Arpad melangkah memasuki rumahnya dengan langkah tergesa-gesa, dia harus bergegas melakukan beberapa hal sebelum tanggal pernikahnnya bersama Benca dilakukan. Ada perasaan gembira yang membuncah dalam hatinya, bersamaan perasaan bersalah terhadap Lorant, seolah-olah dirinya seperti mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Segera dihempaskan pemikiran meresahkan itu dari kepalanya, "Aku tidak sedang memanfaatkan keadan, sebaliknya, aku sedang menyelamatkan situasi yang rumit ini. Aku harus berusaha menemukan, atau setidaknya mendapatkan kabar mengenai keberadaan Kak Lorant, sebelum pernikahanku dengan Benca. Jika memang Kak Lorant telah meninggal, maka aku akan ikhlas menjadi pengganti Kak Lorant menjaga Benca. Namun jika Kak Lorant masih hidup, dan mereka berdua ingin hidup bersama, maka aku akan ikut bahagia bersama mereka. Aku akan mendukung dan menjadi orang pe
Aymeric seperti berkejaran dengan waktu. Bagaimanapun caranya, dia harus bisa mendapatkan informasi tentang Lorant. Selama penyelidikkannya, dia mengetahui bahwa Jensey dan Karoly adalah Kakak Beradik. Seharian penuh Aymeric menguntit mereka dan mempelajari kebiasaan mereka, namun cukup sulit bagi Aymeric untuk bisa dekat dan mendapatkan informasi detil terkait Lorant, semuanya terasa sangat normal dan berjalan biasa-biasa saja. Aymeric berpikir untuk mengambil langkah cepat, yaitu intimidasi. Dia perlu melakukan sebuah penyamaran agar bisa mendekat, kemudian mencari kesempatan mengancam mereka untuk memberitahu keberadaan Lorant. Setelah memikirkan beberapa hal, Aymeric memutuskan untuk kembali ke rumah Arpad, dan mengatur beberapa rencana. Arpad mengangguk-angguk mendengar semua yang direncanakan oleh Aymeric. Tidak lama kemudian, dia mengeluarkan beberapa hasil penyelidikkannya terkait penyelewengan yang dilakukan oleh Jensey, namun h
Benca sedang mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan Arpad, kesehatannya sudah mulai pulih. Sedikit demi sedikit, dia mulai belajar untuk mengikhlaskan Lorant. Jika yang terburuk terjadi, dan dirinya harus merelakan Lorant, maka dia harus siap. Fokusnya saat ini adalah, menyelamatkan janin buah cinta mereka berdua yang berada di rahimnya. "Sayang, maafkan Ibumu nak. Maafkan juga Ayahmu. Kami sangat berterima kasih atas kehadiranmu di dalam rahimku, yang nantinya akan selalu menjadi simbol cinta kasih antara Ibu dan Ayahmu. Kami sungguh tidak berniat untuk membuatmu kelak hidup dalam ketidak bahagiaan. Ibu mohon, percayalah pada Ibu, bahwa apapun yang Ibu lakukan, adalah yang terbaik untukmu. Ibu harap, kamu mengerti, dan selalu sehat di dalam sana. Kami semua mencintaimu, Nak."Benca mengelus perutnya yang masih terlihat rata. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa dirinya sedang hamil, mengandung anak Lorant. Angan Benca
Di voyage dekat paviliun kediaman keluarga de Czoborszentmihaly, Ivett tampak berbinar ceria, dan langsung memberikan sekantong koin emas kepada tabib yang memberinya kabar gembira, "Coba, tolong katakan sekali lagi yang baru saja kamu ucapkan, aku ingin mendengarnya. Ucapkan dengan perlahan, agar aku bisa mendengarnya lebih teliti!" Ivett masih menggenggam tangan tabib itu dengan penuh sukacita. "Anda saat ini sedang mengandung seorang bayi berusia sekitar satu minggu Nona Ivett. Anda akan segera menjadi Ibu." Seperti perintah Ivett, sang tabib mengulangi ucapannya sangat perlahan, dengan intonasi yang jelas serta tegas. Sudah tiga kali tabib mengulanginya, dan Ivett masih saja memintanya untuk terus mengulang-ulang kalimat tersebut. Rona wajah Ivett memerah karena bahagia. Senyumnya terus saja mengembang di wajahnya yang cantik. Namun sayang, kecantikan wajahnya sama sekali tidak bisa membuat Lorant tertarik padanya, apalagi mencintainya.
