Keesokan harinya, Crystal Kembali bersiap untuk pergi ke kantor. Ah iya, dia lupa bertanya tentang ucapan Fian kemarin. Crystal juga harus menyelesaikan beberapa urusan, jadi dia tidak sempat bertemu dengan Fian setelah itu.
Dia berjalan menuju lantai dasar setelah itu. Dia akan menanyai Fian saat dia sudah sampai di kantor nanti. Semoga saja dia juga tidak sibuk hari ini.
Crystal melihat pemandangan sekitar dan menarik nafas perlahan. Sepertinya hari ini akan terasa menyenangkan. Walau setiap hari rasanya menyenangkan bagi Crystal.
“Mba Crystal!” panggil seseorang dari depan rumah Crystal. Padahal Crystal sudah bisa melihatnya sejak tadi
“Iya mang!” jawab Crystal saat mendapati mang Ucup sudah berhenti di tempat yang tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini
“Selamat pagi, neng!” ucap mang Ucup dengan ramah
“Pagi Mang!” jawab Crystal dengan senyum yang tak kalah ramahnya.
Crystal berbelanja beberapa cemilan disana, hitung-hitung mengisi kegabutan selama dalam perjalanan ke kantor
~Sesampainya di kantor~
Crystal memakirkan mobilnya dan berjalan memasuki kantor. Untung saja dia selalu datang lebih pagi, jadi dia tidak perlu menunggu lama alias mengalami macet dijalanan.
"Crystal!" panggil seseorang saat Crystal hendak masuk ke dalam gedung perusahaan. Crystal merasa seperti ada yang memanggilnya barusan.
Tapi entah siapa yang barusan memanggilnya. sepertinya dia tidak mengenal orang yang memanggilnya barusan. Dia berhenti sejenak untuk melihat wajahnya. Dia masih sedikit jauh jadi Crystal belum tahu siapa dia.
“Crystal!” panggilnya lagi dan berjalan mendekat ke arah Crystal. Kenapa juga dia harus menunggu disana? Tapi pria itu berpakaian formal layaknya pekerja kantoran. Mungki saja salah satu klien Crystal.
“Maaf?” tanya Crystal karena dia masih saja belum mengenali pria itu walau sudah mencoba mengingatnya.
“Masa lupa sih?” tanya pria itu
“Ini aku, Daniel.” lanjutnya lagi
Crystal mengerutkan keningnya sebentar. Bukan nama yang asing, hanya saja Crystal punya kenalan Bernama Daniel yang lebih dari satu.
“Sebenarnya saya punya kenalan yang nama Daniel. Tapi saya lupa Daniel yang mana.” Ucap Crystal tanpa berpura-pura tidak kenal. Lebih baik jujurkan?
“Wahh parah. Ini gue, anak basket waktu sekolah dulu. Memangnya berapa banyak sih Daniel yang lo kenal pas kuliah?” jelas Daniel
Mendengar itu, pandangan Crystal langsung berubah dengan cepat. Matanya mulai berbinar dan mengangguk dengan semangat.
“Oh gosh! Kok lo bisa jadi lain gini mukanya?” tanya Crystal “Lo operasi plastik pasti!” lanjut Crystal lagi tanpa memberi kesempatan Daniel untuk berbicara
“Weh itu omongannya, gue mah nggak jelek-jelek amat dulu.” Balas Daniel
Mereka berbincang sebentar lagi hingga beberapa saat kemudian, sebuah mobil sampai di dekat mereka. Tentu saja si pemilik mobil itu tidak asing
“Fian!” panggil Daniel dan mereka melakukan tos ala anak laki-laki. Mungkin lebih tepat jika disebut ala pria
“Lo kok udah kesini sih? Kan rencana Kerjasama itu beberapa hari lagi.” Ucap Fian. Dia juga bingung kenapa Daniel bisa datang sepagi ini
“Gue sebenarnya lupa tadi. Kiranya hari ini, soalnya sekretaris gue lagi izin. Jadi deh salah tempat.” Jelas Daniel Panjang lebar yang hanya diangguki oleh Fian dan Crystal
Setelah mengatakan itu, Daniel pergi meninggalkan mereka dan hendak kembali ke kantornya. Tidak lupa dia juga mengucapkan salam perpisahan.
