Home / Fantasi / Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir / BAB 194: KEBANGKITAN PASUKAN GAIB

Share

BAB 194: KEBANGKITAN PASUKAN GAIB

last update Last Updated: 2025-03-23 19:00:10

Langit di kerajaan Gilingwesi tampak semakin gelap, meskipun matahari masih tinggi di langit. Udara dipenuhi dengan energi aneh—sebuah perpaduan antara kekuatan spiritual dan getaran kegelapan yang mendekat. Setelah kehilangan Resi Agung Darmaja dan kemunculan Leak yang misterius, suasana di istana menjadi semakin tegang. Semua orang menyadari bahwa waktu untuk bersiap menghadapi badai besar telah tiba.

 

Namun, kali ini, alam gaib mulai memberikan jawaban. Makhluk-makhluk gaib, baik yang melindungi maupun yang memusuhi manusia, mulai berkumpul di sekitar istana. Ini adalah tanda jelas bahwa pertempuran besar akan segera dimulai.

Di tepi hutan lebat yang mengelilingi istana, para prajurit loyalis melihat sesosok api besar bergerak mendekat. Itu adalah Banaspati , roh api pelindung kerajaan. Tubuhnya seperti nyala api yang hidup, matanya bersinar seperti bara panas. Ia datang deng

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir   BAB 195: GERBANG KEGELAPAN TERBUKA

    Nafas malam semakin larut, dan suasana di istana Gilingwesi dipenuhi oleh ketegangan yang hampir bisa dirasakan secara fisik. Udara dingin berdesir lembut, membawa aroma asap kayu bakar dari api unggun yang menyala di halaman istana. Para prajurit loyalis berkumpul dalam formasi rapi, sementara makhluk-makhluk gaib seperti Banaspati, Buto Ijo, dan Genderuwo mulai berkumpul di sekitar istana, siap untuk melindungi kerajaan. Namun, firasat buruk menggelayuti setiap orang—ancaman besar sudah sangat dekat. Di tengah kegelapan malam, angin bertiup lebih kencang, membuat nyala api unggun berkedip-kedip tidak menentu. Bayangan-bayangan dramatis terbentuk di dinding-dinding istana, menciptakan ilusi bahwa sesuatu yang mengerikan sedang mengintai dari balik bayang-bayang itu sendiri. Suara gemuruh halus terdengar dari tanah di bawah kaki mereka, seolah-olah bumi merasakan kedatangan ancaman besar. Burung malam yang biasanya berkicau dengan tenang tiba

    Last Updated : 2025-03-24
  • Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir   BAB 196: PASUKAN GAIB BERKUMPUL

    Malam semakin larut, dan suasana di sekitar istana Gilingwesi dipenuhi oleh energi yang tidak biasa. Udara dingin berdesir lembut, membawa aroma tanah basah, dedaunan segar, dan sedikit asap dari api unggun yang menyala di halaman istana. Di kejauhan, suara-suara aneh mulai terdengar—suara dahan pohon yang bergetar tanpa angin, deru napas berat, dan langkah-langkah berat yang menggema di bumi.Para prajurit loyalis yang berjaga di luar istana mulai merasakan kehadiran makhluk-makhluk gaib. Mata mereka menyipit, mencoba melihat lebih jelas ke dalam kegelapan malam. Tiba-tiba, cahaya redup muncul dari balik pepohonan, memperlihatkan siluet-siluet besar yang mendekat perlahan.Buto Ijo, raksasa hijau dengan tubuh berotot dan mata yang bersinar seperti bara api, muncul pertama kali. Langkah-langkahnya yang berat membuat tanah berguncang ringan. Di belakangnya, Banaspati melayang dengan tubuhnya yang transparan, mengeluarkan cahaya oranye kemerahan seperti api abadi. Gender

    Last Updated : 2025-03-24
  • Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir   BAB 197: KI JAGABAYA MENYUSUN STRATEGI BARU

