usah khawatir, biar kakak bantu," tukas Kak Arya.Mereka duduk di sofa sambil menyenderkan tubuhnya, sesekali matanya tampak terpejam. Tiba-tiba ponsel ayah berdering."Assalamualaikum, ya halo. Ada apa, Bi? Fandi? Ya, ya saya segera pulang."Ayah beranjak dari duduknya. "Kenapa, Ayah? Ada apa dengan Fandi?" tanyaku khawatir."Kata Bi Surwi, tubuhnya babak belur. Mungkin berkelahi lagi itu anak. Ayah pulang dulu ya," sahut ayah agak tegang."Nita ikut, Yah.""Jangan. Kamu istirahat disini saja. Gak boleh stress

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   76. Dendam yang kian terpupuk

    Season 2 Part 18POV Viona"Selamat sore, dengan Bu Viona?" --ucap suara dari seberang telepon."Iya saya sendiri," sahut wanita itu harap-harap cemas."Kami dari kepolisian.""Iya pak, ada apa?""Pak Bagus ditangkap atas tuduhan korupsi dan menggelapkan uang perusahaan.""Apaa?""Kami hanya ingin menginformasikan hal itu, bila ada pertanyaan lebih lanjut, silahkan datang ke kepolisian.""Baik, pak. Terima kasih""Sama-sama. Selamat sore.""Sore"Panggilan itu terputus begitu saja. Kenapa Mas Bagus bisa di penjara? Siapa yang melaporkannya? Bukankah ia menantu pemilik perusahaan? Kenapa ambil sedikit uangnya saja dituduh korupsi dan menggelapkan uang perusahaan? Lalu bagaimana dengan nasibku dan Bayu? Apalagi pembangunan rumah di kampung belum selesai, sekarang justru Mas Bagus masuk penjara. Aargghh.Anita pasti bisa membantunya keluar dari penjara. Aku yak

DMCA.com Protection Status