Saat Daniel baru saja melajukan mobilnya, sebuah mobil baru saja masuk kesana, memarkirkan mobilnya di tempat Daniel yang baru saja pergi
“Mobil siapa?” tanya Fian saat dia melihat mobil yang tidak pernah ada disana sebelumnya
Crystal menanggapi itu dengan bahu terangkat. “Jelas banget bukan mobil punya lo!” kata Crystal menyindir. Walau mobil miliknya juga tidak sebagus itu
“Ogeb. Gue juga sadar diri, mobil gue nggak sebagus itu!” balas Fian
“Nah itu. Lo pasti nggak bakalan percaya kalau gue bilang itu punya gue.” Kata Crystal. Pandangan mereka masih menatap pada si pemilik mobil yang tak kunjung menampakkan dirinya
Mendengar itu, Fian langsung menatap Crystal dengan wajah meremehkan. Saking gemasnya, dia memukul dahi Crystal sehingga berbunyi keras. “Gue lebih percaya itu punya gue sih!” ucap Fian
“Kampret! Dahi gue pasti merah ini.” Ucap Crystal yang sedang mengusap-ngusap dahinya. Seperti ucapannya, dahinya sudah pasti memerah
“Anggap aja blush on.” Balas Fian. Benar-benar menyebalkan anak itu.
Pagi ini Crystal sudah dalam perjalanan ke kantor. Dia sempat terlambat tadi, jadilah dia terjebak macet. Tumben sekali. Tapi memang salahnya, dia merasa ogah-ogahan sekali ke kantor hari ini. Makanya dia menonton satu episode film dulu di ponselnya, dan mulai bergegas saat matahari sudah mulai meninggi.Akhirnya setelah terjebak macet, dia sampai di kantornya. Kadang macet memang menyebalkan, tapi memilih untuk menunda justru lebih menyebalkan.Saat Crystal baru saja menatap pintu masuk kantor yang megah itu, dia bertemu dengan Fian yang sepertinya hendak pergi dengan mobilnya.“Mau kemana pak?” tanya Crystal saat mereka berpapasan“Nah, akhirnya datang juga. Tumben banget lo telat.” Bukannya menjawab, Fian malah membicarakan soal keterlambatan Crystal ke kantor“Sekali doang. Gue males aja hari ini.” Jawab CrystalMendengar itu, Fian mengangguk. Dia memberikan sebuah file pada Crystal tanpa berkata apapu
Keesokan harinya, Crystal berjalan santai menuju kantor setelah dia memarkirkan mobilnya. Entah kenapa, tapi dia merasa malas kemarin dan itu mungkin karena keberadaan si satpam baru. Aneh sekali. Padahal Crystal tidak terbiasa merasa seperti itu.“Eh Crystal!” teriak Fian yang sepertinya sedang mengambil sesuatu di mobilnya. Entah apa yang sedang dia lakukan.Sebenarnya Crystal juga tidak memperhatikan sekitar tadi, makanya dia tidak melihat keberadaan Fian beserta mobil miliknya“Sini bentar, tungguin gue!” kata FianAishh. Crystal berjalan mendekat kearah Fian dan masih merasa aneh. Memang sohibnya itu rada-rada aneh juga.“Ngapain lo?” tanya Crystal setelah dia sampai di dekat Fian dan memerhatikan tingkahnya yang seperti sedang mencari sesuatu.“Nyariin dompet. Tadi ketinggalan di mobil.” jawab Fian yang masih mencari-cari keberadaan dompet miliknya“Lo lupa bawa kali, kebiasa