    Di balik pepohonan lebat yang menutupi tepi hutan, Ki Jagabaya duduk di atas batu besar yang tertutup lumut. Cahaya redup dari obor kecil menciptakan bayangan dramatis di wajahnya yang penuh tekad. Di sekitarnya, pasukan bayangannya berdiri dalam diam, mata mereka bersinar seperti bara api di kegelapan.Angin dingin berdesir lembut, membawa aroma belerang dan daun basah. Suara gesekan ranting kecil terdengar di kejauhan, tetapi tidak ada makhluk hidup lain di sekitar—hanya kegelapan dan keheningan yang menggema.Di sampingnya, penyihir gelap dengan jubah hitam panjang dan topeng perak berdiri tegak. Suaranya serak, penuh otoritas. "Kita tidak punya banyak waktu lagi," katanya dingin. "Raka dan Dyah Sulastri semakin kuat. Mereka mulai memperkuat aliansi dengan makhluk gaib."Ki Jagabaya mengangguk pelan, matanya menyipit dengan sinis. "Aku tahu. Itulah mengapa kita harus bertindak cepat. Aku sudah merencanakan serangan mendadak ke istana—tepat ketika mereka lenga

    Last Updated : 2025-03-25
  • Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir   BAB 198: ARYA KERTAJAYA MEMIMPIN DIVISI LOYALIS

    Di bawah sinar bulan yang redup, Arya Kertajaya berdiri di tengah halaman istana, diapit oleh barisan prajurit loyalis. Udara malam terasa dingin dan berat, dipenuhi aroma tanah basah dari hutan lebat yang mengelilingi kerajaan. Api unggun menyala terang di sekitar mereka, menciptakan bayangan dramatis di wajah para prajurit yang tegang. Angin dingin berdesir pelan, membawa aroma belerang yang samar namun menusuk. Arya Kertajaya memandang pasukannya dengan ekspresi tegas, namun matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam. Ia tahu bahwa pertempuran besar akan segera datang, dan tanggung jawab untuk melindungi Dyah Sulastri serta kerajaan Gilingwesi ada di pundaknya. "Kita tidak punya banyak waktu lagi," katanya lantang, suaranya menggema di udara malam. "Ki Jagabaya dan pasukan bayangannya sudah dekat. Mereka juga bekerja sama dengan makhluk gaib jahat dan pasukan asing. Tapi kita tidak boleh takut.

    Last Updated : 2025-03-25
  • Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir   Bab 199: Dyah Sulastri Menghadapi Ketakutan

    Malam itu, langit di atas Kerajaan Gilingwesi tampak lebih kelam daripada biasanya. Awan tebal menutupi bulan, hanya menyisakan sedikit cahaya yang menerangi halaman istana. Udara dingin berhembus pelan, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang membusuk. Di sudut istana, kolam suci tampak tenang, namun permukaannya memantulkan bayangan-bayangan gelap yang tak terlihat oleh mata biasa.Dyah Sulastri duduk di tepi kolam, matanya tertuju pada air yang diam namun penuh rahasia. Ia merasakan beban besar di pundaknya, seolah-olah seluruh nasib kerajaan ini bergantung pada keputusan-keputusannya. Tangannya gemetar saat ia menyentuh air, mencoba mencari jawaban dari kedalaman kolam yang mistis."Apakah aku benar-benar penyebab kehancuran ini?" gumam Dyah pelan, suaranya ny

    Last Updated : 2025-03-26
  • Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir   BAB 200: RESI AGUNG DARMAJA MUNCUL LAGI

    Malam itu, udara di istana terasa lebih berat daripada biasanya. Angin dingin berdesir lembut, membawa aroma bunga kenanga dan tanah basah yang menguar dari hutan sekitar. Raka sedang duduk sendirian di halaman belakang istana, memandangi api unggun kecil yang menyala di depannya. Pikiran-pikirannya dipenuhi oleh ketegangan yang semakin mendekat—pertempuran besar melawan pasukan bayangan Ki Jagabaya dan penyihir gelap hanya tinggal beberapa hari lagi. Tiba-tiba, langkah kaki pelan terdengar di balik bayang-bayang pohon kenanga. Raka menoleh, dan ia melihat sosok tua yang akrab muncul dari kegelapan. Resi Agung Darmaja, pendeta kerajaan yang selama ini misterius, berjalan perlahan menuju api unggun. Matanya yang tajam seperti menyimpan ribuan rahasia, dan senyum tipisnya terlihat bijaksana namun sulit dibaca. "Resi Agung," kata Raka dengan nada hormat, meskipun ada rasa waspada di dalam hatinya. "Aku ti

    Last Updated : 2025-03-26
  • Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir   BAB 201: PENYIHIR GELAP MENGIRIM ANCAMAN TERAKHIR

