Share

Bulan Madu

Penulis: 5Lluna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Ini apa?"

Pandangan Star tidak bisa lepas dari barang-barang yang dipegangnya sekarang. Star cukup tercengang melihat benda yang diberikan Adrian tadi, belum ditambah kata-katanya soal cafe itu.

Seperti yang sudah diduga Star sebelumnya, amplop kecil itu berisi kunci dan kartu. Di kartunya tertera nama sebuah bank dan sebaris angka.

Star menduga itu adalah kartu dan kunci safe deposit box. Entah kebetulan atau apa, lokasi banknya tidak jauh dari cafe. Karena itu Star meminta Harvie mengantarnya ke sana.

Di sana Star menemukan cukup banyak hal. Ada sertifikat rumah, perhiasan dan buku tabungan serta atm. Yang paling mencengangkan adalah angka yang tercetak di buku itu. Terlalu banyak nol yang berjejer di sana.

"Apa ini dari Papa atau Mama?" tanya Star pada Harvie yang masih serius menyetir.

"Kamu ingin jawaban jujur atau tidak?" Harvie bertanya balik, tetap fokus pada jalanan.

"Walau menyakitkan, tapi aku memilih jujur." Star menoleh pada Harvie dengan wajah serius yan
5Lluna

Padahal nikah saja belum.🤭

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Undangan

    "Kok lesu, Star?" Helena menegur mantunya yang baru bergabung di meja makan. Hari ini tidak seperti biasanya, Star terlambat bangun. Atau lebih tepatnya dia tiak bisa tidur karena kata-kata Helena soal bulan madu. Yang dikatakan Helena itu tidak salah. Wajar jika pengantin baru pergi bulan madu untuk bermesraan. Tapi masalahnya, tiba-tiba Star merasa belum siap untuk melakukan 'itu'. Mengingat hal yang terjadi dua hari lalu saja masih memalukan bagi Star. Apalagi jika nanti saat bulan madu dia dan Harvie harus melakukannya lagi. Mengingatnya saja sudah membuat wajah Star merona. "Kamu sakit, Babe?" tanya Harvvie khawatir. Harvie bahkan menunduk mengikuti Star, hanya untuk melihat wajah kekasihnya. Tak lupa juga Harvie memeriksa suhu tubuh perempuan itu dengan cara menyentuh kening. Membuat jantung Star yang sedari tadi berulah, makin berdebar kencang. "'Gak demam. Tapi kok wajahmu merah ya?" Harvie perlu menyibak rambut Star yang menutupi wajah, untuk melihat dengan lebih jelas

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Memancing Hera

    "Star, Babe?" Harvie mengetuk pintu kamar Star pelan. "Sayang, buka pintunya dong. Ini sudah pagi loh. Gak mau kuliah?" Harvie mengetuk sekali lagi. Sudah jadi kebiasaan Harvie mengetuk pintu kamar Star setiap pagi. Tidak selalu Star yang membuka pintu, tapi setidaknya Harvie bisa tahu keadaan atau keberadaan Star. Tapi hari ini tidak ada yang membukakannya pintu. "Karin. Star mana ya?" Harvie sengaja mencari Karin hanya untuk menanyakan Star yang tidak terlihat di mana pun. "Nona Star baru saja berangkat, Tuan." "Berangkat? Berangkat ke kampus?" tanya Harvie heran. Ini belum jam tujuh pagi, tapi Star sudah berangkat? Bukannya ini sedikit aneh? Seingat Harvie kuliah jam pertama biasanya mulai jam sembilan pagi. "Katanya ada yang Nona mau urus bersama dengan teman-temannya." Karin memberi tahu. "Oh, oke." Harvie mengangguk mengerti. Karena Star sudah berangkat. Maka Harvie juga memutuskan untuk berangkat lebih pagi. Banyak hal yang harus diselesaikannya hari in

