Cassy tampak sempat berfikir, Saat ia tengah bergulat dengan pikirannya sendiri seseorang menyebut namanya, lebih tepatnya berteriak memanggil Cassy.
Gadis itu segera menoleh kepada sang empunya suara yang baru saja keluar dari dalam Restoran.
"Cassy ... kok diam aja? Gimana keadaan Kamu? Udah baikan? Ngapain ke sini? Mau ketemu Aku? Udah kangen ya .... "Serentetan pertanyaan keluar dari bibir Pria yang saat ini paling tak ingin Cassy temui. Gadis itu hanya menatap Pria yang kini tengah tersenyum lebar saat menatapnya. Sebaliknya Cassy sangat benci dengan Pria yang sudah menghianatinya itu.
"Raka ... Kamu ngapain di sini?" bukannya menjawab pertanyaan Raka, Cassy malah balik bertanya. Yah, walaupun ia sangat membenci Raka, tapi setidaknya ia masih menggunakan akal sehatnya se
"Kamu mau kemana Sayang? Temani Aku dulu dong ....""Aku gak bisa Raka, setelah ini Aku ada urusan penting." jawab Cassy sambil berusaha melepaskan genggaman Raka pada pergelangan tangannya. "Tapi Aku kangen ... atau Kita langsung pergi saja? Biar Aku temani Kamu ...." jawab Raka bersikeras. "Tidak perlu, lagi pula acara di sini juga belum selesai kan? Temui kolega Kamu di dalam." jawab Cassy sambil mengusap pergelangannya yang sudah dilepaskan Raka. "Tidak perlu hawatirkan itu, ada Asistenku di dalam. Oh iya Kau pasti kaget saat tahu siapa asisten baruku ...." "Nanti saja Aku kenalannya. Aku harus pergi sekarang ...." ujar Cassy dengan senyum yang dipaksakan. Gadis itu sudah muak melihat wajah Raka. "Ayolah Sayang Aku ....""Raka ...."Suara seorang wanita yang sangat dikenali Cassy menghentikan gerakan Raka y
Dalam hati Cassy tengah mengutuk dirinya sendiri yang kini tengah bergandengan mesra dengan Raka, tapi di sisi lain ia tengah tertawa melihat Mona yang salah tingkah. Gadis yang biasanya ceria itu bahkan jadi sangat pendiam sekarang. Cassy yakin ia tengah terbakar api cemburu.Ironis memang, Cassy yang berstatus sebagai kekasih Raka sekarang posisinya tengah memanas-manasi Mona yang notabene adalah sahabatnya, yang tak punya hubungan apa pun dengan Raka - Setidaknya itulah yang coba mereka perlihatkan pada Cassy.Kedua 'penghianat' itu belum mengetahui fakta bahwa kepura-puraan mereka tak ada artinya di depan Cassy. Gadis itu sudah tahu penghianatan yang mereka lakukan, yang membuat ia bertahan di tempat ini dengan mereka adalah ada pergerakan dalam ruang hatinya untuk melihat seberapa jauh mereka akan menghianati nya. Selain itu, ada rasa penasaran di sebagian hatinya mengapa mereka tega melakukan hal sekejam itu pada dirinya
Cassy PoVAda sedikit rasa sesal karena masih meladeni Raka dan Mona. Rasa penasaranku yang terlalu besar mengalahkan rasa benciku saat melihat mereka. Aku selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, tapi masih merasakan penghianatan itu. Terus terang, itu sangat menganggu ku. Dan ... Mengapa keduanya menyembunyikan hubungan itu dariku? Apa maksud keduanya melakukannya? Jika memang saling cinta, Aku tak akan memaksa. Sakit memang, tapi itu lebih baik.Semua pertanyaan itulah yang membuatku masih bisa tersenyum di depan keduanya. Meski Aku ragu, dengan makna dari senyumanku sendiri di mata mereka. Beberapa kali Aku bahkan mengeluarkan pernyataan untuk memancing pengakuan atas perselingkuhan itu, tapi keduanya tetap mengelak. Meski tampak jelas keduanya salah tingkah. Kupikir semua akan baik-baik saja setelahnya. Maksudku, tak akan ada tindakan buruk yang akan menimpaku karena p
