Cassy PoV
Ada sedikit rasa sesal karena masih meladeni Raka dan Mona. Rasa penasaranku yang terlalu besar mengalahkan rasa benciku saat melihat mereka. Aku selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, tapi masih merasakan penghianatan itu. Terus terang, itu sangat menganggu ku. Dan ... Mengapa keduanya menyembunyikan hubungan itu dariku? Apa maksud keduanya melakukannya? Jika memang saling cinta, Aku tak akan memaksa. Sakit memang, tapi itu lebih baik.
Semua pertanyaan itulah yang membuatku masih bisa tersenyum di depan keduanya. Meski Aku ragu, dengan makna dari senyumanku sendiri di mata mereka. Beberapa kali Aku bahkan mengeluarkan pernyataan untuk memancing pengakuan atas perselingkuhan itu, tapi keduanya tetap mengelak. Meski tampak jelas keduanya salah tingkah. Kupikir semua akan baik-baik saja setelahnya. Maksudku, tak akan ada tindakan buruk yang akan menimpaku karena p"Jangan asal ngomong ya ... Siapa yang mendengkur coba? Lagian kenapa juga Aku bisa ada di sini? Dan tadi ... Pas bangun, kenapa Kamu melihat seperti itu? Jangan-jangan ... Kamu ...."Pria itu masih menatapku tajam, "Jangan berfikir macam-macam. Saya tidak tertarik dengan perempuan lemah seperti Kamu. Jika sudah merasa baikan, silahkan pergi dari ruangan kerja Saya!" Suaranya pelan, tapi semua kalimat yang terucap dari mulutnya adalah kata-kata yang menyakitkan untuk didengarkan."Salah sendiri bawa Aku kesini. Siapa juga yang mau lama-lama dengan vampir menakutkan seperti Kamu!" ucapku dengan nada yang tinggi. Aku tidak bisa menahan emosi melihat wajahnya yang tak ada ekspresinya itu."Saya hanya ingin menjaga reputasi bisnis yang tengah saya bangun. Tidak lebih dari itu. Baik, Sekarang Kamu saya antar pulang.""Oh ... Jadi Kamu ya
Cassy masih berkutat dengan pikirannya sendiri, sampai akhirnya ia memutuskan untuk mengambil handphone yang tadi ia letakkan begitu saja di sampingnya."Berhenti memikirkan pria aneh itu Cassy, banyak hal yang harus dipikirkan setelah ini. Salah satunya adalah membereskan urusan dengan Raka dan Mona!" ucap Cassy pada dirinya sendiri.Gadis berkulit putih bersih bak pualam itu teringat akan banyaknya panggilan tak terjawab dan pesan masuk yang tak terhitung jumlahnya tadi, akhirnya ia pun memutuskan untuk mengeceknya satu per satu.Raka dan Mona yang memenuhi hampir semua pesan dan panggilan yang tidak terjawab. Cassy terus membaca ... hingga satu nama menarik perhatiannya, Dimas.Apa kabar pria itu, Cassy langsung mengecek pesan singkat darinya ...."Hai Cass ... Apa kabar? Kamu udah balik belum? Mas
Cassy memberikan senyuman terbaik yang ia punya saat berhadapan langsung dengan Mona dan Raka yang kini tak mengedipkan matanya sekalipun saat melihatnya."Hai Mon, Ka ... Sorry agak lama, tadi masih harus belanja sedikit" ucap Cassy sembari mengangkat tas belanjaannya yang tak terlalu besar itu."Santai aja lah Cass, ini juga Aku dan Raka belum lama kok. Baru selesai meeting tadi, ya kan Ka?" jawab Mona sambil tersenyum dan beralih menatap Raka yang terlihat gugup tak bisa mengalihkan pandangannya dari Cassy yang terlihat ceria."Aku langsung duduk aja ya ..." ujar Cassy sambil menarik salah satu kursi dan duduk tepat di depan Raka, Pria itu tiba-tiba terbatuk. Mona langsung menyodorkan ia minuman yang sudah tersaji di depan mereka sejak tadi.Cassy hanya tersenyum melihat Raka yang tampak jelas salah tingkah di depannya.
