Pagi ini Crystal sudah dalam perjalanan ke kantor. Dia sempat terlambat tadi, jadilah dia terjebak macet. Tumben sekali. Tapi memang salahnya, dia merasa ogah-ogahan sekali ke kantor hari ini. Makanya dia menonton satu episode film dulu di ponselnya, dan mulai bergegas saat matahari sudah mulai meninggi.
Akhirnya setelah terjebak macet, dia sampai di kantornya. Kadang macet memang menyebalkan, tapi memilih untuk menunda justru lebih menyebalkan.
Saat Crystal baru saja menatap pintu masuk kantor yang megah itu, dia bertemu dengan Fian yang sepertinya hendak pergi dengan mobilnya.
“Mau kemana pak?” tanya Crystal saat mereka berpapasan
“Nah, akhirnya datang juga. Tumben banget lo telat.” Bukannya menjawab, Fian malah membicarakan soal keterlambatan Crystal ke kantor
“Sekali doang. Gue males aja hari ini.” Jawab Crystal
Mendengar itu, Fian mengangguk. Dia memberikan sebuah file pada Crystal tanpa berkata apapun sebelumnya.
“Gue minta tolong, lo kasihin ini sama Daniel kalau dia datang kemari. Kayaknya bentar lagi deh itu anak datang. Gue ada urusan lain soalnya.” Jelas Fian
Crystal menatap berkas itu dan menghela napas kasar. “Males banget gue bantuin lo!” ucap Crystal
“Ya elah Tal, lain kali gue traktir deh.” Kata Fian memberi imbalan agar Crystal mau membantunya. Padahal dia juga tahu bahwa Crystal hanya sedang bercanda
“Becanda kali.” Kata Crystal
“Nah gitu dong. Jadi gue titip ini berkas. Pastiin sampai ke tangannya Daniel dengan selamat. Jangan ada lecet sedikitpun.” Kata Fian
“Ye, malah ngelunjak ini anak.” Kata Crystal memberi sindiran
“Itu muka kok biasa aja sih, dandan yang cantik dong. Kan bentar lagi kita bakal kedatangan CEO baru.” Kata Fian seolah memberi nilai pada penampilan Crystal.
“Btw dia cowok, lo tungguin aja.” Lanjut Fian lalu pergi begitu saja, tanpa mendengar jawaban Crystal lebih dulu. Meski Fian tahu pasti kalau jawaban audrey tidak jauh dari kata “gue mah bodo amat.”
Eh bentar, CEO baru? kenapa Crystal baru tahu tentang informasi itu? Haduhh, terus Fian pakai acara kabur duluan lagi. Kadang Crystal memang telat paham.
Crystal tidak ingin berpikir lagi tentang hal itu. Nanti saja dia tanyakan lagi pada Fian. Saat Crystal berjalan mendekat kea rah pintu masuk, dia bisa melihat pemandangan yang tidak biasa terjadi disana.
Ada apa itu? Kenapa pintu masuk terlihat ramai sekali? Apa para karyawan sedang berdemo ? Oh astaga, Crystal belum mau dipecat jika benar perusahaan akan bangkrut sebentar lagi.
“Selamat pagi mba Crystal!” sapa satpam yang berjaga di depan pintu kantor saat melihat Crystal yang berjalan mendekat
“Pagi juga pak!” balas Crystal. Dia menjawab setelah itu menatap ke samping. Tempat sekumpulan orang sedang beramai-ramai disana. Entah mereka sedang melakukan hal apa.
“Itu ada apa pak?” tanya Crystal pada pak satpam
“Enggak tahu juga mba. Tapi kayaknya gara-gara satpam baru deh mba. Katanya ganteng banget sampe banyak karyawan yang minta foto.” jelas pak satpam
Crystal hanya mengangguk tanda mengerti. Jarang sekali mereka melakukan itu. Biasanya mereka akan berkerumun saat ada karyawan di dalam kantor yang terlihat menarik. Makanya terasa aneh saat mereka berkerumun karena melihat satpam baru.