“Fian!” teriak Crystal saat mendapati Fian sedang berada di kantin perusahaan pagi ini. Sebenarnya dia berteriak, hanya memanggil dengan lebih bersemangat saja tadi“Kenapa Crystal Augustine yang suaranya cetar kayak toa. Pagi-pagi udah teriak aja” balas Fian. Sebetulnya dia sedang menjawab panggilan Crystal atau sedang berceramah? entahlah“Aishh. Lo bikin kopi?” tanya Crystal saat dia melihat Fian sedang mengaduk kopi yang baru saja dia buat.“Ini nih alasan lo jomblo. Nggak peka!” jawab Fian. “Udah jelas-jelas gue lagi ngaduk kopi, masih aja ditanyaain.” Sambung Fian sembari menggelengkan kepalanya.Crystal memberi tepukan di bahu Fian sebagai balasan. “Santai aja boss.” Ucap Crystal. Dia mengambil tempat disebelah Fian dan mulai membuat cappuccino untuknya“Eh Btw, tumben itu di depan nggak ada kerumunan lagi. Udah lo apain?” tanya Crystal sembari menunggu
“Nggak papa kok. Cuman nggak suka bunga aja.” Balas Crystal. Mereka lalu mengangguk paham saat mendengar itu.Mereka tahu bahwa Crystal tidak menyukai bunga mawar berwarna merah. Dan sialnya, Fian malah menyuruhnya memberikan bung a itu padahal dia tahu Crystal tidak menyukainya. Bukan alergi, hanya saja dia merasa tidak suka. Apakah itu aneh? entahlahMereka berjalan mendekat dan Fian menatap Crystal dengan tatapan seolah bertanya. Crystal menatap pria itu dengan wajah datar, tunggu saja setelah ini.“Selamat datang pak!” ucap para karyawan yang mulai beriringan dan Kiki memberikan buket bunga itu kepada si CEOCEO itu menatap Crystal, sedangkan yang ditatap hanya memberikan wajah yang biasa saja. Dia menatap tanpa minat dan hanya diam disana.“Baiklah, saya ingin mengucapkan terimakasih atas penyambutannya.” Ucap CEOHanya itu. Dia hanya mengucapkan itu dan pergi setelahnya. Beruntunglah ada Fian yang me
Crystal mengerjakan beberapa laporan yang ada di meja miliknya dengan serius. Dia harus menyelesaikan laporan itu agar tidak perlu lembur malam nanti. Dia juga sudah memberitahu Kenzy agar tidak ada yang mengganggu dirinya saat iniDia malas bertemu dengan orang lain disaat suasana hatinya sedang tidak baik. Seperti saat ini. Itu sebabnya dia sengaja tidak menerima tamuSaat Crystal sedang mengerjakan laporan miliknya, sebuah panggilan baru saja masuk di telepon kantor yang berada di sebelahnya. Crystal hanya menatap telepon yang berdering itu tanpa minat sama sekali.Tak lama, telepon itu berhenti berdering. Crystal terus melanjutkan pekerjaannya tapi kini ponselnya yang mulai berdering. Nomor baru. Entah dari siapa panggilan itu berasalPanggilan itu berakhir sama seperti tadi. Berhenti tanpa diangkat oleh Crystal. Saat sedang membuat sesuatu di komputer miliknya, seseorang malah membuka pintu ruangan Crystal tanpa mengetuk lebih dulu“Saya
~Beginilah hidup. Kadang sibuk dan kadang bersikap seakan tidak ada beban apapun~Pagi ini terasa begitu hangat bagi Crystal. Bukan karena dia sedang dipeluk sang kekasih. Itu karena dia masih bergemul dengan selimut tebalnya yang enggan membiarkannya bangunSeandainya dia bisa terbangun dan merasa hangat karena sedang berada dalam pelukan sang suami. Crystal berguling dan merasa geli dengan pemikirannya sendiri.“Mommy, tolong anakmu yang jomblo ini!” teriak Crystal seperti orang aneh. Anggap saja dia memang terbiasa seperti itu.Crystal menyampirkan selimut tebal miliknya dan duduk termenung di ranjang berukuran queen yang selalu menjadi tempat ternyaman baginya.“Ahh, indahnya hari libur!” Ujar Crystal. Kali ini dia tidak berteriak, melainkan hanya tersenyum lebar. Cepat sekali perasaannya berubah.Saat Crystal hendak beranjak dari Kasur, dia malah mendengar suara klakson mobil yang tidak asing lagi diteli