Sementara itu, di kediaman Gustav, Benca dan Arpad sedang merencanakan pernikahan mereka. Semalam Arpad benar-benar menginap di kediaman Gustav untuk menjaga Benca, sedangkan Gustav baru kembali pagi hari setelah waktu sarapan telah lewat. Secara garis besar, Arpad telah memberi informasi tentang Lorant kepada Benca. Jadi mereka telah sepakat, jika Lorant masih hidup, dan masih menghendaki Benca menjadi istrinya, maka Arpad akan melepaskan Benca. Pagi ini mata Benca masih bengkak akibat menangis semalaman, dirinya sungguh merasa beruntung mendapatkan malaikat pelindung seperti Gustav dan Arpad, meskipun hatinya juga sedih mengingat keberadaan Lorant yang masih belum diketahui. Semalaman dia berdoa untuk Lorant, juga berterima kasih atas segala kebaikan yang Tuhan berikan kepadanya, dengan mengirimkan orang-orang baik untuk menjadi pelindungnya. Ketika Gustav datang, Benca dan Arpad baru saja menyelesaikan sarapan mereka, Arpad yang tadin
Pagi yang cerah, secerah suasana hati Aymeric saat sarapan pagi bersama Jensey, Karoly dan Ivett. Dengan senyum yang lebar, Aymeric bermaksud untuk pamit dan pergi dari kediaman keluarga de Czoborszentmihaly. Semalam dia telah melakukan penyelidakan secara tersembunyi. Dan apa yang dia dengar sangat mengejutkan. Entah apa yang terjadi di dalam paviliun Ivett, namun dia bisa mendengar dengan jelas suara makian Lorant kepada Ivett. Aymeric tidak mendengar Ivett membicarakan anak dalam kandungannya, tetapi justru terus merayu dan meyakinkan Lorant, bahwa mereka akan menjadi sebuah keluarga yang sangat luar biasa bila bersatu dalam ikatan pernikahan. Hal itu membuat Lorant semakin geram dan terus memaki Ivett. Tetapi entah mengapa Lorant seperti tidak memiliki kemampuan untuk kabur. Aymeric berpikir, mungkin Ivett memborgol atau memasung Lorant di kamarnya. Aymeric tentu hanya menduga-duga saja, sebab dirinya tidak bisa melihat ke dalam ruan
Bagaimanapun, rencana pertemuan antara keluarga Arpad dengan Gustav tetap harus dilaksanakan, meskipun Arpad telah menerima kabar dari Aymeric, bahwa Lorant masih hidup dan sedang disandera oleh Ivett. Namun Arpad telah terlanjur membicarakan rencana perkawainannya kepada keluarga, termasuk Erza. Dan mereka semua mendukung keputusannya. Selain itu, Gustav juga terus mendesak Arpad untuk segera mempertemukan dua keluarga dalam waktu cepat, sebab waktunya memang sangat sempit. Jika pernikahan mereka ingin dilakukan bersama dengan pesta pernikahan Gyorgy dan Erza, maka Gustav merasa perlu untuk segera mempersiapkan banyak hal sebaik-baiknya. Akhirnya baik Arpad maupun Benca tidak memiliki pilihan, kecuali merealisasikan rencana tersebut, hanya mereka berdua yang memiliki kesepakatan, dan mereka akan memegang teguh kesepakatan tersebut, apapun yang terjadi. Namun prioritas saat ini adalah, menjaga agar semuanya terlihat baik-baik saja di permukaan. Kegaduhan hanya
Ivan dan Ester diterima dengan sukacita oleh keluarga Attila de Czoborszentmihaly. Untuk menuju ruang makan, mereka harus melewati koridor yang megah dengan berbagai hiasan mahal disepanjang jalannya, seolah ingin menunjukkan status sosial yang tinggi dalam keluarga mereka. Tuan rumah mempersilahkan tamunya untuk masuk dan mengambil tempat yang telah disediakan."Jensey, panggil adikmu Ivett! Mengapa dia lama sekali, sudah sejak tadi berdandan masih juga belum selesai." Frederika menyuruh putra tertuanya untuk memanggil Ivett."Ibu seperti tidak tahu Ivett saja, sebulan ini sejak Lorant hilang, dia itu paling susah untuk diajak berkumpul, kecuali mengunjungi nyonya Ester. Aku rasa ada baiknya Ibu dan Nyonya Ester yang membujuknya untuk bergabung dengan kita." Jensey memasang wajah putus asa dihadapan orang tua dan tamunya.Ester yang pada dasarnya memang sudah menyayangi Ivett, langsung memberi isyarat kepada Frederika untuk menuju kamar Ivett bersama-sama. Sementara para pria menungg