“Wah ganteng pak!”
“Ini mah ganteng banget!”
“Mimpi apa gue semalam bisa ketemu oppa pagi-pagi gini?”
Begitulah beberapa ungkapan yang bisa Crystal dengar. Dia tidak ingin mencari tahu lebih jauh, jadi dia langsung berjalan masuk setelah itu.
“Palingan pas buka masker juga zonk” cibir Crystal
“Crystal!” panggil seseorang saat Crystal baru dua Langkah dari pintu masuk. Dia berbalik dan melihat bahwa Daniel yang memanggilnya.
“Eh iya. Mau ngampil berkas yang dititipin Fian?” tanya Crystal dan Daniel menganggukan kepalanya sebagai jawaban
“Gue sih maunya ajak lo makan dulu. Tapi lain kali aja deh. Gue ada urusan beberapa hari ini.” Jelas Daniel
Crystal tertawa mendengar itu. Santai kali, next time kalau punya waktu aja.” Balas Crystal. Dia memberikan berkas yang tadi dititipkan oleh Fian kepadanya
“Ini berkasnya!” ucap Crystal
“Okedeh. Makasih Tal. Gue balik dulu, buru-buru soalnya.” Kata Daniel
“Yaudah. Hati-hati di jalan.” Kata Crystal dan Daniel menggangguk. Tidak lupa dia memberikan kedua jempolnya kepada Crystal
Mungkin saja mereka tidak sadar. Karena saat itu, ada sepasang mata yang terus memperhatikan mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.
Keesokan harinya, Crystal berjalan santai menuju kantor setelah dia memarkirkan mobilnya. Entah kenapa, tapi dia merasa malas kemarin dan itu mungkin karena keberadaan si satpam baru. Aneh sekali. Padahal Crystal tidak terbiasa merasa seperti itu.“Eh Crystal!” teriak Fian yang sepertinya sedang mengambil sesuatu di mobilnya. Entah apa yang sedang dia lakukan.Sebenarnya Crystal juga tidak memperhatikan sekitar tadi, makanya dia tidak melihat keberadaan Fian beserta mobil miliknya“Sini bentar, tungguin gue!” kata FianAishh. Crystal berjalan mendekat kearah Fian dan masih merasa aneh. Memang sohibnya itu rada-rada aneh juga.“Ngapain lo?” tanya Crystal setelah dia sampai di dekat Fian dan memerhatikan tingkahnya yang seperti sedang mencari sesuatu.“Nyariin dompet. Tadi ketinggalan di mobil.” jawab Fian yang masih mencari-cari keberadaan dompet miliknya“Lo lupa bawa kali, kebiasa
“Fian!” teriak Crystal saat mendapati Fian sedang berada di kantin perusahaan pagi ini. Sebenarnya dia berteriak, hanya memanggil dengan lebih bersemangat saja tadi“Kenapa Crystal Augustine yang suaranya cetar kayak toa. Pagi-pagi udah teriak aja” balas Fian. Sebetulnya dia sedang menjawab panggilan Crystal atau sedang berceramah? entahlah“Aishh. Lo bikin kopi?” tanya Crystal saat dia melihat Fian sedang mengaduk kopi yang baru saja dia buat.“Ini nih alasan lo jomblo. Nggak peka!” jawab Fian. “Udah jelas-jelas gue lagi ngaduk kopi, masih aja ditanyaain.” Sambung Fian sembari menggelengkan kepalanya.Crystal memberi tepukan di bahu Fian sebagai balasan. “Santai aja boss.” Ucap Crystal. Dia mengambil tempat disebelah Fian dan mulai membuat cappuccino untuknya“Eh Btw, tumben itu di depan nggak ada kerumunan lagi. Udah lo apain?” tanya Crystal sembari menunggu