Crystal mengerjakan beberapa laporan yang ada di meja miliknya dengan serius. Dia harus menyelesaikan laporan itu agar tidak perlu lembur malam nanti. Dia juga sudah memberitahu Kenzy agar tidak ada yang mengganggu dirinya saat iniDia malas bertemu dengan orang lain disaat suasana hatinya sedang tidak baik. Seperti saat ini. Itu sebabnya dia sengaja tidak menerima tamuSaat Crystal sedang mengerjakan laporan miliknya, sebuah panggilan baru saja masuk di telepon kantor yang berada di sebelahnya. Crystal hanya menatap telepon yang berdering itu tanpa minat sama sekali.Tak lama, telepon itu berhenti berdering. Crystal terus melanjutkan pekerjaannya tapi kini ponselnya yang mulai berdering. Nomor baru. Entah dari siapa panggilan itu berasalPanggilan itu berakhir sama seperti tadi. Berhenti tanpa diangkat oleh Crystal. Saat sedang membuat sesuatu di komputer miliknya, seseorang malah membuka pintu ruangan Crystal tanpa mengetuk lebih dulu“Saya
“Nggak papa kok. Cuman nggak suka bunga aja.” Balas Crystal. Mereka lalu mengangguk paham saat mendengar itu.Mereka tahu bahwa Crystal tidak menyukai bunga mawar berwarna merah. Dan sialnya, Fian malah menyuruhnya memberikan bung a itu padahal dia tahu Crystal tidak menyukainya. Bukan alergi, hanya saja dia merasa tidak suka. Apakah itu aneh? entahlahMereka berjalan mendekat dan Fian menatap Crystal dengan tatapan seolah bertanya. Crystal menatap pria itu dengan wajah datar, tunggu saja setelah ini.“Selamat datang pak!” ucap para karyawan yang mulai beriringan dan Kiki memberikan buket bunga itu kepada si CEOCEO itu menatap Crystal, sedangkan yang ditatap hanya memberikan wajah yang biasa saja. Dia menatap tanpa minat dan hanya diam disana.“Baiklah, saya ingin mengucapkan terimakasih atas penyambutannya.” Ucap CEOHanya itu. Dia hanya mengucapkan itu dan pergi setelahnya. Beruntunglah ada Fian yang me
“Fian!” teriak Crystal saat mendapati Fian sedang berada di kantin perusahaan pagi ini. Sebenarnya dia berteriak, hanya memanggil dengan lebih bersemangat saja tadi“Kenapa Crystal Augustine yang suaranya cetar kayak toa. Pagi-pagi udah teriak aja” balas Fian. Sebetulnya dia sedang menjawab panggilan Crystal atau sedang berceramah? entahlah“Aishh. Lo bikin kopi?” tanya Crystal saat dia melihat Fian sedang mengaduk kopi yang baru saja dia buat.“Ini nih alasan lo jomblo. Nggak peka!” jawab Fian. “Udah jelas-jelas gue lagi ngaduk kopi, masih aja ditanyaain.” Sambung Fian sembari menggelengkan kepalanya.Crystal memberi tepukan di bahu Fian sebagai balasan. “Santai aja boss.” Ucap Crystal. Dia mengambil tempat disebelah Fian dan mulai membuat cappuccino untuknya“Eh Btw, tumben itu di depan nggak ada kerumunan lagi. Udah lo apain?” tanya Crystal sembari menunggu
