Share

59. Kabar Dari Tignes

Penulis: Risa Bluesaphier
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pagi yang cerah, secerah suasana hati Aymeric saat sarapan pagi bersama Jensey, Karoly dan Ivett. Dengan senyum yang lebar, Aymeric bermaksud untuk pamit dan pergi dari kediaman keluarga de Czoborszentmihaly.

Semalam dia telah melakukan penyelidakan secara tersembunyi. Dan apa yang dia dengar sangat mengejutkan. Entah apa yang terjadi di dalam paviliun Ivett, namun dia bisa mendengar dengan jelas suara makian Lorant kepada Ivett. Aymeric tidak mendengar Ivett membicarakan anak dalam kandungannya, tetapi justru terus merayu dan meyakinkan Lorant, bahwa mereka akan menjadi sebuah keluarga yang sangat luar biasa bila bersatu dalam ikatan pernikahan.

Hal itu membuat Lorant semakin geram dan terus memaki Ivett. Tetapi entah mengapa Lorant seperti tidak memiliki kemampuan untuk kabur. Aymeric berpikir, mungkin Ivett memborgol atau memasung Lorant di kamarnya. Aymeric tentu hanya menduga-duga saja, sebab dirinya tidak bisa melihat ke dalam ruan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   60. Memutuskan Perjodohan Lorant dan Ivett? 21 Desember 1591

    Bagaimanapun, rencana pertemuan antara keluarga Arpad dengan Gustav tetap harus dilaksanakan, meskipun Arpad telah menerima kabar dari Aymeric, bahwa Lorant masih hidup dan sedang disandera oleh Ivett. Namun Arpad telah terlanjur membicarakan rencana perkawainannya kepada keluarga, termasuk Erza. Dan mereka semua mendukung keputusannya. Selain itu, Gustav juga terus mendesak Arpad untuk segera mempertemukan dua keluarga dalam waktu cepat, sebab waktunya memang sangat sempit. Jika pernikahan mereka ingin dilakukan bersama dengan pesta pernikahan Gyorgy dan Erza, maka Gustav merasa perlu untuk segera mempersiapkan banyak hal sebaik-baiknya. Akhirnya baik Arpad maupun Benca tidak memiliki pilihan, kecuali merealisasikan rencana tersebut, hanya mereka berdua yang memiliki kesepakatan, dan mereka akan memegang teguh kesepakatan tersebut, apapun yang terjadi. Namun prioritas saat ini adalah, menjaga agar semuanya terlihat baik-baik saja di permukaan. Kegaduhan hanya

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   61. Tertangkap Basah, 21 Desember 1591

    Ivan dan Ester diterima dengan sukacita oleh keluarga Attila de Czoborszentmihaly. Untuk menuju ruang makan, mereka harus melewati koridor yang megah dengan berbagai hiasan mahal disepanjang jalannya, seolah ingin menunjukkan status sosial yang tinggi dalam keluarga mereka. Tuan rumah mempersilahkan tamunya untuk masuk dan mengambil tempat yang telah disediakan."Jensey, panggil adikmu Ivett! Mengapa dia lama sekali, sudah sejak tadi berdandan masih juga belum selesai." Frederika menyuruh putra tertuanya untuk memanggil Ivett."Ibu seperti tidak tahu Ivett saja, sebulan ini sejak Lorant hilang, dia itu paling susah untuk diajak berkumpul, kecuali mengunjungi nyonya Ester. Aku rasa ada baiknya Ibu dan Nyonya Ester yang membujuknya untuk bergabung dengan kita." Jensey memasang wajah putus asa dihadapan orang tua dan tamunya.Ester yang pada dasarnya memang sudah menyayangi Ivett, langsung memberi isyarat kepada Frederika untuk menuju kamar Ivett bersama-sama. Sementara para pria menungg

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   62. Tanggal Pernikahan, 21 Desember 1591

    "Sekarang, kita makan dulu. Baru setelah itu, kalian ceritakan kepada kami tentang apa yang baru saja kami saksikan." Attila berusaha tetap tenang. Bagaimanapun, makanan bisa membuat suasana hati menjadi lebih baik. Jadi tidak ada salahnya menenangkan diri terlebih dahulu dengan makan. Semua menuruti tanpa komentar apa-apa, hanya makan dalam diam, bahkan denting sendok dan piring yang beradupun tidak terdengar. Wajah Ivan tampak memerah menahan marah, namun terlihat dia berusaha untuk menahan diri.Arpad yang sudah mengambil banyak makanan di gudang, masih dengan kalap memakan apapun yang tersedia di meja. Energi yang banyak terkuras habis karena ramuan yang diberikan Ivett kepadanya, membuat dirinya harus menuntaskan hasrat tak terbendung setiap hari berkali-kali. Hal itu membuatnya sangat tersiksa juga lelah. Jauh lebih lelah dibandingkan harus berperang melawan musuh di medan perang.Setelah semuanya selesai makan, Ivan menegur Ivett pelan, "Nak, katakan kepada kami, apa yang seben