"Sekarang, kita makan dulu. Baru setelah itu, kalian ceritakan kepada kami tentang apa yang baru saja kami saksikan." Attila berusaha tetap tenang. Bagaimanapun, makanan bisa membuat suasana hati menjadi lebih baik. Jadi tidak ada salahnya menenangkan diri terlebih dahulu dengan makan. Semua menuruti tanpa komentar apa-apa, hanya makan dalam diam, bahkan denting sendok dan piring yang beradupun tidak terdengar. Wajah Ivan tampak memerah menahan marah, namun terlihat dia berusaha untuk menahan diri.Arpad yang sudah mengambil banyak makanan di gudang, masih dengan kalap memakan apapun yang tersedia di meja. Energi yang banyak terkuras habis karena ramuan yang diberikan Ivett kepadanya, membuat dirinya harus menuntaskan hasrat tak terbendung setiap hari berkali-kali. Hal itu membuatnya sangat tersiksa juga lelah. Jauh lebih lelah dibandingkan harus berperang melawan musuh di medan perang.Setelah semuanya selesai makan, Ivan menegur Ivett pelan, "Nak, katakan kepada kami, apa yang seben
Suasana pemakaman cukup sepi. Hanya dihadiri oleh kerabat dekat saja. Waktu pemakaman juga dibuat sesingkat mungkin. Benca menatap nanar saat peti mati diturunkan ke dalam liang lahat. "Bibi Ellie, semoga arwahmu tenang di sisi-Nya. Aku sudah memafkanmu, meskipun kamu tidak pernah memintanya." Benca memejamkan matanya, mencoba melupakan kejadian empat tahun lalu saat dirinya disekap bersama Lovisa di ruang bawah tanah. Bagaimanapun, Benca merasakan bahwa Ellie tidak sungguh-sungguh ingin menyakitinya. Ellie hanya sedang terjebak dalam situasi yang serba salah. Setelah prosesi pemakaman dilakukan, satu persatu pergi meninggalkan makam dan kembali ke rumah masing-masing. Orang memastikan bahwa di sanalah jasad Blood Countess de Ecsed atau Mother of Vampire disemayamkan. Sebuah episode kehidupan dari seorang Blood Countess de Ecsed atau Mother of Vampire telah berakhir. *** Epilog : Yang orang-orang dan dunia luar tidak ketahui adalah, jasad Ellie dimakamkan di dalam hutan, dekat sebu
Seluruh keluarga masih berduka saat selesai menghadiri pemakaman Gustav. Tidak berapa lama, seorang pengawal masuk, mengabarkan bahwa Ellie telah meninggal di dalam ruangan tahanannya. Hal tersebut diketahui karena Ellie tidak menyentuh makanannya sama sekali, setelah pintu dibuka untuk memeriksa, Ellie ditemukan terkapar di lantai sudah tidak bernyawa. Arpad berdiri terpaku, membeku seperti patung yang bernyawa."Apakah aku yang telah menyebabkan bibi Ellie meninggal? Selama ini, Ayah Gustav tidak pernah mengetahui bahwa Bibi Ellie masih hidup dan ditahan di dalam kastilnya sendiri. Ayah Gustav selalu berpikir, bahwa Bibi Ellie telah menerima hukuman mati bersama yang lainnya. Sejak itu, kondisi kesehatan Ayah Gustav terus menurun dan akhirnya pergi. Ayah Gustav memang tidak pernah membicarakan atau mengeluhkan apa yang dirasakannya. tetapi aku tahu, apa yang membuatnya berubah seratus delapanpuluh derajat sejak kepergian Bibi Ellie. Dia pasti sangat
