terima kasih sudah membaca cerita ini :)
"Ngapain kamu senyum-senyum sendiri?" tanya Arga yang ternyata sudah berdiri di depan Shenna. Perempuan yang sedang asik dengan ponselnya itu tidak pernah absen untuk terkejut, ia selalu saja hampir membuang hpnya setiap kali Arga tiba-tiba ada di sekitar sini. "Aww" kaget Shenna mengelus dadanya saat melihat Arga yang ternyata mengejutkannya. "Kamu ngapain teriak? ngagetin aja!" ujar Arga mendelik ke arahnya. "Bapak yang ngapain tiba-tiba berdiri di depan sini? saya yang kaget gara-gara bapak" balas Shenna. "Ya kamu ngapain senyum sendiri liat hp? udah gila?" tanya Arga tidak mengerti. "Pak, bapak kalau jalan ngelangkah atau melayang sih? kenapa suara kakinya ga kedengaran?" tanya Shenna merasa aneh dan penasaran. "Maksud kamu saya setan gitu kaki ga nyentuh lantai?" tanya Arga mendelik lagi. "Ah? Engga kok, bukan gitu maksudnya, tapi-" "Kamunya aja yang terlalu fokus sama hp kamu itu, kayaknya mulai besok saya harus bikin kebijakan untuk karyawan, gaboleh mainin hp
Usai berbelanja, Shenna buru-buru melajukan mobilnya menuju kedai Kevin. Tidak lupa tangannya menghubungi Tiara untuk bertemu, baru beberapa hari tidak bertemu langsung dengan Tiara membuat Shenna merindukan sahabatnya itu. Tiara yang memang sedang tidak melakukan apa-apa mengiyakan ajakan Shenna untuk bertemu, perempuan itu bersiap dengan cepat agar Shenna tidak menunggu lama. Sampai di depan kedai, perempuan itu memarkirkan mobilnya dengan rapi. Lalu mengambil tasnya yang ada di kursi penumpang, lalu beranjak keluar. Ia bisa melihat mobil Kevin yang terparkir di sebelah mobilnya. Kevin yang sudah menanti sejak tadi langsung berlari dengan kecepatan tinggi, hampir saja menubruk meja. "Shenna udah dateng" ucapnya pada Damar yang sedang sibuk. Laki-laki itu langsung menutup pintu, tidak lupa ia kunci juga agar nantinya jika Shenna penasaran dia tidak bisa masuk ke dalam sini. Kevin sudah hafal hal-hal seperti ini, ia selalu berpikir bahwa kejadia di film-film mungkin akan terjadi
"Lo lagi chatan sama Kevin ya? kok gua tumben ga liat cowok lo nongolin batang hidungnya, biasanya ngikut duduk di sini" tanya Tiara panjang. "Dia lagi ngerjain tugas kuliah" sahutnya meletakkan ponselnya kembali. "Ouhh" kata Tiara singkat. "Eh lo ngeluh dong, gimana kerjaan di kantor" suruhnya agar dua orang itu tidak diam-diam saja. Shenna menarik nafasnya dan menghembuskan nafasnya pelan-pelan. Ia harus melakukan hal seperti itu lebih dulu setiap kali akan menceritakan bagaimana keadaannya di kantor itu. "Gua cape ra" ujar Shenna pelan. "Lo tahu kan bos gua orangnya TGD" tambahnya lagi. Tiara mengerutkan keningnya tidak mengerti, ia baru tahu ada singkatan TGD. "Apaan tuh TGD?" tanya mencoba mencari jawaban. "TGD itu Terserah Gua Dong, jadi kayak suka-suka dia lah bahasanya" sahut Shenna menjelaskan. "Hhuh, gitu toh terus gimana?" ujarnya menunggu cerita Shenna. "Lo inget kan gua pernah cerita kalau di kantor, gua udah kaya bodyguard yang kerjaanya berdiri doang"
Shenna terlihat tidak bersemangat saat berangkat ke kantor pagi ini, mengingat pekerjaannya mulai sekarang lebih banyak membuatnya tambah ingin mengeluh setiap harinya. Dengan kemeja coklat ala korea yang sangat pas di tubuhnya, Shenna terlihat sangat cantik dengan setelan itu. Ditambah dengan heels yang tidak begitu tinggi, membuat Shenna terlihat lebih menawan dari hari biasanya. Perempuan dengan tas di tangan kananya itu masuk ke dalam perusahaan besar tengah kota, ia melirik pada sekitarnya yang belum begitu ramai. Mungkin memang Shenna yang datang terlalu pagi, mengingat tugasnya akan menggunung karena Arga yang seenaknya itu. "Shenna!" panggilan itu membuat Shenna yang hendak melangkah mengurungkan niatnya, ia menoleh pada sumber suara yang memperlihatkan Mita di sana. "Pagi Mbak" sapa Shenna saat Mita sudah berada di depannya. Mita hanya tersenyum, lalu mengulurkan tangan kananya memberikan satu totebag kecil pada Shenna. Perempuan yang mendapat uluran tas kecil it