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Keluarga Carlton

    "Aku pengen kasih kalian sesuatu, tapi jangan ribut ya," bisik Star pada Hillary dan Tere. "Ini kan di perpustakaan, Star. Gimana bisa ribut?" Tere memutar bola matanya dengan gemas. Star tidak terlalu menanggapi dan hanya tersenyum saja sambil merogoh tasnya. Dia kemudian mengulurkan dua amplop berwarna abu-abu pada dua sahabatnya. "Apa maksudnya ini, Star?" Hillary melongo melihat amplop abu-abu yang baru diberikan sahabatnya itu. "Undangan pernikahan. Besok aku nikah," ucap Star semringah. "What?" "Sst." Star langsung berdesis mendengar pekikan dua orang itu. "Tadi kan aku udah bilang jangan ribut." "Kamu hamil?" tanya Tere dalam bisikan. "Gak lah. Ini emang sudah direncanakan sebelumnya kok. Dan ingat ya, jangan ribut. Soalnya ini acaranya cuma buat keluarga dan teman terdekat saja." "Terlalu mencurigakan," Hillary menyipit curiga pada Star. Baru Star akan protes ponselnya bergetar, menampilkan nama Harvie di sana. Melihatnya mata Star langsung membulat dan perlahan waja

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Tolong

    "Harvie sialan." Marcus menghamburkan barang-barang yang ada di wastafel kamarnya dengan kesal. Baru saja pulang rumah setelah bekerja, dan dia langsung mendengarkan berita buruk. Berita yang sangat buruk. Besok pagi Star dan Harvie akan melangsungkan pernikahannya. Tapi bagaimana bisa? Seingat Marcus, terakhir kali berbicara dengan Harvie, sepertinya keluarga Star belum memberi restu. Tapi besok mereka akan menikah? Bagaimana bisa tidak ada orang yang tahu sama sekali? "Kalau begini caranya, aku harus memakai cara yang lebih ekstrim." Marcus mengangguk dengan seringai yang menyeramkan. *** "And here we go the bride." Star berbalik begitu mendengar suara pintu terbuka diiringi suara Clara, salah satu sepupu Harvie yang berprofesi sebagai youtuber. Star sudah berkenalan dengan Clara sebelum dirinya mulai di make up. Adik sepupu Harvie itu meminta izin untuk merekam momen pernikahan mereka yang tertutup untuk umum. Kini ketika Star sudah berpakaian lengkap, Clara datang lag

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Kecelakaan

    Semua terjadi begitu cepat. Star baru melangkah sebanyak satu kali dan Harvie baru saja menunduk mencari kunci mobil yang terjatuh. Di saat yang sama, seseorang membekap Star dari belakang. Jangan tanya lagi bagaimana terkejutnya Star saat itu. Star luar biasa panik dan ketakutan. Seumur-umur ini kali pertama Star merasakan ketakutan seperti ini. Tentu saja ketakutan berpisah dengan Harvie tidak bisa dibandingkan dengan saat ini. Sekuat tenaga Star mencoba melawan. Dirinya berusaha menggigit tangan orang yang membekapnya dan ternyata berhasil. Star tidak menyia-nyaiakan kesempatan dan segera berteriak. "Daddy. Tolong." Star hanya bisa meneriakkan itu karena mukutnya kembali di bekap. Tapi setidaknya Harvie sudah mendengarnya dan mengejar dirinya yang sedang dimasukkan ke dalam mobil secara paksa. "STAR." Sayangnya Harvie sedikit terlambat. Ketika dia berhasil mencapai mobil para penculik, pintu mobilnya baru saja menutup rapat dan mobil itu segera melaju. Dengan terg

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Biang Kerok

    Star tersentak ketika mendengar suara tembakan. Namun kesadarannya segera kembali dengan cepat begitu mengingat Harvie. Star segera mendongak mencari suaminya dan menjadi pucat melihat kaca mobil sport berwarna merah itu sudah rusak karena peluru. Ketika si penjahat yang disebelahnya kembali mengarahkan pistol pada mobil Harvie, Star menahan tangan pria itu. Tapi jelas usaha Star sia-sia, karena lelaki yang satunya menangkap Star dan menguncinya. "Daddy pergi. Jangan datang ke sini." Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Star ketika peluru demi peluru, menghantam bodi mobil sport itu adalah menangis dan berteriak. Teriakan itu makin menjadi ketika mobil Harvie menabrak pembatas di pinggir jalan, bermanuver, menabrak mobil yang ditumpanginya dan akhirnya terbalik. Mobil suv hitam itu terguncang cukup hebat. Dua penumpang di depan yang tidak menggunakan safety belt sudah bercucuran darah. Penumpang yang dibelakang pun sama saja. Di dalam mobil itu hanya Star saja yang masih sa

