Part 20POV HendiKartika menolak berangkat bersamaku dan lebih memilih naik taksi.Kuembuskan nafas panjang, biarkan sajalah. Ada benarnya juga ucapan Kartika, nanti riasannya berantakan.Tak lama setelah Kartika pergi, kulajukan motorku dengan kecepatan sedang. Saat melewati ruko Reina. Tokonya sudah tutup sedangkan wanita itu tengah berdiri di pinggir jalan. Ia menenteng sebuah tas pesta. Kulihat dandanannya tak seperti biasanya, ia sangat cantik mengenakan gamis brokat warna merah marun dengan jilbab warna senada, ia benar-benar terlihat sangat cantik. Kenapa aku baru menyadarinya sekarang!Hingga sampai diujung jalan menuju jalan utama, kulihat Kartika turun dari taksi lalu masuk ke mobil mewah. Mobil siapa itu?Kuikuti kemana mereka pergi, namun ternyata tujuannya tidak jauh berbeda. Di sebuah pesta perayaan kantorku.Sampai di parkiran, seorang lelaki turun dari mobil lalu membuka pintu mobil untuk Kartika. Keduanya saling lempar senyum lalu cipika-cipiki, bahkan Kartika mengge
Part 21POV Hendi"Manager cabang kantor kita yang baru akan dijabat oleh ...."Aku tercengang melihatnya, saat tiba-tiba Rusdy mengalungkan untaian bunga itu ke leher Jordan Raditya. "Selamat buat bapak Jordan Raditya, bapak resmi menjabat sebagai Manager di kantor ini. Silahkan berikan selamat pada bapak Jordan."Suara MC itu membuatku muak. Ini pasti salah. Tidak mungkin. Jordan adalah bawahanku, mana mungkin dia langsung lompat jabatan jadi manager."Maaf pak, saya tidak terima. Apa alasannya, bukan saya yang terpilih?" protesku hingga mampu meredam suara riuh tamu yang datang.Rusdy tersenyum, lalu mendekat ke arahku. "Maaf Pak Hendi, anda kurang kompeten dalam bekerja," jawab Rusdy santai."Tidak mungkin! Bukankah waktu itu bapak bilang, prestasiku bagus? Aku yakin, pasti ada alasan lainnya!" selaku tak terima."Ya! Tidak mungkin saya berikan jabatan penting ini pada seorang pengkhianat.""Apa maksudmu, Pak? Selama ini saya bekerja dengan sepenuh hati.""Orang yang pernah berk
Part 22[Weekend nanti, harus datang ya, aku ada kejutan untukmu, Mbak]Kejutan? Kejutan apa? Ada-ada saja ini Mas Rusdy.Tak kuhiraukan pesan WA-nya tapi lagi-lagi ia menghubungiku, memastikan agar aku datang ke acara peresmian kantornya. [Iya, nanti saya usahakan datang, Mas] balasku. ***Keesokan harinya, karena ada masalah dengan supplierku, barang yang dikirimkan tidak sesuai dengan datanya, maka dari itu aku akan langsung komplen kesana langsung, awalnya Adit sudah kesana namun tak ada tindak lanjutnya. Mereka seolah menyepelekan gegara yang datang hanya pegawaiku.Dengan mengendarai motor Scoopy-ku membelah jalanan kota. Aku rasa memang lebih nyaman pakai motor, terbebas dari macet. Bisa sesuka hati berhenti.Sampai di pusat toko grosir, banyak orang berlalu lalang. Aku sudah komplen dengan supplierku untuk mengirimkan kembali kekurangannya. Saat melangkah ingin pulang, tiba-tiba, mataku menangkap insiden yang memalukan. Seorang lelaki berpakaian preman hendak merebut tas wa
