Teruslah bertingkah seperti korban. Tuhan lebih tahu siapa yang mengubur lebih banyak luka.
-Carabella-Bel pulang sekolah berbunyi. Siswa-siswi SMA Cakrawala berhamburan keluar kelas menuju parkiran sekolah. Sebagian juga ada yang masih nongkrong di koridor depan kelas masing-masing.
“Gue boleh nebeng pulang gak, Ra? Mobil gue di bengk--”
“Gak bisa gue ada urusan.” Ara menaiki mobilnya terburu-buru dan melaju begitu saja.
Ara tidak berbohong, ia memang akan pergi ke suatu tempat. Nada mendengus pelan dengan sorot mata meredup.
****
Siang berganti malam. Sinar matahari terganti dengan sinar terang rembulan. Gadis tengah tertidur pulas itu terusik oleh cahaya bulan yang masuk lewat jendela kamar terbuka.
Bulu mata lentiknya mulai mengerjap beberapa kali. Menyesuaikan cahaya yang mulai masuk ke retina mata birunya. Hal pertama kali Ara tangkap adalah suasana kamar yang gelap seperti hidupnya saat ini.
Selepas pulang dari suatu tempat tadi, Ara langsung tidur. Buktinya baju seragam masih melekat di badannya.
Ara melihat ke arah jam dinding, menunjukkan pukul 9 malam. Matanya melotot, selama itukah ia tertidur?
Ting
Suara notifikasi membuyarkan keterkejutan Ara. Ia mengambil ponsel di atas nakas, terdapat sebuah pesan dari seseorang.
Ara langsung bangkit bergegas ke kamar mandi. Tidak butuh waktu lama Ara sudah siap dengan pakaian serba hitam tak lupa membawa topi dan masker.
Saat menuruni tangga lampu sudah mati semua. Pasti bibi sudah tidur, pikirnya. Tiba di garasi ia tersenyum tipis. Sudah lama ia tidak mengendarai motor sport kesayangannya itu.
****
Di Arena balap malam ini terlihat sangat ramai dari biasanya. Kabar bahwa ketua Griffins akan adu balapan dengan ketua Black Jack tersebar luas.
Sudah jelas, mereka tidak ingin melewatkan pertunjukan ini.Banyak geng lain yang ikut menonton malam ini. Tidak terkecuali geng Hells Angels. Geng itu kini tengah menjadi pusat perhatian. Pasalnya, geng yang terkenal setelah Griffins itu jarang menampakkan diri.
Kabarnya, Hells Angels memiliki seorang ketua dengan jiwa psikopat. Tapi tidak ada yang pernah melihat bagaimana rupanya.
“Lo yakin Al nerima taruhan ini?” Nathan mulai cemas. Karena balapan kali ini menggunakan motor yang sudah di sediakan oleh panitia.
“Iya bener. Kan lo tau sendiri Al kalo Leon itu licik,” Zeno menimpali, diangguki anggota yang lain.
“Gak ada alasan kan gue nolak taruhan ini.”
“Tapi lo harus tetap hati-hati Al.”
“Pasti.”
Panggilan menginterupsi kedua belah pihak segera menaiki motor yang telah siap. Suara riuh menyambut kedatangan Al di garis start. Terutama para kaum hawa sudah seperti orang kesurupan.
Ahh cakep banget anjir.
Ketua Griffins emang gak ada lawan.
Cowok gue itu!
Mana mau Al sama cabe kaya lo!
“Malah pada berantem geuleuh pisan ningalina.” Zino bergidik ngeri melihat dua cewek itu saling menjambak.
“Semangat Bro.” Nathan menepuk pundak Al sekali.
“Semoga menang pak ketua.”
“Fighting bebeb Al, dedek selalu padamu.” Zino berteriak heboh dengan jari membentuk love ala-ala Korea.
Anggota Griffins yang lain lantas pergi meninggalkan Zino. Mau ditaruh di mana muka mereka. Image kejam dari geng Griffins seakan musnah karena ulah Zino.
Merasa diperhatikan, Al menoleh ke belakang tapi tidak menemukan siapa pun.
“Kenapa lo? Takut?” Leon tersenyum meremehkan.