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Orang Misterius

    Entah apa yang ada dipikiran Derina saat ini, tapi dia memesan taksi dan kembali ke rumah sakit. Rasa bersalahnya makin besar pada Harvie dan Star. Mungkin itu yang membuatnya kembali ingin mengunjungi kamar Harvie. "Star ayo makan dulu, Nak." Derina bisa mendengar suara membujuk Helena. Derina yang berdiri di depan pintu mengintip dari celah pintu. Menyaksikan bagaimana Star makin kehilangan semangat hidupnya. Padahal Harvie baik-baik saja, hanya belum sadar. "Star, ayo dong. Kamu juga masih sakit, Nak. Kamu harus makan." Oke, sudah cukup. Derina tidak tahan lagi melihat Star yang tiba-tiba jadi lemah. Dia jauh lebih suka menghadapi Star yang kuat dan berani. Karena itu Derina melangkah masuk dan menarik bahu Star dengan kasar. "Derina." Helena memekik tertahan melihat sikap kurang ajar itu. "Dengar ya. Kamu sekarang istrinya Kak Harvie kan?" tanya Derina tidak peduli dengan tatapan tajam Helena. "Harusnya sebagai istri, kamu yang mengurusi Kak Harvie. Tapi kalau kamu mo

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Calon Pelakor

    Star tertidur sangat pulas sejak semalam. Mungkin tubuhnya memang sudah sangat lelah karena penculikan dan kecelakaan. Saking pulasnya Star tidak menyadari ada yang menjenguk di malam hari. Pengunjung itu tidak melakukan apa-apa dan hanya menatap dua orang yang tidur berdampingan itu. Setelah cukup puas dia segera pergi. Dan tidak ada yang menyadari kedatangannya, bahkan Irina pun tidak. *** Entah sudah berapa lama Star tertidur. Dia bahkan tidak mengingat kapan tertidur dan tidak tahu sudah jam berapa sekarang. Dirinya hanya bisa mendengar suara samar dan elusan di kepalanya. Penasaran dengan apa yang terjadi di sekitarnya, Star memaksa dirinya yang masih sedikit mengantuk untuk bangun. Mata Star baru terbuka sedikit ketika mendengar suara yang amat dirindukannya. "Duh, ini karena Mama sama Kakek nih. Star kebangun tuh." Mata Star langsung membuka seketika. Dirinya langsung terlonjak bangun dan melihat ke sisi ranjangnya, menemukan Harvie yang sudah terbangun. "Daddy?" Sta

Bab terbaru

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Suatu Saat Nanti (TAMAT)

    Tidak ada satu manusia pun yang tahu apa yang direncanakan oleh Tuhan. Semisal tentang jangka waktu hidup seorang manusia. Setelah kematian Ronald Arwen yang sudah diprediksi. Berita duka yang lain datang dua tahun kemudian. Secara tiba-tiba Peter Carlton meninggal dalam kecelakaan kerja, saat sedang meninjau lokasi pembangunan. Tepat di saat cucu keempatnya lahir. Anak itu kemudian diberi nama Peter Carlton Jr. Ada juga kejadian tak terduga lain ditahun yang sama. Ketika Marvel Leonard Carlton masuk rumah sakit karena ada masalah pada jantungnya. Lubang di jantung yang dulu membuatnya harus masuk NICU, nyatanya tidak berhasil menutup sempurna. Hal itu baru diketahui ketika berumur tujuh tahun. Untungnya, tidak ada yang membuat nyawanya terancam. Marvel hanya perlu operasi untuk menyumbat lubang tersebut, setelahnya Marvel bisa hidup normal. Hal lain yang perlu dirawat dari Marel hanya matanya. Dari usia enam tahun dia sudah harus menggunakan kacamata tebal. Itu terjadi bukan

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Semua Ada Hikmahnya

    Marvel menunduk dengan wajah terpesona. Matanya dan bibirnya membuka dengan lucunya, saking terpesonanya dia pada adik bayinya yang baru lahir. Marvel tiap hari bertemu dengan adiknya, tapi tetap saja berekspresi seperti itu. "Eh, Marvel. Pipinya adiknya jangan ditusuk-tusuk gitu dong, Nak." Star mengambil tangan anaknya dengan lembut, agar tidak lagi menjahili si kecil July. Dilarang menggunakan jarinya, kini Marvel kembali mengganggu adiknya dengan cara lain. Kali ini si kecil marvel mengecup pipi July dengan gemas. "Astaga, kecil-kecil sudah ada bibit playboynya." Gumaman asal Helena membuat semua orang tertawa. Helena kembali mengadakan acara syukuran kecil-kecilan untuk cucu ketiganya yang cantik, tepat sebulan setelah kelahirannya. Seperti biasa, bukan hanya Carlton dan Arwen saja yang datang. Keluarga besar Langton juga datang. "Ma, tolong jangan didoaiin yang aneh-aneh dong." Harvie langsung protes mendengar Helena berkata seperti itu. Harvie mengakui kalau dulu dia m