“Nggak papa kok. Cuman nggak suka bunga aja.” Balas Crystal. Mereka lalu mengangguk paham saat mendengar itu.Mereka tahu bahwa Crystal tidak menyukai bunga mawar berwarna merah. Dan sialnya, Fian malah menyuruhnya memberikan bung a itu padahal dia tahu Crystal tidak menyukainya. Bukan alergi, hanya saja dia merasa tidak suka. Apakah itu aneh? entahlahMereka berjalan mendekat dan Fian menatap Crystal dengan tatapan seolah bertanya. Crystal menatap pria itu dengan wajah datar, tunggu saja setelah ini.“Selamat datang pak!” ucap para karyawan yang mulai beriringan dan Kiki memberikan buket bunga itu kepada si CEOCEO itu menatap Crystal, sedangkan yang ditatap hanya memberikan wajah yang biasa saja. Dia menatap tanpa minat dan hanya diam disana.“Baiklah, saya ingin mengucapkan terimakasih atas penyambutannya.” Ucap CEOHanya itu. Dia hanya mengucapkan itu dan pergi setelahnya. Beruntunglah ada Fian yang me
Crystal mengerjakan beberapa laporan yang ada di meja miliknya dengan serius. Dia harus menyelesaikan laporan itu agar tidak perlu lembur malam nanti. Dia juga sudah memberitahu Kenzy agar tidak ada yang mengganggu dirinya saat iniDia malas bertemu dengan orang lain disaat suasana hatinya sedang tidak baik. Seperti saat ini. Itu sebabnya dia sengaja tidak menerima tamuSaat Crystal sedang mengerjakan laporan miliknya, sebuah panggilan baru saja masuk di telepon kantor yang berada di sebelahnya. Crystal hanya menatap telepon yang berdering itu tanpa minat sama sekali.Tak lama, telepon itu berhenti berdering. Crystal terus melanjutkan pekerjaannya tapi kini ponselnya yang mulai berdering. Nomor baru. Entah dari siapa panggilan itu berasalPanggilan itu berakhir sama seperti tadi. Berhenti tanpa diangkat oleh Crystal. Saat sedang membuat sesuatu di komputer miliknya, seseorang malah membuka pintu ruangan Crystal tanpa mengetuk lebih dulu“Saya
~Beginilah hidup. Kadang sibuk dan kadang bersikap seakan tidak ada beban apapun~Pagi ini terasa begitu hangat bagi Crystal. Bukan karena dia sedang dipeluk sang kekasih. Itu karena dia masih bergemul dengan selimut tebalnya yang enggan membiarkannya bangunSeandainya dia bisa terbangun dan merasa hangat karena sedang berada dalam pelukan sang suami. Crystal berguling dan merasa geli dengan pemikirannya sendiri.“Mommy, tolong anakmu yang jomblo ini!” teriak Crystal seperti orang aneh. Anggap saja dia memang terbiasa seperti itu.Crystal menyampirkan selimut tebal miliknya dan duduk termenung di ranjang berukuran queen yang selalu menjadi tempat ternyaman baginya.“Ahh, indahnya hari libur!” Ujar Crystal. Kali ini dia tidak berteriak, melainkan hanya tersenyum lebar. Cepat sekali perasaannya berubah.Saat Crystal hendak beranjak dari Kasur, dia malah mendengar suara klakson mobil yang tidak asing lagi diteli
Keesokan harinya, Crystal Kembali bersiap untuk pergi ke kantor. Ah iya, dia lupa bertanya tentang ucapan Fian kemarin. Crystal juga harus menyelesaikan beberapa urusan, jadi dia tidak sempat bertemu dengan Fian setelah itu.Dia berjalan menuju lantai dasar setelah itu. Dia akan menanyai Fian saat dia sudah sampai di kantor nanti. Semoga saja dia juga tidak sibuk hari ini.Crystal melihat pemandangan sekitar dan menarik nafas perlahan. Sepertinya hari ini akan terasa menyenangkan. Walau setiap hari rasanya menyenangkan bagi Crystal.“Mba Crystal!” panggil seseorang dari depan rumah Crystal. Padahal Crystal sudah bisa melihatnya sejak tadi“Iya mang!” jawab Crystal saat mendapati mang Ucup sudah berhenti di tempat yang tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini“Selamat pagi, neng!” ucap mang Ucup dengan ramah“Pagi Mang!” jawab Crystal dengan senyum yang tak kalah ramahnya.Crystal berbela