“Cih, gada kata takut dalam kamus gue.”
Datang seorang perempuan dengan pakaian seksi berdiri di tengah keduanya.
One ....
Two ....
Three ....
Go.
Kedua motor melaju kencang saat bendera dijatuhkan. Tidak ada yang mau mengalah di antara kedua orang tersebut. Saling menatap sengit dan menyalip satu sama lain.
Beberapa menit berlalu, belum ada tanda-tanda kemunculan dua orang tersebut. Banyak hal mengganggu pikiran para sahabat Al.
Tak lama kemudian terlihat dua motor yang mendekati garis finish. Mereka yang berada di sana mendadak heran. Bukannya tadi motor Al berwarna merah?
Pengendara motor berwarna hitam menambah kecepatannya hingga sampai di garis finish lebih dulu, disusul pemotor berwarna hijau.
Sorakan riuh dari para penonton untuk Reiga Almeer Xzander, pemenang balapan malam ini. Al turun dari motor menghampiri Leon dengan tangan mengepal.
Bugh
“BANGSAT LO! MAKSUD LO APA SABOTASE MOTOR GUE HAH?!”
Al memukuli Leon dengan membabi buta.
“AL, UDAH ANJING BISA MATI ANAK ORANG.” Nathan menarik tubuh Al menjauh dari Leon.
Dengan wajah babak belur, Leon dibawa pergi oleh anak buahnya. Napas Al masih menderu, kemarahannya belum reda.
Flashback on.
Seorang gadis bersembunyi di balik pohon saat Al menoleh ke belakang. Merasa janggal dengan motor milik Al, gadis itu menatap intens motor berwarna merah itu. Matanya seketika membola.
“Hah, mainnya sabotase.”
Gadis tadi mengetikan sesuatu pada ponselnya. Dibalas anggukan dari seorang cowok yang berada jauh di depannya.
Al melajukan motornya dengan kencang. Saat akan mengerem di tikungan ternyata rem blong.
“Shit!”
Al jatuh terguling di atas rerumputan. Motornya hancur karena menabrak pohon.
“Terima aja kekalahan lo, haha,” ejek Leon berhenti di depan Al.
“BANCI LO CARA LO SAMPAH!”
Saat Al akan berdiri ada sebuah motor mendatanginya. Terdapat sticker pada plat motornya bergambar sayap dengan tanduk iblis di atasnya, Hells Angels.
“Pake motor gue cepet. Siapa yang berlaku curang tidak akan pernah menang, Ayo buktikan.” Cowok dengan motor itu menyemangati Al.
Tanpa babibu lagi Al langsung menaiki motor itu bersiap. “Thanks.”
“Sans Bro.”
Motornya melesat kembali ke jalanan. Leon sempat terkejut melihat Al di belakangnya. Senyum miring tercetak di balik helm full face Al. Dengan menambah laju motor sekarang posisi Al yang memimpin.
Dan ....
Dirinyalah pemenang.
Flashback off.
“Cuih, caranya sampah kayak mukanya.” Zeno emosi setelah mendengar cerita Al.
“Lo gak papa kan atau ada yang luka?”
“Utututu Nathan perhatian banget sih kan gue jadi buaper.” Zino menangkup pipinya sendiri berlagak tersipu malu.
“Jijik Asu,” Ucapan sarkas Al mengundang gelak tawa yang lain.
“Jadi ini motor anak Hells Angels?”
“Hmm,” gumamnya.
Belum sempat mengembalikan motor, anggota Hells Angels sudah berjalan ke arahnya.
“Selamat Bro.”
“Thanks sekali lagi.”
“No prob, gue cuma jalanin perintah doang.”
“Perintah?” tanya serempak anggota Griffins.
“Hmm.” Anggota Hells Angels pergi meninggalkan tanda tanya bagi seluruh anggota Griffins.
“Gila dingin banget kayak Al sama Nathan,” ucapan Zino mendapat tatapan tajam dari Al dan Nathan.
“MAU MATI!”
****
Dalam perjalanan pulang ke rumah, Ara merasa ada yang mengikuti. Ia berbelok memasuki gang sempit untuk bersembunyi. Firasatnya benar ada dua motor yang saat ini sedang celingak-celinguk mencari keberadaannya.