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Kembar Tiga

    "Mari kita dengar sambutan dari siswa paling berprestasi kita." Seseorang diatas podium mempersilakan Star bergabung. Star berdiri dari tempatnya duduk di barisan paing depan. Dia tersenyum lebar dan berjalan pelan ke atas podium dengan perutnya yang sudah mulai membuncit. "Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih pada Tuhan Yang Maha Esa." Star memulai pidatonya dengan ucapan terima kasih pada berbagai pihak. "Terakhir terima kasih untuk keluargaku. Papa, Mama, adik-adik, Mertua, serta suami dan anak-anakku." Star tersenyum penuh haru ke arah keluarganya duduk. Hanya ada Harvie dan kedua orang tua Star di sana, tapi itu saja sudah lebih dari cukup. Lagi pula akan sangat merepotkan kalau anak-anak juga ikut ke acara wisudanya, jadi Helena dan Peter yang mendapat jatah menjaga anak-anak. "Mungkin banyak yang bingung bagaimana saya membagi waktu jadi ibu rumah tangga dan kuliah, tapi ... Saya bisa jadi seperti ini karena keluarga saya. Karena punya suami yang mendukung ser

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Di Atas Mobil

    "Star ada diatas main sama anak-anak." Hera memberitahu ketika melihat Harvie. "Thank you, Ma." Harvie segera berlari ke lantai atas, tempat anak-anak biasa bermain. Ini sudah hari ketiga sejak Star menginap di rumah orang tuanya dan dia sudah amat sangat rindu dengan keluarga kecilnya. "Star?" Harvie membuka pintu ruang bermain dengan pelan dan menemukan kalau semua penghuninya tengah tertidur di atas karpet tebal. Star tertidur dengan laptop yang terbuka, dikelilingi oleh Yvonne, Marvel, Amora dan Benedict. Pemandangan yang sangat manis dan Harvie sungguh berharap bisa punya keluarga besar seperti ini. Tidak ingin mengganggu istirahat mereka, Harvie mengendap-ngendap untuk mematikan laptop Star. Dan dia mulai memindahkan satu persatu manusia itu ke kamar masing-masing. *** "Sudah bangun?" Star mengerjap perlahan mendengar suara Harvie yang sudah dia rindukan. Star pikir dia masih bermimpi dan mengeratkan pelukannnya pada Harvie. "Masih ngantuk ya?" Harvie bertanya de

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Pak Dosen

    Star mengetukkan kaki ke teras rumah dengan wajah amat kesal. Irina yang berdiri di sebelahnya dengan memegang setumpuk kertas, tidak berani menatap bosnya itu. "Daddy ke mana sih?" tanya Star dengan ketus. "Biar saya teleponkan." Irina segera bergerak cepat mengambil ponselnya dan menyerahkannya pada Star untuk bicara. "Daddy tahu sudah berapa lama aku nungguin?" tanya Star dengan luar biasa ketusnya. "Maaf, Sayang. Rapatnya selesai lebih lama dar ..." "I don't care. Kan aku sudah bilang berhenti kerja dan suruh Brian yang urus semuanya. Susah banget ya gak kerja selama beberapa bulan?" "Gak bisa gitu, Sayang. Soalnya ini proyek be ...." "Lebih penting proyek atau anakmu? Datang dalam lima menit atau aku pulang ke rumah Mama." Star mematikan sambungan secara sepihak. Setelah penolakan yang dilakukan Star tempo hari, dia akhirnya melakukan test kehamilan karena merasa khawatir. Tentu saja hasilnya positif, dan membuat Star mengamuk. Sekali lagi, Star bukannya tidak mau punya