Part 23Tiba-tiba datang beberapa orang berpenampilan layaknya preman. Tanpa kompromi lagi, ia membuka pintu taksi mobil dan dengan kasar menyeretku keluar."Aaaauu ..."Maaf, ini ada apa ya?" tanyaku yang kian terpojok.Mereka semua justru tertawa mengejek."Bener kata si bos, dia cantik. Boleh juga nih kalau digilir," tukas salah seorang pria yang makin mendekat ke arahku. Ia mencengkram kuat tanganku."Tolong lepaskan, saya!" teriakku."Silahkan saja berteriak Nona, tidak akan ada yang menemukanmu disini. Hahhaha," seru pria itu seraya tertawa terbahak-bahak.Jantungku berdegup kian cepat. Rasa takut benar-benar menguasai diri. Aku takut sekali. Ya Allah bagaimana ini? Aku mohon perlindunganmu, Ya Allah ...Sebelah sisi bajuku sudah koyak, karena tingkah kasar preman itu. "Tolooong ..." teriakku berusaha mempertahankan diri. Walaupun tak berarti apa-apa karena tenaga lelaki preman itu lebih besar."Teriak saja Nona, sampai kau habis tenaga! Kalau kamu berontak seperti ini lebih ca
Part 24"Oh, jadi inget pulang juga?" tukas Kartika dengan nada ketus, saat aku pulang pagi.Aku terdiam, ia masih ngoceh tak jelas."Ketemu gak mantan istrimu itu? Heh, dilihat dari raut wajahmu pasti dia gak ketemu, betul kan? Terus kemana semalaman?" sahutnya lagi."Nginep di rumah ibu.""Oh, ibumu yang benalu itu ya.""Cukup Kartika! Kamu keterlaluan! Jangan hina ibuku!""Lho buktinya memang begitu, kan? Ibumu itu cuma tau meres uang menantunya!"Hampir saja kulayangkan tangan ini untuk menampar pipinya kalau tak mengingat ia sedang mengandung."Kenapa berhenti? Ayo tampar saja! Takut kalau aku laporkan KDRT?""Maaf."Aku melengos berlalu ke dalam lalu segera mengambil air minum. Cukup lama menenangkan hati, akhirnya aku bisa sedikit lebih tenang. Kulihat Kartika masih santai saja berbaring di ranjangnya sembari memainkan handphone."Kamu gak masak buat sarapan?" tanyaku.Ia diam saja pura-pura tak mendengar ucapanku, netranya fokus pada layar benda pipih itu. Sepertinya percuma s
Part 25Kartika justru memandangku dengan tatapan sinis. "Menyesal aku menikah denganmu, Mas!"Bagai disambar petir saat ia bilang menyesal menikah denganku. Jadi selama ini dia tak benar-benar mencintaiku? Dia hanya memanfaatkan kebodohanku saja?"Apa kau sadar, apa yang kau ucapkan Kartika?""Ya! Aku sangat sadar. Kamu hanya lelaki kere yang gak punya pekerjaan! Dulu memang sih aku jatuh cinta padamu, tapi rasanya sia-sia setelah kehidupan pernikahanku denganmu seperti ini! Menyedihkan! Aku bahkan tak punya tabungan sepeserpun darimu! Kamu itu lelaki payah!""Cukup, Kartika!!""Kenapa?! Itu memang benar adanya! Kamu tuh gak punya harga diri! Harga dirimu cuma sebesar ini ya, hah?! Kamu dengar ini mas, kamu hanya lelaki pecundang! Bahkan untuk menghidupi diri sendiri pun tak bisa! Bagaimana menghidupiku? Aku butuh uang, aku butuh baju-baju. Aku butuh make up, aku butuh perhiasan. Terus bagaimana dengan anak ini nanti, kalau pekerjaanmu cuma kuli panggul?""Terus kau mau apa? Sementar
Part 26"Begini Nak, kedatangan kami kesini karena ingin melamarmu. Kami sudah tahu semua tentangmu, dan kami mantap ingin menjadikanmu sebagai menantu di keluarga kami, sebagai istri Rusdy. Perasaan Rusdy juga sudah mantap pada pilihannya. Kira-kira bagaimana jawabanmu? Jawab sesuai hatimu saja, jangan merasa tak enak pada kami ..."Reina tertunduk malu, ketika Pak Hadiyan mengatakan hal itu. Jadi mereka melamarku? Tapi kan aku belum lama bercerai, masa ... Batin Reina mulai bertanya-tanya dalam kebimbangan.Reina melirik Rusdy yang juga tengah memandangnya. Tatapan mereka bersirobok selama beberapa detik. Wanita itu memalingkan pandangannya lalu menatap wajah teduh Bu Hadiyan yang juga tengah menanti jawabannya."Beri saya waktu untuk berpikir dulu, Pak, Bu. Perceraian waktu itu membuatku tak bisa gegabah mengambil keputusan. Saya tidak ingin hancur untuk kedua kalinya," jawab Reina."Baiklah, kami mengerti perasaanmu, Nak. Kapan kau akan memberikan kami jawaban, Nak? Sebulan dua