Ara berusaha melihat lambang dari jaket yang mereka pakai. Matanya melebar saat tahu pemilik dari lambang jaket itu.
“Mereka kan ....”
“Ngapain mereka ngikutin gue?”
Detiknews_cakrawalaJumat dini hari, telah terjadi kasus pembunuhan di jalan merpati. Korban merupakan seorang wanita berusia 25 tahunan yang diketahui bekerja sebagai PSK. Korban dibunuh dengan cara sadis. Pihak polisi berpendapat, bahwa mereka baru kali ini menangani kasus seperti ini. Hati-hati dia masih berkeliaran. Bisa saja si pelaku ada di sekitar kalian.“Loh Ra mau ke mana?”Nada buru-buru mengejar Ara yang membuka pintu mobil hendak pergi. Ara menengok ke arah Nada sekilas lalu menjalankan mobilnya.Ara memperhatikan TKP. Ia melihat kerumunan orang yang ingin menerobos garis polisi. Sebagian dari mereka ada yang membawa kamera. Beberapa ahli forensik sibuk dengan perlengkapan metalurgi dan balistik yang mereka bawa. Rasa penasaran membawanya kian mendekat.Mata Ara mengarah tepat pada tubuh mayat. Mata mayat itu terbelalak dan mulutnya dipaksa senyum dengan cara menjahit kedua ujung bibir. Beberapa tikaman, ada tusukan kecil d
Jangan beri tanda titik di tempat koma berada. Artinya, jangan pernah berhenti ketika memulai sesuatu.-Anonim-New york, 11:15Terdapat sebuah Mansion mewah yang berada jauh dari pusat kota. Mansion itu milik keluarga Damian dan selalu di jaga ketat oleh banyak bodyguard.Mario Pierre Damian seorang pengusaha sukses dan terkenal yang membangun perusahaan dengan nama Damian’s group. Tak jarang, banyak yang ingin menjalin kerja sama dan banyak pula yang ingin menjatuhkan perusahaan tersebut.Di sinilah, seorang gadis kecil berwajah cantik berada. Ralat sangat cantik.Tidak ada yang tahu, Mario mempunyai seorang putri kecuali keluarga terdekat mereka. Yang mereka tahu, Mario hanya mempunyai seorang putra saja.“Mahh, where are you?” Gadis kecil berumur 7 tahun berlarian ke sana kemari mencari sosok wanita paruh baya sambil membawa boneka di tangannya.“Mom, is here,” teriak wanita itu dari arah dap
“Berdosa itu manusiawi tapi membenarkan dosa adalah perbuatan iblis”-Leo Tolstoy-Mansion, 12:01Suasana sepi menjalar di dalam Mansion. Ditambah lagi cuaca yang tidak bersahabat.Ke mana semua orang?Tepatnya jam dua belas malam tadi Mario dan Larasati sudah terbang ke Italia dengan pesawat pribadinya. Sedangkan, Ata belum juga kembali dari sekolahnya.Dan gadis kecil itu ada di balkon kamarnya. Tidak ada niatan untuk beranjak dari sana. Ara menatap hujan, pikiran gadis itu sungguh tidak tenang sepeninggal kedua orang tuanya. Kenapa ia merasa sesuatu yang besar akan terjadi.“Cepat kembali Mah, Pah. Ara takut.”Kring kring kringSuara telepon rumah berbunyi nyaring di dalam Mansion sepi ini.“Hello, with the Damian Family. Can I help you?” Telepon diangkat oleh maid wanita berumur lima puluh tahunan yang bekerja paling lama di sini.“....”