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Adik Baru

    "Mami. Mami." Marvel berlari-lari untuk menghampiri ibunya yang sedang mengerjakan tugas akhir kuliahnya. Star yang sedang sakit kepala pun refleks tersenyum melihat bocah empat tahun itu. "Kenapa sayang?" Star mengangkat Marvel dan mendudukkan anak yang kini sudah membulat itu di pangkuannya. "Vel mo ade." Usia Marvel sudah empat tahun lebih, tapi belum bisa bicara lancar seperti Yvonne dulu. Dia memang terlambat mulai bicara, jadi kosakatanya masih minim. "Marvel mau adek?" tanya Star dengan ekspresi sedikit horor. "Maksudnya mau punya adek?" Ekspresi Star terlihat makin horor saja ketika anak bungsunya ini mengangguk. Kenapa juga si Marvel bisa tiba-tiba minta adek? "Kenapa Marvel mau minta adek?" tanya Star penasaran. "Lion punya ade," jawab Marvel dengan senyum mengembang. Sepertinya pria kecil Star itu mulai memikirkan indahnya punya adik lagi. “Rion?” Star mengumpat dalam hati. Lain kali Star tidak akan membiarkan Marvel main dengan Rion. “Kakak Von uga.” "Ka

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Minta Adik

    “DONI.” Doni menggeram kesal mendengar suara ayahnya yang menggelegar. Dengan sangat terpaksa, dia meninggalkan permainan game onlinenya dan menghampiri sang ayah. “Kamu ini sebenranya ngapain sih?” tanya sang ayah dengan wajah terlihat sedikit kesal. “Maksud Ayah apaan sih?” tanya Doni bingung. Tapi tiba-tiba saja ayahnya tersenyum. “Kita sekeluarga diundang untuk grand opening mal. Kerjasama Olympus Grup dan Constate Enterprise.” Ayah Doni berteriak riang sambil memeluk anaknya. Bagi para pengusaha, diundang oleh perusahaan kondang saja merupakan suatu kebanggaan. Apalagi yang mengundang ini merupakan perusahaan kelas dunia. “Lalu? Hubungannya denganku apa?” tanya Doni makin bingung. “Katanya pimpinan Constate dan anak tertua dari Olympus Grup mengenalmu secara pribadi, makanya mereka mau mengundang. Ini kesempatan yang sangat baik Doni.” “Apanya?” tanya Doni makin bingung. “Kamu ini gimana sih? Kuliah bisnis, tapi tidak tahu apa-apa soal bisnis. Katanya pemimpin Olympus,

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Pantang Menyerah

    Waktu bergulir dengan cepat. Tidak terasa ujian semester pertama sudah dekat dan Star mah didera banyak masalah yang membuatnya tidak fokus. Marvel terserang flu berat dan menulari Yvonne. Karena Marvel punya masalah pada jantungnya, dia terpaksa harus diinapkan di rumah sakit. Lalu karena Yvonne juga merengek ingin menginap di rumah sakit, dia juga terpaksa dirawat. Kata dokter sih tidak ada masalah karena Star dan Harvie membawa mereka ke rumah sakit tepat waktu, tapi tetap saja Star khawatir dan mempengaruhi fokusnya untuk kuliah. Belum lagi gosip-gosip yang mulai bermunculan. Sama seperti dulu, banyak yang menggosipkannya sebagai wanita panggilan, hamil diluar nikah, peliharaan om-om dan lain sebagainya. Kehadiran Yvonne dan Marvel yang selalu datang menjemput jadi pemicunya. Bukan berarti Star menyalahkan anak-anak. Dia dulu juga sudah digosipkan seperti itu dan kebetulan saja kemunculan anak-anak seolah jadi pembenar gosip itu. Selain itu, Doni yang sudah lama tidak me

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Kejutan

    "Kok sedari tadi kamu cemberut sih?" Harvie yang baru pulang langsung mengecup puncak kepala Star yang masih menemani anak-anak main. Dua anak kecil itu juga ikut-ikutan minta dikecup oleh ayah mereka. Hanya dikecup, tidak di peluk apalagi digendong karena Harvie belum mandi. "Tante Nadine udah mau balik ke Inggris." Star menjawab dengan jujur. "Terus?" "Terus aku jadi gak punya teman ngobrol seasik dia lagi. Jadinya kalau lagi pusing urusin anak-anak, gak ada teman curhat." Bibir Star maju sedikit, membuat wajahnya makin cemberut saja. "Kalau cuma curhat kan ada banyak orang yang bisa ditemani curhat. Lagi pula kan masih bisa saling telepon atau chat. Beda waktu Indonesia - Inggris kan tidak terlalu jauh." "Oh, iya juga ya. Baru sadar." Cengiran Star membuat Harvie menggeleng pelan. "Tapi kalau kamu memang butuh pengalihan ketika merasa lelah dengan anak-anak, Daddy punya ide yang bagus untuk itu." Harvie tersenyum melihat wajah bingung Star yang selalu membuatnya gemas

DMCA.com Protection Status