Keesokan harinya, Crystal berjalan santai menuju kantor setelah dia memarkirkan mobilnya. Entah kenapa, tapi dia merasa malas kemarin dan itu mungkin karena keberadaan si satpam baru. Aneh sekali. Padahal Crystal tidak terbiasa merasa seperti itu.“Eh Crystal!” teriak Fian yang sepertinya sedang mengambil sesuatu di mobilnya. Entah apa yang sedang dia lakukan.Sebenarnya Crystal juga tidak memperhatikan sekitar tadi, makanya dia tidak melihat keberadaan Fian beserta mobil miliknya“Sini bentar, tungguin gue!” kata FianAishh. Crystal berjalan mendekat kearah Fian dan masih merasa aneh. Memang sohibnya itu rada-rada aneh juga.“Ngapain lo?” tanya Crystal setelah dia sampai di dekat Fian dan memerhatikan tingkahnya yang seperti sedang mencari sesuatu.“Nyariin dompet. Tadi ketinggalan di mobil.” jawab Fian yang masih mencari-cari keberadaan dompet miliknya“Lo lupa bawa kali, kebiasa
Pagi ini Crystal sudah dalam perjalanan ke kantor. Dia sempat terlambat tadi, jadilah dia terjebak macet. Tumben sekali. Tapi memang salahnya, dia merasa ogah-ogahan sekali ke kantor hari ini. Makanya dia menonton satu episode film dulu di ponselnya, dan mulai bergegas saat matahari sudah mulai meninggi.Akhirnya setelah terjebak macet, dia sampai di kantornya. Kadang macet memang menyebalkan, tapi memilih untuk menunda justru lebih menyebalkan.Saat Crystal baru saja menatap pintu masuk kantor yang megah itu, dia bertemu dengan Fian yang sepertinya hendak pergi dengan mobilnya.“Mau kemana pak?” tanya Crystal saat mereka berpapasan“Nah, akhirnya datang juga. Tumben banget lo telat.” Bukannya menjawab, Fian malah membicarakan soal keterlambatan Crystal ke kantor“Sekali doang. Gue males aja hari ini.” Jawab CrystalMendengar itu, Fian mengangguk. Dia memberikan sebuah file pada Crystal tanpa berkata apapu
Keesokan harinya, Crystal Kembali bersiap untuk pergi ke kantor. Ah iya, dia lupa bertanya tentang ucapan Fian kemarin. Crystal juga harus menyelesaikan beberapa urusan, jadi dia tidak sempat bertemu dengan Fian setelah itu.Dia berjalan menuju lantai dasar setelah itu. Dia akan menanyai Fian saat dia sudah sampai di kantor nanti. Semoga saja dia juga tidak sibuk hari ini.Crystal melihat pemandangan sekitar dan menarik nafas perlahan. Sepertinya hari ini akan terasa menyenangkan. Walau setiap hari rasanya menyenangkan bagi Crystal.“Mba Crystal!” panggil seseorang dari depan rumah Crystal. Padahal Crystal sudah bisa melihatnya sejak tadi“Iya mang!” jawab Crystal saat mendapati mang Ucup sudah berhenti di tempat yang tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini“Selamat pagi, neng!” ucap mang Ucup dengan ramah“Pagi Mang!” jawab Crystal dengan senyum yang tak kalah ramahnya.Crystal berbela
~Beginilah hidup. Kadang sibuk dan kadang bersikap seakan tidak ada beban apapun~Pagi ini terasa begitu hangat bagi Crystal. Bukan karena dia sedang dipeluk sang kekasih. Itu karena dia masih bergemul dengan selimut tebalnya yang enggan membiarkannya bangunSeandainya dia bisa terbangun dan merasa hangat karena sedang berada dalam pelukan sang suami. Crystal berguling dan merasa geli dengan pemikirannya sendiri.“Mommy, tolong anakmu yang jomblo ini!” teriak Crystal seperti orang aneh. Anggap saja dia memang terbiasa seperti itu.Crystal menyampirkan selimut tebal miliknya dan duduk termenung di ranjang berukuran queen yang selalu menjadi tempat ternyaman baginya.“Ahh, indahnya hari libur!” Ujar Crystal. Kali ini dia tidak berteriak, melainkan hanya tersenyum lebar. Cepat sekali perasaannya berubah.Saat Crystal hendak beranjak dari Kasur, dia malah mendengar suara klakson mobil yang tidak asing lagi diteli