"Kamu bisa tau semuanya kecuali, pikiran manusia."-Carabella-Bandung, 08:3010 tahun kemudian.Bibi mengetuk pintu kamar majikannya. “Non, bibi masuk ya?”Tak ada sahutan. Bibi memaklumi itu.CeklekTidak ada orang. Saat akan kembali keluar, bibi melihat siluet seseorang dari arah balkon.Pasti dia merindukan mereka, Bibi membatin.Bibi berjalan mendekat ke arah siluet orang itu. “Sudah siap semua, Non?”Seseorang itu membalikkan badannya. Seorang gadis dengan tubuh tinggi semampai, kulit putih bersih, dan paras yang amat sangat cantik. Mata birunya menatap lekat wanita yang selama ini sudah merawatnya.“Udah,” jawabnya singkat lalu tersenyum tipis.Mereka lantas pergi meninggalkan balkon untuk mengambil barang bawaan gadis itu.“Biar bibi saja yang bawa, Non.” Gadis itu mengangguk singkat.Sebelum menutup pintu rumah, gadis it
Kepercayaan, sama seperti gelas. Setelah hancur tidak akan pernah sama lagi.-Almeer-DegMatanya gak asing.Mata itu.Batin masing-masing kedua orang itu.“Woi Al, lo mah main ninggalin aja,” teriak Zino dari arah belakang. Ia berusaha mengatur napas akibat berlari mengejar Al. Disusul kedua temannya yang lain.Teriakan Zino berhasil membuat kedua insan berbeda gender itu tersadar dari aksi tatap-tatapannya.“Anjir ada bidadari. perasaan tadi ngejar Al masih di sekolah sekarang udah di surga aja,” ucap Zino menatap Ara tanpa berkedip.Zeno menampol keras kepala kembarannya.“Emang masih di sekolah bego!” ujarnya sarkas.“Murid baru ya neng? Pindahan dari mana? Namanya saha? Ih meni geulis pisan. Boleh dong kita kenalan dulu,” tanya Zino beruntun sambil menjulurkan tangannya.Sepertinya sisi buaya Zino sedang mode on. Ara memutar bola mata malas tanpa ber
Teruslah bertingkah seperti korban. Tuhan lebih tahu siapa yang mengubur lebih banyak luka.-Carabella-Bel pulang sekolah berbunyi. Siswa-siswi SMA Cakrawala berhamburan keluar kelas menuju parkiran sekolah. Sebagian juga ada yang masih nongkrong di koridor depan kelas masing-masing.“Gue boleh nebeng pulang gak, Ra? Mobil gue di bengk--”“Gak bisa gue ada urusan.” Ara menaiki mobilnya terburu-buru dan melaju begitu saja.Ara tidak berbohong, ia memang akan pergi ke suatu tempat. Nada mendengus pelan dengan sorot mata meredup.****Siang berganti malam. Sinar matahari terganti dengan sinar terang rembulan. Gadis tengah tertidur pulas itu terusik oleh cahaya bulan yang masuk lewat jendela kamar terbuka.Bulu mata lentiknya mulai mengerjap beberapa kali. Menyesuaikan cahaya yang mulai masuk ke retina mata birunya. Hal pertama kali Ara tangkap adalah suasana kamar yang gelap seperti hidupnya saat
Kepercayaan, sama seperti gelas. Setelah hancur tidak akan pernah sama lagi.-Almeer-DegMatanya gak asing.Mata itu.Batin masing-masing kedua orang itu.“Woi Al, lo mah main ninggalin aja,” teriak Zino dari arah belakang. Ia berusaha mengatur napas akibat berlari mengejar Al. Disusul kedua temannya yang lain.Teriakan Zino berhasil membuat kedua insan berbeda gender itu tersadar dari aksi tatap-tatapannya.“Anjir ada bidadari. perasaan tadi ngejar Al masih di sekolah sekarang udah di surga aja,” ucap Zino menatap Ara tanpa berkedip.Zeno menampol keras kepala kembarannya.“Emang masih di sekolah bego!” ujarnya sarkas.“Murid baru ya neng? Pindahan dari mana? Namanya saha? Ih meni geulis pisan. Boleh dong kita kenalan dulu,” tanya Zino beruntun sambil menjulurkan tangannya.Sepertinya sisi buaya Zino sedang mode on. Ara memutar bola mata malas tanpa ber