Part 27POV HendiSebuah panggilan dari nomor Freya.[Halo ada apa, Fre?][Ini ibu][Ada apa, Bu?][Hen, cepat pulang. Freya, Hen ...][Freya kenapa?][Cepat pulang saja, Hen. Ibu tidak bisa menjelaskan di telepon]Mendengar ucapan ibu yang terdengar panik, aku segera berpamitan pada juragan dan bergegas pulang.Sekejap saja aku sudah sampai di rumah. Ibu masih menangis histeris, sedangkan para warga berusaha membangunkan Freya. Darah berceceran di lantai."Ini kenapa dengan Freya, Bu. Ayo Bu, langsung bawa ke rumah sakit.""Ibu gak tau, Nak."Aku segera meminjam mobil siaga desa, lalu membawa Freya ke rumah sakit terdekat."Bu, kenapa gak langsung bawa Freya ke Rumah Sakit sih, Bu?""Ibu bingung Hendi, ibu gak punya uang. Ibu malu pinjam ke tetangga, utang ibu udah numpuk," sahut ibu sambil terisak.Kepalaku mendadak pening, benar juga kami udah gak punya uang sepeserpun.Sesampainya di rumah sakit, Freya langsung dibawa masuk ke UGD dan ditangani para medis.Satu fakta yang membuatk
Season 2 Part 26"Mbak Anita, aku titip Bayu. Tolong jaga dan rawat dia dengan baik. Anggap saja dia sebagai anakmu. Aku percaya padamu, sekali lagi maaf aku merepotkanmu," ucap Viona sesaat sebelum masuk ke jeruji besi.Dia divonis bersalah dengan masa hukuman lima belas tahun penjara. Kulirik bocah kecil dalam gendonganku, aku trenyuh saat menatapnya. Di usia sekecil ini, ia harus ditinggal oleh ayah dan ibunya. Rasa kasihan muncul begitu saja. Ya, aku merasa kasihan, takutnya ia terlantar.Aku melirik lelaki yang berdiri di sampingku. Ia tersenyum."Ikuti saja kata hatimu."Hanya ucapan itu yang keluar dari bibirnya, membuat tekadku mantap untuk merawatnya layaknya anakku sendiri. Walaupun kedua orangtuanya pernah menyakitiku, tapi anaknya tidak bersalah. Mungkin ini ujian bagiku agar tetap bersabar.***"Dek, besok kakak akan resmi melamarmu bersama orang tua kakak. Setelah itu, kakak akan langsung mengurus pernikahan kita," ucapnya saat itu. Enam bulan sudah berlalu, ia masih sa
Season 2 Part 25POV Viona"Maaf. Maafkan semua kesalahanku. Aku sudah berbuat jahat padamu.""Apa maksudmu, Mbak?""Aku ... Aku ..."Kuhela nafas dalam-dalam, untuk meringankan gejolak di dada. Baiklah, aku ingin berubah. Hukuman apapun akan kuterima. Aku sudah salah, jadi harus kupertanggungjawabkan ini semua. "Sebentar mbak, sepertinya pembicaraan ini cukup serius. Aku bawa Bayu ke kamar dulu."Aku memandanginya, Anita terlihat begitu tulus sayang sama Bayu. Tak lama, Anita kembali."Ada apa, Mbak?" tanyanya."Maafkan atas semua kesalahanku. Aku, aku yang sudah membuatmu celaka," sahutku sambil terisak."Apa kamu bilang?"Plaaakk!!Tiba-tiba, sebuah tamparan mendarat di pipiku. Kurasakan pipiku sangat panas, pedih dan perih."Kak, jangan kasar sama wanita. Kasihan, Kak." Kupegang pipi yang pasti sudah memerah ini. Lelaki itu yang sudah menamparku. Justru dia yang lebih marah dari pada Anita. Matanya nyalang menatap ke arahku."Duh, kamu ini terlalu baik, Dek! Wanita sejahat dia t