"Pak, hari ini bapak ada meeting ya jam 10" ujar Shenna memberi tahu, saat ia mengecek jadwal Arga selanjutnya. Tidak mendengar sahutan dari pria itu, Shenna menolehkan kepalanya pada pria yang sedang asik bergutit dengan layar laptopnya. "Pak" panggil Shenna membuat Arga akhirnya berdeham. "Kamu pikir saya budeg apa kaya kamu? yang harus ngomong dua kali dulu baru ngerti" ketusnya membuat Shenna sakit hati mendengar ucapan pria jahat itu. "Ya gimana dong, bapak diajak ngobrol bukannya nyahut malah diem aja" balas Shenna. Jujur saya ini baru pertama kalinya dalam hidup Arga, mendapatkan karyawan yang berani menyahuti ucapannya. Satu-satunya yang selalu berhasil membuat Arga memaki dalam hati, selalu berhasil membuat Arga kesal. "Kamu kayaknya seenaknya banget ya sama saya" ujar Arga serius, bahkan pria itu menutup laptopnya hanya untuk menatap mata Shenna. Mendapat tatapan seperti itu membuat Shenna jadi ngeri sendiri, bagaimana jika Arga tiba-tiba mengambil pisau dan men
Sudah satu minggu berlalu, namun Shenna sama sekali tidak pernah melihat wajah kekasihnya yang sudah ia rindukan setengah mati itu. "Jadi, sekarang ke mana alasan Kevin pergi?" tanya Shenna setengah kesal. "Hari ini dia lagi ke kampus" sahut Damar tanpa menoleh pada perempuan itu. "Kampus? ngapain ke kampus? ini kan hari minggu" ujar Shenna tak habis pikir. Apa yang Kevin lakukan di kampus, bahkan saat hari minggu. "Lo kalau ga percaya tanya aja nanti sama orangnya" sahut Damar, kali ini laki-laki itu sedang menuangkan susu pada pesanan pelanggan kedai. "Ya emangnya lo gatau gitu kenapa sahabat lo ke kampus hari minggu?" tanya Shenna lagi. Damar tidak menyahuti ucapan gadis itu, laki-laki bertubuh tinggi itu langsung beranjak saat pesanan untuk pelanggan sudah siap. Shenna masih menunggu di depan kasir, saat selesai mengantarkan pesanan Damar kembali dengan nampan kosongnya. "Mendingan lo duduk dulu deh, daripada berdiri terus, kasihan kakinya entar pegel" ujar Damar pe
Kevin dan Shenna duduk di tengah taman dengan tikar yang menjadi alas duduk mereka. Ditemani dengan cemilan ringan, serta pelukan hangat yang menambah keromantisan hubungan pasangan muda itu. Di depan mereka sudah ada layar laptop yang menemani tontonan mereka. Taman ini memang sering di kunjungi oleh pasangan remaja seperti mereka, biasanya akan menjadi tempat yang paling tepat untuk berkencan sepanjang hari. "Cewenya cantik banget ya" ujar Shenna memuji aktris yang ada di layar itu. Kevin hanya berdeham sebagai jawaban, "Heem" "Cantikan mana menurut kamu? aku atau dia?" tanya Shenna mulai menguji pasangannya. "Cantikan kamu dong, udah jelas banget itu" sahutnya. "Bohong ih" tuduh Shenna menatap wajah kekasihnya. Kevin tersenyum simpul, "Ngapain juga aku bohong, emang bener kok. Kamu lebih cantik dari cewe-cewe yang aku temui setiap harinya" Belum sempat Shenna memanjangkan percakapan ini, Kevin sudah lebih dulu memotongnya. Menghentikan keributan yang mungkin terjadi
Setelah nasi goreng garam yang diberikan Mita terakhir kali, Shenna selalu berusaha menghindari wanita itu. Saat mengembalikan kotak makannya pun, Shenna menitipkannya pada teman se-divisi Mita. Shenna benar-benar berusaha untuk tidak memperlihatkan batang hidungnya pada wanita itu, rasanya masih sangat trauma dengan masakan buatan wanita itu. "SHENNA" panggilan melengking itu sontak membuat Shenna ingin buru-buru kabur. Namun langkahnya terhenti ketika wanita itu sudah menepuk pundaknya. "Hai Shen" sapa wanita yang Shenna kenal sangat suaranya. Shenna membalikkan tubuhnya, berusaha menetralkan mimik wajahnya agar tidak ketahuan sedang menghindari wanita di depannya itu. "Pagi mbak Mita" balas Shenna dengan senyuman agak terpaksa. "Gua mau nitip lagi dong, nasi goreng waktu itu belum lo rate kan. Gimana tanggapan bos?" ujar Mita bertanya. "Karena nasi gorengnya habis, berarti enak banget dong ya? bos suka?" ujarnya excited. Shenna memang sengaja mengembalikkan kotak maka