"Kamu bisa tau semuanya kecuali, pikiran manusia."-Carabella-Bandung, 08:3010 tahun kemudian.Bibi mengetuk pintu kamar majikannya. “Non, bibi masuk ya?”Tak ada sahutan. Bibi memaklumi itu.CeklekTidak ada orang. Saat akan kembali keluar, bibi melihat siluet seseorang dari arah balkon.Pasti dia merindukan mereka, Bibi membatin.Bibi berjalan mendekat ke arah siluet orang itu. “Sudah siap semua, Non?”Seseorang itu membalikkan badannya. Seorang gadis dengan tubuh tinggi semampai, kulit putih bersih, dan paras yang amat sangat cantik. Mata birunya menatap lekat wanita yang selama ini sudah merawatnya.“Udah,” jawabnya singkat lalu tersenyum tipis.Mereka lantas pergi meninggalkan balkon untuk mengambil barang bawaan gadis itu.“Biar bibi saja yang bawa, Non.” Gadis itu mengangguk singkat.Sebelum menutup pintu rumah, gadis it
“Berdosa itu manusiawi tapi membenarkan dosa adalah perbuatan iblis”-Leo Tolstoy-Mansion, 12:01Suasana sepi menjalar di dalam Mansion. Ditambah lagi cuaca yang tidak bersahabat.Ke mana semua orang?Tepatnya jam dua belas malam tadi Mario dan Larasati sudah terbang ke Italia dengan pesawat pribadinya. Sedangkan, Ata belum juga kembali dari sekolahnya.Dan gadis kecil itu ada di balkon kamarnya. Tidak ada niatan untuk beranjak dari sana. Ara menatap hujan, pikiran gadis itu sungguh tidak tenang sepeninggal kedua orang tuanya. Kenapa ia merasa sesuatu yang besar akan terjadi.“Cepat kembali Mah, Pah. Ara takut.”Kring kring kringSuara telepon rumah berbunyi nyaring di dalam Mansion sepi ini.“Hello, with the Damian Family. Can I help you?” Telepon diangkat oleh maid wanita berumur lima puluh tahunan yang bekerja paling lama di sini.“....”
Jangan beri tanda titik di tempat koma berada. Artinya, jangan pernah berhenti ketika memulai sesuatu.-Anonim-New york, 11:15Terdapat sebuah Mansion mewah yang berada jauh dari pusat kota. Mansion itu milik keluarga Damian dan selalu di jaga ketat oleh banyak bodyguard.Mario Pierre Damian seorang pengusaha sukses dan terkenal yang membangun perusahaan dengan nama Damian’s group. Tak jarang, banyak yang ingin menjalin kerja sama dan banyak pula yang ingin menjatuhkan perusahaan tersebut.Di sinilah, seorang gadis kecil berwajah cantik berada. Ralat sangat cantik.Tidak ada yang tahu, Mario mempunyai seorang putri kecuali keluarga terdekat mereka. Yang mereka tahu, Mario hanya mempunyai seorang putra saja.“Mahh, where are you?” Gadis kecil berumur 7 tahun berlarian ke sana kemari mencari sosok wanita paruh baya sambil membawa boneka di tangannya.“Mom, is here,” teriak wanita itu dari arah dap
Detiknews_cakrawalaJumat dini hari, telah terjadi kasus pembunuhan di jalan merpati. Korban merupakan seorang wanita berusia 25 tahunan yang diketahui bekerja sebagai PSK. Korban dibunuh dengan cara sadis. Pihak polisi berpendapat, bahwa mereka baru kali ini menangani kasus seperti ini. Hati-hati dia masih berkeliaran. Bisa saja si pelaku ada di sekitar kalian.“Loh Ra mau ke mana?”Nada buru-buru mengejar Ara yang membuka pintu mobil hendak pergi. Ara menengok ke arah Nada sekilas lalu menjalankan mobilnya.Ara memperhatikan TKP. Ia melihat kerumunan orang yang ingin menerobos garis polisi. Sebagian dari mereka ada yang membawa kamera. Beberapa ahli forensik sibuk dengan perlengkapan metalurgi dan balistik yang mereka bawa. Rasa penasaran membawanya kian mendekat.Mata Ara mengarah tepat pada tubuh mayat. Mata mayat itu terbelalak dan mulutnya dipaksa senyum dengan cara menjahit kedua ujung bibir. Beberapa tikaman, ada tusukan kecil d