Season 2 Part 24POV VIONA"Viona sayang, cepat kau siap-siap," ucap Leo sambil mengedipkan mata genitnya."Mau kemana?""Kamu gak mau kan tertangkap polisi?""Maksudnya?""Sayang, polisi mulai mengejar kita. Apa kamu mau hidup di penjara?"Aku menggeleng perlahan. Dadaku berdegup lebih kencang. Entahlah selama beberapa hari ini hidupku tidak tenang, seperti dikejar-kejar oleh perasaan bersalah."Kita akan pergi keluar kota, luar pulau kalau bisa.""Beri aku waktu.""Baiklah, mulai besok kita akan pergi.""Tapi--""Ah iya satu lagi, sekarang kau sudah jadi milikku. Bercerailah dari suamimu. Terserah apapun alasanmu, kamu harus berpisah dengannya."Aku menunduk dalam. Kalau akhirnya seperti ini, aku tak mungkin mau mencelakai Anita. Yang kudengar kabar terakhir tentang Anita, dia lolos dari maut. Tapi kenapa polisi justru akan menangkapku? Yang bersalah disini adalah Leo, bukan aku. Kenapa kesialan terus menerus menghantuiku? "Bukankah dia tidak jadi mati? Kenapa polisi--""Polisi te
Season 2 Part 23POV AryaUntuk beberapa jeda, Anita menoleh ke arahku, tatapannya begitu sayu dan mendung."Kak, apa yang terjadi?" tanyanya pelan. Anita terlihat sangat lemah.Aku hanya tersenyum, belum berani mengatakan yang sejujurnya. Takut ia kembali shock.Tak lama, perawat datang bersama dokter jaga. Lalu memeriksa kondisi Anita. Kondisinya memang belum stabil, tapi sudah menunjukkan kemajuan."Kak, gimana keadaan ayah?" tanyanya kemudian.Deg. Bagaimana aku menyampaikan berita sebenarnya pada Anita. Haruskah kukatakan yang sejujurnya? Tapi aku takut kondisinya akan drop kembali."Tenanglah dek, ayahmu baik-baik saja. Kamu harus sehat ya, jangan pikirkan yang lain dulu."Anita mengangguk lalu tersenyum. Tiba-tiba ia meraba perutnya."Bayiku, mana bayiku...?! Mana bayiku?!" tanyanya histeris, saat menyadari kehilangannya."Sayang, tenanglah. Bayimu sudah tidak merasakan sakit lagi. Kamu kegugur--""Tidak, itu tidak mungkin! Aku tidak mungkin keguguran, Kak! Tolong kembalikan ba
Season 2 Part 22"Paman tahu perasaanmu padanya. Kamu mencintai Anita, bukan? Paman merestui kalian. Tolong jaga Anita untuk paman--"Suaranya tertahan, tanpa terasa butiran bening jatuh di pipi keduanya. "Ya, Paman, pasti. Paman tidak usah khawatir, saya akan menjaga mereka dengan baik. Paman, cepatlah sembuh, agar bisa melihat pernikahan kami."Pak Rusdy tersenyum, kemudian ia pamit untuk tidur. Arya tak pernah menyangka kalau tidurnya adalah tidur untuk selamanya dan tak pernah kembali lagi."Innalilahi wa innailaihi roji'un--" ucap dokter saat ia memeriksanya.Semua hening, seolah tak percaya Pak Rusdy berpulang begitu cepat, padahal Anita pun belum sadar dari komanya.Fandi dan Bi Surwi menangis tergugu. Kehilangan orang yang sangat penting dalam hidup adalah menyakitkan.Arya menelepon beberapa orang kepercayaannya, untuk mengurus segala keperluan pemakaman Pak Rusdy.Para relasi, karyawan serta staff perusahaan ikut berbela sungkawa atas kepergiannya.***Sementara di balik je