Crystal mengerjakan beberapa laporan yang ada di meja miliknya dengan serius. Dia harus menyelesaikan laporan itu agar tidak perlu lembur malam nanti. Dia juga sudah memberitahu Kenzy agar tidak ada yang mengganggu dirinya saat iniDia malas bertemu dengan orang lain disaat suasana hatinya sedang tidak baik. Seperti saat ini. Itu sebabnya dia sengaja tidak menerima tamuSaat Crystal sedang mengerjakan laporan miliknya, sebuah panggilan baru saja masuk di telepon kantor yang berada di sebelahnya. Crystal hanya menatap telepon yang berdering itu tanpa minat sama sekali.Tak lama, telepon itu berhenti berdering. Crystal terus melanjutkan pekerjaannya tapi kini ponselnya yang mulai berdering. Nomor baru. Entah dari siapa panggilan itu berasalPanggilan itu berakhir sama seperti tadi. Berhenti tanpa diangkat oleh Crystal. Saat sedang membuat sesuatu di komputer miliknya, seseorang malah membuka pintu ruangan Crystal tanpa mengetuk lebih dulu“Saya
“Nggak papa kok. Cuman nggak suka bunga aja.” Balas Crystal. Mereka lalu mengangguk paham saat mendengar itu.Mereka tahu bahwa Crystal tidak menyukai bunga mawar berwarna merah. Dan sialnya, Fian malah menyuruhnya memberikan bung a itu padahal dia tahu Crystal tidak menyukainya. Bukan alergi, hanya saja dia merasa tidak suka. Apakah itu aneh? entahlahMereka berjalan mendekat dan Fian menatap Crystal dengan tatapan seolah bertanya. Crystal menatap pria itu dengan wajah datar, tunggu saja setelah ini.“Selamat datang pak!” ucap para karyawan yang mulai beriringan dan Kiki memberikan buket bunga itu kepada si CEOCEO itu menatap Crystal, sedangkan yang ditatap hanya memberikan wajah yang biasa saja. Dia menatap tanpa minat dan hanya diam disana.“Baiklah, saya ingin mengucapkan terimakasih atas penyambutannya.” Ucap CEOHanya itu. Dia hanya mengucapkan itu dan pergi setelahnya. Beruntunglah ada Fian yang me
“Fian!” teriak Crystal saat mendapati Fian sedang berada di kantin perusahaan pagi ini. Sebenarnya dia berteriak, hanya memanggil dengan lebih bersemangat saja tadi“Kenapa Crystal Augustine yang suaranya cetar kayak toa. Pagi-pagi udah teriak aja” balas Fian. Sebetulnya dia sedang menjawab panggilan Crystal atau sedang berceramah? entahlah“Aishh. Lo bikin kopi?” tanya Crystal saat dia melihat Fian sedang mengaduk kopi yang baru saja dia buat.“Ini nih alasan lo jomblo. Nggak peka!” jawab Fian. “Udah jelas-jelas gue lagi ngaduk kopi, masih aja ditanyaain.” Sambung Fian sembari menggelengkan kepalanya.Crystal memberi tepukan di bahu Fian sebagai balasan. “Santai aja boss.” Ucap Crystal. Dia mengambil tempat disebelah Fian dan mulai membuat cappuccino untuknya“Eh Btw, tumben itu di depan nggak ada kerumunan lagi. Udah lo apain?” tanya Crystal sembari menunggu