Cassy mencoba menghapus air matanya yang terus menetes dengan telapak tangannya, ia berlari dengan menundukkan kepala. Khawatir jika ada yang mengenali. "Bukkk ... "Gadis itu menabrak sesuatu ... Atau seseorang? Sepertinya memang ia menabrak seseorang, dan orang itu berdiri tepat di depannya. Beruntung Cassy tidak terjatuh tadi, ia hanya terdiam mematung di depan pria itu. "Cassy, Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Raka terdengar khawatir. Ia berdiri di belakang Cassy sekarang. 💍💍💍Sebelum Cassy mengalami tabrakan dengan Pria yang sudah membelakanginya tanpa berucap satu kata pun itu, terjadi ketegangan antara Raka dan Mona."Sudah! hen
Tiga hari yang melelahkan akhirnya berlalu dengan begitu banyak emosi yang terlibat di dalamnya.Meski berat, tapi Winda melepaskan kepergian putrinya kembali ke Negeri Kangguru.Hanya sebulan lagi ia harus menahan rindu pada putri semata wayangnya. Tapi waktu yang singkat itu tetap terasa sangat lama bagi seorang Ibu yang dilanda rindu."Hati-hati ya Sayang di sana. Jaga kesehatan. Kalo udah sampai di apartemen langsung kasi kabar.""Iya Mah. Pasti Cassy langsung ngabarin."Cassy dan Mamanya kembali berpelukan dalam haru. Sedih, tapi Cassy selalu meyakinkan sang Mama untuk tetap sabar. Sebentar lagi ia akan lulus dan akan menetap di Indonesia.💍💍💍Cassy telah sampai di Bandara Udara Internasional Adelaide. I
Pagi yang cerah dengan kicauan burung menyambut sang surya yang mulai menghangatkan Bumi dengan segala isinya. Di kediaman Darian Retiansyah yang kini kembali sunyi tanpa kehadiran sang putri yang telah kembali ke Australia, tampak sepasang suami istri yang masih tetap mesra di usia pernikahan mereka yang sudah menginjak 22 tahun tengah menyantap sarapan sambil bertukar cerita. "Mama ada acara apa hari ini?" tanya Ardian pada sang istri setelah menenggak air putihnya. "Rencananya sih Mama mau ke Restoran Pa, mau ngecek untuk acara arisan besok." "Kenapa nggak di rumah Ma?" "Pengen cari suasana baru aja Pa, selain itu ... Mama juga pengen ketemu sama owner restorannya ...." Ardian menatap istrinya dengan dahi mengkerut, tanda ia sedang bingung atas pernyataan sang istri lontarkan barusan. Winda yang melihat wajah Ardian hanya bisa tersenyum, ia tahu betul arti dari tatapan sang suami yang kini
“Sudah jadi tugas saya untuk melakukan hal itu,” ujar Dirga sambil tersenyum hangat dan ia pun melanjutkan, “Bisakah saya menjaga Puteri Bapak dan Ibu seumur hidup saya?”Ingin rasanya Dirga menjawab seperti itu, namun sebisa mungkin kalimat itu ditahannya dalam hati. Sebaliknya ia hanya tersenyum sambil berucap, "Iya Pak, sama-sama." Pria itu mengutuk dirinya sendiri yang kini merasa bodoh dengan jawabannya yang terlanjur diucapkan.Pembahasan mengenai Cassy pun telah berakhir berganti dengan topik yang lain. Tampaknya Winda dan Evi punya banyak hal yang ingin dibahas, Darian yang ada janji dengan Client di tempat lain langsung berpamitan dengan mereka semua dan Dirga yang juga merasa tak pantas berada diantara obrolan seru kedua wanita yang ia hormati itupun segera undur diri untuk kembali ke ruangannya. Bukan hanya untuk bekerja, tapi ada hal penting lain yang ingin ia pastikan. Sesuatu yang beberapa ha
Pov CassySenang rasanya saat semua urusan di sini berjalan lancar, sedikit lelah namun tetap menyenangkan. Bagaimana tidak, aku bisa menikmati hari dengan perasaan lebih bebas tanpa beban. Kadang untuk membunuh waktu aku menemani sahabatku Tiara di tempatnya bekerja, sekedar untuk makan camilan atau minum jus favoritku.Hari minggu adalah hari tanpa aktifitas berarti bagiku dan tiara, ia libur dari kerjanya sedangkan aku? Mulai membuka kembali blok kuliner yang sempat terhenti ku awasi selama beberapa waktu. Sedang asyiknya memilih foto makanan yang beberapa hari lalu aku ambil di kedai makan, ponselku yang tergeletak begitu saja di atas meja berdering.Dengan gerakan malas, aku mengambil benda pipih itu, untuk melihat siapa yang menelpon pagi-pagi begini. Dimas, sebuah nama yang paling banyak dalam list panggilan telpon ku sekarang."Pagi Cassy," Suara khas Dimas langsung menyapa begitu kutekan