"Jangan asal ngomong ya ... Siapa yang mendengkur coba? Lagian kenapa juga Aku bisa ada di sini? Dan tadi ... Pas bangun, kenapa Kamu melihat seperti itu? Jangan-jangan ... Kamu ...."Pria itu masih menatapku tajam, "Jangan berfikir macam-macam. Saya tidak tertarik dengan perempuan lemah seperti Kamu. Jika sudah merasa baikan, silahkan pergi dari ruangan kerja Saya!" Suaranya pelan, tapi semua kalimat yang terucap dari mulutnya adalah kata-kata yang menyakitkan untuk didengarkan."Salah sendiri bawa Aku kesini. Siapa juga yang mau lama-lama dengan vampir menakutkan seperti Kamu!" ucapku dengan nada yang tinggi. Aku tidak bisa menahan emosi melihat wajahnya yang tak ada ekspresinya itu."Saya hanya ingin menjaga reputasi bisnis yang tengah saya bangun. Tidak lebih dari itu. Baik, Sekarang Kamu saya antar pulang.""Oh ... Jadi Kamu ya
Cassy masih berkutat dengan pikirannya sendiri, sampai akhirnya ia memutuskan untuk mengambil handphone yang tadi ia letakkan begitu saja di sampingnya."Berhenti memikirkan pria aneh itu Cassy, banyak hal yang harus dipikirkan setelah ini. Salah satunya adalah membereskan urusan dengan Raka dan Mona!" ucap Cassy pada dirinya sendiri.Gadis berkulit putih bersih bak pualam itu teringat akan banyaknya panggilan tak terjawab dan pesan masuk yang tak terhitung jumlahnya tadi, akhirnya ia pun memutuskan untuk mengeceknya satu per satu.Raka dan Mona yang memenuhi hampir semua pesan dan panggilan yang tidak terjawab. Cassy terus membaca ... hingga satu nama menarik perhatiannya, Dimas.Apa kabar pria itu, Cassy langsung mengecek pesan singkat darinya ...."Hai Cass ... Apa kabar? Kamu udah balik belum? Mas
Cassy memberikan senyuman terbaik yang ia punya saat berhadapan langsung dengan Mona dan Raka yang kini tak mengedipkan matanya sekalipun saat melihatnya."Hai Mon, Ka ... Sorry agak lama, tadi masih harus belanja sedikit" ucap Cassy sembari mengangkat tas belanjaannya yang tak terlalu besar itu."Santai aja lah Cass, ini juga Aku dan Raka belum lama kok. Baru selesai meeting tadi, ya kan Ka?" jawab Mona sambil tersenyum dan beralih menatap Raka yang terlihat gugup tak bisa mengalihkan pandangannya dari Cassy yang terlihat ceria."Aku langsung duduk aja ya ..." ujar Cassy sambil menarik salah satu kursi dan duduk tepat di depan Raka, Pria itu tiba-tiba terbatuk. Mona langsung menyodorkan ia minuman yang sudah tersaji di depan mereka sejak tadi.Cassy hanya tersenyum melihat Raka yang tampak jelas salah tingkah di depannya.
Cassy mencoba menghapus air matanya yang terus menetes dengan telapak tangannya, ia berlari dengan menundukkan kepala. Khawatir jika ada yang mengenali. "Bukkk ... "Gadis itu menabrak sesuatu ... Atau seseorang? Sepertinya memang ia menabrak seseorang, dan orang itu berdiri tepat di depannya. Beruntung Cassy tidak terjatuh tadi, ia hanya terdiam mematung di depan pria itu. "Cassy, Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Raka terdengar khawatir. Ia berdiri di belakang Cassy sekarang. 💍💍💍Sebelum Cassy mengalami tabrakan dengan Pria yang sudah membelakanginya tanpa berucap satu kata pun itu, terjadi ketegangan antara Raka dan Mona."Sudah! hen
Tiga hari yang melelahkan akhirnya berlalu dengan begitu banyak emosi yang terlibat di dalamnya.Meski berat, tapi Winda melepaskan kepergian putrinya kembali ke Negeri Kangguru.Hanya sebulan lagi ia harus menahan rindu pada putri semata wayangnya. Tapi waktu yang singkat itu tetap terasa sangat lama bagi seorang Ibu yang dilanda rindu."Hati-hati ya Sayang di sana. Jaga kesehatan. Kalo udah sampai di apartemen langsung kasi kabar.""Iya Mah. Pasti Cassy langsung ngabarin."Cassy dan Mamanya kembali berpelukan dalam haru. Sedih, tapi Cassy selalu meyakinkan sang Mama untuk tetap sabar. Sebentar lagi ia akan lulus dan akan menetap di Indonesia.💍💍💍Cassy telah sampai di Bandara Udara Internasional Adelaide. I