Season 2 Part 21"Tentang perasaan kakak padamu. Kakak tahu ini tabu. Tapi---" ucapannya terhenti ketika melihat sosok laki-laki paruh baya itu datang mendekat."Lho kok pada diam? Lagi pada serius ngobrolin apa?" tanya Pak Rusdy.Mereka saling berpandangan. Tegang."Ah itu Paman ..." Arya melirik ke arah Anita yang tampak menggeleng pelan lalu menunduk dalam. Sepertinya ia tak setuju kalau Arya mengatakan yang sejujurnya. Ia takut sang ayah tidak setuju."Sini duduk dulu, Paman. Biar sekalian saya kupasin buahnya ya, hahaha ..." Arya mencoba mencairkan suasana. Pak Rusdy hanya tersenyum simpul lalu melirik putrinya yang sedari tadi diam."Menurut Paman gimana kalau ada laki-laki yang menyukai Anita dan melamarnya?" tanya Arya basa-basi sembari mengupas buah apel yang ada di tangannya."Memangnya siapa? Dia tidak dekat dengan siapapun kecuali kamu," sahut Pak Rusdy."Hahaha, ini kan misalnya ...""Paman tidak akan memaksa Anita lagi, semua terserah padanya. Kalau Anita suka, Paman ak
Season 2 Part 20"Apaaa? gagal, Mas?" pekik Viona, kecewa."Sorry Vi, tadi keburu ada yang dateng menolongnya, kami sempat berkelahi, terus ada polisi juga. Jadi kami kabur.""Ish ... Punya mantra apa sih wanita itu, kenapa selalu saja beruntung! Pokoknya aku gak mau tau ya mas, kamu harus menghancurkan dia! Bagaimanapun caranya.""Iya, iya Viona'ku sayang. Kamu jangan khawatir.""Pokoknya aku mau lihat dia hancur, Mas! Karena dia sudah menghancurkanku!" seru Viona lagi. Dendam dan amarah kasih menguasai hatinya.***Arya membopong tubuh Anita dan membawanya masuk ke dalam mobil. Perasaanya diliputi kekhawatiran yang berlebih. Ia takut terjadi apa-apa terhadap Anita. Arya mengendarai mobilnya cukup kencang. Sampai di rumah sakit, Anita langsung ditangani oleh tenaga medis.Laki-laki itu tampak berjalan mondar-mandir di depan ruang perawatan. Gelisah. Ia masih menunggu hasil pemeriksaan Anita. Entahlah, ia sendiri tidak tahu jelas dengan perasaannya. Perasaannya bukan hanya sekedar ra
Season 2 Part 19Usai kepergian Mas Bagus, aku masih berada di kantor, menunggu ayah dan Kak Arya selesai meeting lanjutan. Rencananya kami akan pulang bersama sore nanti.***"Bagaimana perasaanmu, Nak? Apa kamu sudah lebih baik?" tanya ayah saat kami akan berjalan menuju ke rumah. "Ya, Ayah. Jauh lebih baik dari sebelumnya," sahutku seraya mencari kunci pintu."Syukurlah. Kapan kamu mau pindah dari sini?""Ayah, Anita perlu waktu untuk mengemas barang-barang disini.""Gak usah khawatir, biar kakak bantu," tukas Kak Arya.Mereka duduk di sofa sambil menyenderkan tubuhnya, sesekali matanya tampak terpejam. Tiba-tiba ponsel ayah berdering."Assalamualaikum, ya halo. Ada apa, Bi? Fandi? Ya, ya saya segera pulang."Ayah beranjak dari duduknya. "Kenapa, Ayah? Ada apa dengan Fandi?" tanyaku khawatir."Kata Bi Surwi, tubuhnya babak belur. Mungkin berkelahi lagi itu anak. Ayah pulang dulu ya," sahut ayah agak tegang."Nita ikut, Yah.""Jangan. Kamu istirahat disini saja. Gak boleh stress
Season 2 Part 18POV Viona"Selamat sore, dengan Bu Viona?" --ucap suara dari seberang telepon."Iya saya sendiri," sahut wanita itu harap-harap cemas."Kami dari kepolisian.""Iya pak, ada apa?""Pak Bagus ditangkap atas tuduhan korupsi dan menggelapkan uang perusahaan.""Apaa?""Kami hanya ingin menginformasikan hal itu, bila ada pertanyaan lebih lanjut, silahkan datang ke kepolisian.""Baik, pak. Terima kasih""Sama-sama. Selamat sore.""Sore"Panggilan itu terputus begitu saja. Kenapa Mas Bagus bisa di penjara? Siapa yang melaporkannya? Bukankah ia menantu pemilik perusahaan? Kenapa ambil sedikit uangnya saja dituduh korupsi dan menggelapkan uang perusahaan? Lalu bagaimana dengan nasibku dan Bayu? Apalagi pembangunan rumah di kampung belum selesai, sekarang justru Mas Bagus masuk penjara. Aargghh.Anita pasti bisa membantunya keluar dari penjara. Aku yak