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   63. Pertemuan Calon Pengantin, 21 Desember 1591

    Dalam perjalanan menuju kediaman keluarga Matternich zu Brohl, calon besan bagi keluarga Edward Czobor de Czoborszentmihaly, Arpad lebih banyak diam dan menjawab sekedarnya atas setiap rasa penasaran serta ingin tahu dari kedua orang tuanya.Erza yang sangat mengenal Ivett sedikit curiga, lalu mulai membicarakan pemikirannya kepada orang tuanya, "Mungkinkah Ivett begitu cepat merasa putus asa dalam menunggu Lorant? seingatku, saat Lorant hilang pertama kali, Ivett yang paling menentang upaya untuk menghentikan pencarian Lorant. Bahkan dia sampai merawat ibu Lorant sambil terus meyakinkan Nyonya Ester untuk tetap meyakini bahwa Lorant masih hidup. Ivett selalu mengatakan, 'selama jasad Lorant belum ditemukan, maka kemungkinan Lorant masih hidup sangat besar. Lorant hanya belum ditemukan, jadi teruslah mencari' itu yang selalu Ivett katakan pada semua orang. Lalu? sekarang tiba-tiba Ivett ingin menikah hanya karena aku akan menikah dengan Gyorgy? rasanya mustahil!" Analisa Erza sangat m

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   64. Kesadaran Yang Terlambat, 22 Desember 1591

    Lorant mengerjapkan matanya, samar-samar dia mulai memperhatikan sekeliling ruangan yang sama sekali tidak familir. Saat dirinya akan duduk, Lorant merasakan sakit kepala yang teramat sangat berat, seolah-olah ada helm besi puluhan ton yang menjepit kepalanya. Perlahan Lorant berusaha untuk duduk dan bersandar pada kepala tempat tidur. Saat itu dia baru menyadari bahwa tubuhnya tidak tertutupi sehelai benangpun, hanya ditutupi oleh sebuah selimut tebal dan halus. Tetapi Lorant tidak begitu memperdulikannya. Dia masih harus berurusan dengan rasa sakit yang menghujam di area kepalanya. Ketika kesadarannya mulai pulih, Lorant sejenak memejamkan mata sambil mengafirmasi dirinya sendiri agar kuat dan segera sadar dengan apa yang terjadi, "Lorant, kamu harus bisa melawan semua ini. Kamu itu ksatria yang kuat di medan tempur. Pasti ada cara untuk bisa melepaskan diri dari segala intrik yang dilakukan oleh Ivett dan kedua kakaknya. Yang kamu butuhkan saat ini adalah, kamu harus bisa menjaga

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   65. Petunjuk dari Lorant, 22 Desember 1591

    Arpad telah bersiap-siap untuk mengunjungi kediaman keluarga sepupunya dan bermaksud melakukan investigasi lebih mendalam mengenai keberadaan Lorant di paviliun belakang seperti informasi dari Aymeric. Semalam acara pertemuan keluarga berjalan dengan lancar. Erza sepertinya curiga terhadap Benca yang dikenalkan sebagai Fia, calon istrinya. Benca dan Arpad telah memainkan peran dengan baik, sehingga kecurigaan Erza bisa tertanggulangi. Meskipun begitu, Arpad tidak pernah fokus dengan situasi makan malam yang dipenuhi keharmonisan antara dua keluarga tersebut. Pikirannya selalu tertuju pada Lorant yang mungkin juga sedang mengalami situasi mirip dengan dirinya, hanya saja, kondisi Lorant tentu tidak sedang baik-baik saja. Meskipun dirinya bahagia jika bisa menikah dengan Benca, namun kesadaran bahwa Benca hanya mencintai Lorant, membuat dirinya tahu diri. "Ya Tuhan, aku tidak tahu apa yang terjadi semalam antara keluarga Kak Lorant dan Ivett. Tetapi aku harap, aku bisa menuntaskannya