Di dalam sebuah ruang sempit dengan ventilasi kecil untuk sekedar bernafas, serta lubang pintu yang hanya cukup untuk meletakkan sepiring makanan setiap harinya. Ellie terduduk di sudut sambil memeluk lutut dan menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya yang hanya tinggal tulang berbalut kulit saja. Entah sudah berapa lama dia terkurung di ruangan ini. Ingatannya sudah mulai memudar, dan dia juga telah menjadi tua, keriput, jelek, kurus dan lemah. Namun semua itu tidak lagi mengganggu Ellie. Hanya ada sesuatu yang masih lekat dalam memorinya, dia adalah Gustav, kekasih hatinya, orang yang paling dia cintai seumur hidupnya. Saat ini dirinya tidak lagi meratapi serta menyesali perbuatannya yang telah merugikan banyak pihak, dia sudah menerima hukumannya dengan ikhlas. Tetapi, hatinya lebih sering didera kerinduan, serta kesepian yang teramat sangat terhadap Gustav kekasihnya. Terakhir kali dia menatap wajah kekasihnya adalah ketika dirinya digiring seperti
Setelah terungkapnya tragedi pembunuhan berantai di Kastil Cachtice, beredar desas-desus mengenai sisi lain dari sang putri yang diberi julukan Blood Countess De Ecsed. Cerita bergulir bagaikan bola liar yang panas, menghubungkan praktek pembunuhan tersebut dengan ritual satanisme yang di anut oleh sang putri berdarah. Rakyat dicekam rasa takut akan adanya semacam sekte atau aliran satanisme yang membutuhkan tumbal atau persembahan berupa darah gadis perawan yang mungkin masih berjalan di suatu tempat di sekitar mereka. Gosip dan desas-desus terus berseliweran diantara para rakyat untuk waktu yang cukup lama. Kondisi tidak serta merta menjadi normal lagi seperti sediakala setelah keputusan dan hukuman dijatuhkan terhadap putri berdarah dan pengikutnya. "Sebaiknya, selepas senja, tidak boleh ada seorang gadispun yang boleh berkeliaran di luar rumah. Mungkin saja arwah Blood Countess de Ecsed masih bergentayangan mencari korban." Sekelompo
Para tersangka duduk diam menunduk di hadapan Raja Matyas. Sebelumnya, Raja Matyas telah mendengarkan keterangan dari para saksi dalam pertemuan terpisah, juga mempelajari semua laporan yang disusun oleh Gyorgy, Lorant dan Arpad. Tidak ada keramaian dalam persidangan ini, hanya para tersangka, Gyorgy, Arpad, Lorant, beberapa mentri, serta hakim yang akan memberikan pertimbangan hukuman bagi para tersangka yang sesungguhnya telah diputuskan pada pertemuan tertutup sebelumnya. Elizabeth Bathory dan Klara sebagai tersangka utama tidak dihadirkan dalam persidangan dengan berbagai pertimbangan. Bagaimanapun, persidangan secara terbuka bagi keluarga kerajaan akan sangat memalukan, mengingat garis keturunan serta hubungan kekerabatan dengan kerajaan-kerajaan lain, juga mengingat jasa-jasa kepahlawanan suami tersangka utama pada kerajaan menjadi faktor penting dalam menjaga hubungan baik, maka mereka tidak akan pernah melakukan persidangan terbuka untuknya. Memperkara