    Malam itu, Raka tertidur di kamarnya setelah seharian mempersiapkan strategi pertahanan kerajaan. Tubuhnya lelah, tetapi pikirannya masih dipenuhi oleh kekhawatiran tentang pertempuran yang akan datang. Namun, tidurnya tidak tenang. Sebuah mimpi mengerikan menghampirinya—mimpi yang lebih nyata daripada yang pernah ia alami sebelumnya. Dalam mimpi itu, Raka berdiri di tengah hutan mistis yang gelap dan dingin. Udara terasa berat, membawa aroma belerang yang menusuk hidungnya. Di depannya, sosok penyihir gelap muncul dari bayangan. Wajahnya tertutup topeng hitam, dan matanya bersinar merah seperti bara api. Suaranya dalam dan penuh ancaman, menggema di udara malam. "Kau pikir kau bisa melindungi kerajaan ini?" kata penyihir gelap dengan nada sinis. "Kau hanya seorang manusia biasa yang tersesat dalam waktu. Kehadiranmu di sini adalah kesalahan besar." Raka mencoba

    Last Updated : 2025-03-27
  • Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir   BAB 202: RITUAL GAIB UNTUK MELINDUNGI KERAJAAN

    Malam semakin larut, dan angin dingin berdesir lembut di sekitar istana. Udara dipenuhi oleh aroma dupa yang menyengat, bunga kenanga yang harum, dan belerang dari api ritual yang menyala-nyala. Di halaman dalam istana, Dyah Sulastri memimpin persiapan untuk ritual gaib yang akan dilakukan untuk memperkuat pertahanan kerajaan. Para pendeta kerajaan berkumpul di sekitarnya, membawa berbagai artefak kuno dan simbol spiritual. Raka berdiri di tepi halaman, mengamati segala sesuatunya dengan perasaan campur aduk. Ia merasakan getaran magis yang kuat di udara—energi yang membuat bulu kuduknya berdiri. Meskipun ia bukan orang yang mudah percaya pada hal-hal mistis, ia tidak bisa menyangkal bahwa ada sesuatu yang besar sedang terjadi malam ini. "Dyah," panggil Raka pelan saat ia mendekati sang putri. "Apa yang akan kau lakukan? Ini terlihat... sangat berbahaya." Dyah S

    Last Updated : 2025-03-27

Latest chapter

  • Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir   BAB 202: RITUAL GAIB UNTUK MELINDUNGI KERAJAAN

    Malam semakin larut, dan angin dingin berdesir lembut di sekitar istana. Udara dipenuhi oleh aroma dupa yang menyengat, bunga kenanga yang harum, dan belerang dari api ritual yang menyala-nyala. Di halaman dalam istana, Dyah Sulastri memimpin persiapan untuk ritual gaib yang akan dilakukan untuk memperkuat pertahanan kerajaan. Para pendeta kerajaan berkumpul di sekitarnya, membawa berbagai artefak kuno dan simbol spiritual. Raka berdiri di tepi halaman, mengamati segala sesuatunya dengan perasaan campur aduk. Ia merasakan getaran magis yang kuat di udara—energi yang membuat bulu kuduknya berdiri. Meskipun ia bukan orang yang mudah percaya pada hal-hal mistis, ia tidak bisa menyangkal bahwa ada sesuatu yang besar sedang terjadi malam ini. "Dyah," panggil Raka pelan saat ia mendekati sang putri. "Apa yang akan kau lakukan? Ini terlihat... sangat berbahaya." Dyah S

  • Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir   BAB 201: PENYIHIR GELAP MENGIRIM ANCAMAN TERAKHIR

    Malam itu, Raka tertidur di kamarnya setelah seharian mempersiapkan strategi pertahanan kerajaan. Tubuhnya lelah, tetapi pikirannya masih dipenuhi oleh kekhawatiran tentang pertempuran yang akan datang. Namun, tidurnya tidak tenang. Sebuah mimpi mengerikan menghampirinya—mimpi yang lebih nyata daripada yang pernah ia alami sebelumnya. Dalam mimpi itu, Raka berdiri di tengah hutan mistis yang gelap dan dingin. Udara terasa berat, membawa aroma belerang yang menusuk hidungnya. Di depannya, sosok penyihir gelap muncul dari bayangan. Wajahnya tertutup topeng hitam, dan matanya bersinar merah seperti bara api. Suaranya dalam dan penuh ancaman, menggema di udara malam. "Kau pikir kau bisa melindungi kerajaan ini?" kata penyihir gelap dengan nada sinis. "Kau hanya seorang manusia biasa yang tersesat dalam waktu. Kehadiranmu di sini adalah kesalahan besar." Raka mencoba

  • Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir   BAB 200: RESI AGUNG DARMAJA MUNCUL LAGI

    Malam itu, udara di istana terasa lebih berat daripada biasanya. Angin dingin berdesir lembut, membawa aroma bunga kenanga dan tanah basah yang menguar dari hutan sekitar. Raka sedang duduk sendirian di halaman belakang istana, memandangi api unggun kecil yang menyala di depannya. Pikiran-pikirannya dipenuhi oleh ketegangan yang semakin mendekat—pertempuran besar melawan pasukan bayangan Ki Jagabaya dan penyihir gelap hanya tinggal beberapa hari lagi. Tiba-tiba, langkah kaki pelan terdengar di balik bayang-bayang pohon kenanga. Raka menoleh, dan ia melihat sosok tua yang akrab muncul dari kegelapan. Resi Agung Darmaja, pendeta kerajaan yang selama ini misterius, berjalan perlahan menuju api unggun. Matanya yang tajam seperti menyimpan ribuan rahasia, dan senyum tipisnya terlihat bijaksana namun sulit dibaca. "Resi Agung," kata Raka dengan nada hormat, meskipun ada rasa waspada di dalam hatinya. "Aku ti

  • Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir   Bab 199: Dyah Sulastri Menghadapi Ketakutan

    Malam itu, langit di atas Kerajaan Gilingwesi tampak lebih kelam daripada biasanya. Awan tebal menutupi bulan, hanya menyisakan sedikit cahaya yang menerangi halaman istana. Udara dingin berhembus pelan, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang membusuk. Di sudut istana, kolam suci tampak tenang, namun permukaannya memantulkan bayangan-bayangan gelap yang tak terlihat oleh mata biasa.Dyah Sulastri duduk di tepi kolam, matanya tertuju pada air yang diam namun penuh rahasia. Ia merasakan beban besar di pundaknya, seolah-olah seluruh nasib kerajaan ini bergantung pada keputusan-keputusannya. Tangannya gemetar saat ia menyentuh air, mencoba mencari jawaban dari kedalaman kolam yang mistis."Apakah aku benar-benar penyebab kehancuran ini?" gumam Dyah pelan, suaranya ny

  • Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir   BAB 198: ARYA KERTAJAYA MEMIMPIN DIVISI LOYALIS

    Di bawah sinar bulan yang redup, Arya Kertajaya berdiri di tengah halaman istana, diapit oleh barisan prajurit loyalis. Udara malam terasa dingin dan berat, dipenuhi aroma tanah basah dari hutan lebat yang mengelilingi kerajaan. Api unggun menyala terang di sekitar mereka, menciptakan bayangan dramatis di wajah para prajurit yang tegang. Angin dingin berdesir pelan, membawa aroma belerang yang samar namun menusuk. Arya Kertajaya memandang pasukannya dengan ekspresi tegas, namun matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam. Ia tahu bahwa pertempuran besar akan segera datang, dan tanggung jawab untuk melindungi Dyah Sulastri serta kerajaan Gilingwesi ada di pundaknya. "Kita tidak punya banyak waktu lagi," katanya lantang, suaranya menggema di udara malam. "Ki Jagabaya dan pasukan bayangannya sudah dekat. Mereka juga bekerja sama dengan makhluk gaib jahat dan pasukan asing. Tapi kita tidak boleh takut.

  • Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir   BAB 197: KI JAGABAYA MENYUSUN STRATEGI BARU

    Di balik pepohonan lebat yang menutupi tepi hutan, Ki Jagabaya duduk di atas batu besar yang tertutup lumut. Cahaya redup dari obor kecil menciptakan bayangan dramatis di wajahnya yang penuh tekad. Di sekitarnya, pasukan bayangannya berdiri dalam diam, mata mereka bersinar seperti bara api di kegelapan.Angin dingin berdesir lembut, membawa aroma belerang dan daun basah. Suara gesekan ranting kecil terdengar di kejauhan, tetapi tidak ada makhluk hidup lain di sekitar—hanya kegelapan dan keheningan yang menggema.Di sampingnya, penyihir gelap dengan jubah hitam panjang dan topeng perak berdiri tegak. Suaranya serak, penuh otoritas. "Kita tidak punya banyak waktu lagi," katanya dingin. "Raka dan Dyah Sulastri semakin kuat. Mereka mulai memperkuat aliansi dengan makhluk gaib."Ki Jagabaya mengangguk pelan, matanya menyipit dengan sinis. "Aku tahu. Itulah mengapa kita harus bertindak cepat. Aku sudah merencanakan serangan mendadak ke istana—tepat ketika mereka lenga

  • Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir   BAB 196: PASUKAN GAIB BERKUMPUL

    Malam semakin larut, dan suasana di sekitar istana Gilingwesi dipenuhi oleh energi yang tidak biasa. Udara dingin berdesir lembut, membawa aroma tanah basah, dedaunan segar, dan sedikit asap dari api unggun yang menyala di halaman istana. Di kejauhan, suara-suara aneh mulai terdengar—suara dahan pohon yang bergetar tanpa angin, deru napas berat, dan langkah-langkah berat yang menggema di bumi.Para prajurit loyalis yang berjaga di luar istana mulai merasakan kehadiran makhluk-makhluk gaib. Mata mereka menyipit, mencoba melihat lebih jelas ke dalam kegelapan malam. Tiba-tiba, cahaya redup muncul dari balik pepohonan, memperlihatkan siluet-siluet besar yang mendekat perlahan.Buto Ijo, raksasa hijau dengan tubuh berotot dan mata yang bersinar seperti bara api, muncul pertama kali. Langkah-langkahnya yang berat membuat tanah berguncang ringan. Di belakangnya, Banaspati melayang dengan tubuhnya yang transparan, mengeluarkan cahaya oranye kemerahan seperti api abadi. Gender

  • Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir   BAB 195: GERBANG KEGELAPAN TERBUKA

    Nafas malam semakin larut, dan suasana di istana Gilingwesi dipenuhi oleh ketegangan yang hampir bisa dirasakan secara fisik. Udara dingin berdesir lembut, membawa aroma asap kayu bakar dari api unggun yang menyala di halaman istana. Para prajurit loyalis berkumpul dalam formasi rapi, sementara makhluk-makhluk gaib seperti Banaspati, Buto Ijo, dan Genderuwo mulai berkumpul di sekitar istana, siap untuk melindungi kerajaan. Namun, firasat buruk menggelayuti setiap orang—ancaman besar sudah sangat dekat. Di tengah kegelapan malam, angin bertiup lebih kencang, membuat nyala api unggun berkedip-kedip tidak menentu. Bayangan-bayangan dramatis terbentuk di dinding-dinding istana, menciptakan ilusi bahwa sesuatu yang mengerikan sedang mengintai dari balik bayang-bayang itu sendiri. Suara gemuruh halus terdengar dari tanah di bawah kaki mereka, seolah-olah bumi merasakan kedatangan ancaman besar. Burung malam yang biasanya berkicau dengan tenang tiba

  • Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir   BAB 194: KEBANGKITAN PASUKAN GAIB

    Langit di kerajaan Gilingwesi tampak semakin gelap, meskipun matahari masih tinggi di langit. Udara dipenuhi dengan energi aneh—sebuah perpaduan antara kekuatan spiritual dan getaran kegelapan yang mendekat. Setelah kehilangan Resi Agung Darmaja dan kemunculan Leak yang misterius, suasana di istana menjadi semakin tegang. Semua orang menyadari bahwa waktu untuk bersiap menghadapi badai besar telah tiba. Namun, kali ini, alam gaib mulai memberikan jawaban. Makhluk-makhluk gaib, baik yang melindungi maupun yang memusuhi manusia, mulai berkumpul di sekitar istana. Ini adalah tanda jelas bahwa pertempuran besar akan segera dimulai.Di tepi hutan lebat yang mengelilingi istana, para prajurit loyalis melihat sesosok api besar bergerak mendekat. Itu adalah Banaspati , roh api pelindung kerajaan. Tubuhnya seperti nyala api yang hidup, matanya bersinar seperti bara panas. Ia datang deng

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status