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   66. Berdamai Dengan Takdir

    Benca tercenung, dia tidak tahu harus bagaimana. Di hadapannya, Arpad tertunduk sedih. Hatinya nelangsa menyaksikan wanita yang dicintainya terpaku tanpa ekspresi seperti itu. Benca seperti seseorang yang telah mati rasa. Mereka berdua baru saja membaca kembali pesan dari Lorant dalam hening. Arpad menyerahkan surat itu untuk disimpan oleh Benca. Arpad sudah bertekad untuk mengawali kebersamaannya dengan Benca secara jujur dan terbuka. Sebab dia tidak ingin segalanya berakhir berantakan hanya karena Benca menemukan satu saja fakta yang dianggap sebagai kebohongan. Arpad merasa, dirinya tidak akan mampu menghadapi hal tersebut. Mungkin setiap kejujuran yang disampaikan cukup menyakitkan dan menorehkan luka, tetapi setidaknya, dengan kejujuran, segalanya akan berjalan tanpa curiga satu sama lain. Arpad ingin mendapatkan kepercayaan dari Benca, apapun taruhannya. Sebab dia tahu, mendapatkan cinta dari Benca adalah harpan yang semu. Dari sikap Benca, Arpad memahami, bahwa bagi Benca, Lo

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   67. Titik Terang

    Ini adalah toko obat ketiga yang Arpad kunjungi. Dari beberapa percakapan ringan dengan semua pemilik toko yang sudah sangat mengenal Arpad, di toko ketiga inilah Arpad mendapatkan sebuah titik terang. Pemilik toko ingat bahwa dalam beberapa minggu terakhir ini, seorang tabib bernama Berta sering sekali bolak-balik ke tokonya untuk membeli bahan-bahan yang mirip dengan apa yang Arpad tanyakan. Pemilik toko berbincang-bincang dengan Arpad bagai teman lama, dia merasa sangat tersanjung, seorang bangsawan seperti Arpad mau datang ke tokonya tanpa diwakili oleh pelayan atau pengawal hanya untuk membeli bahan-bahan obat. Bahkan dengan senang hati pemilik toko memberikan alamat Berta kepada Arpad. Sebab beberapa kali pemilik toko mengantarkan pesanan Berta langsung ke rumahnya. Arpad senang bisa mendapatkan informasi tersebut,"Seandainya saja aku tidak sedang berpura-pura, rasanya ingin sekali memberikan hadiah kepada pemilik toko ini. Tetapi kalau aku mem

Bab terbaru

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   119. Episode Kehidupan

    Suasana pemakaman cukup sepi. Hanya dihadiri oleh kerabat dekat saja. Waktu pemakaman juga dibuat sesingkat mungkin. Benca menatap nanar saat peti mati diturunkan ke dalam liang lahat. "Bibi Ellie, semoga arwahmu tenang di sisi-Nya. Aku sudah memafkanmu, meskipun kamu tidak pernah memintanya." Benca memejamkan matanya, mencoba melupakan kejadian empat tahun lalu saat dirinya disekap bersama Lovisa di ruang bawah tanah. Bagaimanapun, Benca merasakan bahwa Ellie tidak sungguh-sungguh ingin menyakitinya. Ellie hanya sedang terjebak dalam situasi yang serba salah. Setelah prosesi pemakaman dilakukan, satu persatu pergi meninggalkan makam dan kembali ke rumah masing-masing. Orang memastikan bahwa di sanalah jasad Blood Countess de Ecsed atau Mother of Vampire disemayamkan. Sebuah episode kehidupan dari seorang Blood Countess de Ecsed atau Mother of Vampire telah berakhir. *** Epilog : Yang orang-orang dan dunia luar tidak ketahui adalah, jasad Ellie dimakamkan di dalam hutan, dekat sebu

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   118. Datang dan Pergi, 21 Agustus 1614