Sambil menarik nafas sejenak, Pendeta Luthern Istvan Magyari melanjutkan laporannya kepada Raja Matyas, “….karena jumlahnya semakin banyak, aku mencurigai bahwa meninggalnya mereka bukanlah sesuatu yang wajar, Tuanku. Sehingga aku menolak untuk memberikan penghormatan terakhir bagi mereka yang meninggal tersebut. Tetapi kalau pada akhirnya mereka membuang mayat-mayat tersebut di sembarang tempat begitu saja, aku sungguh tidak mengetahuinya.” Pendeta Luthern Istvan Magyari mengakhiri laporannya, di hadapannya Raja Matyas terpaku bisu setelah mendengar penjelasan tersebut. Bayangan mayat-mayat bergelimpangan di semak-semak, di dalam hutan, maupun di tempat-tempat pembuangan, membuatnya merasa sangat terpukul. Dia sering berada di medan tempur untuk berjuang membela negara, melibas musuh-musuhnya tanpa ampun, namun di dalam area pemerintahannya sendiri, telah terjadi praktek pembunuhan yang kejam dan berjalan sudah cukup lama tanpa diketahui. Hal ini seperti sebu
Gustav sedang berada di taman yang dipenuhi bunga-bunga, dia duduk tersenyum menatap istri dan putri ciliknya yang memiliki wajah bercahaya, sedang bermain mengejar kupu-kupu yang menarik perhatian dengan warnanya yang rupawan. Ellie begitu cantik, muda dan mempesona. Putri mereka tidak berhenti tertawa mengejar kupu-kupu, tiba-tiba saja seekor burung gagak menyerang putri mereka hingga tersungkur jatuh. Wajah putri mereka yang bercahaya beradu dengan tanah, membuat dia menangis. Gustav yang kaget segera hendak menolong, namun istrinya yang cantik mendadak berubah menjadi monster yang mengerikan. Wajahnya menjadi sangat pucat dengan taring yang semakin memanjang. Tatapan matanya nanar tertuju pada burung gagak tersebut, lalu secepat kilat menyambar burung gagak dan melumatnya dengan buas, membuat wajahnya berlumuran dengan darah segar. Putri mereka yang sudah bangkit dan melihat ibunya melakukan sesuatu yang sangat mengerikan dengan waja
Lorant memperhatikan kening Benca yang berkedut serta sudut mata yang sedikit mengerut, seperti sedang gelisah. Lorant masih menggenggam jemari Lovisa untuk memberinya kekuatan, sementara kondisi Benca membuatnya hawatir, jadi dia mengulurkan sebelah tangannya untuk mengelus kening Benca agar bisa lebih tenang. Saat itu, Arpad datang sambil membawa roti dan air untuk diberikan kepada Lorant. Dia juga melihat wajah Benca yang gelisah. Sepertinya Benca sedang memimpikan sesuatu di dalam bawah sadarnya. Arpad dan Lorant saling memandang. Lorant meminta Arpad untuk duduk di dekatnya dan menggenggam jemari Benca, sementara dirinya tetap berada di dekat Lovisa. Dengan sebelah tangannya yang tadi mengelus Benca, Lorant mengambil roti dan mulai mengisi perutnya yang kosong sejak lama. Rasanya, makanan terakhir yang masuk ke tubuhnya adalah kemarin saat mereka baru saja selesai dari penyelidikkan di rumah pohon milik Gustav. Setelah itu, mereka langsung marathon melaku
Gustav memasuki rumahnya dengan gontai. Rasanya, seluruh jiwa raganya berada terpisah di dunia masing-masing, tidak saling terhubung satu sama lain. Gustav memasuki ruang kerja, mengambil sebuah lukisan dalam bingkai kecil yang berada dalam laci mejanya, lalu memandang lekat-lekat lukisan versi mini antara dirinya dengan Ellie, satu-satunya wanita yang telah membuat hatinya terjerat dan tidak mampu berpaling. Lintasan-lintasan peristiwa berseliweran di kepalanya bagaikan sebuah film yang diputar secara otomatis. Segalanya tampak baru terjadi kemarin, padahal waktu telah membawa mereka pada usia senja. "Ellie, sayangku. Sampai kapanpun, aku akan tetap mencintaimu. Bila dunia memutuskan bahwa dirimu bersalah, maka aku harus bisa menerima dengan ikhlas segala keputusan yang akan diberikan. Kalau saja boleh, aku ingin menggantikan posisimu saat dipersidangan. Karena aku pasti tidak akan kuat melihatmu diadili."