Keesokan harinya, Crystal berjalan santai menuju kantor setelah dia memarkirkan mobilnya. Entah kenapa, tapi dia merasa malas kemarin dan itu mungkin karena keberadaan si satpam baru. Aneh sekali. Padahal Crystal tidak terbiasa merasa seperti itu.“Eh Crystal!” teriak Fian yang sepertinya sedang mengambil sesuatu di mobilnya. Entah apa yang sedang dia lakukan.Sebenarnya Crystal juga tidak memperhatikan sekitar tadi, makanya dia tidak melihat keberadaan Fian beserta mobil miliknya“Sini bentar, tungguin gue!” kata FianAishh. Crystal berjalan mendekat kearah Fian dan masih merasa aneh. Memang sohibnya itu rada-rada aneh juga.“Ngapain lo?” tanya Crystal setelah dia sampai di dekat Fian dan memerhatikan tingkahnya yang seperti sedang mencari sesuatu.“Nyariin dompet. Tadi ketinggalan di mobil.” jawab Fian yang masih mencari-cari keberadaan dompet miliknya“Lo lupa bawa kali, kebiasa
Pagi ini Crystal sudah dalam perjalanan ke kantor. Dia sempat terlambat tadi, jadilah dia terjebak macet. Tumben sekali. Tapi memang salahnya, dia merasa ogah-ogahan sekali ke kantor hari ini. Makanya dia menonton satu episode film dulu di ponselnya, dan mulai bergegas saat matahari sudah mulai meninggi.Akhirnya setelah terjebak macet, dia sampai di kantornya. Kadang macet memang menyebalkan, tapi memilih untuk menunda justru lebih menyebalkan.Saat Crystal baru saja menatap pintu masuk kantor yang megah itu, dia bertemu dengan Fian yang sepertinya hendak pergi dengan mobilnya.“Mau kemana pak?” tanya Crystal saat mereka berpapasan“Nah, akhirnya datang juga. Tumben banget lo telat.” Bukannya menjawab, Fian malah membicarakan soal keterlambatan Crystal ke kantor“Sekali doang. Gue males aja hari ini.” Jawab CrystalMendengar itu, Fian mengangguk. Dia memberikan sebuah file pada Crystal tanpa berkata apapu
Keesokan harinya, Crystal Kembali bersiap untuk pergi ke kantor. Ah iya, dia lupa bertanya tentang ucapan Fian kemarin. Crystal juga harus menyelesaikan beberapa urusan, jadi dia tidak sempat bertemu dengan Fian setelah itu.Dia berjalan menuju lantai dasar setelah itu. Dia akan menanyai Fian saat dia sudah sampai di kantor nanti. Semoga saja dia juga tidak sibuk hari ini.Crystal melihat pemandangan sekitar dan menarik nafas perlahan. Sepertinya hari ini akan terasa menyenangkan. Walau setiap hari rasanya menyenangkan bagi Crystal.“Mba Crystal!” panggil seseorang dari depan rumah Crystal. Padahal Crystal sudah bisa melihatnya sejak tadi“Iya mang!” jawab Crystal saat mendapati mang Ucup sudah berhenti di tempat yang tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini“Selamat pagi, neng!” ucap mang Ucup dengan ramah“Pagi Mang!” jawab Crystal dengan senyum yang tak kalah ramahnya.Crystal berbela
~Beginilah hidup. Kadang sibuk dan kadang bersikap seakan tidak ada beban apapun~Pagi ini terasa begitu hangat bagi Crystal. Bukan karena dia sedang dipeluk sang kekasih. Itu karena dia masih bergemul dengan selimut tebalnya yang enggan membiarkannya bangunSeandainya dia bisa terbangun dan merasa hangat karena sedang berada dalam pelukan sang suami. Crystal berguling dan merasa geli dengan pemikirannya sendiri.“Mommy, tolong anakmu yang jomblo ini!” teriak Crystal seperti orang aneh. Anggap saja dia memang terbiasa seperti itu.Crystal menyampirkan selimut tebal miliknya dan duduk termenung di ranjang berukuran queen yang selalu menjadi tempat ternyaman baginya.“Ahh, indahnya hari libur!” Ujar Crystal. Kali ini dia tidak berteriak, melainkan hanya tersenyum lebar. Cepat sekali perasaannya berubah.Saat Crystal hendak beranjak dari Kasur, dia malah mendengar suara klakson mobil yang tidak asing lagi diteli