    Seluruh keluarga masih berduka saat selesai menghadiri pemakaman Gustav. Tidak berapa lama, seorang pengawal masuk, mengabarkan bahwa Ellie telah meninggal di dalam ruangan tahanannya. Hal tersebut diketahui karena Ellie tidak menyentuh makanannya sama sekali, setelah pintu dibuka untuk memeriksa, Ellie ditemukan terkapar di lantai sudah tidak bernyawa. Arpad berdiri terpaku, membeku seperti patung yang bernyawa."Apakah aku yang telah menyebabkan bibi Ellie meninggal? Selama ini, Ayah Gustav tidak pernah mengetahui bahwa Bibi Ellie masih hidup dan ditahan di dalam kastilnya sendiri. Ayah Gustav selalu berpikir, bahwa Bibi Ellie telah menerima hukuman mati bersama yang lainnya. Sejak itu, kondisi kesehatan Ayah Gustav terus menurun dan akhirnya pergi. Ayah Gustav memang tidak pernah membicarakan atau mengeluhkan apa yang dirasakannya. tetapi aku tahu, apa yang membuatnya berubah seratus delapanpuluh derajat sejak kepergian Bibi Ellie. Dia pasti sangat

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   117. Menjemputmu, 21 Agustus 1614

    Di dalam sebuah ruang sempit dengan ventilasi kecil untuk sekedar bernafas, serta lubang pintu yang hanya cukup untuk meletakkan sepiring makanan setiap harinya. Ellie terduduk di sudut sambil memeluk lutut dan menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya yang hanya tinggal tulang berbalut kulit saja. Entah sudah berapa lama dia terkurung di ruangan ini. Ingatannya sudah mulai memudar, dan dia juga telah menjadi tua, keriput, jelek, kurus dan lemah. Namun semua itu tidak lagi mengganggu Ellie. Hanya ada sesuatu yang masih lekat dalam memorinya, dia adalah Gustav, kekasih hatinya, orang yang paling dia cintai seumur hidupnya. Saat ini dirinya tidak lagi meratapi serta menyesali perbuatannya yang telah merugikan banyak pihak, dia sudah menerima hukumannya dengan ikhlas. Tetapi, hatinya lebih sering didera kerinduan, serta kesepian yang teramat sangat terhadap Gustav kekasihnya. Terakhir kali dia menatap wajah kekasihnya adalah ketika dirinya digiring seperti

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   116. Mother Of Vampire

    Setelah terungkapnya tragedi pembunuhan berantai di Kastil Cachtice, beredar desas-desus mengenai sisi lain dari sang putri yang diberi julukan Blood Countess De Ecsed. Cerita bergulir bagaikan bola liar yang panas, menghubungkan praktek pembunuhan tersebut dengan ritual satanisme yang di anut oleh sang putri berdarah. Rakyat dicekam rasa takut akan adanya semacam sekte atau aliran satanisme yang membutuhkan tumbal atau persembahan berupa darah gadis perawan yang mungkin masih berjalan di suatu tempat di sekitar mereka. Gosip dan desas-desus terus berseliweran diantara para rakyat untuk waktu yang cukup lama. Kondisi tidak serta merta menjadi normal lagi seperti sediakala setelah keputusan dan hukuman dijatuhkan terhadap putri berdarah dan pengikutnya. "Sebaiknya, selepas senja, tidak boleh ada seorang gadispun yang boleh berkeliaran di luar rumah. Mungkin saja arwah Blood Countess de Ecsed masih bergentayangan mencari korban." Sekelompo

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   115. Persidangan Tertutup, tahun 1611

    Para tersangka duduk diam menunduk di hadapan Raja Matyas. Sebelumnya, Raja Matyas telah mendengarkan keterangan dari para saksi dalam pertemuan terpisah, juga mempelajari semua laporan yang disusun oleh Gyorgy, Lorant dan Arpad. Tidak ada keramaian dalam persidangan ini, hanya para tersangka, Gyorgy, Arpad, Lorant, beberapa mentri, serta hakim yang akan memberikan pertimbangan hukuman bagi para tersangka yang sesungguhnya telah diputuskan pada pertemuan tertutup sebelumnya. Elizabeth Bathory dan Klara sebagai tersangka utama tidak dihadirkan dalam persidangan dengan berbagai pertimbangan. Bagaimanapun, persidangan secara terbuka bagi keluarga kerajaan akan sangat memalukan, mengingat garis keturunan serta hubungan kekerabatan dengan kerajaan-kerajaan lain, juga mengingat jasa-jasa kepahlawanan suami tersangka utama pada kerajaan menjadi faktor penting dalam menjaga hubungan baik, maka mereka tidak akan pernah melakukan persidangan terbuka untuknya. Memperkara

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   114. Pertemuan Tertutup

    Sambil menarik nafas sejenak, Pendeta Luthern Istvan Magyari melanjutkan laporannya kepada Raja Matyas, “….karena jumlahnya semakin banyak, aku mencurigai bahwa meninggalnya mereka bukanlah sesuatu yang wajar, Tuanku. Sehingga aku menolak untuk memberikan penghormatan terakhir bagi mereka yang meninggal tersebut. Tetapi kalau pada akhirnya mereka membuang mayat-mayat tersebut di sembarang tempat begitu saja, aku sungguh tidak mengetahuinya.” Pendeta Luthern Istvan Magyari mengakhiri laporannya, di hadapannya Raja Matyas terpaku bisu setelah mendengar penjelasan tersebut. Bayangan mayat-mayat bergelimpangan di semak-semak, di dalam hutan, maupun di tempat-tempat pembuangan, membuatnya merasa sangat terpukul. Dia sering berada di medan tempur untuk berjuang membela negara, melibas musuh-musuhnya tanpa ampun, namun di dalam area pemerintahannya sendiri, telah terjadi praktek pembunuhan yang kejam dan berjalan sudah cukup lama tanpa diketahui. Hal ini seperti sebu

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   113. Sebuah Kesadaran

    Gustav sedang berada di taman yang dipenuhi bunga-bunga, dia duduk tersenyum menatap istri dan putri ciliknya yang memiliki wajah bercahaya, sedang bermain mengejar kupu-kupu yang menarik perhatian dengan warnanya yang rupawan. Ellie begitu cantik, muda dan mempesona. Putri mereka tidak berhenti tertawa mengejar kupu-kupu, tiba-tiba saja seekor burung gagak menyerang putri mereka hingga tersungkur jatuh. Wajah putri mereka yang bercahaya beradu dengan tanah, membuat dia menangis. Gustav yang kaget segera hendak menolong, namun istrinya yang cantik mendadak berubah menjadi monster yang mengerikan. Wajahnya menjadi sangat pucat dengan taring yang semakin memanjang. Tatapan matanya nanar tertuju pada burung gagak tersebut, lalu secepat kilat menyambar burung gagak dan melumatnya dengan buas, membuat wajahnya berlumuran dengan darah segar. Putri mereka yang sudah bangkit dan melihat ibunya melakukan sesuatu yang sangat mengerikan dengan waja

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   112. Mimpi Benca

    Lorant memperhatikan kening Benca yang berkedut serta sudut mata yang sedikit mengerut, seperti sedang gelisah. Lorant masih menggenggam jemari Lovisa untuk memberinya kekuatan, sementara kondisi Benca membuatnya hawatir, jadi dia mengulurkan sebelah tangannya untuk mengelus kening Benca agar bisa lebih tenang. Saat itu, Arpad datang sambil membawa roti dan air untuk diberikan kepada Lorant. Dia juga melihat wajah Benca yang gelisah. Sepertinya Benca sedang memimpikan sesuatu di dalam bawah sadarnya. Arpad dan Lorant saling memandang. Lorant meminta Arpad untuk duduk di dekatnya dan menggenggam jemari Benca, sementara dirinya tetap berada di dekat Lovisa. Dengan sebelah tangannya yang tadi mengelus Benca, Lorant mengambil roti dan mulai mengisi perutnya yang kosong sejak lama. Rasanya, makanan terakhir yang masuk ke tubuhnya adalah kemarin saat mereka baru saja selesai dari penyelidikkan di rumah pohon milik Gustav. Setelah itu, mereka langsung marathon melaku

  • Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed   111. Aku, Kamu, dan Cinta Kita

    Gustav memasuki rumahnya dengan gontai. Rasanya, seluruh jiwa raganya berada terpisah di dunia masing-masing, tidak saling terhubung satu sama lain. Gustav memasuki ruang kerja, mengambil sebuah lukisan dalam bingkai kecil yang berada dalam laci mejanya, lalu memandang lekat-lekat lukisan versi mini antara dirinya dengan Ellie, satu-satunya wanita yang telah membuat hatinya terjerat dan tidak mampu berpaling. Lintasan-lintasan peristiwa berseliweran di kepalanya bagaikan sebuah film yang diputar secara otomatis. Segalanya tampak baru terjadi kemarin, padahal waktu telah membawa mereka pada usia senja. "Ellie, sayangku. Sampai kapanpun, aku akan tetap mencintaimu. Bila dunia memutuskan bahwa dirimu bersalah, maka aku harus bisa menerima dengan ikhlas segala keputusan yang akan diberikan. Kalau saja boleh, aku ingin menggantikan posisimu saat dipersidangan. Karena aku pasti tidak akan kuat melihatmu diadili."

DMCA.com Protection Status